Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60215 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ernawati
"Keadaan sakit pada penderita stroke seringkali mengakibatkan klien mengalami keterbatasan dalam motorik dan mobilisasi. Hal ini menyebabkan klien memerlukan bamuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Keluarga adalah orang terdekat yang diharapkan mampu memberikan bantuan kepada klien, mengingat salah satu fungsi keluarga adalah membantu anggota keluarga dalam perawatan kesehatan. Sebagaimana prinsip dalam asuhan keperawatan, diberikan dalam konteks perawatan keluarga, artinya didalam pemberian asuhan perawatan senantiasa melibatkan klien dan keluarganya, dengan demikian akan tercapai tingkat kesehatan yang lebih optimal dan berguna untuk memandirikan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keluarga untuk terlibat dalam perawatan klien adalah adanya motivasi, hal ini menjadi penting artinya mengingat motivasi mampu menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu. Sebagai seorang perawat penulis mencoba meneliti faktor-faktor apa yang menyebabkan keluarga termotivasi untuk terlibat dalam perawatan diri klien stroke.
Metode yang digunakan yaitu deskriptif eksploratif. Penelitian dilakukan melalui kuesioner terhadap 30 responden, yaitu keluarga yang mempunyai anggota keluarga menderita stroke. Hasilnya menunjukan baik faktor intrinsik maupun ekstrinsik dapat mempengaruhi motivasi keluarga, walaupun faktor intrinsik seperti pengetahuan, pengalaman, kebutuhan dan minat lebih mempengaruhi dibandingkan faktor ekstrinsik yaitu, support sistim, ekonomi, situasi lingkungan dan jenis kegiatan. Hal ini menunjukan bahwa motivasi yang tinggi diperlukan keluarga untuk terlibat aktif dalam perawatan diri klien stroke.Mengingat penelitian ini masih dapat dikembangkan dengan mempertimbangkan variabel lainnya, maka penelitian lebih lanjut masih diperlukan."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5257
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Astuti Yuni Nursasi
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Keliat, Budi Anna
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, [Date of publication not identified]
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara peran keluarga
dengan motivasi dan kemandirian perawatan diri pada Iansia. Perawatan diri
dalam penelitian ini berfokus pada pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari Iansia.
Desain penelitian yang diguuakan adalah deskriptif korelatif dengan teknik
pengambilan sampel yaitu random sampling. Penelitian ini melibatkan 70
responden lansia dan keluarganya di RW 005 Pejaten Timur Pasar Minggu Jakarta
Selatan. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa chi square
dengan alpha 0,05. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara peran keluarga dengan motivasi dan kemandirian perawatan diri
pada lansia di RW 005 Pejaten Timur Pasar Minggu Jakarta Selatan."
Lengkap +
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5737
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Pristiana Dewi
"Serangan stroke di masyarakat sering dianggap bencana karena umumnya menimbulkan kegagalan fungsi lumpuh dan sulit berkomunikasi. Kurang lebih 50% penderita stroke yang masih hidup menjadi kegagalan fungsi, tidak dapat bekerja lagi, dan menjadi beban dari keluarga (Luckman & Sorensen, 1993 dalam Handiyani, Haryati, Sumarwati, 2003). Dengan daya ketergantungan yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari, pasien stroke membutuhkan bantuan dan dukungan dari keluarga. Keluarga yang mampu menyelesaikan lima tugas kesehatan keluarga akan memberikan dampak yang signifikan terhadap optimalisasi status kesehatannya. Dalam hal melakukan perawatan terhadap anggota keluarga dengan stroke perlu didukung dengan internalisasi motivasi.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran motivasi keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan stroke di IRNA B di RS Dr Cipto Mangunkuso Jakarta Responden pada penelitian ini berjumlah 32 orang. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner untuk mengetahui data demografi responden dan motivasi keluarga. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dalam bentuk persentase.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 16 responden (50%) memiliki motivasi tinggi dan sebanyak 16 responden (50%) memiliki motivasi rendah. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka hendaknya dapat dilakukan penelitian lebih Ianjut perbandingan motivasi keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan stroke pada beberapa Rumah Sakit di Jakarta."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5575
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Astuti Yuni Nursasi
"[Pengendalian TB paru di Kota Depok masih berorientasi pada pelaksanaan program pengendalian TB nasional, belum terintegrasi dengan pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat sehingga klien TB belum mandiri melakukan perawatan TB. Model P2K3 dikembangkan berdasarkan integrasi model perawatan diri, model perawatan berbasis komunitas dan pendekatan perawatan yang berpusat pada klien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pemberdayaan perawat, kader, keluarga dan klien (P2K3) terhadap tingkat kemandirian klien dalam perawatan TB Paru, menggunakan desain kuasi eksperimen pre-post test pada dua kelompok. Penelitian dilakukan di 15 wilayah kerja Puskesmas di Kota Depok dengan kasus TB tertinggi. Penelitian terdiri dari tahap pengembangan model dan pengujian efektivitas model. Sampel diambil secara purposif sebanyak 108, terdiri dari 54 kelompok kontrol dan 54 kelompok intervensi. Hasil menunjukkan model P2K3 efektif untuk meningkatkan kemandirian klien TB Paru sebesar 40,2%. Penerapan model ini perlu didukung dengan kebijakan pelayanan kesehatan dari Dinas Kesehatan. Model P2K3 dan modulnya direkomendasikan digunakan oleh perawat di komunitas sebagai acuan pemberdayaan kader, keluarga dan klien TB Paru;

Pulmonary tuberculosis control in Depok has not been integrated to the implementation of the Community Health Care Program, so that the clients? self-care independence in their TB treatment still low. The nurse, community workers, family and clients empowerment model was developed based on integration of self-care model, community based care model, and patient centered care approach. This study aims to determine the effectiveness of nurse, health volunteers, family and clients empowerment model to the level of pulmonary tuberculosis clients? self-care independence that applied quasi-experimental design with nonequivalent group pretest-posttest method. This study consisted of model development and testing of the model?s effectiveness. It was held in 15 areas of Public Health Centers in Depok that have high prevalence of TB cases. The samples size were 108 that taken purposively. It was consisted of 54 the control group and 54 intervention group. The result showed that the model is effective for improving pulmonary tuberculosis clients? level of self-care independence as 40,2%. The application of this model needs to be supported by the policy of the Health Office Authority. This model was recommended to implement by nurses in the community as referral to empower community workers, family and pulmonary TB clients;Pulmonary tuberculosis control in Depok has not been integrated to the implementation of the Community Health Care Program, so that the clients’ self-care independence in their TB treatment still low. The nurse, community workers, family and clients empowerment model was developed based on integration of self-care model, community based care model, and patient centered care approach. This study aims to determine the effectiveness of nurse, health volunteers, family and clients empowerment model to the level of pulmonary tuberculosis clients’ self-care independence that applied quasi-experimental design with nonequivalent group pretest-posttest method. This study consisted of model development and testing of the model’s effectiveness. It was held in 15 areas of Public Health Centers in Depok that have high prevalence of TB cases. The samples size were 108 that taken purposively. It was consisted of 54 the control group and 54 intervention group. The result showed that the model is effective for improving pulmonary tuberculosis clients’ level of self-care independence as 40,2%. The application of this model needs to be supported by the policy of the Health Office Authority. This model was recommended to implement by nurses in the community as referral to empower community workers, family and pulmonary TB clients;Pulmonary tuberculosis control in Depok has not been integrated to the implementation of the Community Health Care Program, so that the clients’ self-care independence in their TB treatment still low. The nurse, community workers, family and clients empowerment model was developed based on integration of self-care model, community based care model, and patient centered care approach. This study aims to determine the effectiveness of nurse, health volunteers, family and clients empowerment model to the level of pulmonary tuberculosis clients’ self-care independence that applied quasi-experimental design with nonequivalent group pretest-posttest method. This study consisted of model development and testing of the model’s effectiveness. It was held in 15 areas of Public Health Centers in Depok that have high prevalence of TB cases. The samples size were 108 that taken purposively. It was consisted of 54 the control group and 54 intervention group. The result showed that the model is effective for improving pulmonary tuberculosis clients’ level of self-care independence as 40,2%. The application of this model needs to be supported by the policy of the Health Office Authority. This model was recommended to implement by nurses in the community as referral to empower community workers, family and pulmonary TB clients, Pulmonary tuberculosis control in Depok has not been integrated to the implementation of the Community Health Care Program, so that the clients’ self-care independence in their TB treatment still low. The nurse, community workers, family and clients empowerment model was developed based on integration of self-care model, community based care model, and patient centered care approach. This study aims to determine the effectiveness of nurse, health volunteers, family and clients empowerment model to the level of pulmonary tuberculosis clients’ self-care independence that applied quasi-experimental design with nonequivalent group pretest-posttest method. This study consisted of model development and testing of the model’s effectiveness. It was held in 15 areas of Public Health Centers in Depok that have high prevalence of TB cases. The samples size were 108 that taken purposively. It was consisted of 54 the control group and 54 intervention group. The result showed that the model is effective for improving pulmonary tuberculosis clients’ level of self-care independence as 40,2%. The application of this model needs to be supported by the policy of the Health Office Authority. This model was recommended to implement by nurses in the community as referral to empower community workers, family and pulmonary TB clients]
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
D2005
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gobel, Hafni Van
"Motivasi individu dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik dan intrinsik yang akan, menyebabkan individu tersebut terdorong untuk melakukan sesuatu kegiatan. PeneIitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hal-hal yang mempengaruhi motivasi klien menarik diri dalam mematuhi program pengobatan. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi klien menarik diri dalam mematuhi program pengobatan.
Data dianalisa dengan menghitung nilai sentral (mean) dari komponen komponen faktor-faktor yang diukur. Sebanyak 30 orang klien menarik diri yang menjadi responden dapat membaca dan menulis, dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, dalam keadaan sadar dan cukup kooperatif. Alat pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner yang terdiri dari isian tentang demografi dan empat komponen faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu faktor ekstrinsik dan intrinsik.
Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa dari faktor faktor tersebut ditemukan bahwa faktor dukungan keluarga ( support system ) dan tingkat pengetahuan klien paling berpengaruh pada tingkat kepatuhan klien dalam program pengobatan."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5042
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Keliat, Budi Anna
"Penelitian tentang Disability Adjusted Life Year (DALY), yang dilakukan pada tahun 1990, menemukan 7 (tujuh) masalah kesehatan yang mempunyai kontribusi paling besar terhadap kesehatan. Dalam penelitian tersebut, masalah kesehatan jiwa menempati urutan ketiga yakni sebesar 10,5 % dan seluruh masalah kesehatan (WHO, 1990). Berdasarkan laporan rumah sakit di Indonesia, ditemukan prevalensi gangguan jiwa cenderung meningkat dari 1.9 % pada tahun 1990 menjadi 2.0 % pada tahun 1995 (DepKes RI,1996). Sedangkan survei Kesehatan Mental Rumah Tangga (SRMRT) yang dilakukan pada tahun 1995 menemukan prevalensi gejala gangguan jiwa sebesar 185 orang per 1000 penduduk (Bahar,1995). Klien yang dirawat di rumah sakit jiwa mempunyai rata-rata lama hari rawat yang tinggi yaitu 54 hari (DepKes RI, 2000) dan klien yang paling lama dirawat adalah skizofrenia yaitu 64,8 hari (DepKes, 1995). Beberapa rumah sakit jiwa mempunyai rata-rata lama hari rawat yang lebih tinggi dari rata-rata nasional, antara lain, RSJP Bogor 115 hari (RSJP Bogor, 2001), RSJP Lawang 95 hari (RSJP Lawang, 2001). Survei tentang rata-rata lama hari rawat klien skizofrenia dengan perilaku kekerasan adalah 42 hari (RSJP Bogor, 2001), sedangkan Morrison (1994) dalam penelitiannya menemukan bahwa rata-rata lama hari rawat Mien perilaku kekerasan dengan diagnosis skizofrenia adalah 14 hari.
Berdasarkan hasil focus group discussion dengan sekelompok perawat yang berpengalaman merawat klien perilaku kekerasan ditemukan bahwa upaya yang biasa dilakukan adalah pemberian antipsikotik sesuai program terapi medik, disertai pengontrolan eksternal berupa pembatasan gerak dan pengikatan fisik. Berdasarkan data tersebut didapatkan beberapa masalah yaitu asuhan keperawatan klien perilaku kekerasan belum optimal, lama hari rawat klien masih panjang dan jarak kekambuhan belum diteliti.
Penelitian bertujuan untuk memberdayakan klien dan keluarga dalam merawat klien perilaku kekerasan melalui Pendidikan Kesehatan tentang Pencegahan Perilaku Kekerasan (PKPPK) yang diberikan oleh perawat, sehingga menghasilkan kemampuan. Klien yang mengikuti PKPPK dilatih 4 (empat) cara mencegah perilaku kekerasan yaitu cara fisik, cara sosial, cara spiritual dan patuh makan obat. Kemampuan klien melaksanakan keempat cara pencegahan dibagi tiga yaitu mandiri, bantuan dan tergantung. Kemudian dilakukan analisis pengaruh kemampuan yang dimiliki klien terhadap kejadian perilaku kekerasan, lama hari rawat dan jarak kekambuhan.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen, dalam bentuk rancangan sari ganda (multiple time series design). Penelitian dilakukan di RSJP Bogor dengan 152 klien dibagi dalam 2 kelompok yaitu 75 orang kelompok eksperimen dan 77 orang kelompok non eksperimen. Intervensi PKPPK diberikan pada klien kelompok intervensi dan keluarganya sesuai pedoman yang telah ditetapkan sampai klien pulang dari rumah sakit. Kemampuan klien diobservasi setiap hari sampai klien pulang dari rumah sakit.
Selama 120 hari setelah pulang dilakukan evaluasi kekambuhan setiap bulan melalui surat, telepon, dan daftar klien yang dirawat kembali di rumah sakit jiwa.
Hasil penelitian menunjukkan klien pria dua kali lipat lebih banyak dari klien wanita; usia paling banyak 30 tahun ke bawah; paling banyak anak pertama; Sebagian besar berpendidikan menengah dan rendah; tidak bekerja dan tidak kawin. Sebagian besar klien dirawat pertama kali, dan paling banyak dengan diagnosis skizofrenia paranoid. Anggota keluarga yang paling banyak bertanggung jawab adalah orangtua dan saudara kandung.
Klien yang mengikuti PKPPK, 86.6% mempunyai kemampuan mandiri dalam mencegah perilaku kekerasan dan klien yang lain mempunyai kemampuan bantuan. Klien yang tidak mengikuti PKPPK, semuanya hanya mempunyai kemampuan tergantung dalam menengah perilaku kekerasan. Kejadian perilaku kekerasan berkurang secara bermakna pada kedua kelompok, namun tidak ada perbedaan yang bermakna antara kelompok yang mengikuti PKPPK clan yang tidak mengikuti PKPPK. Dari analisis bivariat dan multi variat tidak ditemukan variabel yang berpengaruh terhadap kejadian perilaku kekerasan. Klien yang mengikuti PKPPK mempunyai lama hari rawat 23 hari dan yang tidak mengikuti PKPPK 40 hari. Lama hari rawat klien yang mengikuti PKPPK lebih pendek secara bermakna dari pada klien yang tidak mengikuti PKPPK. Dan analisis regresi linier ditemukan model yang fit, dan variabel yang berpengaruh secara bermakna memperpendek lama hari rawat adalah kemampuan mandiri dalam pencegahan perilaku kekerasan, jenis kelamin pria, usia 30 tahun ke bawah, perawatan pertama dan kedua, dan anggota keluarga yang merawat mempunyai latar belakang pendidikan menengah atau tinggi.
Klien yang mengikuti PKPPK sebanyak 13.39% (10 orang) kambuh dengan rata-rata jarak kekambuhan 92 hari setelah pulang dari rumah sakit jiwa. Klien yang tidak mengikuti PKPPK sebanyak 20.8% (16 orang) kambuh dengan rata-rata jarak kekambuhan 44 hari setelah pulang dari rumah sakit jiwa. Dari analisis regresi Cox ditemukan model yang fit, dan variabel yang berpengaruh secara bermakna memperpanjang jarak kekambuhan adalah kernampuan mandiri dalam pencegahan perilaku kekerasan, usia 30 tahun ke bawah dan mempunyai diagnosis skizofrenia paranoid.
Hasil penelitian membuktikan bahwa kemampuan mandiri dalam pencegahan perilaku kekerasan yang diperoleh klien yang mengikuti PKPPK berpengaruh secara bermakna dalam memperpendek lama hari rawat dan memperpanjang jarak kekambuhan, sehingga klien dapat 65 hari lebih lama di rumah atau masyarakat. Oleh karena itu disarankan agar PKPPK digunakan sebagai pedoman dalam merawat klien skizofrenia dengan perilaku kekerasan.

The Empowerment Of Client And Family In Caring For Schizophrenia Client With Violence Behavior In Bogor Mental HospitalResearch on Disability Adjusted Life Year (DALY), which was conducted in 1990, found 7 (seven)-health problems which contributed most to health matter. In that research, mental health problem was on the third place about 10.5% of all health problems (WHO, 1990). Based on reports from Indonesian hospitals, it was found that the prevalence of mental disturbance tend to increase from 1.9% in the year 1990 to 2.0% in the year 1995 (DepKes RI, 1996). Meanwhile, survey on the Mental Health of Household conducted in 1995 found the prevalence of mental disturbance symptoms in 185 out of 1000 people (Bahar, 1995). Clients who were hospitalized in mental hospital have an average length of stays (AvLOS) 54 days (DepKes RI, 2000) and the longest time is for schizophrenia, 64.8 days (DepKes, 1995). Some mental hospitals have higher AvLOS compare to national AvLOS, such as in Bogor Mental Hospital 115 days (RSJP Bogor, 2001), Lawang Mental Hospital 95 days (RSJP Lawang, 2001). Survey on the AvLOS for schizophrenia client with violent behavior found 42 days (RSJP Bogor, 2001), while Morrison (1994) in his research found that the AvLOS for client with violent behavior diagnosed with schizophrenia was 14 days.
Based on the result of focus group discussion with a group of nurses experienced in caring for client with violent behavior, it was found that the common effort was to administer anti-psychotic based on doctor's therapy, along with external control in the form of seclusion and physical restraint. Based on that data, several problems were derived such as: nursing care for client with violent behavior is not optimum yet, client's length of staying is longer and there has been no research on the time of relapse.
This research is intended to empower client and family in caring for client with violent behavior through the health education in preventing violent (HEPV) given by nurses, in order to result in the client's ability to prevent violent behavior. An analysis will then be conducted to find out the effect of clients ability to the occurrence of violent behavior, length of staying and time of relapse.
The method of research is quasi experiment, in the form of multiple time series design. Clients who followed HEPVare trained in 4 (four) ways to prevent violent behavior, namely: physical, social, spiritual and compliant medication. Clients' ability to perform those four preventive ways of violent behavior is divided into three kinds, which are independent, with help, and dependent. The research was conducted in Bogor Mental Hospital with 152 clients divided into two groups, 75 clients in the experimental group and 77 clients in the non-experimental group. HEPV intervention is given to clients in the experimental group and their families according to established HEPV until the clients are discharge from the hospital. The clients' capability is observed daily. For 120 days after their discharge from hospital, evaluation on relapse occurrence is conducted through letters, telephone and list of clients admitted to the mental hospital.
The result of the research showed that the number of male clients is twice as many as the number of female clients, the most common age is 30 and below, first born is also among the most number, most of them have medium and low level of education, most are being admitted for the first time, and the most common diagnosis is schizophrenia paranoid. The family members who are commonly responsible for caring of the client are parents and siblings.
Among the clients who followed HEPV, 86.6 % have the independent capability in preventing their violent behavior and the rest of the percentage has the capability with help. All clients who did not follow HEPV only have dependent capability in preventing their violent behavior. The occurrence of violent behavior decreases significantly in both groups, but there is no significant difference between the groups that follow HEPV and the group that did not follow HEPV. From bivariat and multi variat analysis, it was unable to find the variable that affects the occurrence of violent behavior.
Clients who follow HEPV have 23 days length of staying and clients who did not follow HEPV have 40 days length of staying. The length of staying from clients who follow HEPV is significantly shorter than that of clients who did not follow HEPV. From linear regression analysis was found a fit model, and the variable which have significant effect in reducing the length of staying are the independent capability in preventing violent behavior, male gender age of 30 and below, first and second admission, and the family members responsible for caring have a medium or high level of educational background.
Among the clients who follow HEPV, 13.39 % (10 clients) relapsed with an average relapse time of 92 days upon return from the mental hospital. Among clients who did not follow HEPV, 20.8 % (16 clients) relapsed with an average relapse time of 44 days upon return from the mental hospital. From Cox regression analysis was found a fit model, and the variable which have significant effect in increasing the relapse time are the independent capability in preventing violent behavior, age of 30 and below, and diagnosed with schizophrenia paranoid.
The result of this research has proven that independent capability in preventing violent behavior that the clients received from following HEPV has a meaningful effect in reducing the length of staying and prolong relapse time. Client can stay at home as well as in the community 65 days longer. Therefore, it is advisable that HEPV be used as guidance in caring for schizophrenia clients with violent behavior.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
D570
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emmelia Ratnawati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran serta keluarga dalam perawatan rehabilitasi dan tingkat kekambuhan klien penyalahgunaan NAPZA. Sampel terdiri dari 28 orang klien penyalahgunaan NAPZA yang ditentukan secara sample random sampling di Rumah Sakit Mitra Keluarga Jakarta. Berdasarkan uji statistik Pearson Product Moment Corelation didapatkan hubungan negatif antara peran serta keluarga dalam perawatan rehabilitasi terhadap tingkat kekambuhan klien penyalahgunaan NAPZA dengan r = - 0,19 Hal ini berarti tidak ada hubungan antara peran serta keluarga dengan tingkat kekambuhan klien penyalahgunaan NAPZA."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5082
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eden Florida
"Kepuasan seseorang menunjukkan terpenuhinya kebutuhan yang diinginkan, diperoleh dari pengalaman melakukan sesuatu, pekerjaan atau memperoleh perlakuan tertentu dan sesuatu sesuai kebutuhan. Kepuasan klien/keluarga terhadap layanan kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang diantaranya adalah kemampuan komunikasi terapeutik perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan klien/keluarga terhadap kemampuan perawat dalam menerapkan komunikasi terapeutik. Penelitian ini dilakukan di unit stroke RS PGI Cikini Jakarta terhadap 19 orang responden. Desain penelitian yang digunakan deskriptif sederhana. Instrumen yang digunakan untuk adalah kuesioner. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 84% responden menyatakan komunikasi perawat baik., 11% menyatakan cukup baik, dan 5% menyatakan kurang baik. Dari hasil analisis juga terlihat bahwa 79% responden sangat puas terhadap kemampuan perawat dalam menerapkan komunikasi terapeutik.

Satisfaction of someone show fulfilled of wanted requirement, to be obtained from experience do something work or obtain get certain treatment and something according to wanted requirement. Satisfaction of client/family to health service influenced by various factor; what among others is ability of communications nurse. Ute purpose ofthe smofv to know satisfaction of client/famib: to ability of nurse in applying terapeutic communication. This study took place in unit stroke RS PGI Cikfni Jakarta to 19 responden. The study was using descriptive design. lnstrument used for data collecting is kuesioner. The datas analised use analysis univariat. Result of this study indicate that 79% client/family very satisfied to ability of nurse in applying therapeutic communications."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5799
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>