Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35144 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nenay Ika Putri
"PT. X merupakan salah satu perusahaan yang bergcrak di bidang penerbitan majalah, yang mengangkat fenomena seputar "tren tempat tinggal". Saat ini PT X sedang mengalami permasalahan terkait dengan kinenja pemimpin redaksi. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada pihak manajemen PT. X disebutkan bahwa kompetensi pemimpin redaksi selama ini jauh dari apa yang diharapkan. Pemimpin umum PT. X beranggapan bahwa pemred tidak menunjukkan kinerja yang maksimal sebagai pemimpin redaksi. Keluhan yang disampaikan adalah kinerja pemred sclama ini dinilai kurang produktif, hal ini disebabkan karena pemimpin redaksi tidak memiliki kemampuan yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugasnya. Proscs pengangkatan pemimpin redaksi selarna ini didasarkan pada keputusan beberapa orang level pemimpin di PT. X. Parameter untuk menilai kemampuan seorang karyawan yang digunakan di perusahaan dilakukan melalui observasi selama ia bekerja dan penilaian langsung olch pemimpin perusahaan.
Proses penempatan yang tidak melalui suatu proses, diduga menjadi salah satu penyebab kurang efektilhya kinerja pemimpin nedaksi. Untuk mengatasi kondisi tersebut, dlperlukan suatu model kompetensi pada jabatan pemimpin redaksi untuk dapat digunakan oleh PT. X dalam memilih dan rnenempatkan seorang staf redaksi untuk memegang jabatan pemred yang akan bcrakhirjabatannya dalam waktu dekat. Oleh karena itu penulis mengusulkan unmk menyusun suatu model kompetensi spesiflk untuk jabatan Pemimpin Redaksi, termasuk di dalamnya penentuan level dan indikator perilaku untuk setiap kompetensi. Penulis mengajukan 6 kompetensi spesiflk untuk Pemimpin Redaksi PT. X. Kompetensi spesiflk tersebut adalah Managing Others, Planning & Organizing Entrepreneurial Skill, Networking, Crealivity, dan Concern for Excellent.

PT. X is one of the publishing companies who focus on exploiting current housing trend phenomena. lt is in now in trouble conceming editor in chiefs performance. Management mentioned in the interview that editor in chiefs competency is far from the expected. The director assumes that he hasn’t show the optimum performance so far. This happens because the person in charge doesn’t have enough ability to meet his requirement. Moreover, this lack of competency leads to disrespect from his inferiors which also cause the motivational decreasing. The worst scenario would be that the company would be hard to survive from competitor’s attack.
The process in appointing the person in charge is based on managerial decisions, but not always in some organizing standardization process, like competency assessment. For all this time, company uses observation and judgment from direct supervisor as the parameter to assess someone’s capability. The lack of standardization in this company’s mapping system is accused as the reason for chief in editorial`s inefficiency. To deal with that, the company needs a competency model for this position to choose and put the right person as the editorial chief For that, author suggests to design a specific competency model for the position of editor in chief; including all behavioral level and indicator for each of them. Based on the interviews with all the job holders, author proposes 6 specific competencies for chief editor. Those competencies are Managing Others, Planning & Organizing, Entrepreneurial Skill, Networking, Creativity, dan Concem for Excellent.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34057
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ratri Savitri Cahyairani
"Rancangan Penyusunan Model Kompetensi Karyawan Kantor Pusat PT. X Oilfield Services dibuat sebagai altematif solusi untuk menjawab pennasalahan utama yang dialami PT.X, sebuah perusahaan servis minyak dan gas, yang saat ini perlu melakukan evaluasi terhadap lcinerja karyawan, khususnya di kantor pusat. Dalam rangka pembuatan usulan rancangan penyusunan model kompetensi karyawan kantor pusat PT. X Oi(/Feld Services ini, penulis menggabungkan tahapan penyusunan model kompetensi yang direkomendasikan oleh LOMA Competencies Dictionary (1998) dan tahapan penyusunan model kompetcnsi melalui expert panel yang direkomendasikan oleh Spencer & Spencer (1993). Dari kedua model tersebut, penulis melakukan penyesuaian sehingga menghasilkan rancangan penyusunan model kompetensi yang terdiri dari tiga proses, yaitu proses persiapan, proses intl, dan proses penyelesaian. Dari seluruh proses yang dilakukan, penulis melcngkapi rincian proses-proses tersebut dengan waktu, tujuan, pihak yang terlibat, hal-hal pcndukung atau alat bantu, dan ouiput atau hasil yang diharapkan.

A competency model was designed as an alternative solution to resolve current P'l`.X problem, an oil and gas service company, as a basis aimed to evaluate employee?s perfomiance at head office Jakarta. In order to design the model competency, the writer combined steps in designing competency model from LOMA Competencies Dictionay (1998) and steps in designing competency model through expert panel, which recomended by Spencer and Spencer (1993) Putting altogether, the writer customized the competency model with PT. X?s current condition and provided three process as a steps in designing competency model in PT.X: preparation process, main process and iinal process. The writer also specified the processes, which include time frame, people who are involved in the process, methods and tools, and the expected outcomes."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diyah Ratri Savitri Cahyairani
"PT. X Oilfieldiiervices Scbagai Dasar Evaluasi Karyawan Rancangan Penyusunan Model Kompetensi Karyawan Kantor Pusat PT. X Oilfield Services dibuat sebagai alternatif solusi untuk menjawab permasalahan utama yang dialami PT.X, sebuah perusahan servis minyak dan gas, yang saat ini perlu melnkukan evaluasi terhadap kinerja karyawan, khususnya di kantor pusat. Dalam rangka pembuatan usulan rancangan penyusunan model kompetensi karyawan kantor pusat PT. X Oibfield Services ini, penulis menggabungkan tahapan penyusunan model kompetensi yang direkomendasikan oleh LOMA Competencies Dictionary (1998) dan tahapan pcnyusunan model kompetensi mclalui expert pane! yang direkomendasikan oleh Spencer & Spencer (1993). Dari kedua model tersebut, penulis melakukan penyesuaian sehingga menghasilkan rancangan pcnyusunan model kompetensi yang terdiri dari tiga proses, yaitu proses persiapan, proses inti, dan proses penyelesaian. Dan seluruh proses yang dilakukan, penulis melengkapi rincian proses-proses tersebut dengan waktu, tujuan, pihak yang terlibat, hal-hal pendukung atau alat bantu, dan output atau hasil yang diharapkan.

PT. X Oilfield Services Head Office As A Basis Aimed To Evaluate Employee's Perfomance A competency model was designed as an alternative solution to resolve current PT.X problem, an oil and gas servicc company, as a basis aimed to evaluate employ:-:e?s performance at head office Jakarta. In order to design the model competency, the writer combined steps in designing competency model from LOMA Competencies Dictionay (1998) and steps in designing competency model through expert panel, which recomended by Spencer and Spencer (1993) Putting altogether, the writer customized the competency model with PT. X?s current condition and provided three process as a steps in designing competency model in PT.X: preparation process, main process and final process. The writer also specified the processes, which include time frame, people who are involved in the process, methods and tools, and the expected outcomes "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34170
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Lusita Dewayani
"Memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas sudah menjadi suam kebutuhan yang penting bagi organisasi yang ingin tems bertahan dalam persaingan ketat dunia usaha. Dalam mengatasi persaingan ini, suatu organisasi dapat melakukan perbaikan yang bersiizatintemal yaitu pengembangan SDM. Hal ini berarti organisasi harus meningkatkan kinexja. perusahaannya melalui perbaikan kinelja karyawannya. Oleh karena itu akan sangat bermaniiaat bagi perusahaan untuk menentukan aspek-aspek yang dibumhkan oleh pemangku jabatan untuk terwujudnya kinexja yang dihaxapkan. Aspek-aspek yang diperlukan dari satu jabatan dapat dijelaslcan secara operasional dan diuraikan dalam bentuk perilaku yang dapat diamati dan diukur ainu sering disebut dengan kompetaensi. Selmmpulan kompetensi atau sering disebut dengan model kompetensi ini berguna bagi organisasi karena dapat menjadi acuan dan dapat digunakan sebagai bahan pembuat keputusan mengenai seleksi, penempatzm, pelatihan dan pengembangan dan lainnya., sena dapat memberikan infonnasi dan arahan tertentu pada individu, sehingga individu dapat memperbaiki kinerjanya Pada PT. Z, posisiproject manager merupakan ujung tombak perusahaan. Projecz manager adalah orang yang bertanggungjawab atas kelancaman pekerjaan di Iapan gan serta untuk merencanakan dan melaksanakan suatu proyek. Posisi projecz manager pada PT. Z ini telah beberapa kali berganti pemegangnya. Pergantjan ini sering dikarenakan ketidalcpuasan pemimpin terhadap kinerjanya. Hal ini menjadi perhatian PT. Z karena perusahaan sedang menerima cukup banyak proyek dan membumhkan orang untuk posisi project manager. Berdasarkan pengalaman dari kesalahan project manager terdahulu, make. pemsahaan merasa perlu mengetahui kompetensi-kompetensi yang dipcrlukan oleh seorang project manager. Dari analisis terhadap hasil wawancara dan diskusi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kompetensi yang dibutuhkan oleh project manager adalah : I) Service Orientation. 2) Continous Learning. 3) Goal Orientation. 4) Technica! Knowledge. 5) Problem analysis, 6) Piannrhg and Organizing 7) Communication, 8) In_/Iuencrkzgskill, 9) Team Orienazzion Berdasarkan uraian diatas, Tugas Akhir ini rnencoba mengembangkan model kompetensi posisi project manager di PT. Z, schingga dapat diketahui persyaratan individu padajabatan tersebut agar menghasilkan kinerja yang diharapkan.

Having a quality human resourse has becoming a needs which is important for organization who want to hold in a tight competition of business world. In handing this competition, an organization could make an intemal service which is human resource development. It means that the organization must improve the company performance through the employee performance service. The company could take advantage to decice all aspect required by job holder to create expected performance. All aspect needs from one job can be explain operationally and in a fomt of behavior that can be observed and measured or often be called competency. Competency model is very uselirl for organization because it can be a role and can be use as a decision maker material about selection, placing, training, development and others, also can give such information and certain direction to individuals, so individuals could fix their performance. At PT. Z, project manager position is an arrow for the company. Project Manager is the person whose responsible to the job in the Held also to give a plan and do a project. The project manager position at PT. Z has changed several time because the leader feel unsatished of they performance. This is become an attention for the company because the company have a lot of project now and need a people to project manager position. Leaming from the past, the company thinks that t:hey must settle project manager’s competency.Interview and discussion were given to conclude that project manager should be a person who has: 1) Service Orientation, 2) Continous Learning , 3) Goal Orientation, 4) Technical Knowledge 5) Planning and Organizing, 6) Problem analysis, 7) Communication, 8) Influencing skill, 9) Team Orientation. Based on that analysis, this Final Task is try to developing a competency model for project manager ofPT.Z, so they can know required for the job to present expected perfonnance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34062
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Rusnianah
"ABSTRAK
Dokter sebagai gate keeper di fasilitas kesehatan tingkat pertama FKTP , memerlukan kompetensi pelayanan komprehensif berpusat pada pasien, sebagai komponen utama pelayanan kesehatan primer, namun kemampuan dokter dalam pelayanan berpusat pada pasien di FKTP masih rendah. Optimalisasi implementasi sistem pelayanan kesehatan berjenjang dan program rujuk balik, merupakan program Jaminan Kesehatan Nasional yang keberhasilannya ditentukan oleh dokter di FKTP, oleh karena itu diperlukan terobosan pembelajaran dengan situasi nyata di tempat kerja, serta penilaian terstandar diperlukan untuk meningkatkan kompetensi dokter dalam pelayanan komprehensif berpusat pada pasien.Penelitian ini bertujuan membuat Model pembelajaran dan penilaian berbasis tempat kerja PPBTK untuk meningkatkan kompetensi pelayanan komprehensif berpusat pada pasien bagi dokter di FKTP. Desain penelitian adalah ldquo;Penelitian Tindakan rdquo; 4 tahap yaitu ldquo;Tindakan Diagnosis rdquo; dengan metode survei. responden terdiri 96 pasien, 56 dokter, dan 64 pendidik, bertujuan mendapatkan indikator pelayanan komprehensif berpusat pada pasien, ldquo;Tindakan Perencanaan rdquo; dengan metode Delphi, responden terdiri 2 orang ahli pendidikan kedokteran, 5 orang ahli pelayanan primer, bertujuan menyusun Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Tempat Kerja PPBTK yang tervalidasi dengan expert judgment, ldquo;Tindakan Implementasi rdquo; sebagai uji coba model, dengan rancangan eksperimen kuasi, terdiri 13 dokter sebagai kelompok intervensi dan 12 dokter sebagai kelompok kontrol. ldquo;Tindakan Evaluasi rdquo; dengan metode Kirkpatrick untuk membuktikan efektivitas model.Sebanyak 33 indikator dinilai relevan untuk mengukur pelayanan komprehensif berpusat pada pasien, menjadi instrumen Self Assessment dan Direct Observation. Case-based Discussion yang teruji konsistensinya, menjadi instrumen penilaian pertemuan modifikasi Balint group. Kompetensi ranah kognitif, afektif dan psikomotor sebelum dan sesudah intervensi Model PPBTK berbeda bermakna p value < 0,05 . Hasil uji SEM-PLS menunjukkan model efektif untuk meningkatkan kompetensi pelayanan komprehensif berpusat pada pasien di FKTP. Kata Kunci. pelayanan berpusat pada pasien, pelayanan komprehensif,pembelajaran berbasis tempat kerja.

ABSTRACT
Doctors as gatekeepers at First Level Healthcare Facility FLHF require a patient-centered and comprehensive care competency. The patient-centered care competency is necessary to determine the optimization of referral program in the National Health Insurance program implementation. Thus, learning methods with real situations in the workplace and standardized assessment are also required. The study design was Action Research with 4 stages. The first stage was diagnosing action supported by survey method. This stage consisted of many respondents involving 96 patients, 56 doctors, and 64 lecturers. The determination of respondents in the first stage was aimed to obtain a patient-centered and comprehensive care indicator. Second stage namely planning action supported by Delphi method with 2 medical education experts and 5 primary care specialists as respondents. The determination of the respondents in the second stage was to develop Workplace-Based Learning and Assessment WPBLA Model validated with expert judgment. The third stage was taking action as the test model with a quasi-experimental design, consisting of 13 doctors as an intervention group and 12 doctors as a control group. The last stage was evaluating action measures with Kirkpatrick method purposed to prove the effectiveness of the model. As many as 33 indicators were assessed to be relevant for evaluating patient-centered and comprehensive care. Case-based Discussion which its consistency had been tested, functioned as instruments of Balint Group meeting modification. The cognitive, affective and psychomotor domains before and after the intervention of WPBLA Model was significantly different p value < 0.05 . The SEM-PLS test showed the WPBLA was effective in improving patient-centered and comprehensive care competency at FLHF. Keywords. comprehensive care, patient-centered care, workplace-based learning. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
TEKNODIK 16(2-4)2012
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Daviq Suparwanto
"ABSTRAK
Permasalahan dalam pengadaan barang/jasa sering terjadi karena faktor kompetensi sumber daya manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kompetensi Anggota Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) dengan berbasis risiko dalam rangka meningkatkan kinerja pengadaan. Analisis kompetensi dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor risiko dalam tugas dan kewenangan Pokja ULP, kemudian dianalisis sehingga diketahui risiko dominan. Terhadap risiko yang dominan kemudian dirumuskan respon preventif dan korektif. Penelitian ini menghasilkan kompetensi Anggota Pokja ULP pada aspek pengetahuan dan keterampilan berdasarkan risiko tersebut. Hasil penelitian ini kiranya dapat dipergunakan dalam rangka pengembangan standar kompetensi bagi Anggota Pokja ULP.

ABSTRACT
The main problem in a procurement process is often caused by human competency factor. This research aimed to analyze Procurement Service Unit Working Group Members competency through risk based analysis to increase procurement performance. Competency analysis was conducted by identifying risk factors within their duties and authorities, and then was analyzed to determine the dominant risk in order to generate preventive and corrective response. This research resulted in the competency in knowledge and skill aspect based on the risk. This result is expected to be beneficial in the development of competency standard for Procurement Service Unit Working Group Member.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45517
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Afirando
"Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seorang pegawai dalam melakukan pekerjaannya. Kumpulan dari beberapa kompetensi membentuk suatu model kompetensi. Model kompetensi yang saat ini digunakan di instansi pemerintah di Indonesia belum memiliki turunan kompetensi teknis yang lebih detail. Hal ini membuat kompetensi teknis Aparatur Sipil Negara (ASN) tidak dapat dievaluasi atau dipantau. Selain itu, asesmen yang banyak dilakukan saat ini belum memberikan penilaian kompetensi secara objektif. Sebagian besar asesmen kompetensi yang dilakukan berbentuk penilaian atasan terhadap bawahan. Penilaian pegawai yang subjektif dapat menimbulkan ketidaknyamanan pegawai dan menurunkan motivasi dalam bekerja. Penelitian ini mengusulkan pengembangan dari model kompetensi yang sudah ada agar mampu memberikan gambaran kebutuhan kompetensi teknis ASN. Selain itu, penelitian ini juga mengusulkan rancangan sistem informasi yang dapat digunakan untuk mengelola, mengukur dan memonitor kompetensi ASN. Pengukuran dilakukan secara objektif, agar mampu memberikan gambaran kompetensi pegawai yang akurat. Penelitian ini menggunakan pendekatan gabungan antara kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan pada proses pengembangan model kompetensi, sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan pada proses evaluasi rancangan sistem. Tahap pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada User-Centered Design, sehingga kebutuhan pengguna dapat terekam dengan baik sejak awal. Sistem yang dihasilkan berbentuk high-fidelity prototype, dengan penggunaan elemen gamifikasi di dalamnya untuk meningkatkan daya tarik pengguna. Alat bantu evaluasi yang digunakan pada penelitian ini adalah Usability Testing dan open-ended questionnaire.

Competence is the ability possessed by an employee in doing his job. A collection of several competencies forms a competency model. The competency model currently used in government agencies in Indonesia does not yet have a more detailed of technical competence. This makes the technical competence of ASN cannot be evaluated or monitored. In addition, the current assessments do not provide an objective competency assessment. Most competency assessments are bosses' assessments of employees. Subjective employee appraisal can cause employee discomfort and reduce motivation at work. This study proposes the development of an existing competency model that is able to provide an overview of the technical competency needs of ASN. This study also proposes an information system design that can be used to manage, measure and monitor ASN competencies. Measurements are carried out objectively, to provide an accurate description of employee competencies. This study uses a combined approach between qualitative and quantitative. A qualitative approach is used in the competency model development process, while a quantitative approach is used in the system design evaluation process. The system development stage used in this study refers to the User-Centered Design , so that user needs can be recorded properly from the start. The resulting system is in the form of a high-fidelity prototype, with the use of gamification elements in it to increase user attractiveness. Usability Testing and open-ended questionnaire were used to evaluate the prototype. "
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumijatun
"ABSTRAK
Dari hasil residensi ternyata pelaksanaan supervisi kepala ruangan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Jakarta belum dilakukan secara optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi tingkat kompetesi supervisi kepala ruangan dalam area personil keperawatan, lingkungan dan peralatan, asuhan keperawatan serta pendidikan dan pengembangan staff.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif dan bersifat kross seksional. Pengambilan data primer dilakukan dengan mengadakan wawancara yang mendalam dan data sekunder didapatkan dari pengumpulan dokumen-dokumen terkait. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 25 orang yang terdiri dari 6 orang kepala ruangan, 12 orang pelaksanan perawatan serta 1 orang ketua komite perawatan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa uraian tugas kepala ruangan di ruang rawat inap sudah ada, tetapi belum sesuai dengan standar (Departeren Kesehatan Republik Indonesia Gilles, Bittel, Swansburg). Hal ini mungkin disebabkan karakteristik kepala ruangan di ruang rawat inap adalah lulusan SPK dan bidan serta belum pernah mendapatkan pembekalan manajemen keperawatan. Mengenai skore kompetensi supervisi kepala ruangan dalam area personil keperawatan kurang sekali s/d sedang, di area lingkungan dan peralatan sedang s/d baik, area asuhan keperawatan kurang s/d cukup serta di area pendidikan dan pengembangan staf kurang s/d cukup. Dengan demikian dapat isimpulkan bahwa kompetensi supervisi kepala ruangan rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Jakarta masih perlu ditingkatkan.
Saran penelitian ini adalah perlunya dilakukan penambahan pengetahuan manajemen keperawatan bagi kepala ruangan, melengkapi uraian tugas, kaderisasi kepala ruangan dan memperbaiki komposisi tenaga keperawatan di rumah sakit.
Selanjutnya perlu diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi 1). Kompetensi supervisi kepala ruangan disetiap area dan 2). Kualitas asuhan keperawatan di rumah sakit.
ABSTRACT
The former internship conducted at Pasar Rebo Hospital found that supervision conducted by the Ward Head Nurse can still be improved.
This study aimed to identify the effects of job descriptions and profile of the Ward Head Nurse on the levels of supervision in the area of nursing personnel, environment & facility and nursing care as well as training & developing of staff.
The methodology was cross sectional, using qualitative approach. Data collection was done by indepth interview and secondary data was obtained through analyzing relevant documents.
The study interviewed 25 staff consisted of 6 Ward Head Nurse, 18 nurses and the chief of nursing committee. The study found that job description of Ward Head Nurse is available, yet not according to the Department of Health standards.
The supervisory competency of Ward Head Nurse in the area of nursing personal is ranged : from very low to moderate, in the area of environment & facility : from moderate to good, in the area of nursing care : from low to moderate and the area of staff' development & training from : low to moderate. This concludes that supervisory competency of Ward Head Nurse at the studied hospital needs to be improved.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"As one indicator for measuring the success of district autonomy is the government in serving citizen an lead the to a better life. In fact,district government's work has not met the expectation that they still can not serve people optimally
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>