Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 228748 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endang Lestari
"Konsekuensi dan penerapan strategi SPICES di FK Unissula sejak 2005 adalah seluruh kegiatan pembelajaran harus dilaksanakan dengan pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa yang ditandai dengan adanya kegiatan belajar mandiri. Karena pembelajaran berpusat pada siswa tersebut merupakan budaya baru bagi mahasiswa, maka perlu dieksplorasi berbagai faktor yang dapat mempengaruhi perilaku mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran berpusat pada siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-fuktor prediksi perilaku pembelajaran berpusat pada siswa 205 mahasiswa angkatan 2005 dan 2006 menjadi subjek dalam penelitian ini. Keseluruhan data digali dengan menggunakan kuesioner. Risiko relatif (RR) dihitung untuk mengetahui risiko faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pernbe1ajaran berpusat pada siswa, dengan menggunakan regresi cox dengan time konstan, dengan menggunakan software STATA 9.
Hasil penelitian menunjukkan 123 (60%) mahasiswa memiliki perilaku pembelajaran yang tergolong dalam kategori pembelajaran berpusat pada siswa. Kesiapan belajar mandiri (RR sesuaiatFI,76, IK1,39-2,22), persepsi positif terhadap pembelajaran berpusat pada siswa (RR suaian I,Sl, dan asa1 daerah (RR suaian = 5,96, IK = 1,75-2,22) merupakan faktor prediksi dominan terbadap perilaku pembelajaran berpusat pada siswa. Pengelahuan mengenai pembelajaran berpusat pada siswa serta pengnasaan teknologi informasi, usia, gender, dan tahun akademik bukan merupakan fuktor prediksi dominan perilaku pembelajaran berpusat pada siswa.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulksn bahwa untuk meningkatkan perilaku pembelajaran student centered, faktor kesiapan beajar mandiri dan persepsi positif siswa terhadap pembelajaran berpusat pada siswa perlu ditingkatkan. Perlu diberikan bimbingan dan perhatian lebih kepada siswa berasal dari luar Jawa agar siap dan mampu melaksanakan pembelajaran berpusat pada siswa.

Sultan Agung Islamic medical school has to implement student centered learning strategy for all of its learning activities as its consequences of applying SPICES. Since the student centered learning is a new culture for most of the students study exploring factors which might influence the student centered behavior should be conducted. This study is aimed at investigating predicted factors of student centered behavior.
205 students from 2005 and 2006 academic year stood as the subjects of this study. Questionaires were used to collect data. Relative risks (RR) were calculated to identify the risk factors related to student centered behavior using Cox regression analysis with constant time.
The results indicate that 123 (60%) subjects perform student centered behavior. Tbe students' self directed learning readiness score (RR ajusted (RRa)=L76, CI L39-2.22), Cl L26- dominant factors which influence the student centered behavior. Variables of students' knowledge about student centered learning, IT skill, gender, age and students' year entry do not seem to affect the student centered behavior. In order to improve the performance of student centered behavior, self directed learning readiness and student positive perception toward student centered learning should be taken into consideration. Students from out of Java should be given major attention and guidance to go through student centered learning atmosphere.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
T31979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dona Ardalisa
"[Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemenuhan kebutuhan dasar psikologis berperan sebagai mediator dalam hubungan antara persepsi siswa mengenai iklim emosional kelas dan keterlibatan siswa. Data penelitian dikumpulkan melalui kuesioner lapor diri yang diisi oleh 391 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas 7 dan kelas 8 dari tiga SMP Negeri di Depok. Hasil analisa mediasi menunjukkan bahwa hubungan antara persepsi siswa mengenai iklim emosional kelas dan keterlibatan siswa dimediasi secara parsial oleh pemenuhan kebutuhan dasar psikologis. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar psikologis siswa di kelas berperan dalam menjelaskan hubungan antara persepsi siswa mengenai iklim emosional kelas dan keterlibatan siswa.

The aim of this study was to explore the role of basic psychological needs satisfaction as a mediator in the relationship between student’s perception of classroom emotional climate and student engagement. Data were collected through self-report questionnaire filled by 391 of 7th-grade and 8th-grade Junior High School students from three Public Junior High Schools in Depok. The result of mediation analyses showed that the relationship between student’s perception of classroom emotional climate and student engagement was partially mediated by basic psychological needs satisfaction. It indicated that student’s basic psychological needs satisfaction in the classroom took part in explaining the relationship between student’s perception of classroom emotional climate and student engagement.;The aim of this study was to explore the role of basic psychological needs satisfaction as a mediator in the relationship between student’s perception of classroom emotional climate and student engagement. Data were collected through self-report questionnaire filled by 391 of 7th-grade and 8th-grade Junior High School students from three Public Junior High Schools in Depok. The result of mediation analyses showed that the relationship between student’s perception of classroom emotional climate and student engagement was partially mediated by basic psychological needs satisfaction. It indicated that student’s basic psychological needs satisfaction in the classroom took part in explaining the relationship between student’s perception of classroom emotional climate and student engagement.;The aim of this study was to explore the role of basic psychological needs satisfaction as a mediator in the relationship between student’s perception of classroom emotional climate and student engagement. Data were collected through self-report questionnaire filled by 391 of 7th-grade and 8th-grade Junior High School students from three Public Junior High Schools in Depok. The result of mediation analyses showed that the relationship between student’s perception of classroom emotional climate and student engagement was partially mediated by basic psychological needs satisfaction. It indicated that student’s basic psychological needs satisfaction in the classroom took part in explaining the relationship between student’s perception of classroom emotional climate and student engagement., The aim of this study was to explore the role of basic psychological needs satisfaction as a mediator in the relationship between student’s perception of classroom emotional climate and student engagement. Data were collected through self-report questionnaire filled by 391 of 7th-grade and 8th-grade Junior High School students from three Public Junior High Schools in Depok. The result of mediation analyses showed that the relationship between student’s perception of classroom emotional climate and student engagement was partially mediated by basic psychological needs satisfaction. It indicated that student’s basic psychological needs satisfaction in the classroom took part in explaining the relationship between student’s perception of classroom emotional climate and student engagement.]"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T43396
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Maulia
"Pendidikan inklusif menuntut guru untuk berinteraksi tidak hanya dengan siswa reguler namun juga siswa berkebutuhan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara sikap guru terhadap pendidikan inklusif dan manajemen kelas, serta mendapatkan gambaran manajemen kelas seperti apa yang dilakukan guru di kelas inklusif. Sejumlah 40 guru kelas dari delapan Sekolah Dasar Negeri Inklusif di Depok terlibat dalam penelitian ini. Sikap guru terhadap pendidikan inklusif diukur menggunakan MATIES-VI dan manajemen kelas diukur melalui alat ukur manajemen kelas. Untuk melihat perilaku manajemen kelas guru, dilakukan observasi melalui video rekaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara sikap guru terhadap pendidikan inklusif dan manajemen kelas dengan nilai korelasi r sebesar 0,475 ? < 0,01 . Sementara hasil observasi memperlihatkan bahwa perilaku manajemen kelas guru lebih sering muncul pada dimensi format pembelajaran.

Inclusive education requires teachers to interact not only with regular students but also special educational need SEN student. This study aims to determine whether there is a relationship between the teachers rsquo attitudes towards inclusive education and classroom management, and also get an overview about classroom management that teachers actually do in inclusive classroom. 40 teachers from eight Inclusive Public Primary School in Depok has been willing to engage in this research. The attitude of teachers towards inclusive education is measured using the MATIES VI and classroom management is measured by classroom management instrument. To view the teachers rsquo classroom management, observations was done through the video footage.
The results showed that there is a significant relationship between the teachers rsquo attitude towards inclusive education and classroom management with a value of correlation r of 0,475 at 0,002 significance 0,01 . While the results of observations show that teachers rsquo classroom management behavior occurred more frequently in learning format dimension.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T47342
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Septiani Putri
"Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbandingan persepsi atas manfaat metode Student Centered Learning (SCL) terhadap pengembangan soft skills mahasiswa akuntansi. Soft skills mahasiswa akuntansi diukur dengan penilaian (persepsi) mahasiswa akuntansi terhadap manfaat soft skills yang diperoleh melalui metode SCL, yaitu melalui metode Collaborative Learning (CL), Case Based Learning (CBL), dan Project Based Learning (PjBL). Pengujian perbandingan manfaat metode SCL dilakukan menggunakan One Way ANOVA. Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa metode SCL memberikan manfaat pengembangan soft skills pada mahasiswa akuntansi dimana metode PjBL unggul dibandingkan metode CL dan metode CBL.

The purpose of this research is to see the comparison of perceptions on the benefits of Student Centered Learning (SCL) methods to accounting students‟ soft skills development. Accounting students‟ soft skills are measured by accounting students‟ assessment (perception) to soft skills benefits that were acquired through SCL methods, such as Collaborative Learning (CL), Case Based Learning (CBL), and Project Based Learning (PjBL). Comparison testing of the benefits of SCL methods is using One Way ANOVA. Overall results reveal that SCL methods facilitate the development of accounting students‟ soft skills and PjBL method was superior than CL method and CBL method."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S58751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Hasby
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan mindfulness dan perceived school adjustment guru terhadap siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusif. Terdapat dua alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel mindfulness diukur menggunakan Mindfulness Attention Awarenes Scale (MAAS; Brown & Ryan, 2003) yang diisi oleh 70 guru. School adjustment dari siswa berkebutuhan khusus diukur menggunakan Short Form Teacher Rating Scale of School Adjustment (SFTRSSA; Betts & Rottenberg, 2007) yang telah diadaptasi oleh Yani (2013), dan diisi oleh guru pada 98 siswa.
Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara mindfulness guru dan perceived school adjustment siswa berkebutuhan khusus (r = -0.009; p < 0.05). Dengan demikian, tingkat mindfulness yang dimiliki oleh guru tidak dapat memprediksi school adjustment siswa berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusif.

The purpose of this study was to find out the relationship between teachers` mindfulness and perceived school adjustment of students with special needs in inclusive schools. There were two instruments used in this study. Teachers` mindfulness was measured using the Mindfulness Attention Awareness Scale (MAAS; Brown & Ryan, 2003) completed by 70 teachers. School adjustment of special needs students was measured using the Short Form Teacher Rating Scale of School Adjustment (SFTRSSA; Betts & Rottenberg, 2007) that has been adapted by Yani (2013), and rated by the teachers for 98 students.
Pearson Correlation analysis result showed that there is no significant relationship between teachers` mindfulness teacher and perceived school adjustment of special needs students (r = -0.009; p < 0.05). That means, teacher`s mindfulness couldn`t predict perceived school adjustment of special needs student at inclusive elementary school.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63446
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belmont, California: Wadsworth , 1970
370.152 8 BEH
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sukarti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen program akselerasi dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti program akselerasi yang berjumlah 90 orang dari 2 sekolah yaitu SMAN 2 dan SMAN 3 Kota Tangerang Selatan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang didukung oleh observasi dan wawancara. Analisis data menggunakan analisis Korelasi Rank Spearman. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh variabel manajemen program akselerasi terhadap variabel prestasi belajar siswa sebesar 42,4%. Selanjutnya pengaruh variabel motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa mencapai 48.4%.
Hasil perhitungan ini menunjukkan pengaruh motivasi belajar lebih besar dibandingkan dengan manajemen program akselerasi. Hasil ini mengindikasikan perubahan pada prestasi belajar siswa lebih dominan dipengaruhi oleh motivasi belajar dibandingkan manajemen program akselerasi. Pengaruh positif dari kedua variabel terhadap prestasi belajar siswa program akselerasi menunjukkan bahwa perbaikan pada manajemen program akselerasi dan motivasi belajar akan memberikan dampak signifikan terhadap prestasi belajar siswa program akselerasi. Total pengaruh dari kedua variabel manajemen program akselerasi dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa mencapai 90,8%, sedangkan sebesar 9,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

This research aim to know the influence of Acceleration Program Management and Learning Motivation for Student Achievement. This study uses a quantitative approach. Population and sample in this research were students in the accelerated program, amounting to 90 people from two schools, namely SMAN 2 and 3 South Tangerang City. Instrument used in this study is a questionnaire which is supported by observations and interviews. Analysis of data using Rank Spearman Correlation analysis. The analysis showed that the influence of the accelerated program management variable on student achievement variables by 42,4%. Meanwhile, motivation to study variable influence the student achievement reached 48,4%.
The results of these calculations show the influence of motivation to learn is greater than the acceleration program management. These results indicate a change in student achievement is more dominant than the motivation to learn is affected by the accelerated program management. Positive influence of both variables on student achievement suggests that the accelerated program management improvement in acceleration and motivation program will provide a significant impact on student achievement in accelerated program. The total effect of these two variables (acceleration program management and motivation of student achievement) reached 90,8%, while for 9,2% influenced by other variables not examined in this study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30015
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Arbiyah; F.A. Triatmoko
"Salah satu hal yang membedakan kuliah dalam jaringan (daring) dan tatap muka adalah keterpisahan antara pengajar dan pelajarnya yang kemudian difasilitasi menggunakan media teknologi daring (dalam jaringan atau online), seperti internet. Oleh sebab itu, setiap peserta harus mampu mengelola pembelajarannya sendiri (self-regulated learner) agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Pengembangan skala pengukuran Self-Regulated Online Learning (SROL) yang valid dan reliabel dibutuhkan untuk membantu menjawab berbagai permasalahan mengenai kesuksesan pembelajaran daring, terutama dalam mengembangkan berbagai penelitian mengenai self-regulated online learning dan kaitannya dengan variabel-variabel lain. Pengembangan alat ukur ini dilakukan terhadap 30 orang mahasiswa kelas daring yang diadakan oleh Universitas Indonesia. Reliabilitas alat ukur diuji dengan menggunakan metode single trial test dengan teknik alpha cronbach, menghasilkan nilai yang berarti alat ukur SROL memiliki konsistensi internal yang tinggi. Perhitungan validitas dengan criterion validity menggunakan nilai akhir mata kuliah yang menunjukkan bahwa alat ukur SROL merupakan tes yang valid untuk memprediksi prestasi akademik mahasiswa. Selain itu, perhitungan validitas menggunakan validitas konstruk dengan cara correlation with other test, menggunakan tes motivasi berprestasi menunjukkan bahwa alat ukur SROL valid dalam mengukur self-regulated learning. Berdasarkan analisis item integratif, dipilih 24 item terbaik yang mampu membedakan individu yang memiliki karakteristik self-regulated online learning yang tinggi dan yang rendah. Norma yang dibuat untuk SROL ini didasarkan pada norma kelompok dengan menggunakan Scaled Score, dengan standar deviasi 3 dan mean 10."
Fakultas Psikologi Universitas Pancasila, 2016
150 MS 7:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ninette Putri Mustika
"Sejak COVID-19 menimpa Indonesia, pemerintah mengimbau seluruh siswa untuk
melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ), yaitu sebuah kondisi dimana pengajar
dan peserta didik tidak berada di tempat yang sama. Perubahan sistem pembelajaran ini tentunya mempengaruhi berbagai kondisi peserta didik, termasuk bagaimana ia mempersepsikan pengalaman belajar yang dimiliki. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah kesiapan belajar online dapat memprediksi persepsi mahasiswa terhadap belajar. Partisipan pada penelitian ini adalah mahasiswa yang melaksanakan PJJ selama masa pandemi (N=540). Hasil menunjukkan bahwa kesiapan belajar online mempengaruhi persepsi terhadap belajar baik secara langsung maupun tidak langsung melalui motivasi akademik. Regulasi diri dan sikap terhadap e-learning yang dimiliki mahasiswa memperkuat kaitan antara
motivasi akademik dan persepsi terhadap belajar yang dimiliki. Namun, hubungan
tidak langsung antara kesiapan belajar online dan persepsi terhadap belajar tidakbergantung pada regulasi diri dan sikap terhadap e-learning yang dimiliki. Hal ini menandakan bahwa siswa yang sudah siap untuk menjalani PJJ serta memiliki motivasi yang tinggi, dapat mempersepsikan pengalaman belajarnya dengan baik.

Since COVID-19 reached Indonesia, the government notify all students to conduct
distance learning: a condition in which lecturers and students are not in the same
place. The change over this learning system certainly affects students’
psychological conditions, including how they perceive their learning experiences.
This study investigated whether online learning readiness can predict perceived
learning. Participants in this study were undergraduate students who undergo
distance learning during pandemic (N = 540). The results showed that online
learning readiness predicts perceived learning both directly and indirectly through
academic motivation. However, self-regulated learning and attitudes toward elearning
could strengthen the link between academic motivation and perceived
learning. The indirect relationship between online learning readiness and perceived
learning was not conditional on the students’ self-regulated learning and attitudes
toward e-learning. This indicates that students who are ready for online learning
and highly motivated are more likely to perceive their learning better.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Why does even the most expertly designed and deployed training sometimes fail to produce the desired results? Could a poor learning environment be the answer? This issue presents a comprehensive discussion of why and how adults learn. It discusses various instruction methods, their characteristics, advantages and disadvantages, and offers concrete tips and advice on how you can create a winning learning environment in your organization."
Alexandria, VA: American Society for Training and Development Press, 2006
e20435641
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>