Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78131 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Handayani
"ABSTRAK
Pengolahan tepung ikan dari limbah hasil perikanan sebagai bahan baku pupuk
organik telah mulai berkembang di Indonesia. Pemanfaatan ini memberikan nilai
ekonomis bagi limbah hasil perikanan dan devisa negara serta berdampak positif
bagi lingkungan. Di sisi lain, ekspor tepung ikan untuk pupuk dengan pasar
tunggal Jepang mengalami penolakan karena sering terkontaminasi hewan selain
ikan, seperti material sapi dan material ayam yang dikhawatirkan akan menjadi
media pembawa penyakit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kontaminasi material hewan selain
ikan pada tepung limbah ikan untuk pupuk dengan menggunakan metode
polymerase chain reaction (PCR), mengetahui pada tahapan proses mana
terjadinya kontaminasi material hewan selain ikan, serta pengembangan sistem
pengolahan tepung limbah ikan untuk pupuk dengan mengadopsi sistem Hazard
Analysis Critical Control Point (HACCP), yang dilakukan di suplier atau
pengumpul di Muara Angke - Jakarta serta unit pengolah tepung ikan di Sidoarjo
dan Banyuwangi - Jawa Timur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahap suplier dan unit pengolahan
tepung limbah ikan, kontaminasi material ayam dan material sapi positif terdeteksi
melalui identifikasi DNA dengan metode pengujian PCR, yaitu 133 bp untuk ayam
dan 271 bp untuk sapi. Perlakuan penambahan bulu ayam pada tepung ikan
sebesar 5%, 10%, 15% dan 20 % memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap
peningkatan protein non nitrogen tepung ikan, sehingga penambahan material
ayam diduga sengaja ditambahkan untuk mengelabui (economic fraud)
peningkatan protein tepung ikan.
Penerapan sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) secara
kosisten dapat meningkatkan jaminan mutu tepung limbah ikan. Peran pemerintah
dalam sistem sertifikasi, yaitu sertifikat HACCP untuk proses pengolahan tepung
ikan dan sertifikat kesehatan (Health Certificate) untuk produk akan mampu
menyelesaikan kasus penolakan tepung limbah ikan di negara importir khususnya
Jepang.
Direkomendasikan bahwa pengolahan tepung ikan untuk pupuk perlu menerapkan
sistem pengendalian mutu berdasarkan konsepsi HACCP.

ABSTRACT
Processing of fish meal from fishery waste as raw material for organic fertilizer
has been processed in Indonesia. The utilization of fishery waste generate
economic value and foreign exchange as well as posotive impact to the
enviroment. On the other hand, export of this product to Japan, considered as a
single market destination, have been rejected quite often due to its contaminated by
other animal material such as bovine and chicken which could be used as media of
diseases.
The objection of this study are to identify animal material contamination other than
fish in fish meal product using polymerase chain reaction (PCR) methode and
processing step contaminated, as well as development of product processing
system by adopting HACCP in supplier and processing unit in Muara Angke –
Jakarta, Sidoarjo – East Java and Banyuwangi - East Java.
The result shows that in the supplier and processing unit, contaminants of bovine
and chicken material have been detected using DNA identification by polymerase
chain reaction (PCR), which are 133 bp for chicken and 271 bp for bovine
material. Treatments carried out by addition of chicken feather of 5%, 10%, 15%
and 20% to the product, show significantly different increasing of protein content
detected, of which this economic fraud have always done by supplier and
processor. Consistent implementation of HACCP system will increasing the
quality assurance of product. Government roles in HACCP certification system for
product processing ang Health Certificate to the product will give solution to
eliminate rejection in country destination, especially Japan.
It is highly recommended that application of the haccp system in processing of
fish meal shall be implemented."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T38684
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan Thaheer
Jakarta: Bumi Aksara, 2005
363.192 HER s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Rosalia Hadini
"Program Studi Profesi Insinyur adalah program pendidikan tinggi setelah Program Sarjana untuk membentuk kompetensi keinsinyuran. Laporan Praktik Keinsinyuran ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan dari progam ini. Laporan ini adalah gambaran dari kegiatan yang dilakukan penulis di sebuah Kapal Laut Bermuatan. Penulis ditugaskan untuk bertanggung jawab sebagai Project Leader dari Tim Denasti Consultant pada kelayakan khususnya dalam hal desain dan perencanaan proyek terkait Penerapan Sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) & Rekomendasi Sistem Pelayanan Permakanan. Dari kegiatan tersebut, penulis memetakan dan mendapatkan kompetensi-kompetensi dari seorang Insinyur Profesional.

The Professional Engineer Study Program is a higher education program after the Undergraduate Program to form engineering competencies. This Engineering Practice Report was prepared as one of the requirements for graduation from this program. This report describes the activities carried out by the author on Vessels (Loaded sea ship). The author was assigned to be responsible as Project Leader of the Denasti Consultant Team for feasibility, especially regarding project design and planning related to implementing the HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) System & Food Services System (FSS) Recommendation. From these activities, the author wrote and obtained the competencies of a Professional Engineer."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmalasari
"Restoran Tegal adalah salah satu tempat pengolahan makanan yang dekat dengan masyarakat. Salah satu restoran Tegal saat ini bergerak dengan sistem Waralaba dan telah menyebar ke 240 outlet di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Dalam memproduksi makanan harus dilakukan dengan baik dan didukung oleh fasilitas dan infrastruktur yang memadai dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Mengolah makanan yang tidak baik dapat menyebabkan kontaminasi makanan yang dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan.
Penelitian ini bersifat deskriptif karena bertujuan untuk mengidentifikasi persyaratan fisik kebersihan sanitasi makanan, penerapan prinsip-prinsip kebersihan sanitasi dan sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) dan kualitas bakteriologis dari makanan, tangan, peralatan dan air di salah satu restoran Waralaba Tegal] di Depok.
Hasil dari penelitian ini adalah, waralaba restoran Tegal di Depok telah memenuhi persyaratan fisik kebersihan sanitasi pada bangunan dan peralatan dan telah menerapkan prinsip kebersihan sanitasi, tetapi belum memenuhi persyaratan untuk fasilitas sanitasi. Dalam proses pengolahan titik kontrol kritis yang harus dikontrol, dan kualitas bakteriologis yang diperoleh masih ditemukan bakteri Coliform dalam makanan, talenan, pisau, tangan, air minum, dan air bersih.

Tegal Restaurant is a food processing place that is close to the community. One of Tegal's restaurants is currently operating under the Franchise system and has spread to 240 outlets in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi. In producing food must be done well and supported by adequate facilities and infrastructure and in accordance with applicable regulations. Processing food that is not good can cause food contamination that can cause foodborne illness.
This research is descriptive because it aims to identify the physical requirements of food sanitation hygiene, the application of sanitation hygiene principles and the Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) system and bacteriological quality of food, hands, equipment and water in one of the Tegal Franchise restaurants] in Depok.
The results of this study are, the Tegal restaurant franchise in Depok has met the physical requirements of sanitation hygiene in buildings and equipment and has applied the principle of sanitation hygiene, but has not yet met the requirements for sanitation facilities. In the processing of critical control points that must be controlled, and the bacteriological quality obtained is still found Coliform bacteria in food, cutting boards, knives, hands, drinking water, and clean water.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahya Amaniy Daniya
"Foodborne disease saat ini masih menjadi masalah kesehatan global. Sebagian besar kasus foodborne disease disebabkan oleh makanan yang disajikan oleh berbagai penyedia fasilitas layanan makanan, seperti rumah makan dan restoran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penerapan higiene sanitasi di Tempat Pengelolaan Pangan rumah makan golongan A1 dan A2 serta restoran dan penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) dalam tiap tahapan penyelenggaraan makanan. Penelitian dilakukan secara deskriptif menggunakan data primer yang dikumpulkan melalui observasi dan wawancara kepada seluruh penjamah makanan di Rumah Makan X (golongan A1), Rumah Makan Y (golongan A2), dan Restoran Z Kota Depok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek yang paling banyak tidak terpenuhi adalah pada higiene bangunan, penanganan makanan, dan penggunaan pelindung saat menjamah makanan, dan Rumah Makan X (golongan A1) menjadi rumah makan yang paling memerlukan perhatian dan pembinaan lebih lanjut karena jumlah ketidaksesuaiannya paling besar pada seluruh aspek higiene sanitasi dan HACCP. Diharapkan kepada pemilik usaha untuk memperbaiki ketidaksesuaian pada aspek higiene sanitasi yang belum terpenuhi dan menerapkan prinsip HACCP pada tiap proses pengelolaan makanan di tempat usahanya.

Foodborne disease is currently still a global health problem. Most cases of foodborne disease are caused by food served by various food service providers, such as food stalls and restaurant. This research aims to provide an overview of the implementation of sanitation hygiene in Food Management Places in food stalls group A1 and A2 and restaurant and the application of Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) in each stage of food management. The research was conducted descriptively using primary data collected through observation and interviews with all food handlers at Food Stall X (group A1), Food Stall Y (group A2), and Restaurant Z, Depok City. The results of the research show that the aspects that are most often not fulfilled are building cleanliness, food handling, and the use of protection when handling food, and Food Stall X (group A1) are the food stall that require the most attention and further development because the number of non-conformities is the largest in all aspects of hygiene sanitation and HACCP. It is hoped that all owners will correct any discrepancies in sanitation hygiene aspects that have not been fulfilled and apply HACCP principles in every food management process at their place of business."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Damanik, Indra Rukmana
"Tujuan peneilitian ini adalah menganalisis penerapan prinsip-prinsip Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) dalam penyelengaraan makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit X Jakarta.
Desain penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dilakukan di Instalasi Gizi Rumah Sakit X pada bulan April 2012. Informan dalam penelitian ini adalah 6 orang pegawai Instalasi Gizi, 1 orang staf Diklat, 1 orang staf Personalia dan 1 orang staf Rendal Mat Fas di Rumah Sakit X Jakarta. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam dan telaah dokumen.
Hasil penelitian ini adalah penerapan prinsipprinsip HACCP di Instalasi Gizi telah didukung oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh pimpinan Rumah Sakit X Jakarta dan telah dilaksanakan oleh Instalasi Gizi, namun masih banyak kekurangan dalam pelaksanaannya. Penentuan identifikasi bahaya telah sesuai dengan ketentuan HACCP, penentuan titik kendali kritis (CCP) masih belum fokus pada tahapan yang kritis, telah menetapkan batas kritis dalam setiap tahapan, pelaksanaan monitoring masih belum fokus pada titik kendali kritis, telah menetapkan tindakan perbaikan, tindakan verifikasi belum dilaksanakan, kegiatan dokumentasi rancangan HACCP telah dilakukan, pencatatan monitoring belum dilakukan.
Penulis menyarankan agar Instalasi Gizi menyusun ulang rancangan HACCP dan melakukan pencatatan dalam kegiatan monitoring serta mengikuti pelatihan HACCP untuk meningkatkan kualifikasi menyusun program HACCP.

The aim of this study is to analyze the application of the principles of Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) in the food management in Nutrition Installation of Hospital X Jakarta.
The design of this study is a qualitative study that has done in Nutrition Installation of Hospital X in April 2012. Informants in this study were 6 employees of Nutrition Installation, one Diklat staff, one Personalia staff and one Rendal Mat Fas staff in Hospital X Jakarta. The collection of data use in-depth interviews methods and document review.
The results of this study is the application principles of HACCP in the Nutrition Installation which was supported by a policy that issued by the leadership of the Hospital X Jakarta and has been implemented by the installation of nutrition, but there are still many shortcomings in its implementation. Determination of hazard identification in accordance with the provisions of HACCP, the determination of critical control point (CCP) is still not focused on a critical stage, has set critical limits in each phase, the implementation of the monitoring has not still focused on the CCP, has set up corrective actions, verification has not implemented, the HACCP plan documentation has been done, monitoring records has not been performed.
The writer recommends that Nutrition Installation reorder HACCP plan, keeps records of monitoring activities and follows HACCP training to improve the qualifications to set HACCP program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ardana Zahra Septanti
"Pangan yang diproduksi secara tidak aman berpotensi terkontaminasi oleh sumber fisik, kimia, maupun mikrobiologi yang dapat menjadi sumber penyakit. Di Indonesia, kejadian penyakit bawaan pangan (foodborne disease) masih menjadi perhatian hingga saat ini sebab tidak terjadi penurunan kasus secara signifikan sejak tahun 2017. Tempat pengelolaan pangan (TPP) khususnya kategori rumah makan kerap kali menjadi alternatif untuk memperoleh pangan siap konsumsi yang sangat dekat dengan masyarakat. Minimnya pengawasan yang dilakukan terhadap TPP rumah makan seperti yang terjadi di Kota Bekasi tepatnya Kecamatan Bekasi Timur perlu menjadi perhatian sebab tidak diperolehnya jaminan bagi masyarakat bahwa pangan tersebut aman untuk dikonsumsi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk mengidentifikasi gambaran implementasi sistem keamanan pangan berdasarkan prinsip dasar Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) pada seluruh alur pengelolaan pangan di TPP rumah makan kategori A1 yang berlokasi di Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berkaitan dengan proses pengelolaan pangan, tahap penyimpanan dan penyajian pangan dengan persentase sebesar 0% belum dilaksanakan oleh seluruh rumah makan yang diteliti sesuai pedoman yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penerapan Standard Sanitation Operating Procedure (SSOP) pada kunci keamanan air, pelabelan, penyimpanan, dan penggunaan bahan toksin, serta eliminasi hama dari unit pengolahan juga belum dilaksanakan sesuai pedoman yang berlaku (0%). Berdasarkan analisis terhadap batas kritis, pengelolaan pangan 3 dari 4 atau 75% rumah makan, yaitu rumah makan 1, 2, dan 4 telah terkendali pengelolaan pangannya sesuai dengan HACCP walaupun penjamah pangan belum secara sadar dan langsung menerapkan prinsip dasar HACCP tersebut. Adapun rumah makan 3 memiliki tahap yang berpotensi menimbulkan risiko kontaminasi silang pada pangan, yaitu pada pewadahan pangan karena penggunaan peralatan yang digunakan bersamaan untuk bahan mentah dan mengangkat pangan matang.

Food that is produced unsafely has the potential to be contaminated by physical, chemical, or microbiological sources which can be source of disease. In Indonesia, the incidence of foodborne diseases is has still become a concern because there has been no significant decrease in cases since 2017. Food processing places (FPP), especially the category A1 restaurant, are often an alternative for obtaining ready-to-consume food that is very close to the community. The lack of supervision carried out on category A1 restaurant, as happened in Bekasi City, specifically in East Bekasi District, needs to be a concern because there is no guarantee for the public that the food is safe for consumption. This research uses a descriptive qualitative approach to identify a description of the implementation of food safety system based on the basic principles of Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) throughout the food production flow in category A1 restaurant located in East Bekasi District, Bekasi City. The research results show that in the food management process, the food storage and serving stages with a percentage of 0% have not been implemented according to the guidelines set by the Ministry of Health of the Republic of Indonesia. The implementation of Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP) on key of water safety, labelling, storage, and use of toxic materials, as well as elimination of pests from processing units has also not been implemented according to applicable guidelines (0%). Based on the analysis of critical limits, food management in 3 out of 4 (75%) category A1 restaurant, namely restaurant 1, 2, and 4 has controlled food management in accordance with HACCP even though food handlers have not consciously and directly applied the basic principles of HACCP. Meanwhile, restaurant 3 has a stage that has the potential to pose a risk of cross-contamination of food, namely in food storage due to the use of equipment that is used simultaneously for raw ingredients and lifting cooked food."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrien Mufidah
"Makanan menjadi salah satu media perkembangan bagi bakteri dan dapat menimbulkan penyakit. Salah satu populasi berisiko terjadinya penyakit bawaan makanan adalah anak-anak yang masih dalam proses pendidikan, sehingga penatalaksanaan makanan bagi sekolah harus diperhatikan untuk mencegah terjadinya penyakit. Penelitian ini berfokus pada analisis higiene sanitasi dan Hazard Analysis Critical Control Point proses pengelolaan makanan di katering X tahun 2016. Penelitian ini mengacu pada persyaratan jasaboga yang tercantum pada Permenkes RI No 1096 Tahun 2011 tentang higiene sanitasi jasaboga. Desain penelitian yang digunakan adalah studi dekriptif dengan pengambilan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode observasi dengan checklist, wawancara dengan kuesioner dan pengujian mikrobiologis. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa katering X sudah memenuhi persyaratan jasaboga golongan 2A, pengetahuan dan perilaku pejamah tergolong baik dan bobot uji kelaikan fisik mencapai 94.5%.

Food becomes a media for bacterial growth and can cause disease. One of the population at risk of foodborne illness are children who are still in the education process, food management for school must be taken to prevent the disease. This study focuses on the analysis of hygiene and sanitation and Hazard Analysis Critical Control Point food management processes in catering X 2016. This study refers to the requirements listed in Permenkes RI No. 1096 of 2011 on jasaboga hygiene sanitation. This study uses descriptive study with primary data and secondary data. Data is collected using the method of observation with checklist, interviews with questionnaires and microbiological testing. The results of this study found that the catering X is compliant jasaboga class 2A requirement, knowledge and behavior of food handler classified as good and result for physical test reached 94.5%."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Reynata Yohana
"Keracunan makanan menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia. Salah satu penyebab kejadian luar biasa keracunan makanan terjadi karena mengkonsumsi makanan olahan katering. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran higiene dan sanitasi pada proses pengolahan makanan dengan menggunakan pendekatan HACCP. Penelitian dilakukan dengan disain penelitian deskriptif untuk melihat proses pengolahan makanan di Katering ā€œCā€ dan meneliti kualitas bakteri E. coli pada tiga jenis makanan. Hasil dari penelitian dengan pendekatan HACCP menunjukkan bahwa proses pengolahan makanan masih belum memenuhi standar. Ditemukan juga bakteri E. coli pada jenis makanan ayam balado dan rendang sapi dikarenakan praktik higiene sanitasi makanan yang kurang.

Food poisoning is becoming one of the biggest health problems in Indonesia. One cause of outbreaks of food poisoning occur due to eating processed food catering. This study aims to look at the overview of hygiene and sanitation in food processing by using the HACCP approach. The study was conducted with descriptive research design to see the processing of food in catering "C" and to examine the quality of E. coli bacteria in three types of food. The results of the research show that the HACCP approach to food processing is still not meet the standards. It was also found E. coli bacteria in ayam balado and rendang sapi because of hygiene and sanitation practices due to lack of food."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>