Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150458 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mesara Gusdi
"PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia adalah perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang Maintenance Repair Overhaul. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia memiliki visi yang ingin dicapai oleh perusahaan yang diterjemahkan ke berbagai strategi. Strategi tersebut dirumuskan ke dalam Balanced Scorecard dan dianalisa pencapaiannya dengan menggunakan Key Performance Indicator. Sayangnya, kerap ditemukan berbagai risiko yang harus dihadapi dalam aktivitasnya. Risiko yang tidak dapat dikelola dengan baik dapat mengancam pencapaian perusahaan. Proses manajemen risiko tingkat korporat pada PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia pada penelitian ini secara garis besar mengacu pada framework COSO. Dengan melewati beberapa penyesuaian, proses perancangan manajemen risiko melewati tahapan identifikasi risiko, penyusunan profil risiko, analisis risiko dan evaluasi risiko. Identifikasi risiko dilakukan dengan dua pendekatan yaitu Top Down berdasarkan KPI perusahaan dan Bottom Up berdasarkan proses bisnisnya. Analisis risiko dilakukan secara kualitatif dengan memperhitungkan dampak dan probabilitas risiko. Penentuan prioritas risiko disusun dengan mempertimbangkan perkalian dampak dan probabilitas risiko tersebut edngan bobot KPI-nya. Bobot KPI ini ditentukan dengan metode Analytical Hierarchy Process. Berdasarkan hasil peneilitan, didapatkan 3 kelas risiko, yaitu kelas risiko tinggi, sedang, dan rendah. Untuk kelas risiko tinggi didapatkan 11 risiko yang menjadi prioritas pengelolaan risiko. Usulan terhadap pengelolaan risiko juga disertakan dalam penelitian ini.

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia is the biggest Maintenance Repair Overhoul company ini Indonesia. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia has its own vision and mission that the company wants to achieve. Moreover, company’s vision is translated to strategic objectives. Those strategies are formulated with the approach of Balanced Scorecard and uses KPI to analyze the achievements. Obstacles often found several times and these obstacles could hamper the achievments of company’s strategies. Risks that are not taken care of could threaten the company’s objectives. The corporate risk management in PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia which conducted in this research mainly refers to COSO framework generally. With several adaptions, the risk management processes overstep the risk identification, forming of risk profile, risk analysis and risk evaluation. Risk identification was conducted through two approaches, the top-down (based on corporate KPIs) and the bottom-up (based on the business processes of organizational activities). Risk analysis was conducted qualitatively by calculating the consequences and probabilities of risk. The determination of risk priority is arranged by considering the calculation of the consequences and probabilities of risk with KPI-weights. These KPI-weights were determined by Analytical Hierarchy Process method. It is found that are three priority levels of risk management which are, high level risk, medium level risk and low level risk. For high level risk, it was identified that there are 11 risk that will be priority. The recommendation of risk management and mitigation were made for this level of risk."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53088
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Gabriel Vito Bapa
"Penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh employee engagement terhadap job performance karyawan tetap non-manajerial PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk. Pada penelitian ini, variabel employee engagement diukur melalui perangkat Gallup Q12 oleh Gallup (2016), sedangkat untuk variabel job performance diukur oleh 8 dimesi job performance utama oleh Gomes (2003). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dan instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Sampel penelitian ini adalah karyawan tetap PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia yang telah bekerja minimal selama 1 tahun. Pada penelitian ini, data penelitian dianalisis menggunakan metode analisis statistik deskriptif, analisis korelasi dan analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel employee engagement memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel job performance pada karyawan PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk.

This research aims to analyze the influence of employee engagement on  job performance of PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk. employees. In this research, the independent variable is employee engagement, and the dependent variable is job performance. The employee engagement variable is measured based on Gallup Q12 by Gallup (2016), while job performance variable is measured based on 8 major job performance dimensioner by Gomes (2003). This research use a quantitative approach, and a questionnaire is used as a research instrument. The subject of this research are employees of PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk who have worked for at least a year. In this research, the data are analyzed using descriptive statistical analysis, evaluation analysis and simple linear regression analysis method. The results of this research prove that  employee engagement has a significant effect on job performance of PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk Employees.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsu Dhuha
"ABSTRAK
Pada penelitian dirancang sebuah sistem manajemen Informasi untuk mendukung sistem Balanced Scorecard yang telah dikembangkan sebelumnya oleh Unit Engine Maintenance - Garuda Maintenance Facility.
Dengan sistem informasi yang dikembangkan untuk sistem Balanced Scorecard Unit Engine Maintenance-GMF, diharapkan dapat membantu kerja operasional manajemen seperti percepatan prosedur penyampaiaan laporan, penyampaian laporan dalam bentuk jaringan intranet, penyampaian hasil kinerja dalam rapat-rapat yang otomatis langsung dapat diambil dari home page dan lain sebagainya.
Langkah awal yang dilakukan adalah pencarian dan pengumpulan data mulai dari visi, misi, dan strategi untuk tingkat SBU dan Unit Engine Maintenance. Setelah dijabarkan proses perancangan Balanced Scorecard yang dilakukan Unit Engine maintenance - GMP, langkah selanjutnya adalah pengembangan sistim informasi dengan menggunakan Microsoft Access 2000 untuk mempermudah dalam pemasukan data ( pembuatan desain Tabel dan desain Form ), pemrosesan data ( desain Query, desain Pivot Tabel dan desain Diagram Batang ) dan penampilan hasil data ( desain Report dalam bentuk Home Page). Tidak terdapatnya data tentang target kinerja untuk setiap ukuran performa perusahaan menyebabkan data yang dimasukkan kedalam sistem infonnasi adalah berupa data simulasi. Namun tujuan akhirnya akan tetap tercapai yakni untuk melihat bagaimana sistem informasi yang dikembangkan dapat berfungsi dengan baik
Dan hasil dari skripsi ini adalah, didapatnya suatu contoh nyata rancangan Sistem Informasi untuk mendukung sistem Balanced Scorecad pada Unit Engine Maintenance - Garuda Maintenance Facility. Diharapkan dengan adanya contoh rancangan ini, dapat dijadikan suatu acuan untuk pembuatan rancangan-rancangan Balanced Scorecard yang berbaaiskan tel-mologi informasi.

"
2001
S49964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trophysiani Mauren
"Perjanjian merupakan bagian dari hukum perikatan karena setiap orang membuat perjanjian terikat untuk memenuhi perjanjian tersebut.Hukum yang mengatur tentang perjanjian merupakan bidang hukum yang sangat penting di era globalisasi terutama mendukung kegiatan di sektor perdagangan dan transaksi bisnis internasional.Para pelaku bisnis yang hendak melaksanakan perjanjian harus memahami tentang aturan hukum pelaksanaan perjanjian bukan hanya itu saja,melainkan para pihak harus memahami dengan seksama pentingnya asas-asas yang berkaitan dengan perjanjian diantaranya asas kebebasan berkontrak,asas pacta sunt servanda,konsesualisme dan itikad baik, diharapkan agar dapat memberikan kepastian hukum dan mencegah adanya permasalahan,kesewenang-wenangan yang akan terjadi. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan yang bersifat yuridis-normatif. Sengketa mengenai permasalahan perjanjian salah satunya pembatalan perjanjian pengaturan pembatalan perjanjian hukum diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata terutama dalam Pasal 1266 KUH Perdata syarat-syarat pembatalan harus terpenuhi yaitu perjanjian tersebut harus bersifat timbal balik,adanya wanprestasi yang dilakukan salah satu pihak dan pembatalan tersebut harus dimintakan kepada hakim,Pengenyampingan Pasal 1266 KUH Perdata masih menjadi kontroversi dikalangan ahli hukum maupun praktisi hukum karena terdapat beberapa alasan mengenai prosedur pengadilan,mengenai wanprestasi dianggap syarat batal suatu perjanjian.Perkara pembatalan perjanjian secara sepihak dapat digugat atas dasar Perbuatan Melawan Hukum karena tidak memenuhi perjanjian,tidak didasari dengan alasan yang dibenarkan menurut kesepakatan yang merupakan perbuatan yang melanggar kewajiban hukum. Perkara-perkara mengenai pembatalan perjanjian secara sepihak sebagai perbuatan melawan hukum hendaknya dapat dijadikan yurisprudensi sehingga dapat menciptakan kekonsistenan hakim dalam menerapkan hukum,dan dalam membuat perjanjian para pihak memahami dan menetapkan asas-asas yang terikat dalam perjanjian diantaranya asas kebebasan berkontrak,konsesualisme,pacta sunt servanda,dan itikad baik agar terciptanya kepastian hukum dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh para pihak.

An agreement is the part of the law of contract since every single entities who conclude the agreement are bound to execute the clauses written thereunder. Nowadays contract law is considered as an important and vital part of law in this globalization era, especially in supporting commercial activities and international business transactions. Tradesmen and businessmen who seek to engage in business activities are intimately associated with ?agreements? or ?contracts? therefore these people should be familiar with laws and regulations in making contract. Not merely that, also they should understand thoroughly the principles in making contracts such as the freedom of contract principle, pacta sunt servanda principle, concensualism and good faith principles. These principles should be performed when making contract to ensure that the legal certainty is uphold as well as to avoid legal disputes and/or arbitrariness that may arise. The research method used here is a library research method which has the normative ? juridical nature.The dispute that may arises from a contract / agreement includes the termination of agreement matter. This matter is regulated under Article 1266 of Indonesian Civil Code where it is written that the requirements to terminate an agreement includes: it has to be reciprocal, a party does not fulfill his obligation and the termination should be requested to the Court. The application of Article 1266 of Indonesian Civil Code is still controversial amongst law experts and law practitioners since there are certain constraints concerning Court procedure and also practice shows people only consider unfulfillment of obligation / wanprestasi as the sole requirement to terminate an agreement. An unilateral termination of agreement may be disputed on the basis of unlawful act / tort pursuant to Article 1365 of Indonesian Civil Code since it is not based on the reasons agreed by the parties within the agreement that they consider against the law. To create a consistency in applying the law, disputes concerning unilateral termination of agreement as anunlawful act / tort should be regarded as a jurisprudence in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T41400
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Putra Yunas
"ABSTRACT
Pengendalian persediaan suku cadang bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa layanan maintenance, repair, dan overhaul bagi perusahaan penerbangan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena menyediakan suku cadang merupakan salah satu core business dari perusahaan tersebut. Skripsi ini membahas mengenai sistem persediaan, khususnya pemesanan, bagi suku cadang pada PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan alternatif dalam menentukan re-order point dan order quantity untuk suku cadang pada perusahaan tersebut yang dapat memberikan improvement bagi kinerja perusahaan dalam hal total inventory cost dengan menggunakan dua metode alternatif yaitu metode continuous review system dan metode periodic review system. Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada model penelitian Bacchetti dan Saccani 2011 mengenai pendekatan pengelolaan dan pengendalian persediaan terintegrasi yaitu dengan memadukan klasifikasi, peramalan, dan penentuan metode persediaan untuk kemudian dapat mengukur kinerja sistem persediaan tersebut. Terdapat sebelas jenis suku cadang yang dijadikan sampel dalam penelitian yang didasarkan pada klasifikasi ABC. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa metode continuous review system merupakan metode yang memberikan improvement paling baik karena dapat menghasilkan penghematan biaya dengan jumlah yang paling besar.

ABSTRACT
Spare parts inventory control for companies engaged in the field of service for maintenance, repair, and overhaul for airlines is highly important to be taken care of since providing spare parts are one of company rsquo s core business. This thesis discusses inventory system, specifically ordering system, for spare parts at PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia. This research is conducted to provide an alternative in determining re order point and order quantity for spare parts in this company that can give improvement for company rsquo s performance in terms of total inventory cost by using two alternative method which are continuous review system method and periodic review system method. This research is conducted by referring to Bacchetti and Saccani 2011 research model of integrated inventory management and control approach that is by combining classification, forecasting, and determining inventory method to then able to measure the performance of the inventory system. There are eleven types of spare parts sampled in the study based on the ABC classification. The results of the research show that continuous review system method is the method that gives the best improvement because it resulting cost savings with the largest amount."
2017
S69370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangihutan, Samuel
"Saat ini banyak perusahaan dalam pengelolaan asetnya menerapkan strategi untuk dapat berkompetisi dengan kompetitor-kompetitor mereka. Tetapi terkadang pengertian atau implementasi dari tujuan dan strategi-strategi perusahaan hanya sampai pada tingkat top management saja, sehingga setiap tujuan atau sasaran perusahaan tidak tercapai dengan baik. Strategi-strategi yang diambil juga terkadang tidak terukur, sehingga sangat sulit untuk melihat perkembangan perusahaan berdasarkan strategi yang diambil. Maintenance Scorecard (MSC) adalah suatu pendekatan yang didisain untuk membantu dalam pembuatan dan pengimplementasian strategi dalam pengelolaan aset-aset perusahaan, diaplikasikan melalui suatu hirarki tujuan atau pendekatan yang terstruktur melalui tiga level fundamental, yaitu corporate, strategic, dan functional. MSC melalui tiap indikator yang kuantitatif dalam tiap level perusahaan, mengukur performa dalam asset management tentang apa yang dilakukan, bagaimana kinerja selama ini, dan bagaimana performa setiap tindakan yang sudah dilakukan dalam mencapai tujuan perusahaan. Terdapat 6 perspektif pengukuran performa dalam MSC, yaitu productivity, cost effectiveness, safety, quality, learning, dan environmental perspective. Penelitian ini dilakukan untuk merancang Maintenance Scorecard pada PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang perawatan pesawat. Hasil perancangannya adalah adanya usulan hirarki indikator (KPI) dari setiap level perusahaan yang terbagi dalam tiap perspektif MSC. Indikator tersebut digunakan untuk mengarahkan dan memonitor perubahan dalam perusahaan hingga mencapai tingkat performa yang diinginkan. Dari 6 perspektif pada maintenance scorecard dihasilkan sebanyak 37 usulan indikator performa yang relevan, yang terbagi menjadi: 12 indikator productivity, 6 indikator cost effectiveness, 5 indikator safety, 9 indikator quality, dan 5 indikator learning perspective.

Nowadays, there are lot of companies apply strategies in order to compete with their competitors. But sometimes both the understanding and the implementation of those strategies exist only in the top level of management. Besides, to see the company's progression toward the strategies taken is difficult to achieve, because sometimes the strategies is unmeasured. The result is none of the strategies are achieved well. Maintenance Scorecard (MSC) is a comprehensive approach used to develop and implement strategy in the area of asset management, applied via a hierarchy of objectives or a structured approach through 3 fundamental levels, namely corporate, strategic, and functional. MSC through the quantified measures or indicator of each company's level measures what they do, how well they do it, and how their actions further company goals. There are 6 types of performance measurements in MSC; they are productivity, cost effectiveness, safety, quality, learning, and environmental perspective. This research is conducted in order to design the implementation of maintenance scorecard at PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia, as one of the company that operate in maintenance field. The result of the research is the recommendation of Key Performance Indicators (K.PI) in each company's level which is divided in each MSC perspective. Those indicators used to drive change through the organization as well as to monitor the progress toward desired level of performance. There are 37 recommended indicators yielded from all maintenance scorecard perspective. They are divided into: 12 productivity indicators, 6 cost effectiveness indicators, 5 safety indicators, 9 quality indicator, and 5 learning perspective indicator."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Aulia Syarief
"Tujuan dari penelitian adalah: 1) mengidentifikasikan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman PT X, 2) mengevaluasi visi dan misi PT X, dan 3) membuat rancangan Balanced Scorecard yang tepat untuk diterapkan pada PT X. Penelitian yang dilakukan berupa studi kasus pada PT X yang bergerak di bidang jasa pengeboran migas, mineral, Coal Bed Methane (CBM), dan geothermal (panas bumi). Data-data yang dibutuhkan penelitian diperoleh dari laporan keuangan PT X dan laporan-laporan penunjang lain, observasi langsung di PT X, wawancara tidak terstruktur dengan beberapa manajer PT X, serta buku-buku literatur, jurnaljurnal, dan artikel-artikel yang berhubungan dengan topik penelitian.
Hasil penelitian mengidentifikasi beberapa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman serta sasaran-sasaran strategis PT X yang kemudian dipetakan dalam suatu Strategy Map. Analisis visi dan misi perusahaan menunjukkan bahwa pernyataan visi dan misi PT X belum efektif. Key Performance Indicator dan inisiatif strategis dirumuskan untuk merancang Balanced Scorecard yang terdiri dari empat perspektif dan diusulkan untuk diterapkan pada PT X.

The purposes of this research are: 1) identify the strengths, weaknesses, opportunities and threats of PT X, 2) evaluating the vision and mission of PT X, and 3) design a proper Balanced Scorecard to be implemented in PT X. This research is conducted as case study on PT X, a company that is engaged in oil and gas, mineral, coal bed methane and geothermal drilling service. The data for this research is obtained from company's financial statements and some supplementary reports, direct observation on PT X, unstructured interviews with company?s top managements, literatures, journals and articles that is relevant to complete the research.
The results indentify strengths, weaknesses, opportunities, threats, and strategic objectives of PT X that are mapped to a Strategy Map. Analysis on company's vision and mission shows that company's vision and mission statements are not yet effective and efficient. Key Performance Indicators and strategic initiatives are formulated to design the proper Balanced Scorecard and suggest the scorecard to be implemented in PT X.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisha
"Pengukuran kinerja perusahaan harus dilakukan guna efektivitas dan efisiensi dalam menjalankan strategi untuk mencapai tujuan perusahaan. Salah satu alat untuk mengukur kinerja perusahaan adalah menggunakan Balanced Scorecard (BSC) yang diciptakan oleh David Kaplan dan Robert Norton. PT. ABC merupakan perusahaan yang bergerak di bidang media digital, yang pertama kalinya di tahun 2015 merancang BSC untuk diterapkan pada tahun 2016.
Tesis ini bertujuan untuk mengevaluasi keselarasan rancangan desain BSC perusahaan dengan strategi perusahaan. Berdasarkan analisis yang dilakukan, strategi perusahaan belum memadai untuk dijadikan BSC karena strategi tersebut hanya terdiri dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Desain BSC perusahaan telah memuat keempat perspektif BSC sehingga menjadi tidak selaras dengan strategi perusahaan yang hanya terdiri satu perspektif BSC. Perusahaan perlu melakukan perbaikan terhadap strategi perusahaan dan rancangan BSC perusahaan.

Performance measurement should be made to the effectiveness and efficiency in implementing strategies to achieve company objectives. One of the performance measurement tools is using the Balanced Scorecard (BSC), which was created by David Kaplan and Robert Norton. PT. ABC is a company engaged in the field of digital media, and for the first time in 2015 designed the BSC to be implemented in 2016.
This study is aimed to evaluate the BSC design alignment with company's strategy. Based on the analysis, the company's existing strategy is not sufficient to be cascaded into BSC design because it only consists the learning and growth perspective. The existing BSC design consists four BSC perspectives, thus, it is not reflecting alignment with company?s strategy which only consist one of BSC perspective. The Company need to make improvements to their strategy and BSC design.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Nusraningrum
"PT (Persero) Canada Indonesia yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat ini adalah mempakan perusahaan penerbangan terbesar di Indonesia yang tidak hanya menerbangi jalur penerbangan Domestik tetapi juga menerbangi jalur penerbangan lntemasional. Sebagai BUMN tentu saja perusahaan ini mengemban tugas sebagai agen pembangunan yang diharapkan dapat memberikan kontnbusi bagi Pemenntah dalam hal peningkatan sumber devisa Negara. Di dalam peljalanannya yang telah memasuki usia lebih dari selengah abad perusahaan ini mengalami pasang sunxt terutama dalam mempertahankan eksistensinya di industri jasa penerbangan. Di tengah keterpurukan krisis ekonomi yang tidak hanya melanda Indonesia tetapi juga kawasan Asia, membenkan dampak yang cukup besar bagi perusahaan ini. Temtama karena biaya operasional pada umumnya dihitung dengan menggunakan mata uang Amerika (US $) sedangkan kondisi perekonomian Indonesia yang karena dilanda krisis menyebabkan mata uang rupiah terdepresiasi terhadap mata uang asing sehingga menyebabkan kerugian sebesar RP. 2,23 trilyun pada tahun 1998 dan memiliki hutang 1,81 milyar dolar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T5240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>