Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42306 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mamiek Mandar Asih
"ABSTRAK
Jumlah tenaga perawat yang besar memberikan kontribusi yang lebih tinggl dalam memberikan pelayanan kcsehatan dan peningkatan mutu pelayanan dan citra rumah sakit. Keperawatan sebagai profesi yang sedang berkembang dituntut untuk tems meningkatkan profesionalisme melalui pendidikan yang terencana dan bertahap, peningkatan mobilitas ;5endayagunaan perawat profcsional dan pemberian kesempatan pengernbangan karir. Perawat sebaiknya ditempatkan sesuai dengan peran dan fnmgsinya sebagai perawat profesional dengan penilaian berdasarkan pendidikan, pengalaman kerja, dan kompetensinya.
Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Islam Jakarta karena pengembangan kalir tenaga keperawatan yang dilaksanakan di Rumah Sakit Islam Jakarta belum sesuai dengan fungsi dan peran perawat. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam terhadap jajaran direksi, jajaran manajer, dan jajaran kepala seksi serta Focus Group Discussion (FGD) untuk para kepala ruangan dan perawat pelaksana. Untuk memperkuat metode tersebut dilakukan telaah dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pengernbangan karir tenaga keperawatan di Rumah Sakit Islam Jakarta. Rumah Sakit Islam Jakarta memiliki tenaga keperawatan berjumlah 519 orang (42,29% dari tenaga yang ada), yang mayoritas berada pada kelompok umur 36-40 tahun (2l,96%), memiliki masa kerja diatas sepuluh tahun (66,29%), dan dengan latar belakang pendidikan Diploma III Keperawatan (83,82%).
Mekanisme pengembangan tenaga kepcrawatan yang saat ini ditempatkan di Rumah Sakit Islam Jakarta dimulai dengan kegiatan recruitment pegawai baru dan dilanjutkan dengan orientasi pegawai baru dengan status sebagai tenaga magang selama satu tahun. Selain itu juga meliputi kegiatan mutasi/rotasi, promosi, dan pendidikan dan pelatihan. Berdasarkan harapan-harapan terhadap pengembangan karir perawat dan dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan karir perawat, diperoleh rancangan pola pengembangan karir perawat pelaksana yang sesuai dengan peran dan flmgsinya yang dapat diterapkan di Rumah Sakit Islam Jakarta yaitu sebagai Perawat Manajer/PM (lima lcvcl), Perawat Pendidik/PP (empat level), dan Perawat Klinik/PK (nyuh level). Dari ketiga kategori tersebut. jenjang kanir sebagai Perawat Manajer dan Perawat Klinik lebih diprioritaskan untuk dilaksanakan.
Pada akhir penciitian ini, direkomendasikan bagi Rumah Sakit Islam Jakarta umuk dilaksanakan sosialisai dan advokasi lerhadap jajaran direksi dan tenaga keperawatan dalam pengembangan karir perawat pelaksana. Serta perlu disusunnya instrumen uji kompetensi yang berhubungan dengan program pengembangan karir tenaga keperawatan. Selain im dalam peningkatan jenjang karir perlu adanya sistem remunerasi baik dalam bentuk penghargaan (pendidikan berkelanjutan) atau peningkatan pendapatan.

ABSTRACT
High amount of nurse force give higher contribution in giving health service and increasing service quality and hospital image. Nursing as developed profession demanded to increase continually through scheduled and staged education, increasing :nobility of professional nurse utilization and giving chance to carrier development. Nurse better placed appropriate with role and ftmction as professional nurse with assessment based on education, work experience and competence.
Research conducted at Rumah Sakit Islam Jakarta because nursing force carrier development that conducted in Islam Hospital Jakarta is not yet appropriate with function and nurse role. Research conducted by qualitative research method using circumstantial interview toward administration line, manager line, and chief line section and focus group Discussion (FGD) to chief executive and nurse. To strengthen those methods conducted documents study that related with carrier development of nursing force in Rumah Sakit Islam Jakarta.
Rumah Sakit Islam Jakarta has nursing force as much as 519 people (42,29% from existed force), majority in 36 - 40 group ages (2l,96%), has work length above ten years (66,29%), and education background of Nursing D III (83,82%). Development mechanism of nursing force that implemented in Rumah Sakit Islam Jakarta started with new employee recruitment activity and continued with new employee orientation by apprentice status for 1 year. Otherwise, it also includes mutation/rotation activity, and education and training. Based on expectation toward nurse carrier development and considering development principles of nurse carrier, got development design of nurse carrier that appropriate with role and function?s that could be implemented in Rumah Sakit Islam Jakarta as Nurse Manager/PM (tive level), Educator Nurse/PP (four level), and Clinic Nurse/PK (seven level). From those third categories, carrier stage as Nurse Manager and Clinic Nurse is being more priority.
In the end of this research, recommended to Rumah Sakit Islam Jakarta to conduct socialization and advocate toward administrator line and nursing force in developing nurse carrier. Competence test instrument that related with development program of nursing force carrier need designed. Besides, in improving carrier stages needs remuneration system whether in appreciation form (continued education) or income improvement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34558
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusmiati
"Kinerja perawat pelaksana merupakan serangkaian kegiatan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien. Kinerja perawat mencakup penerapan jaminan mutu, pendidikan, penilaian kinerja, kesejawatan, etik, kolaborasi, riset, dan pemanfaatan sumber-sumber. Kinerja yang baik merupakan cerminan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan. Kinerja diprediksi dapat dipengaruhi oleh umur, pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan, lama kerja, dan lingkungan organisasi (struktur organisasi, dan desain pekerjaan) di rumah sakit yang disebut sebagai variabel independen. Dalam proses pelayanan keperawatan variabel independen tersebut secara bersama-sarrna mempunyai kontribusi terhadap kinerja perawat pelaksana.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi yang bertujuan untuk menguji hubungan antara lingkungan organisasi dan karakteristik perawat dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUP Persahabatan Jakarta. Penelitian menggunakan total populasi yang telah memenuhi kriteria inklusi, yaitu sebanyak 156 perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap. Penelitian ini menggambarkan bahwa perawat pelaksana sebagian besar mempunyai kinerja yang kurang baik (50,6%). Pengujian ada atau tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen digunakan Pew-son's Product Moment, hasil analisis dikategorikan menjadi kurang atau baik berdasarkan nilai median sebagai cut off point.
Hasil analisis dengan alpha < 0,05 menunjukkan bahwa umur, jenis kelamin, pendidikan, status kawin, lama kerja, pembidangan pekerjaan, tingkat hirarki, dan kesatuan perintah tidak ada hubungan yang bermakna terhadap kinerja perawat pelaksana. Sub variabel dari struktur organisasi yaitu: perumusan masalah, pembagian tugas, pendelegasian dan wewenang, koordinasi, rentang kendali, cakupan pekerjaan, kedalaman pekerjaan, dan hubungan pekerjaan secara bermakna ada hubungan dengan kinerja. Untuk mengetahui variable yang dominan terhadap kinerja perawat pelaksana digunakan uji regresi logistik ganda, basil penelitian menunjukkan ada dua variabel yaitu koordinasi nilai p wald 0,001 dan kedalaman pekerjaan nilai p wald 0,004. Hasil ini menunjukkan bahwa koordinasi paling dominan terhadap kinerja. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya pengernbangan dalam bidang keperawatan yang berorientasi pada lingkungan organisasi internal.

The performance of nurse provider is a set of activities of the nurse in providing nursing care to the client. The nurse's performance is included the implementation of quality assurance, education, performance appraisal, peer, ethics, collaboration, research and the utilization of resources. The best performance is reflected through the quality of nursing care. The performance is predicted to be contributed by the age, education, gender, marital status, length of work organizational environment (organization structure and work design) in the hospital are considered as the independent variables.
This study used the quantitative with correlation descriptive design with the purpose to examine the relationship between organizational environment and nurse characteristics with the performance of nurse providers working in nursing ward of RSUP Persahabatan, Jakarta. This research used the total population meeting the inclusive criteria with the total of 156 nurse providers working in nursing ward This study revealed that most of the nurses did not perform as expected or not well performed (50.6°%). To analyze the relationships among variables, the Pearson Product Moment Correlation was utilized the median value was used as a cut off point to categorize the poor and good performance.
The result of this statistical analysis with the alpha < 0.05 revealed that the age, gender, education, marital status, length of work field of work, hierarchy level, and similar/united order of work had no significant relationship with the performance of nurse providers. Sub variables of problem formulation, task distribution, delegation and authority, coordination, control, scope of work detail, and work correlation had significant relationship with performance. Based on multiple logistic regression, the result of this study shown that coordination with p wald 0,001 and work detail with p wald 0,004. It means that coordination was the most determinant factor to nurse's performance. The implication of this study to nursing that there was a need to have development in nursing management of care focusing on the internal organizational environment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18057
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hadi
"Tujuan penelitian ini yang pertama adalah untuk memperoleh gambaran mengenai perbedaan penerapan fungsi-fungsi manajemen, gaya kepemimpinan kepala ruangan dan kinerja perawat pelaksana di rurnah sakit yang berbasis militer dan non militer di Jakarta. Kedua untuk memperoleh informasi mengenai hubungan penerapan fungsi-fungsi manajemen dan gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana . Variabel pengaruh dalam penelitian ini adalah fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian) dan gaya kepemimpinan (otoriter, partisipatif, katalis dan bebas tindak). Variabel terpengaruh adalah kinerja perawat pelaksana, sedangkan variable confounding adalah umur, jenis kelamin dan lama kerja.
Hasil penelitian membuktikan bahwa penerapan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, gaya kepemimpinan otoriter dan gaya kepemimpinan partisipatif berbeda bermakna antara rumah sakit militer dan non-militer di Jakarta. Rumah sakit non-militer memiliki skor rata-rata lebih tinggi pada ke enam variable diatas, sedangkan variable gaya kepemimpinan katalis , bebas tindak dan kinerja perawat pelaksana tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Pada analisis hubungan dengan uji regresi linier sederhana juga menunjukkan bahwa variable fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, gaya kepemimpinan otoriter, gaya kepemimpinan partisipatif, umur dan lama kerja menunjukkan hubungan yang signifikan serta masing-masing menyumbang (sesuai urutan) 21,5%, 19%, 17,2%, 12%, 13%, 2% dan 1,9% variasi nilai kinerja. Sedangkan pada analisis regresi linier ganda menunjukkan bahwa variable penerapan fungsi perencanaan dan pengorganisasian merupakan variable yang paling kuat hubungannya dengan kinerja perawat pelaksana dan memperoleh model prediksi; Kinerja =55,174+1,816 (fungsi perencanaan)+0,958 (fungsi pengorganisasian). Model ini juga meyumbang sebesar 23% variasi nilai kinerja.
Dampak penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja perawat pelaksana melalui penerapan fungsi-fungsi manajemen dan gaya kepemimpinan yang tepat oleh kepala ruangan. Peningkatan kemampuan kepala ruangan dapat melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan.
Daftar Pustaka: (1967 - 2003)

Relation Between Applications of Management Functions and Style Leadership of Chiefs Room with the Effort of Work from Nurses Practitioner at Military and Non-Military Hospitals in Jakarta (The Comparative Study)The purposes of this research are, first, to have the description about differences in application of management functions and style leadership of chiefs room with the effort of work from nurses practitioner at military and non-military hospitals in Jakarta. Second, to have the information about relation between application of management functions and style leadership of chief s room with the effort of work from nurses? practitioner. Dependent variable in this research is management functions (planning, organizing, actuating, and controlling) and style leadership (autocratic, participative, catalyze and laizez fire). Independent variable is the effort of work from nurses? practitioner, meanwhile the confounding variable are ages, sex and time of work.
The result from this research prove that application of planning, organizing, actuating, controlling, autocratic style leadership and participative leadership have significant differences between military and non-military hospitals. Non-military hospitals have average score higher in sixth variable above, meanwhile variable: catalyst style leadership and laizez fire style leadership, free of action and the effort of work from nurses practitioner do not show significant differences. In relation analyzes with simple linier regressions test also show that variable: function of planning, organizing, actuating, controlling, autocratic style leadership, participative leadership, ages and time of work have significant relationship and they also give the point to variations of the effort of work value (one variable have one value) 21,5%, 19%, 17,2%, 12%, 13%, and 1,9%. Meanwhile in multiple linier regressions test show that variable: application of planning and organizing are strong variable in their relations with the effort of work from nurse practitioner and have prediction model: the effort of work =55,174 + 1,816*planning + 0,958*organizing. These models also give 23% point to variation of the effort of work value.
The author hope this result can use increases the effort of work from nurses? practitioner through application of management functions and right of style leadership of chief?s room. The increasing ability of chief?s room can get from courses and continuing education.
Reference (1967 - 2003)"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T10831
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mokhamad Arifin
"Peningkatan kualitas keperawatan tidak akan terlepas dari bagaimana sebuah institusi melakukan manajemen keperawatan secara baik yang diharapkan akan meningkatkan kinerja perawat pelaksana dalam memberikan pelayanan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kemampuan manajerial kepala rang (P1, P2, dan P3) dengan kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Pekajangan. Desain penelitian adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cratis sectional. Populasi penelitian adalah perawat di Ruang rawat Inap PKU Muhammadiyah Pekajangan sejumlah 61 sedangkan sampel adalah keseluruhan perawat pelaksana sebanyak 56 dengan kriteria bukan kepala ruang. Untuk analisis univariat menggunakan distnibusi frekuensi, untuk analisis bivarial digunakan uji chi square, sedang untuk analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik gartda. Kepala ruang diberikan format tersendiri yaitu 2 format penilaian kinerja secara langsung maupun tidak langsung. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan manajerial kepala ruang adalah masih kurang (mean : 2,65) sedangkan kinerja perawat pelaksana adalah cukup (mean = 0,71). Penelitian ini menemukan adanya hubungan antara kemampuan manajerial kepala ruang dengan kinerja perawat pelaksana dalam dokumentasi keperawatan (asuhan keperawatan secara tidak langsung) dengan p=0,013. Penelitian ini juga menemukan bahwa faktor yang paling dominan berhubungan dengan kinerja perawat pelaksana adalah kemampuan P1 (Perencanaan) dengan nilai Odds Ratio= 7,410. Untuk itu rumah sakit dalam hal ini bidang keperawatan disarankan untuk melakukan pelatihan manajemen bagi kepala ruang, sosialisasi tentang perlunya penguasaan proses keperawatan terutama dokumetasi asuhan keperawatan bagi kepala ruang maupun perawat pelaksana."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18402
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Sukamto
"Penelitian ini berjudul "Analisis Beban Kerja dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Disiplin Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Samarinda dengan menggunakan desain deskriptif korelatif yang bertujuan untuk menganalisis beban kerja dan faktor-faktor yang berhubungan dengan disiplin kerja perawat pelaksana di ruang rawat amp Rumah Sakit Islam Samarinda (RSIS). Populasi penelitian FIdalih 129 orang perawat pelaksana dengan latar belakang pendidikan D-3 Keperawatan dan SPK/SPR/Bidan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 97 orang, yang diperoleh melalui kombinasi random sampling dan proporsional yang terdistribusi di 9 ruang rawat inap RSIS. Untuk menguji hubungan beban kerja, teladan pimpinan, balas jasa, sanksi hukuman dan tujuan (variabel independen) dengan disiplin kerja (variabel dependen), digunakan analisis univariat, yang salah satunya distribusi frekuensi, bivariat yaitu chi square dan uji T Berta uji multivariat regresi logistik, dengan menggunakan kombinasi antara model prediksi dan model faktor risiko. Dengan tingkat kepercayaan a = 0,05, hasil uji bivariat diperoleh hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan disiplin kerja (p 0,033), teladan pimpinan dengan disiplin kerja (p=0,020), tujuan dengan disiplin kerja (p),002) dan status menikah (variable confounding) dengan disiplin kerja (0,005). Semua variable Confounding (Usia, jenis kelamin, Pendidikan, lama kerja dan Status Pernikahan), tidak ada yang masuk sebagai confounder ke dalam pemodelan regresi logistik karena memiliki nilai delta (perubahan) Odd Ratio kurang dari 10 persen. Dari analisis multivariat diketahui bahwa variabel tujuan (p=0,001) merupakan variabel yang paling berhubungan dengan disiplin kerja. Implikasi dari temuan ini adalah dengan memahami dan memiliki komitmen tinggi untuk mencapai tujuan dalam bekerja menyebabkan perawat pelaksana akan berdisiplin kerja yang tinggi. Untuk itu perlu diciptakan program yang dapat menumbuhkan kesadaran perawat pelaksana dalam memahami dan berkomitmen tinggi, untuk mencapai tujuan dari pekerjaannya, seperti pengembangan pedoman standar kinerja atau uraian tugas, standar disiplin kerja dan sistem penghargaan bagi yang berprestasi dan hukuman bagi yang melanggar disiplin kerja. Dengan dilaksanakannya program ini, pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja, sebagai tujuan akhir dari persoalan manajemen, terrnasuk di dalamnya manajemen keperawatan.

This research tittle is Workload Analysis and Factors Correlated to Work Discipline on Staff Nurse at Samarinda Islamic Hospital. Descriptive of correlation design was used, with objective to analysis of workload and factors correlated to work discipline on staff nurse at Samarinda Islamic Hospital. The number of sample size were 97 of 129 total population, obtained by through combination of random and proportional sampling. Univariate, bivariate and multivariate analysis were utilized to identify the correlation between variable of independent and variable of dependent Using the significant level (a = 0,05), bivariate analysis obtained a relationship between work load and work discipline (p),033), Leadership model and work discipline (p =[},020), Purpose and work discipline (Pli,002) and marital status (variable of confounding) and work discipline (0,005). Multivariate analysis was found that variable of purpose (p:1,001) represent most related to work discipline. Implication of the results the staff nurse who highest work purpose will has highest work disciplin. In order to sustain this condition, program design to improve self awareness and commitment on staff nurse, to establish the highest performing and work product."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18399
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Norjanah
"Motivasi berkaitan erat dengan kinerja yang pada akhimya akan memberikan kepuasan kerja bagi pelakunya. Bagaimana memotivasi merupakan ketrampilan tersendiri bagi pemimpin. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan metode cross sectional, bertujuan untuk melihat hubungan antara motivasi dan keyakinan beragama dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Motivasi kerja menggunakan pendekatan teori Herzberg yang terdiri faktor motivator dan faktor higiene. Responden berpendidikan Dill Keperawatan, SI Keperawatan, dan SPKIDI Kebidanan. Jumlah sampel adalah 116 perawat dari beberapa ruang rawat di RSIJPK.
Hasil penelitian menemukan adanya hubungan antara otonomi dan tanggung jawab dengan kepuasan kerja (p=0,418) kemungkinan pengembangan dengan kepuasan kerja (p-0,000) faktor motivator dengan kepuasan kerja (p=4,018) supervisi dengan kepuasan kerja (p=0,011) gaji dengan kepuasan kerja (p=0,030) interaksi antar manusia dengan kepuasan kerja (p=0,010) kebijakan organisasi dengan kepuasan kerja (p=0,005) lingkungan kerja dengan kepuasan kerja (p=0,003) faktor higiene dengan kepuasan kerja (p=0,000) motivasi dengan kepuasan kerja (p=0,002) keyakinan beragama dengan kepuasan kerja (p=0,000) Semua variabel karakteristik perawat (umur, jenis kelamin, lama kerja, tingkat pendidikan dan status perkawinan ) tidak berhubungan dengan kepuasan kerja. Hasil uji multivariat didapatkan sub variabel kemungkinan pengembangan adalah yang paling berpengaruh terhadap kepuuasan kerja (p=0,000).
Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya penerapan jenjang karir fungsional yang akan meningkatkan penghargaan, prestasi kerja, otonomi dan tanggung jawab pemberian asuhan keperawatan serta meningkatkan kualitas pelaksanaan dan ketrampilan supervisi. Penerapan jenjang karir fungsional dengan memperhatikan tingkat pendidikan dan kualitas ketrampilan kerja pada perawat pelaksana diharapkan akan meningkatkan kepuasan kerja."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siswati Setiasih
"Perawat yang mempunyai kepuasan kerja cukup baik diharapkan dapat meningkatkan mute pelayanan keperawatan yang mereka berikan terhadap klien. Kepuasan Mien dan kualitas pelayanan keperawatan telah dikenal sebagai salah satu faktor yang menjadi alasan klien ingin kembali ke rumah sakit yang sama.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepuasan kerja perawat dengan kepuasan klien. Penelitian dilakukan di ruangan rawat inap dan rawat jalan di Rumah Sakit Husada Jakarta, menggunakan desain deskriptif korelasional dengan rancangan cross sectional terhadap 92 perawat dan 138 Mien. Instrumen yang digunakan terdiri dari kuesioner karakteristik Mien dan perawat, kepuasan kerja perawat dan kepuasan Mien.
Hasil penelitian ditemukan kepuasan kerja perawat 07- 0,93) dan klien (x =0,89). Uji t test dan Anova dilakukan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik perawat dan klien dengan kepuasan kerja perawat dan kepuasan Mien. Status perkawinaan dan ruangan tempat perawat bekerja mempengaruhi kepuasan kerja perawat. Latar belakang pendidikan Mien mempengaruhi kepuasan Mien. Uji hubungan antara kepuasan kerja perawat dengan kepuasan Mien digunakan Pearson's Product Moment Correlation Coefrcient.
Hasil menunjukkan ada hubungan antara kepuasan kerja perawat dengan kepuasan Mien dengan nilai p<0,05. Sedangkan untuk masing-masing subvariabel dari kepuasan kerja perawat hanya otonomi dan interaksi sosial yang berhubungan dengan kepuasan Mien, variabel lain yaitu penghasilan dan kebijakan organisasi ditemukan tidak ada hubungan dengan kepuasan Mien (p>0,05).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa otonomi merupakan subvariabel yang paling berpengaruh terhadap kepuasan klien, tetapi hanya 25,5% dari variasi kepuasan Mien yang dapat dijelaskan secara simultan oleh otoraomi yang dimiliki perawat. Hal ini dapat terjadi karena belum optimalnya otonomi yang dimiliki oleh perawat dalam melaksanakan praktek keperawatan. Oleh karena itu manajemen keperawatan perlu membuat suatu kebijakan atau upaya yang dapat meningkatkan otonomi perawat melalui penyusunan dan penerapan jenjang karir klinik perawat berdasarkan tingkat pendidikan dan kompetensi yang dimiliki oleh perawat."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milawati Lusiani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu dan sistem penghargaan, dengan kinerja perawat pelaksana RS Sumber Waras Jakarta dengan desain cross sectional, jumlah sampel 195 orang dengan kriteria perawat yang bekerja di unit rawat inap, pengalaman kerja minimal 1 tahun, perawat yang telah mengikuti pelatihan tentang asuhan keperawatan, berlatar belakang pendidikan keperawatan, tidak sedang cuti, sakit atau tugas belajar saat penelitian dan tidak menjabat sebagai kepala ruangan, sampel ditentukan melalui simpel random sampling dengan lottery technique. Instrumen yang digunakan berupa angket untuk mengetahui karakteristik individu dan sistem penghargaan dengan kinerja perawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik individu yang berhubungan dengan kinerja adalah lama kerja sedangkan sistem penghargaan gaji, tunjangan dan pengakuan secara bermakna berhubungan dengan kinerja. Sedangkan insentif dan bonus, pendidikan, pelatihan, promosi dan jenjang karir tidak berhubungan secara bermakna dengan kinerja. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sistem penghargaan yang paling dominan berhubungan dengan kinerja adalah gaji dan pengakuan. lmplikasi dari hasil penelitian tersebut maka manajemen rumah sakit perlu meninjau ulang kebijakan terkait sistem pengkajian perlu dipertimbangkan pengkajian berbasis kompetensi dan faktor-faktor yang dapat meningkatkan kinerja perawat diantaranya adalah jaminan perawat dalam bekerja dan beban kerja perawat. Pengakuan profesi lain terhadap perawat juga perlu ditingkatkan, misalnya forum diskusi duduk bersama dalam membahas kasus-kasus pasien.

This study has been made with the aim to obtain knowledge about correlation between demographic characteristic and reward system perception with nurse performance in Sumber Waras Hospital Jakarta using the cross sectional design. The sample covered consisted of 195 nurse, meeting the such criteria as : staff nurse clinical applier, work experience one years and have following training and upgrading for nurse. The sampling method comprised the simple random sampling and the lottery technique. The instruments applied included questioners to find out the demography characteristic and reward system with nurse performance. Result of the study have shown that the demography characteristic with work lasting correlation to nurse performance. Their reward system salary, guaranteed, confessed meaningful correlation with nurse performance. The study results have also revealed that the reward system salary is the most significant correlation factor. Its implication, therefore would management hospital should evaluate and reform the system remuneration to basic competition and based on the staff nurse clinical applier performance, job encouragement, and most of all give them an opportunity in increasing their field. Confess other profession to nurse need to increasing, as such together discuss about clients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Saljan
"Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Pondok Kopi Jakarta Timur sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan masyarakat, dalam era globalisasi berusaha meningkatkan kualitas mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Salah satu indikator untuk menjaga kualitas pelayanan adalah peningkatan kinerja perawat pelaksana. Agar kinerja perawat pelaksana meningkat dilakukan kegiatan supervisi secara kontinyu. Supervisi adalah suatu usaha untuk meningkatkan kinerja dengan cara merencanakan, mengarahkan, menilai, dan melatih dalam setiap kegiatan supervisi, terhadap perawat pelaksana dalam memberikan Asuhan Keperawatan. Pelatihan supervisi tentang peran supervisor sebagai perencana, pengarah, penilai dan pelatih telah pernah dilakukan kepada para supervisor di RSIJ Pondok Kopi, untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan supervisi oleh supervisor, dimaukan penelitian dengan tujuan memperoleh informasi tentang pengaruh pelatihan supervisi terhadap peningkatan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat Map RSIJ Pondok Kopi Jakarta Timur. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelational yang dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh pelatihan supervisi terhadap peningkatan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat map RSIJ Pondok Kopi Jakarta Timur. Sampel penelitian dengan menggunakan purposive sampling adalah 55 perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap perawatan umum RSIJ Pondok Kopi Jakrta Timur. Hasil penelitian dari analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukan bahwa adanya pengaruh yang signifikan peran supervisor sebagai penilai dalam supervisi terhadap peningkatan kinerja perawat pelaksana setelah dimasukan faktor counfonding umur, jenis kelamin dan lama kerja dengan nilai OR=22,16 dan nilai p=0,003 (p<0,05). Berdasar hasil penelitian dapat disarankan agar bidang perawatan dapat membuat job description dari para supervisor, menetukan kriterianya, memelihara dan meningkatkan peran supervisor dalam melaksanakan perannya dalam upaya meningkatkan kinerja perawat pelaksana.

Islamic Hospital Pondok Kopi east Jakarta as the public health care service institution is taking part in globalization development in improving health care service as well as nursing care. One of the indicator in maintaining the quality of nursing care is improvement of the clinical performance of the nursing staff In order to improve the clinical performance, it is implemented the supervision course program on the nursing staff regularly. Supervision course is preparing the supervisor to plan, supervise, evaluate and couch the nursing staff in implementing the nursing care. After intervention is given, the study examines the clinical performance of the nursing staff in the in-patient unit in Islamic Hospital Pondok Kopi east Jakarta. This study was descriptive correlation in order to see the influence of supervising course program to the improvement of clinical performance of nursing staff in patient unit in Islamic Hospital Pondok Kopi east Jakarta. The sample of this study was purposive sampling of 55 clinical nurses who were working in general ward in Islamic Hospital Pondok Kopi east Jakarta. The result of the study which was analyze using multivariate & logistic regression, showed the- high significance of supervisor role in supervising the nursing staff in order to improve the clinical performance. The result was using the confounding factor such as age, sex, and working experience with the result of OR = 22,16 and the p = 0,003 (p < 0,05). Some recommendation are suggested that the nursing officer should have the job description for supervisor, deciding the criteria to be a supervisor, maintaining and improving the role of supervisor in order to improve the clinical performance of the staff nurse."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18686
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katarina Siena Vania Hendianto
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26587
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>