Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121441 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Savinah Jati Auliani
"Penelitian ini membahas tentang faktor faktor yang berhubungan dengan kinerja petugas pelaksana farmasi RSUD Budi Asih Jakarta. Dari data sekunder yang didapatkan dari rekapitulasi sasaran mutu waktu tunggu pelayanan farmasi pada tahun 2011 masih terdapat 62.86% resep obat racik dan 28.57% resep obat non racik yang waktu pelayanannya belum memenuhi standart sasaran mutu rumah sakit.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat berpengaruh terhadap kinerja petugas pelaksana melalui variable individu (umur, pendidikan, jenis kelamin), variabel organisasi (persepsi kompensasi, umpan balik, kondisi kerja), variable psikologi (motivasi).
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain crossectional dengan jumlah sampel sebesar 34 petugas. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari analisis dan uji statistic, untuk Univariat digunakan analisis distribusi, dan untuk data bivariat digunakan uji analisis crosstab menggunakan Chi- Square.
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa 58.8% kinerja petugas pelaksana farmasi masih buruk dan dari 3 variabel yang diteliti, hanya terdapat 1 variabel yang mempunyai hubungan signifikan dengan kinerja yaitu variable psikologi (motivasi) dengan p value sebesar 0.024 (<0.05) dan OR yang didapatkan adalah 10.636. kendala yang banyak terjadi pada instalasi farmasi adalah mengenai system kerja yang tumpang tindih, fasilitas dan lingkungan kerja yang kurang nyaman serta kurangnya dorongan positif yang diberikan atasan.
This study discusses the factors of performance factors related to pharmaceutical staff Budi Asih Hospital Jakarta. Of secondary data obtained from the recapitulation of the waiting time targets quality pharmacy services in 2011 there are 62.86% mixture drugs and 28.57% unmixture drugs prescription of the time the service quality objectives do not meet hospital standards.
The purpose of this study was to determine what factors may affect the performance of staff through individual variables (age, education, gender), organizational variables (perception of compensation, feedback, working conditions), psychological variables (motivation).
The research method used was quantitative with crossectional design with a sample of 34 staffs. The data obtained in this study came from the analysis and statistical test, used for univariate analysis of the distribution, and to test the data used bivariate analysis using Chi-Square crosstab.
From the analysis showed that 58.8% of pharmaceutical executive officer performance has been poor and of the three variables studied, there is only one variable that has a significant relationship with the performance of the psychological variables (motivation) with a p value of 0024 (<0.05) and OR are obtained 10 636. constraint is the case with pharmaceuticals is on the system installation work overlap, facilities and working environment that is less comfortable and a lack of positive encouragement given employer.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nesty Mutiarini
"Manajemen evaluasi kinerja pegawai bertujuan untuk membantu pihak manajemen dalam mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan serta menunjukkan keterampilan dan kompetensi pegawai yang ada sekarang ini apakah sudah cukup atau belum memadai. Data sekunder mengenai nilai kinerja pegawai yang ada saat ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian data yang ada dengan fakta yang ditemukan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran manajemen evaluasi kinerja pegawai rekam medis di RSUD Budhi Asih Tahun 2012 yang dilihat dari aspek input, proses, output dan umpan balik. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kualitatif deskriptif. Seluruh data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara mendalam dan telaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih belum optimalnya penilaian kinerja pegawai yang ada saat ini, hal ini tentu saja akan mempengaruhi manajemen evaluasi kinerja pegawai yang dapat digunakan oleh pihak manajemen untuk mengambil langkah selanjutnya. Banyak aspek yang masih harus diperbaiki agar manajemen evaluasi kinerja pegawai rekam medis di RSUD Budhi Asih menjadi lebih optimal. Dengan adanya manajemen evaluasi kinerja pegawai diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja individu maupun organisasi di masa yang akan datang.

Evaluation of employee performance management aims to assist the management in identifying training needs and development and demonstrate the skills and competencies of existing employees now whether or not adequate enough. Secondary data on the performance of current employees who show discrepancies of existing data with the facts discovered.
The purpose of this study was to determine the description of employee performance evaluation of management of medical records in Budhi Asih Hospital at the year 2012 that viewed from the aspect of input, process, output and feedback. The method used is descriptive qualitative study. All data in this study were obtained from in-depth interviews and document review.
The results showed that there is still not optimal employee performance appraisal currently available, this course will affect the management of employee performance evaluation which can be used by management to take the next step. Many aspects are still to be improved in order to evaluate employee performance management of medical records in hospitals Budhi Asih become more optimal. With the management of employee performance evaluation is expected to increase the productivity of individuals and organizations working in the future.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Moeslan Saradhawarni
"Pengelolaan logistik farmasi mengandung dua aspek panting untuk rumah sakit swasta. Di satu sisi harus menunjang pelayanan medis yang baik secara efektif dan efisien. Dilain sisi juga mempunyai potensi yang cukup besar untuk meningkatkan pendapatan Rumah Sakit, agar dapat tetap mempertahankan eksistensi dan mutu pelayanannya dalam rumah Sakit ini, bahkan sedapat mungkin juga untuk pengembangannya. Dalam evaluasi kinerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit Kartika Pulo Mas tahun 1995 sampai dengan 1997 terjadi penurunan keuntungan pengelolaan logistik farmasi dari Rp. 228 juta (36%) tahun 1995, menjadi Rp. 205 juta (32%) tahun 1996, dan Rp. 75 juta (11%) tahun 1997. Disamping itu terjadi peningkatan kehilangan logistik farmasi Rp. 16 juts (3%) tahun 1995, Rp. 44 juta (7%) tahun 1996, dan Rp. 115 juta (18%) tahun 1997. Resep yang tak terlayani sebanyak 342 resep tahun 1995, 763 resep tahun 1996, dan 1.147 resep tahun 1997. Tahun 1995 tidak ada obat kadaluwarsa sedang pada tahun 1996 sebanyak Rp. 10 juta dan tahun 1997 Rp. 9 juta. Pihak manajemen berkesimpulan hal ini karena terjadi kelemahan pada sistem perencanaan dan pendistribusian. Dengan merubah sistem pendistribusian desentralisasi menjadi sentralisasi kehilangan dapat diatasi.
Dari unsur-unsur yang terkait dengan perencanaan yaitu dari segi organisasi dan sumber daya manusia didapati bahwa masih ada jabatan panting yang belum terisi penuh, yaitu Komite Medis, Manajer Penunjang Medis. Semua sumber daya manusia yang ada belum megdapat pendidikan yang memadai untuk membuat perencanaan logistik farmasi yang baik. Dengan menggunakan gabungan analisa ABC-VEN, tercipta pengelompokan logistik farmasi menjadi tiga kelompok besar yaitu, kelompok I sebanyak 205 item (25%) dengan total biaya Rp.134 juta (80%), kelompok II sebanyak 488 item (60%) dengan total biaya Rp.26 juts (15%) serta kelompok III sebanyak 116 item (15%) dengan total biaya Rp.7 juta (5%).
Kelompok I tidak boleh terjadi kekosongan, kelompok II boleh terjadi kekosongan asal tidak melebihi 24 jam, sedangkan kelompok III kekosongan lebih dari 24 jam masih bisa ditoleransi. Dengan sistem perencanaan seperti tersebut diatas diharapkan logistik farmasi selalu tersedia dalam jenis dan jumlah yang tepat pada saat diperlukan demi kepentingan pasien, dan rumah sakit tidak kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan dan pengelolaan logistik farmasi tersebut.

Pharmacy logistics management has two significant aspects for private hospitals. On one aspect it has to support a good medical service effectively and efficiently. On the other aspect it also has a sufficient potential to increase the hospital revenue to maintain and improve the service and its quality. The evaluation of the performance of Pharmacy Installation of Kartika Pulo Mas Hospital, 1995-1997, a decrease of profit of pharmacy logistics management was found, in the amount of Rp 228 million (36%) in 1995, Rp 205 million (32%) in 1996, and Rp 75 million in 1997. In addition, there was also an increase in pharmacy logistics loss worthed Rp 16 million (3%) in 1995, Rp 44 million (7%) in 1996; and RP 115 million (18%) in 1997. Three hundred and forty two prescriptions were not served in 1995, 763 in 1996, and 1.147 in 1997. The value of the unused medicine because of its expiration date in 1996 was Rp 10 million, and Rp 9 million in 1997, but none in 1995_ The Hospital Management concluded that it was caused by the weak planning and weak distribution system. The distribution problem could be solved by altering the decentralized - distribution system to centralized-distribution system.
In the components related to planning i.e. organization and human resource, it was found that there are still vacant important positions such as Medical Committee, Medical Supporting Manager. All human resources have not been given enough adequate education to be able to make a good pharmacy logistics management planning. A new approach, using the combination of ABC - VEN analysis in calculating the quantitative, need of vital, essential and non-vital pharmacy logistics was used. The result blended with the system analysis produces new way of pharmacy logistic planning for Kartika Pula Mas Hospital, which is assumed to be more effective and efficient. According to ABC-VEN analysis, there are 3 big pharmacy logistics groups. Group I comprises of 205 items (25%) with total cost of Rp 134 million (80%), group II comprises of 488 items (60%) with total cost of Rp 26 million (15%), and group III comprises of 116 items (15%) with total cost of Rp 7 million (5%). With the mentioned above planning system it is hoped that pharmacy logistics is always available in terms of type and quantity for the sake of the patients, while on the other hand the hospital will not lose any opportunity to gain profit from pharmacy logistics management.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Yoshida
"ABSTRAK
Fungsi penyimpanan dan pendistribusian barang farmasi di RSCM dilakukan oleh Sub Instalasi Perbekalan dan Sub Instalasi Distribusi - Instalasi Farmasi, Sub Instalasi Perbekalan mempunyai gudang perbekalan, dan Sub Instalasi Distribusi, kedua gudang tersebut berdekatan yaitu di lokasi Instalasi Farmasi - bukan di lokasi unit pelayanan.
Gudang perbekalan mengelola seluruh jenis barang farmasi dan gudang distribusi hanya obat, cairan obat dan alat kesehatan. Kedua gudang masing-masing melaksanakan pengelolaan dan stok opname barang. Bagi Sub Instalasi perencanaan, 2 hasil stok opname cukup merepotkan apalagi dengan perbedaan pembagian urusan barang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dalam pendistribusian barang farmasi. Juga untuk mengetahui fungsi penyimpanan dan pendistribusian dengan sistem pendistribusian barang farmasi yang baik.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif - kualitatif yang didukung dengan data sekunder. Wawancara dilakukan dengan 10 responden yang terdiri dari kelompok rekanan, provider, unit pemakai dan penyelia.
Dari basil penelitian diketahui ada 2 model pendistribusian yaitu tanpa melalui gudang distribusi dengan 13 langkah dan pendistribusian yang melalui gudang distribusi dengan 27 langkah. Dari data sekunder juga diketahui pengiriman barang farmasi dari gudang perbekalan ke gudang distribusi tidak dapat dilakukan sekaligus. Adapun frekuensi pengiriman rata-rata perbulan untuk obat 9 kali untuk cairan infus 17 kali dan alat kesehatan 48 kali.
Hasil wawancara menunjukkan adanya persamaan fungsi penyimpanan antara gudang perbekalan dan gudang distribusi, Juga ada persamaan fungsi pendistribusian antara gudang distribusi dan depo farmasi di pelayanan. Semua responden setuju dengan penggabungan antara gudang perbekalan dan gudang distribusi.
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa alur pendistribusian yang melalui gudang distribusi ternyata kurang efisien. Untuk itu perlu dilakukan penyederhanaan alur dengan ruang distribusi sebagai alternatif pengganti gudang distribusi. Penyederhanaan alur ini sudah dilaksanakan 3 minggu dan membuat proses lebih efisien. Dengan cara ini ada pemendekan langkah proses dari 27 langkah menjadi 14 langkah.
Daftar bacaan : 27 (1979 - 1995)

ABSTRACT
The Simplication Of The Distribution Flow Through The Mixing Of The Logistical Storages And The Distribution Storages In The Pharmaceutical Installation Of The Cipto Mangun Kusumo Hospital (RSCM).
The storage and distribution functions of the pharmaceutical logistic in the Cipto Mangukusumo Hospital (RSCM) were done by the Logistical Sub Installation and the Distribution Sub Installation - The Pharmaceutical Installation. The Logistical Sub Installation had the logistical storages, and the Distribution Sub Installation had the Distribution storages. The Location of both the Sub Installation were close and located in the Pharmaceutical Installation not in the services unit areas.
The logistical storages managed all the items of The pharmaceutical logistic, only drugs, liquid drugs and medical equipments in the distribution storages. Both of the Sub Installation had managed and done the stock opname. For the Planning Sub Installation, the two stock opnames had made troubles with the differences of logistical administration.
The aims of this research were increasing efficiency in the distribution flow, also, to know about the good functions of storage and distribution.
This research was descriptive qualitative with the secondary data. The interviews were used 10 respondents whom were divided into 4 groups - suppliers, providers, users, and supervisor.
From the results, we knew that there were 2 distribution models. The first model was without the distribution storages (13 steps), and the second was with the distribution storages (27 steps). The second datas showed us that delivery from the logistical storage to the distribution storage could not do in one day. The averages days of delivery frequency for month were 9 days for drugs, 17 days for infuse, and 48 days for medical equipments.
The interviews showed that there was the same storage function between the logistical storage and the distribution storage. Also, there was the same distribution function between the distribution storage and the pharmaceutical satelits/depos in area services. All the respondents agreed to mix between the logistical and distribution storage.
The summary, the distribution flow through the distribution storage was inefficient. It was needed to make the simplication, with the changing the distribution storages into the distribution room. This new flow had been applied for 3 weeks and it made more efficient. With this flow, the process could be shorted from 27 steps into 14 steps.
Referencies : 27 (1979 - 1995)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hardiani Rahmania
"Laporan tugas akhir ini memberikan gambaran kegiatan praktek kerja yang dilakukan peneliti sebagai apoteker di apotek Kimia Farma No. 50 Bogor."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nastasia
"Stres sudah menjadi masalah kesehatan secara global karena dampaknya terhadap kesehatan. Penelitian tentang stres yang dialami pengasuh di panti jompo di Indonesia belum pernah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah melihat gambaran stres pengasuh di beberapa panti jompo di Provinsi DKI Jakarta berdasarkan karakteristik pengasuh, status psikologis pengasuh, karakteristik lansia dan panti jompo serta faktor yang berhubungan dengan stres pada pengasuh. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang (cross sectional) dari bulan Desember 2012 - Januari 2013. Penelitian menggunakan total sampling berjumlah 57 orang.
Penelitian menunjukkan prevalensi stres sebesar 77,2%. Kebanyakan pengasuh berumur ≥ 34 tahun (50,9%), berjenis kelamin laki-laki (59,6%), tinggal di wilayah Jakarta (68,4%), menempati rumah sendiri (36,8%), tamat SMA (64,9%), sudah menikah (75,4%), memiliki anak ≥ 2 (54,4%), berpendapatan tinggi (50,9%) dan berpengeluaran tinggi (50,9%), melakukan strategi koping adaptive (94,7%) dan merasa puas (78,9%). Pengasuh yang mengasuh ≥ 20 lansia secara langsung ada 56,1%, yang mengasuh selama ≥ 4 jam per hari sebanyak 52,6%. Kebanyakan pengasuh tidak memiliki jadwal kerja malam yang rutin (68,4%) dan tidak pernah mengikuti pelatihan khusus mengasuh lansia (50,9%). Pengasuh yang mengasuh ≥ 20 lansia secara langsung ada 56,1% dan rata-rata jumlah lansia demensia yang diasuh adalah 11 lansia, lansia demensia yang paling banyak diasuh adalah lansia demensia berumur > 70 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Sementara faktor yang berhubungan dengan stres pada pengasuh adalah kepuasan bekerja (nilai p = 0,05).
Kesimpulannya, stres pengasuh di panti jompo cukup tinggi dan berhubungan dengan kepuasan bekerja.

Stress has become a global health problem because of its impact on health. Research on the stress experienced by caregivers in nursing homes has not been done. The purpose of this research is to describe stress of caregivers in nursing homes in Province of DKI Jakarta based on the characteristics of caregiver, psychological status of caregiver, characteristics of the elderly and nursing home and factors related to stress of caregiver. The research design used was cross sectional from December 2012 - January 2013. Research using total sampling amounted to 57 people.
Research shows the prevalence of stress amounted to 77,2%. Most caregiver ≥ 34 years (50.9%), male (59.6%), living in Jakarta (68,4%), living in their own home (23%), finished high school (64,9%), married (75.4%), having child ≥ 2 (54.4%), high-income and high expenses (50.9%), do adaptive coping strategy (94,7%) and feel satisfied (78,9%). Caregiver who directly caring ≥ 20 elderly was 56.1%, caring ≥ 4 hours per day was 52.6%. Most caregiver also does not have regular night work schedule (68,4%) and never follow a special training in caring for the elderly (50.9%). Caregiver who directly caring ≥ 20 elderly was 56.1% and the average number of elderly dementia that is taken care of is 11 elderly, elderly dementia who the most widely taken care of are elderly dementia with age > 70 years and women are the most. While factors related to stress of caregivers is the satisfaction of working (p = 0.05).
In conclusion, the stress of caregivers in nursing homes is quite high and is associated with the satisfaction of working.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45380
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Setyawati
"ABSTRAK
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Praktek kerja profesi di RSPAD Gatot
Soebroto Jakarta Pusat Periode Bulan Maret-April Tahun 2016 bertujuan untuk
memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker di Rumah Sakit sesuai
dengan ketentuan dan etika pelayanan farmasi khususnya dan pelayanan
kesehatan umumnya, memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di Rumah Sakit, dan
memiliki gambaran nyata mengenai permasalahan praktek kefarmasian serta
mempelajari strategi dan kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka
pengembangan praktek kefarmasian di Rumah Sakit. Kegiatan praktek kerja di
RSPAD Gatot Soebroto dilakukan selama 8 minggu dengan tugas khusus yaitu
analisis drug related problems (drps) pasien dengan penurunan kesadaran post
operative mikro craniotomy tumor suprasella di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta
Pusat.

ABSTRAK
Hospital is a health care institution which are organized personal health services
in the plenary that provides inpatient, outpatient, and emergency services.
Profession Internship at Gatot Soebroto Army Hospital Centre in Centre Jakarta
on March-April 2016 aims to understand the role, job, and responsibilities of
pharmacist at hospital, have perception, knowledge, skill, and practice experience,
real illustration about any problem that occured in pharmaceutical practices, and
find strategic ways to develop pharmaceutical practices. The profession internship
program at Gatot Soebroto Army Hospital runs in 8 weeks with special
assignment is analysis of drug related problems (drps) in patient with a decrease
of consciousness post operative micro craniotomy tumor suprasella."
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Iin Solihati
"ABSTRAK
Praktek Kerja Profesi Apoteker di Puskesmas Kecamatan Senen bertujuan untuk memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di Puskesmas sesuai dengan ketentuan perundangan dan etika farmasi yang berlaku, dan dalam bidang kesehatan masyarakat; memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap perilaku (professionalism) serta wawasan dan pengalaman nyata (reality) untuk melakukan praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di Pukesmas; melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan praktik profesi Apoteker di Puskesmas; memiliki gambaran nyata tentang permasaahan (problem-solving) praktik dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas; serta mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di Puskesmas. Sedangkan tugas khusus yang berjudul ?Evaluasi Pemberian Informasi Obat pada Pasien di Puskesmas Kecamatan Senen Jakarta Pusat Periode Bulan Januari Tahun 2016? bertujuan untuk mengevaluasi pemberian informasi obat pada pasien di Puskesmas Kecamatan Senen tanggal 12-15 Januari 2016 menggunakan lembar checklist PIO dari Permenkes RI No. 30 Tahun 2014.

ABSTRAK
Apothecary Professional Internship at Puskesmas Senen aims to understand the role, duties and responsibilities of a pharmacist in the practice of pharmacy services at Puskesmas in appropiate with legislative provisions and ethics of pharmaceuticals, and in the public health; to have knowledge, skills, attitude, professionalism, insight and real experience to practice pharmacy profession and work in Puskesmas; see and learn strategies and of professional practice development of pharmacists in the Puskesmas; have thorough knowledge about problem that have face in the pharmaceutical works in the Puskesmas ; and be able to communicate and interact with any other professional workers at Puskesmas. Meanwhile, a sub duties entitled " Evaluation of the Provision of Drug Information for Patients in Puskesmas Senen Central Jakarta Period January 2016" aims to evaluate the provision of drug information to patients Puskesmas Senen at January 12-15 2016 using a Checklist sheet from Permenkes RI No 30 2014."
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina Khimatus Sholihah
"ABSTRAK
Praktek Kerja Profesi Apoteker di Puskesmas Kecamatan Senen bertujuan untuk
memahami peran, tugas dan tanggung-jawab apoteker dalam praktek pelayanan
kefarmasian di puskesmas sesuai dengan ketentuan perundangan dan etika farmasi
yang berlaku, dan dalam bidang kesehatan masyarakat; memiliki pengetahuan,
keterampilan, sikap perilaku (professionalism) serta wawasan dan pengalaman
nyata (reality) untuk melakukan praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di
puskesmas; melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan praktik profesi
apoteker di puskesmas; memiliki gambaran nyata tentang permasalahan (problemsolving)
praktik dan pekerjaan kefarmasian di puskesmas; dan mampu
berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di
puskesmas. Sedangkan tugas khusus yang berjudul ?Evaluasi Kepatuhan
Pengobatan pada Pasien Penyakit Kronis melalui Konseling di Puskesmas
Kecamatan Senen Tanggal 11-15 Januari 2016? bertujuan untuk mengetahui
gambaran kepatuhan pengobatan pada pasien penyakit kronis melalui konseling di
Puskesmas Kecamatan Senen pada tanggal 11-15 Januari 2016.

ABSTRAK
Apotechary Professional Internship at Puskesmas Kecamatan Senen aims to
understand the role, duties and responsibilities of a pharmacist in the practice of
pharmacy services at Community Health Centre in appropiate with legislative
provisions and ethics of pharmaceuticals, and in the public health; to have
knowledge, skills, attitude, professionalism, insight and real experience to practice
pharmacy profession and work in Community Health Centre; see and learn
strategies and professional practice development of pharmacists in Community
Health Centre; have the real representation about practice and work
pharmaceutical problem in the Community Health Centre; and be able to
communicate and interact with any other professional workers at Community
Health Centre. Meanwhile, a special assignment entitled "Adherence Evaluation
of Treatment in Patients with Chronic Diseases through Counseling in Puskesmas
Kecamatan Senen on 11-15 January 2016" aims to describe medication adherence
in patients with chronic diseases through counseling in Puskesmas Kecamatan
Senen on 11-15 January 2016."
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>