Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200242 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pangaribuan, Lamria
"Hipertensi merupakan penyebab utama tingginya morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler. Penderita stroke sebesar 40-70% adalah penderita hipertensi. Prevalensi hipertensi di Indonesia masih tergolong tinggi. Pada perempuan usia > 18 tahun prevalensi hipertensi sebesar 31,9%. Hipertensi juga merupakan penyebab kematian nomor tiga (6,8%) di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan status pekerjaan dengan kejadian hipertensi pada wanita menikah usia 30-65 tahun di Indonesia. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Data dianalisis dengan analisis univariat, bivariat dan analisis multivariat dengan uji cox regression. Populasi adalah wanita menikah usia 30-65 tahun dari Riskesdas 2007 dengan jumlah sampel 173.780.
Hasil penelitian diperoleh prevalensi hipertensi pada wanita menikah sebesar 40,1% dan prevalensi hipertensi pada wanita menikah yang tidak bekerja 40,8%. Pada kelompok umur 50-65 tahun, wanita menikah yang tidak bekerja berisiko 1,068 kali untuk terjadinya hipertensi dibandingkan wanita menikah yang bekerja. Sedangkan pada kelompok umur 30-49 tahun, wanita menikah yang tidak bekerja hanya berisiko 1,017 kali untuk terjadinya hipertensi dibandingkan wanita menikah yang bekerja setelah dikontrol oleh variabel konsumsi makanan asin dan IMT. Prevalensi hipertensi pada wanita masih tinggi sehingga perlu segera menanggulangi hipertensi dengan mengendalikan faktor risiko dan deteksi dini kasus.

Hypertension was a major cause of the high cardiovascular morbidity and mortality. 40-70% of stroke was hypertension. The prevalence of hypertension in Indonesia is still relatively high. In women age 18 years old the prevalence of hypertension was 31.9%. Hypertension is also the third cause of death (6.8%) in Indonesia. This study aims to determine the relationship of employment status with hypertension among married women aged 30-65 years old in Indonesia. Design used in this study is cross-sectional. Data are analyzed by univariate, bivariate and multivariate analysis with the Cox regression test. Population are married women aged 30-65 years from Basic Health Research (Riskesdas) 2007 with a sample of 173,780.
The results found that prevalence of hypertension was 40.1% of married women and the prevalence of hypertension was 40.8% of married women who do not work (unemployment). In the age group 50-65 years old, married women who do not jjjjwork 1.068 times the risk of hypertension was compared to married women who work. Whereas in the age group 30-49 years old, married women who do not work only 1.017 times the risk of hypertension was compared to married women who work after controlling the variable consumption of salty food and BMI (Body Mass Index) Keywords: hypertension, employment status, married women aged 30-65 years. The prevalence of hypertension in women was still high so it needs to be overcome by controlling hypertension as a risk factor and early case detection.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36758
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wina Setiany
"Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Peningkatan indeks masa tubuh (IMT) berhubungan dengan bertambahnya risiko terhadap penyakit diabetes mellitus 2, jantung koroner, dan hipertensi. Oleh karena itu perlu diketahui hubungan indeks massa tubuh dengan hipertensi dan faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat (protektif) dan meningkatkan (pemicu) kejadian hipertensi, Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan IMT dengan hipertensi dan faktor risiko hipertensi pada provinsi Kalimantan Selatan dan provinsi Papua Barat pada penduduk dewasa ≥ 18 tahun berdasarkan pengukuran tekanan darah saja. Data yang digunakan merupakan data sekunder dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Metode yang digunakan cross-sectional study. Data hipertensi diperoleh berdasarkan pengukuran tekanan darah saja mengunakan tensimeter dan dikategorikan berdasarkan JNC-7 (2003) dengan mengeluarkan individu yang hipertensi dan sedang meminum obat dan individu yang di diagnosa nakes menderita hipertensi dan sedang minum obat.
Hasil penelitian di dapat di Provinsi Kalimantan Selatan setelah dikontrol variabel umur dan kebiasaan merokok IMT < 18,5 kg/m2 berisiko 0,65 kali lebih rendah untuk mengalami hipertensi, IMT 25 – 29,9 (overweight) berisiko 2,01 kali lebih tinggi untuk mengalami hipertensi dan IMT ≥ 30 kg/m2 (obesitas) berisiko untuk menderita hipertensi sebesar 2,9 kali lebih tinggi dibandingkan dengan IMT normal. Sedangkan di Provinsi Papua Barat setelah dikontrol variabel umur, jenis kelamin, aktifitas fisik dan kebiasaan merokok IMT < 18,5 kg/m2 berisiko 0,72 kali lebih rendah untuk mengalami hipertensi , IMT 25 – 29,9 (overweight) berisiko 1,95 kali lebih tinggi untuk mengalami hipertensi, IMT ≥ 30 kg/m (obesitas) berisiko untuk menderita hipertensi sebesar 3,3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan IMT normal. Terdapat hubungan yang bermakna antara umur, jenis kelamin, pendidikan, akitfitas fisik, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol, dengan faktor risiko yang paling dominan adalah umur dengan OR 3,5 (95%CI: 3,16-4,85) di provinsi Kalimantan Selatan dan 3,4 (95%CI:2,25:5,23). Indeks massa tubuh dan umur mempunyai hubungan yang kuat dengan faktor risiko terjadinya hipertensi.

Hypertension is one of the public health problem in developed countries and developing countries. Increased body mass index (BMI) are associated with increased risk for diabetes mellitus 2, coronary heart disease, and hypertension. Therefore, please note the relationship of body mass index with hypertension and the factors that can inhibit (protective) and increase (trigger) the incidence of hypertension. The purpose of this study was to determine the relationship of BMI with hypertension and risk factors of hypertension in the province of South Kalimantan and West Papua province in the adult population ≥ 18 years based on the measurement of blood pressure alone. The data used are secondary data from the Health Research Association (RISKESDAS) 2007. The method used cross-sectional study. Data hypertension by blood pressure measurements obtained just using tensimeter and categorized by JNC-7 (2003) by removing individuals with hypertension and was taking medication and individual health workers diagnosed with hypertension and was taking midication.
The results in the can in the province of South Kalimantan after the controlled variable age and smoking habits BMI <18.5 kg/m2 risk 0.65 more likely to have hypertension, BMI 25 to 29.9 (overweight) 2.01 was higher risk to have hypertension and a BMI ≥ 30 kg/m2 (obesity) risk for hypertension of 2.9 was higher than normal BMI. Meanwhile in West Papua province after the controlled variables age, sex, physical activity and smoking habits BMI <18.5 kg/m2 risk 0.72 more likely to have hypertension, BMI 25 to 29.9 (overweight) risk 1.95 was more likely to have hypertension, BMI ≥ 30 kg / m (obesity) risk for hypertension was 3.3 was higher compared with normal BMI. There is a significant relationship between age, gender, education, physical akitfitas, smoking habits and alcohol consumption, with the most dominant risk factor is age with OR 3.5 (95% CI: 3.16 to 4.85) in the province of Kalimantan south and 3.4 (95% CI: 2,25:5,23). Body mass index and age have a strong relationship with risk factors for hypertension.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44637
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Savitri
"Hipertensi remaja masih menjadi masalah bagi kesehatan karena dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit kardiovaskular di masa dewasa. Salah satu faktor risiko hipertensi remaja adalah overweight. Terdapat peningkatan prevalensi overweight pada remaja umur 16-18 tahun di Indonesia berdasarkan Riskesdas tahun 2007-2013 sebesar 5,7% menjadi 6,7% Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan overweight dengan hipertensi remaja usia 15-17 tahun di Indonesia berdasarkan data IFLS V Tahun 2014.
Desain Penelitian ini adalah studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari IFLS V Tahun 2014. Analisis data yang digunakan adalah Regresi Logistik. Hasil analisis menunjukkan remaja dengan overweight berpeluang 1,530 kali (95% CI; 1,080-2,166) dibandingkan remaja tidak overweight setelah dikendalikan oleh jenis kelamin. Remaja terutama remaja laki-laki dapat meningkatkan aktivitas fisik (jalan cepat dan lari) untuk mencegah overweight dan hipertensi.

Adolescents hypertension is still become a problem for health, because it can increase the number of mortality and morbidity from cardiovascular disease in adulthood. Overweight has become one of the risk factors of it. There is increasing prevalence of overweight in adolescents of aged 16-18 in Indonesia. Based on Riskesdas, there is a growing of adolescents at the aged of 16-18 in Indonesia between 2007-2013, its around 5,7% and 6,7%. The aim of this study is to find out the relation of overweight and adolescents hypertension at the aged of 15-17 based on IFLS V data in 2014.
The design of this study is using cross sectional secondary data of IFLS V 2014 with logistic regression are used for data analysis. The analysis showed that adolescents with overweight had a POR 1,530 times (95% CI 1.880-2.166) compared to un-overweight (normal-weight) adolescents after being control by gender. The boys have advantage to increasing of physical activity (by running or brisk walking) to prevent from overweight and hypertension.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulidiah Ihsan
"Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian dini di dunia. Salah satu faktor risikonya adalah hipertensi, keduanya merupakan komponen dari sindrom metabolik yang saling mempengaruhi. Studi ini bertujuan untuk mengetahui besarnya risiko kejadian DM tipe 2 pada penduduk usia >15 tahun dikaitkan dengan hipertensi. Studi memanfaatkan data IFLS ke-4 dan ke-5 yang dianalisis dengan desain kohort retrospektif. Pengukuran variabel independen dan kovariat yang berubah didasarkan IFLS ke-4 dan ke-5, sedangkan variabel yang tidak berubah didasarkan IFLS ke-4. Pemilihan sampel dipastikan terbebas dari DM dan tidak memiliki status hipertensi terkontrol. Hasil studi menunjukkan tetap hipertensi dan menjadi hipertensi terbukti dapat meningkatkan risiko kejadian DM. Pada kelompok tetap hipertensi risiko DM 2,30 kali lipat, sedangkan pada kelompok menjadi hipertensi risiko DM 2,14 kali lipat dibandingkan kelompok tetap tidak hipertensi setelah dikontrol usia, perubahan aktivitas fisik, dan perubahan indeks masa tubuh, sedangkan pada kelompok hipertensi terkendali tidak didapatkan hubungan yang signifikan. Studi ini juga menyimpulkan 41,5% kasus DM dapat dicegah pada populasi umum dan 68% kasus DM dapat dicegah pada penderita hipertensi dengan mengendalikan hipertensi menjadi terkontrol atau mengeliminasinya. Pengendalian hipertensi dan DM memerlukan komitmen bersama dari pemerintah dan masyarakat untuk menjalankan gaya hidup sehat sesuai pesan CERDIK dan PATUH.

Diabetes mellitus is a non-communicable disease which was the main cause of early death at the global level. One of the known risk factors for diabetes mellitus is hypertension, both are known as the components of the metabolic syndrome in interplay system. This study aims to determine the risk of Diabetes Mellitus in people aged >15 years that associate with hypertension in Indonesia. The study was using data from the 4th IFLS and 5th IFLS which analyzed using a retrospective cohort design. The measurements of the independent and covariate variables that potentially changes are based on the 4th IFLS and 5th IFLS data, whereas the variables that constant are based on the4th IFLS data. The sampling method was excluding the diabetes mellitus and hypertension controlled criteria. The multivariable adjusted RR for incident diabetes melitus for baseline hypertension 2,30, and progression hypertension 2,14 after controlling for age, changes in physical activity, and body mass index changes. This study also concluded that PAR % 41.5%  and AR% 68%. The hypertension control is an integrated strategy of diabetes mellitus control which requires a joint commitment from the government and society to live a healthy lifestyle according to the CERDIK and PATUH health messages."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Annisa Fauziyah
"Hipertensi perlu mendapatkan perhatian karena hipertensi menjadi penyebab paling umum terjadinya berbagai penyakit tidak menular. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana sistolik ≥ 140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg, definisi ini berdasarkan JNC 7. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan depresi dan status pekerjaan dengan kejadian hipertensi pada wanita dewasa di Indonesia dengan menganalisis data IFLS-5 tahun 2014. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel penelitian sebesar 14.349, sample diambil berdasarkan total samping data yang masuk dalam kriteria inklusi dan eklusi penelitian. Depresi diukur menggunakan CES-D (Center for Epidemiological Studies Depression) yang memiliki 10 pertanyaan. Hasil penelitian ini menujukan bahwa proporsi hipertensi pada wanita dewasa di Indonesia pada tahun 2014 dengan menggunakan data IFLS-5 sebesar 23,8%. Hasil multivariate hubungan depresi dengan hipertensi memiliki P-value >0,005 ini berarti tidak ada hubungan antara depresi dengan kejadian hipertensi pada wanita dewasa di Indoneisa, hubungan status pekerjaan dengan hipertensi memiliki P-value 0,023 ini berarti P- value <0,05 dan nilai PR adjusted 0,920 (CI 95% 0,856-0,989) ini berarti bahwa yang memiliki risiko lebih tinggi terjadinya hipertensi adalah ibu yang tidak bekerja dengan risiko lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang bekerja

Hypertension needs attention because hypertension is the most common cause of non-communicable diseases. Hypertension is defined systolic blood pressure ≥ 140mmHg and or diastolic ≥90 mmHg, this classification according to JNC seventh. This study aims to know the correlation of depression and job status on hypertension in adulth women in Indonesia use data IFLS-5 2014. Design of this research used cross sectional study, sample which suitable from inclusion and exlusion criteria was 14.349 respondens. Depression was measured using CES-D (Center for Epidemiological Studies Depression) which have 10 questions. The results showed the proporsion of hypertension in women adulth was 23,8%. Multivariate analysis using cox regression showed that there was not a significant relationship between depression and hypertension P value >0,005 then for relationship job status and hypertension P value 0,023 and PR adjusted was 0,920 (CI 95% 0,856-0,989). The conclusion was there was the significant relationship between job status and hypertension. Women who do not work have more risk than working woman
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Nur Hikmah
"Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk morbiditas dan mortalitas. Estimasi angka prevalensi pada tahun 2010, bahwa hipertensi di seluruh dunia adalah sebanyak 1,39 miliar orang, dan mewakili 31% dari populasi dewasa. Proporsi hipertensi pada wanita meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Salah satu faktor risiko hipertensi adalah obesitas. Prevalensi hipertensi dan obesitas pada wanita di Indonesia tahun 2013 sekitar 28,8% dan 32,9%. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada wanita usia 18 tahun atau lebih di Indonesia tahun 2014. Desain penelitian studi cross sectional dengan menggunakan data Indonesian Family Life Survey 5 Tahun 2014.
Hasil penelitian menemukan bahwa wanita usia 18 tahun atau lebih dengan obesitas berisiko terjadinya hipertensi sebesar 1,243 kali setelah dikontrol oleh variabel umur dan pendidikan dibandingkan wanita usia 18 tahun atau lebih yang tidak mengalami obesitas dengan umur dan pendidikan yang sama. Bisa dikatakan bahwa wanita dengan obesitas berisiko 55,4% terjadinya hipertensi setelah dikontrol oleh umur dan pendidikan. Pada instansi kesehatan dan tenaga kesehatan harus rutin melakukan skrining kesehatan (sweeping) dengan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala pada peserta didik, khususnya pada wanita sebaiknya lebih sering dan aktif mengikuti dan mendengarkan kegiatan-kegiatan penyuluhan kesehatan serta dapat menerapkan apa yang telah disampaikan oleh petugas kesehatan tersebut.

Hypertension is a major risk factor for morbidity and mortality. Estimated prevalence rates in 2010, that worldwide hypertension is 1.39 billion people, and represents 31% of the adult population. The proportion of hypertension in women increases with age. One of the risk factors of hypertension is obesity. The prevalence of hypertension and obesity in women in Indonesia in 2013 was 28.8% and 32.9%. The purpose of this study to know the relationship of obesity with the incidence of hypertension in women among above 18 years in Indonesia in 2014. Cross-sectional study design study using Indonesian Family Life Survey data 5 Year 2014.
The results found that women among above 18 years with obesity at risk the occurrence of hypertension of 1,243 times after controlled by age and education variables compared to women among above 18 years who are not obese with the same age and education. It could be said that women with obesity risk 55.4% of the occurrence of hypertension after controlled by age and education. In health institutions and health workers should routinely perform health screening (sweeping) with health screening and periodic checks on learners, especially in women should be more frequent and actively follow and listen to health education activities and can apply what has been submitted by health workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51288
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deasy Eka Saputri
"Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah dalam arteri. Apabila tidak diobati dan tidak dikontrol, hipertensi bisa mengakibatkan kematian disebabkan oleh komplikasi. Kematian pada penderita hipertensi paling sering terjadi karena stroke, gagal ginjal, jantung, atau gangguan pada mata. Pada tekanan darah tinggi, jantung memompa darah ke tubuh dengan tekanan yang luar biasa tingginya, salah satu sebabnya adalah karena stres emosional. Peningkatan tekanan darah akan lebih besar pada individu yang mempunyai kecenderungan stres emosional yang tinggi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stres dengan hipertensi pada penduduk di Indonesia tahun 2007, dengan variabel kovariat: umur, jenis kelamin, pekerjaan, status perkawinan, pendidikan, konsumsi rokok, konsumsi alkohol, kecukupan serat, aktifitas fisik, Indek Masa Tubuh (IMT), Diabetes Melitus (DM), pengeluaran perkapita dan daerah tempat tinggal. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari Riskesdas 2007, yang akan dilaksanakan dari bulan Maret 2010 sampai Juni 2010. Data dianalisis dengan analisis satu variabel, analisis dua variabel dan analisis multivariabel dengan uji regresi logistik ganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi hipertensi pada penduduk di Indonesia tahun 2007 adalah 33,9% sedangkan prevalensi stres sebesar 12,1%. Ada hubungan yang bermakna antara stres dengan hipertensi setelah dikontrol oleh variabel lain yaitu umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, IMT, DM dan pengerluaran perkapita serta dikontrol pula oleh adanya interaksi umur dan stres yang berinteraksi negatif (antagonism), dimana umur mengurangi efek dari stres terhadap terjadinya hipertensi. Dengan proporsi hipertensi yang disebabkan adanya interaksi tersebut sebesar 3,2%. Upaya pencegahan hipertensi dilakukan dengan melakukan intervensi terhadap stres, yaitu dengan berolahraga, relaksasi mental (rekreasi), melakukan curhat atau berbicara pada orang lain, selalu menumbuhkan emosi yang positif serta memperdalam ibadah dan agama. Perlunya melakukan pengukuran tekanan darah secara berkala bagi penduduk yang berumur 40 tahun keatas dan screening kasus hipertensi oleh pengelola program pengendalian penyakit hipertensi yang diutamakan pada kelompok umur 40 tahun keatas.

High blood pressure (hypertension) is an increase in arterial blood pressure. If left untreated and uncontrolled, hypertension can lead to death caused by complications. Mortality in patients with hypertension most often occurs because of stroke, kidney failure, heart disease, or disorders of the eye. In high blood pressure, heart pumps blood to the body with exceptional high pressure, one reason is because of emotional stress. Increased blood pressure will be greater in individuals who have a high tendency of emotional stress.
The purpose of this study is to determine the relationship of stress and hypertension in the population in Indonesia in 2007, with kovariat variables: age, sex, occupation, marital status, education, cigarette consumption, alcohol consumption, adequacy of dietary fiber, physical activity, Body Mass Indeks (BMI), Diabetes Mellitus (DM), expenditure percapita and area of residence. This research is an analytical cross sectional study design using secondary data from Riskesdas 2007, which will be implemented from March 2010 until June 2010. Data were analyzed with one variable, two variable analysis and multivariable analysis with multiple logistic regression.
The results of this study showed that the prevalence of hypertension in the population in Indonesia in 2007 was 33.9% while the prevalence of stress by 12.1%. There is significant correlation between stress and hypertension after controlled by other variables such as age, marital status, educational level, BMI, DM and expenditure percapita and also controlled by the interaction of age and stress that the negative interaction (antagonism), in which age reduces the effects of stress against the occurrence of hypertension. With the proportion of hypertension caused by the interaction of 3.2%. Hypertension prevention efforts conducted by the intervention to stress, that is with exercise, mental relaxation (recreation), to vent or talk to other people, always cultivate positive emotions and deepening of worship and religion. The need to conduct periodic measurements of blood pressure for the population aged 40 years or older and screened in cases of hypertension by hypertensive disease control program managers who focused on the age group 40 years and older.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31098
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Agustin
"Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Menurut penelitian NHANES tahun 1999-2008, faktor risiko yang paling signifikan dari hipertensi pada wanita adalah obesitas. Provinsi Jawa Timur memiliki prevalensi hipertensi (26,2%) dan obesitas (28,06%) yang lebih tinggi dibandingkan prevalensi nasional (25% dan 26,23%) tahun 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan obesitas dengan hipertensi pada wanita usia 18 tahun ke atas di Provinsi Jawa Timur dikontrol variabel umur, pendidikan, status ekonomi sosial, aktivitas fisik, konsumsi rokok, dan stres. Analisis ini menggunakan data Riskesdas 2013 dengan desain studi cross sectional yang dilaksanakan bulan Maret hingga Juni 2015. Data dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat dengan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi hipertensi pada wanita usia 18 tahun ke atas di Provinsi Jawa Timur tahun 2013 adalah 33,7% dan prevalensi obesitas adalah 33,6%. Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara obesitas dan hipertensi (OR 3,67; 95%CI: 2,79-4,83) setelah dikontrol umur, tingkat pendidikan, status ekonomi sosial, aktivitas fisik, konsumsi rokok, dan stres. Terdapat interaksi positif antara umur dengan obesitas dalam kaitannya dengan hipertensi. Pada perbandingan antar strata umur, umur bersama dengan obesitas meningkatkan risiko terjadinya hipertensi, meningkat secara linier pada usia yang makin tua. Dalam strata umur yang sama, risiko obesitas menyebabkan hipertensi makin kecil secara linier pada usia yang makin tua. Kemenkes dan Dinkes diharapkan memperluas program posbindu ke lingkungan masyarakat dengan kerja sama antara Puskesmas dan RT setempat. Wanita disarankan untuk menjaga berat badan tetap normal dan melakukan aktivitas yang cukup.

Hypertension is defined as a systolic blood pressure ≥ 140 mm Hg and/or diastolic blood pressure ≥ 90 mm Hg. Based on NHANES research in 1999-2008, the main risk factor of hypertension in women is obesity. The prevalence of hypertension in East Java Province is 26,2% and obesity is 28,06% which is higher than national prevalence (25% and 26,23%). This study aims to identify the relation of obesity and hypertension in women aged 18 years and older in East Java Province controlled by age, education, social economic status, physical activity, smoking, and stress. This analysis used Riskesdas data in 2013 with cross sectional study desaign which is done in March until June 2015. The data was analized in univariate, bivariate, and multivariate using logistic regression.
The study result shows that the prevalence of hypertension in women aged 18 years and older in East Java Province in 2013 is 33,7% and the prevalence of obesity is 33,6%. There is significant relation between obesity and hypertension with OR 3,67 (95%CI: 2,79-4,83) after controlled by age, education, social economic status, physical activity, smoking, and stress. There is positive interaction between age and obesity related hypertension. In comparison between age groups, age with obesity increase the risk of hypertension, increase in a linear way in older age. In one age group, the risk of obesity causes hypertension, decrease in a linear way in older age. Kemenkes and Dinkes are hoped to extend their program, posbindu, to community. Women are recommended to keep the their weight normal and do enough physical activity.Obesity, hypertension
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43887
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nafikhatul Khikmah
"Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia pada penduduk usia ≥ 18 tahun sebesar 25,8% dan mengalami kenaikan pada tahun 218 menjadi 34,11%. Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi dengan prevalensi hipertensi tertingi keempat di Indonesia pada tahun 2018 dengan angka prevalensi sebesar 37,57% dan angka tersebut melebihi angka nasional. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubugan dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia ≥ 18 tahun di Provinsi Jawa Tengah tahun 2018. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain studi cross-sectional dengan menggunakan data sekunder Riskesdas 2018 di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 62.482 responden. Uji statistik yang dilakukan yaitu uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi pada penduduk usia ≥ 18 tahun di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2018 sebesar 38,6%. Terdapat 11 variabel yang mempunyai hubungan secara signifikan dengan kejadian hipertensi. Variabel tersebut, yaitu usia (PR=2,44; 95% CI: 2,37-2,50), jenis kelamin (PR=0,87; 95% CI: 0,85- 0,89), pendidikan (PR=1,44; 95% CI: 1,40- 1,47), status pekerjaan (PR=1,18; 95% CI: 1,16- 1,21), perilaku merokok (PR=0,78; 95% CI: 0,76- 0,80), konsumsi alkohol (PR=0,70; 95% CI: 0,63-0,77), aktivitas fisik (PR=1,20; 95% CI: 1,17- 1,23), konsumsi makanan manis (PR=0,89; 95% CI: 0,87- 0,90), konsumsi minuman manis (PR=0,89; 95% CI: 0,87- 0,92), konsumsi makanan asin (PR=0,93; 95% CI: 0,92-0,95), dan konsumsi makanan berlemak/ berkolesterol/gorengan (PR=0,91; 95% CI: 0,89- 0,93). Kesimpulan penelitian ini yaitu bahwa terdapat hubugan antara usia, jenis kelamin, pendidikan, status pekerjaan; perilaku merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik; konsumsi makanan manis, minuman manis, makanan asin, makanan berlemak/ berkolesterol/ gorengan dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia ≥ 18 tahun di Provinsi Jawa Tengah.

Based on Riskesdas data in 2013, the prevalence of hypertension in Indonesia in people aged ≥ 18 years was 25.8% and increased in 2018 to 34.11%. Central Java Province was the province with the fourth highest prevalence of hypertension in Indonesia in 2018, with a prevalence rate of 37.57%, and this figure exceeds the national rate. This research was conducted to determine the factors associated with the incidence of hypertension in residents aged ≥ 18 years in Central Java Province in 2018. This research was conducted using a cross-sectional study design using secondary data from Riskesdas 2018 in Central Java Province, totaling 62.482 respondents. The statistical test performed was the chi-square test. The results showed that the prevalence of hypertension in residents aged ≥ 18 years in Central Java Province in 2018 was 38.6%. There are 11 variables that have a significant relationship with the incidence of hypertension. These variables are age (PR=2.44; 95% CI: 2.37-2.50), gender (PR=0.87; 95% CI: 0.85-0.89), education (PR=1.44; 95% CI: 1.40-1.47), employment status (PR=1.18; 95% CI: 1.16-1.21), smoking behavior (PR=0.78; 95% CI: 0.76-0.80), alcohol consumption (PR=0.70; 95% CI: 0.63-0.77), physical activity (PR=1.20; 95% CI: 1.17- 1.23), consumption of sweet foods (PR=0.89; 95% CI: 0.87- 0.90), consumption of sweet drinks (PR=0.89; 95% CI: 0.87- 0.92), consumption of salty (PR=0.93; 95% CI: 0.92- 0.95), and consumption of fatty/cholesterol/fried foods (PR=0.91; 95% CI: 0.89- 0.93). This study concludes that there is a relationship between age, gender, education, employment status; smoking behavior, alcohol consumption, physical activity; consumption of sweet foods, sweet drinks, salty foods, and fatty/cholesterol/fried foods with the incidence of hypertension in people aged ≥ 18 years in Central Java Province."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Ayu Setyani
"Hipertensi menjadi masalah kesehatan global yang prevalensinya terus meningkat. Gaya hidup yang tidak sehat menjadi salah satu faktor penyebab tingginya prevalensi hipertensi. Penelitian bertujuan untuk menganalisa hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi. Penelitian menggunakan desain cross sectional kepada 107 pekerja semen X di Jawa Barat yang diambil dengan teknik convenience sampling di poliklinik pabrik. Proporsi kejadian hipertensi pekerja sebesar 48,1%.
Hasil penelitian diperoleh adanya hubungan antara pola makan (p=0,012) dan konsumsi alkohol (p=0,028) dengan kejadian hipertensi. Hasil penelitian menyarankan agar perawat kesehatan kerja melakukan pengendalian hipertensi pekerja dengan melakukan kontrol rutin tekanan darah serta promosi kesehatan modifikasi gaya hidup sehat.

Hypertension is a health problem worldwide with increasing prevalence every year. Unhealthy lifestyle is one of the factors caused this increase in hypertension prevalence. This research aims to study the relationship between lifestyle with the incidence of hypertension. This research used cross-sectional design to 107 workers in West Java using convenience sampling technique taken in the clinic at the factory site.
The result showed the incidence of hypertension in workers was 48,1%. There was significant relationship among nutrition (p=0,012) and alcohol consumption (p=0,028) with the incidence of hypertension. The results suggest occupational health nurses to do routine blood pressure control and also health promotion about healthy lifestyle modifications.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>