Keadaan sakit pada penderita stroke seringkali mengakibatkan klien mengalami keterbatasan dalam motorik dan mobilisasi. Hal ini menyebabkan klien memerlukan bamuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Keluarga adalah orang terdekat yang diharapkan mampu memberikan bantuan kepada klien, mengingat salah satu fungsi keluarga adalah membantu anggota keluarga dalam perawatan kesehatan. Sebagaimana prinsip dalam asuhan keperawatan, diberikan dalam konteks perawatan keluarga, artinya didalam pemberian asuhan perawatan senantiasa melibatkan klien dan keluarganya, dengan demikian akan tercapai tingkat kesehatan yang lebih optimal dan berguna untuk memandirikan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keluarga untuk terlibat dalam perawatan klien adalah adanya motivasi, hal ini menjadi penting artinya mengingat motivasi mampu menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu. Sebagai seorang perawat penulis mencoba meneliti faktor-faktor apa yang menyebabkan keluarga termotivasi untuk terlibat dalam perawatan diri klien stroke.
Metode yang digunakan yaitu deskriptif eksploratif. Penelitian dilakukan melalui kuesioner terhadap 30 responden, yaitu keluarga yang mempunyai anggota keluarga menderita stroke. Hasilnya menunjukan baik faktor intrinsik maupun ekstrinsik dapat mempengaruhi motivasi keluarga, walaupun faktor intrinsik seperti pengetahuan, pengalaman, kebutuhan dan minat lebih mempengaruhi dibandingkan faktor ekstrinsik yaitu, support sistim, ekonomi, situasi lingkungan dan jenis kegiatan. Hal ini menunjukan bahwa motivasi yang tinggi diperlukan keluarga untuk terlibat aktif dalam perawatan diri klien stroke.Mengingat penelitian ini masih dapat dikembangkan dengan mempertimbangkan variabel lainnya, maka penelitian lebih lanjut masih diperlukan.