Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138351 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zwesty Viera Putri Rimba
"ABSTRAK
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Selain terjadi gangguan metabolisme gula, pasien DM juga mengalami gangguan metabolisme lipid, disertai kenaikan berat badan sampai terjadinya obesitas, dan gejala hipertensi. Kadar kolesterol total yang tinggi (>240 mg/dL) pada pasien DM tipe 2 menaikkan risiko penyakit koroner. Penelitian ini menggunakan survai cross-sectional analitik untuk mendapatkan hubungan nilai kolesterol total dengan DM tipe 2, pada pasien DM tipe 2 yang berobat di poliklinik IPD RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2010. Hasilnya yaitu hanya 13,9% subyek yang berusia di atas 54 tahun dan memiliki nilai kolesterol tinggi, dan hanya 12% subyek yang perokok dan memiliki nilai kolesterol tinggi. Pada kelompok kolesterol total tinggi, proporsi wanita 17,6% sementara pria 11,1%. Rerata gula darah puasa pada kelompok kolesterol tidak tinggi dan yang tinggi yaitu 189,0 (114-411) dan 185,0 (130-559). Rerata gula darah 2 jam post-prandial pada kelompok koresterol tidak tinggi dan yang tinggi yaitu 290,0 (178-582), dan 306,6 (SD 78,9).

Abstract
Diabetes mellitus (DM) is a group of metabolic diseases with characteristic hyperglycemia due to abnormalities in insulin secretion, insulin action, or both. In addition to disruption of sugar metabolism, diabetic patients also experience impaired lipid metabolism, accompanied by weight gain until the occurrence of obesity, and hypertension symptoms. High total cholesterol levels (> 240 mg/dL) in patients with type 2 diabetes increase the risk of coronary disease. This study used cross-sectional analytic survey to get a total cholesterol value the relationship with type 2 diabetes, in patients type 2 diabetes who seek treatment at polyclinics IPD Cipto Mangunkusumo in 2010. The result is only 13.9% of subjects over the age of 54 years and have high cholesterol values, and only 12% of subjects who smoked and had high cholesterol values. In the group of high total cholesterol, the proportion of women 17.6% while in men 11.1%.The mean fasting blood sugar of
?not high cholesterol group? and ?high cholesterol group? is 189.0 (114-411) and 185.0 (130-559). The mean blood glucose 2 hours post-prandial of ?not high cholesterol group? and ?high cholesterol group? is 290.0 (178-582) and 306.6 (SD 78.9)."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sara Sonnya Ayutthaya
"

Penyakit komorbid Diabetes Melitus (DM) yang umum dan paling sering adalah hipertensi. DM dan hipertensi terdapat secara bersamaan pada 40%-60% penderita DM tipe 2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui unmodifiable factors dan modifiable factors pada penderita DM tipe 2 sebagai faktor risiko hipertensi. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Sampel penelitian adalah pasien DM tipe 2 yang berobat di poli penyakit dalam RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi pada tanggal 30 September-19 Oktober 2019 dengan total sampel sebanyak 292 responden. Unmodifiable factors meliputi gender, umur, pendidikan, status perkawinan, lama menderita DM, hereditas DM, hereditas hipertensi dan golongan darah. Sedangkan modifiable factors terdiri dari indeks massa tubuh, pekerjaan, aktifitas fisik dan merokok. Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik ≥ 140 mm Hg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mm Hg. Analisis data dengan Cox regression menggunakan Stata versi 15. Persentase hipertensi pada penderita DM tipe 2 adalah 46,57%. Dari analisis multivariat faktor risiko hipertensi yang signifikan untuk unmodifiable factors adalah faktor umur > 50 tahun (Pv= 0,02; PR= 1,93) dan kelompok dengan hereditas DM yang berasal dari kakek/nenek (Pv= 0,04; PR= 1,86) dan orang tua (Pv= 0,04; PR= 1,54). Sedangkan dari modifiable factors, Indeks Massa Tubuh berat badan lebih (Pv= 0,01; PR=1,81) dan obesitas (Pv=0,02; PR=1,81), merupakan faktor risiko hipertensi yang signifikan. Disarankan agar terhadap pasien DM tipe 2 terutama bila disertai dengan berat badan berlebih atupun obesitas perlu diberikan informasi lengkap tentang faktor risiko hipertensi.


The most common Diabetes Mellitus (DM) comorbid disease is hypertension. DM and hypertension are present simultaneously in 40% -60% of people with type 2 diabetes. The purpose of this study is to know unmodifiable factors and modifiable factors of type 2 DM patients as risk factors for hypertension, The design of this study was cross sectional. The sample of study was type 2 DM patients those seeking treatment at Department of Internal Medicine-dr Chasbullah Abdulmadjid Hospital-Bekasi on September 30-October 19, 2019 with a total of 292 respondents. Unmodifiable factors include gender, age, education, marital status, duration of DM, heredity of DM, heredity of hypertension and ABO blood group. While modifiable factors consist of body mass index, occupation, physical activity and smoking. Hypertension is a state of systolic blood pressure ≥140 mm Hg and /or diastolic blood pressure ≥90 mm Hg, Data were analysed with Cox regression using Stata versi 15.The precentage of hypertension in patients with type 2 DM was 46.57%. Multivariate analysis revealed that the significant hypertension risk factors for unmodifiable factors are age > 50 years (Pv= 0,02; PR= 1,93) and DM heredity from grandfather/grandmother (Pv= 0,04; PR= 1,86) and parents (Pv= 0,04; PR= 1,54). While from modifiable factors, Body Mass Index overweight (Pv= 0,01; PR=1,81) and obesity (Pv=0,02; PR=1,81) were the significant risk factors for hypertension. It is recommended that patients of type 2 diabetes especially when accompanied by overweight or obesity need to be given complete information about risk factors for hypertension

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Melviani
"Diabetes melitus tipe 2 banyak terjadi pada kelompok usia produktif. Banyak penderita diabetes belum mematuhi anjuran diet yang telah diberikan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang diet DM dengan perilaku diet pada penderita DM tipe 2 usia produktif. Penelitian cross sectional ini dilakukan dengan melibatkan 86 pasien DM tipe 2 berusia 15-64 tahun di poliklinik penyakit dalam RSUD Kota Bekasi melalui teknik convenience sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen Diabetes Knowledge Questionnaire (DKQ) untuk memperoleh data pengetahuan tentang diet DM, dan Self Management Dietary Behavior Questionnaire (SMDBQ) untuk memperoleh data perilaku diet. Melalui uji statistik Chi-square didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang diet DM dengan perilaku diet (p=0.015). Rekomendasi penelitian ini adalah pentingnya pemberian edukasi mengenai perencanaan makan (diet) terutama mengenai jenis makanan yang dianjurkan, dibatasi, dan sebaiknya dihindari oleh penderita diabetes.

Type 2 Diabetes Mellitus commonly occurs at the productive age. Many people with diabetes do not adhere to the diet recommendation that has been given. Therefore, it is important to know the relationship between knowledge of diabetes diet with dietary behaviors among productive age with type 2 diabetes. This cross-sectional study involved 86 patients with type 2 diabetes, aged 15-64 years who attended outpatients departement in Bekasi City Hospital through a convenience sampling technique. Instruments applied were the Diabetes Knowledge Questionnaire (DKQ) to obtain data on knowledge of diabetes diet, and the Self Management Dietary Behavior Questionnaire (SMDBQ) to obtain data on dietary behavior. The result of a Chi-square statistical test found that there were a significant relationship between knowledge of diabetes diet with dietary behavior (p = 0.015). This study suggests the importance of education on meal planning especially regarding the types of recommended foods that are encouraged, restricted, and should be avoided by diabetics.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S65373
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurchajatie
"Nama : NurchajatieProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul :Model Prediksi Perubahan Status Gizi Pasien Diabetes MelitusTipe 2 Di Ruang Rawat Inap RSUP Fatmawati Tahun 2018.Pembimbing : Ir. Ahmad Syafiq, M.Sc, Ph.dStatus gizi kurang akibat malnutrisi rumah sakit merupakan penurunan statusgizi karena kurangnya asupan atau daya terima makanan selama perawatan, danmenjadi masalah gizi pasien di rawat inap dan sering mendapat sorotan. Statusgizi kurang seringkali dijadikan prediksi lama rawat pasien di rumah sakit.Malnutrisi rumah sakit atau penurunan status gizi selain akibat dari kekuranganasupan makanan, peningkatan kebutuhan sehubungan dengan kondisipenyakitnya dan juga kepuasan terhadap pelayanan gizi, umur, jenis kelamin,selera makan, dan kepatuhan diet. Tujuan penelitian adalah mengetahui modelprediksi perubahan status gizi pasien diabetes melitus tipe 2. Penelitian iniadalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.Hasil penelitian perubahan status gizi berdasarkan IMT rata-rata -0,2 0,3kg/m2. Dari hasil analisis regresi linier multivariate diperoleh model prediksiperubahan status gizi = - 0,764 0,004 Asupan Makan - 0,01 Kepatuhan diet ndash;0,014 Kepuasan terhadap pelayanan gizi 0,011 Selera makan. Kesimpulan:Apabila asupan makan , nilai skor kepatuhan diet, nilai skor kepuasan terhadappelayanan gizi serta nilai skor selera makan menurun, maka perubahan statusgizi akan semakin negatif menurun dan asupan makan merupakan variabelyang berpengaruh dalam perubahan status gizi pasien DM tipe 2.Kata kunci: perubahan status gizi, diabetes melitus , malnutrisi rumah sakit.
ABSTRACTName NurchajatieStudy Program Public HealthTitle Prediction Model of the Change in Nutritional Status ofHospitalized Diabetes Melitus type 2 Patients inFatmawati General Hospital in 2018.Counsellor Ir. Ahmad Syafiq, M.Sc, Ph.dLack of nutrition caused by malnutrition during hospitalization is a decreasingnutritional status which is caused by lack of intake or the decreasing ability toaccept food intake during hospitalization and become a nutrition problem for apatient of which often becomes focus of attention. Patient 39 s lack of nutrition isoften used to predict the length of treatment in the hospital. Malnutrition ordecreasing nutrition status caused by lack of food intake, moreover caused byincreasing need related to the condition of the sickness and also the satisfactiontoward the services in nutrition provision, age, sex, appetite, and diet obedience.The main research objective is to know the model of prediction in the change ofnutritional status of diabetes mellitus type 2. This research is an analyticalobservational research using cross sectional approach. The research result in thechange of nutritional status is based on average IMT 0.2 0.3 kg m2. From theresult of multivariate linear regression, it is obtained the prediction model of thechange in nutritional status 0.764 0.004 Food intake 0.01 Diet obedience 0.014 Satisfaction towards services in nutrition provision 0.011 Appetite.Conclusion if the food intake, the score of satisfaction towards services innutrition provision, and the score of eating appetite are decreasing, then thechange in nutritional status tends to be more negative decreasing and the foodintake is an influential variable in the change of DM type 2 patient 39 s nutritionalstatus.Key words change in nutritional status, diabetes mellitus, hospital malnutrition"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50341
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sabella
"Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronik. Penyakit diabetes mellitus ini diduga akan meningkat jumlahnya di masa datang. Berdasarkan penelitian, dikatakan bahwa diabetes mellitus tipe 2 dapat menyebabkan dislipidemia, yaitu hipertrigliseridemia, kadar HDL yang rendah serta peningkatan kadar sLDL. Meskipun mekanisme pastinya belum dipahami sepenuhnya, diduga bahwa resistensi insulin menyebabkan peningkatan asam lemak bebas dari adiposit sehingga terjadi peningkatan sintesis VLDL dan trigliserida yang akhirnya dapat menyebabkan dislipidemia. Penelitian ini dirancang untuk meneliti gambaran kadar HDL pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di poliklinik IPD RSCM tahun 2010. Data dari 108 orang yang diambil secara simple random sampling dan random diperoleh dari data sekunder di Poliklinik IPD RSCM. Hasilnya adalah nilai rerata kadar gula darah puasa adalah 186,5 (114-559) mg/dL, sedangkan rerata kadar gula darah 2PP adalah 291(178-582) mg/dL. Dengan uji Mann-Whitney, didapatkan berturut-turut nilai p=0,383 dan p=0,208. Dengan demikian, dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan bermakna kadar gula darah puasa dan kadar gula darah 2PP dengan kadar HDL.

Diabetes mellitus is a chronic disease. This diabetes mellitus disease is expected to increase in the future. According to studies, diabetes mellitus type 2 can cause dyslipidemia, which include hypertriglyceridemia, low HDL level, and high sLDL level. Although the exact mechanism has not yet fully understood, it is suspected that insulin resistance can cause an increase in free fatty acid level from adipocytes which end up in increased synthesis of VLDL and triglyceride and eventually dyslipidemia develops. This study is designed to study HDL profile in patients with diabetes mellitus type 2 in RSCM Internal Medicine polyclinic in 2010. Results from 108 patients taken with simple random sampling were obtained from secondary data in RSCM Internal Medicine Polyclinic. The average value of fasting blood glucose was 186,5 (114-559) mg/dL, while the average value of 2PP blood glucose was 291 (178-582) mg/dL. With Mann Whitney test, p value of fasting blood glucose and HDL level was 0,383 and p value of 2PP blood glucose and HDL level was 0,208. Therefore, it can be concluded that there is no significant difference between fasting blood glucose and 2PP blood glucose with HDL level."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S1988
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Ayu Larasati
"ABSTRAK
Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) adalah masalah global yang sangat serius. Penyakit ini menyerang pada usia yang paling produktif sehingga dapat menurunkan derajat ekonomi dan mengurangi usia harapan hidup. Patogenesis DM sangat erat kaitannya dengan inflamasi, ditandai dengan peningkatan kadar sitokin proinflamasi seperti IL-6, IL-8 dan TNF. Namun, belum ada agen antiinflamasi yang terbukti berperan dalam tatalaksana DMT2. Butirat merupakan asam lemak rantai pendek yang diproduksi dari fermentasi pati resisten di lumen usus. Dalam kondisi normal butirat diserap dan digunakan sebagai sumber energi bagi sel kolonosit, hati dan otot. Butirat mampu berikatan dengan reseptor GPR41 dan GPR43 pada monosit sehingga mampu mengubah pola ekspresi sitokin, aktivasi, migrasi dan diferensiasi sel. Sehingga menarik untuk meneliti pengaruh butirat terhadap migrasi dan sitokin yang diekspresikan oleh monosit pada pasien DMT2. Kadar sitokin dihitung dari supernatan yang diambil dari kultur monosit . Sebanyak 37 subJek dibagi menjadi dua perlakuan yaitu kontrol dan dengan penambahan butirat. Monosit hari pertama diisolasi dalam gel kolagen tipe 1 untuk dilakukan uji migrasi menggunakan μ-slide chemotaxis IBIDI. Analisis gambar menggunakan software ImageJ dan Chemotaxis tool. Terdapat adanya perbedaan yang bermakna pada rasio TNF/IL 10 antara kelompok sehat dan DMT2. Butirat juga terlihat menekan produksi sitokin TNF dan meningkatkan produksi IL10. Indikator migrasi monosit seperti jarak akumulasi dan kecepatan migrasi memiliki perbedaan bermakna antara kelompok sehat dan DMT2. Butirat dapat menekan laju migrasi monosit diikuti dengan penurunan jarak dan kecepatan migrasi monosit

ABSTRACT
Type 2 Diabetes Mellitus (DMT2) is a very serious global problem. This disease attacks at the most productive age so that it can reduce economic status and reduce life expectancy. The pathogenesis of DM is very closely related to inflammation. characterized by increased levels of proinflammatory cytokines such as IL-6, IL-8 and TNF. However, no anti-inflammatory agent has been proven to play a role in the management of T2DM. Butyrate is a short chain fatty acid produced from resistant starch fermentation in the intestinal lumen. In normal conditions the butyrate is absorbed and used as an energy source for colonocytes, liver and muscle cells. Butirate is able to bind to GPR41 and GPR43 receptors on monocytes so that it can change the pattern of cytokine expression, activation, migration and cell differentiation. So it is interesting to examine the effect of butyrate on migration and cytokines expressed by monocytes in T2DM patients. Cytokine levels were calculated from supernatants taken from monocyte cultures. A total of 37 subjects were divided into two treatments, namely control and with addition of butyrate. The first day monocytes were isolated in type 1 collagen gel for migration testing using the slide chemotaxis IBIDI. Image analysis using ImageJ and Chemotaxis tool software. There was a significant difference in the TNFα / IL 10 ratio between healthy groups and T2DM. Butyrate also appears to suppress TNF cytokine production and increase IL10 production. Monocyte migration indicators such as accumulation distance and migration speed have significant differences between healthy groups and T2DM. Butirat can reduce inflammation responds and the distance and speed of monocyte migration"
2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Mustikaningtyas
"ABSTRAK
Diabetes Melitus merupakan penyakit tidak menular penyebab kematian terbesar keempat di dunia. Depok menduduki peringkat 2 di Jawa Barat dengan jumlah penderita diabetes mellitus tipe 2 terbanyak. Insulin direkomendasikan sebagai salah satu terapi diabetes lini pertama untuk mengontrol kadar glukosa. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui tingkat kepatuhan terapi insulin pada penderita diabetes mellitus tipe 2 agar tercapai hasil terapi sesuai dengan yang direncanakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran kepatuhan terapi insulin pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian model cross sectional dan menggunakan teknik consecutive sampling sebagai teknik dalam pengambilan sampel. Jumlah sampel 79 orang pasien diabetes mellitus tipe 2 yang berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kepatuhan insulin masih rendah sebanyak 52 orang 65,8 . Adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi kepada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok, Dinas Kesehatan Depok, perawat, dan masyarakat untuk meningkatkan kepatuhan terapi insulin.

ABSTRAK
Abstract Diabetes Mellitus is the fourth leading non infectious diseases cause of death in the world. Depok was ranked 2nd in West Java with the highest number of people with type 2 diabetes mellitus. Insulin is recommended as one of the first line diabetes therapy to control glucose levels. Therefore, it is important to know the adherence level of insulin therapy in people with type 2 diabetes mellitus in order to achieve the satisfied results of therapy. This study aimed to identify the level of adherence in insulin therapy among people with type 2 diabetes mellitus in Depok City. This research was a quantitative research using a cross sectional design and using consecutive sampling as a technique in sampling. The number of samples were 79 patients with type 2 diabetes mellitus who came to the Regional General Hospital of Depok City. The result showed that the level of insulin adherence came still low as many as 52 people 65.8 . This study is expected to provide information to the Regional General Hospital of Depok City, Depok Health Office, nurses, and the community to improve adherence to insulin therapy."
2017
S67065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Rasalhaque
"Diabetes Melitus tipe 2 merupakan penyebab kematian ke-2 pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan, sedangkan di pedesaan menduduki peringkat ke-6. Angka kejadiannya berhubungan dengan adanya resistensi insulin akibat berbagai macam faktor. Pola paling umum dijumpai adalah dislipidemia terutama hipertrigliseridemia dan pengurangan kadar HDL. Penelitian ini dirancang untuk melihat gambaran kadar trigliserida pada pasien DM tipe 2 yang berobat ke Poli IPD RSCM pada tahun 2010. Didapatkan bahwa dari 108 subyek, 55 orang berusia ≥55 tahun, 68 orang berjenis kelamin perempuan, 71 orang tidak merokok, dan 84 orang dengan kadar trigliserida normal. Dari hasil analisis didapat hubungan tidak bermakna antara kadar trigliserida dengan usia (Mann-Whitney, p = 0.104), jenis kelamin (Chi-square, p = 0.062), perilaku merokok (Chi-square, p = 0,973), kadar gula darah puasa (Mann-Whitney, p = 0.973), dan kadar gula darah dua jam post prandial. (Mann-Whitney, p = 0.539). Rerata TG berdasarkan analisis data adalah 140,5 (49-1144) mg/dL. Nilai rerata kadar glukosa darah puasa (GDP) 186,5 (114-559) mg/dL. Analisis data menunjukkan sebaran tidak normal dengan rerata kadar gula darah dua jam post prandial (GD2PP) sebesar 291 (178-582) mg/dL.

Type 2 diabetic melitus is the second death cause on urban residencies age ranged 45-54 year old, while it is the 6th leading death cause on rural area, based on RISKEDA 2007. High rate of prevalencies is because insulin resistancies as results of multifactorial. Most common patern is dislipidemia especially hypertriglyceride and low level of HDL. This researh is designed to picture triglyceride level on type 2 diabetic melitus patients in RSCM on year 2010. Known that from 108 subjects, 55 are aged ≥55 year old, 68 are women, 71 don’t smoke and 84 with normal level of triglyceride. From analitic processes, known that triglyceride level is not associated with age (Mann-hitney, p = 0.104), sex (Chi-square, p = 0.062), smoking habbit (Chi-square, p = 0,973), fasting blood glucose (Mann-Whitney, p = 0.973), and 2 hours post-prandial blood glucose (Mann-Whitney, p = 0.539). Mean rate of triglyceride level is 140,5 (49-1144) mg/dL. Mean rate fasting blood glucose is 186,5 (114-559) mg/dL. Data analysis doesn’t show normal distribution on mean rate of level 2 hours post prandial blood glucose 291 (178-582) mg/dL."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latifatul Khoiriyah
"Latar belakang: Diabetes melitus tipe 2 masih menjadi masalah kesehatan global yang serius. Prevalensi DMT2 selalu meningkat dari tahun 2000-2021 yakni dari 4,55% menjadi 10,6%. Angka kematian DMT2 juga mengalami peningkatan sebanyak 57,94% dari tahun 2011 ke tahun 2021. Walaupun pemerintah sudah berupaya dalam mengendalikan DMT2, beban penyakit ini diproyeksikan meningkat hingga tahun 2045. DMT2 merupakan penyakit dengan angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Beban penyakit DMT2 ini dapat tercermin dalam ukuran DALYs. Penelitian ini bertujuan untuk melihat tren DALYs penyakit DMT2 dan faktor risikonya di Indonesia tahun 1990-2021.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode systematic review dengan data sekunder Global Burden of Disease 2021. Populasi dari penelitian ini adalan penduduk usia ≥ 35 tahun di 34 provinsi di Indonesia dengan unit analisis provinsi. Variabel dalam penelitian ini adalah DALYs DMT2, DALYs DMT2 akibat IMT tinggi, dan DALYs DMT2 akibat perilaku merokok.
Hasil: Penelitian menjukkan DALYs DMT2 mengalami kenaikan sebesar 59,6% dari tahun 1990-2021. Faktor yang paling berkontribusi dalam DALYs DMT2pada tahun 2021 yaitu IMT tinggi (41,7%) dan perilaku merokok (15,8%). DALYs DMT2 yang disebabkan oleh faktor risiko tersebut juga mengalami kenaikan, dengan rincian 133,21% untuk IMT tinggi dan 69,2% untuk perilaku merokok.
Kesimpulan: DALYs DMT2, DALYs DMT2 akibat IMT tinggi, dan DALYs DMT2 akibat perilaku merokok selalu meningkat dari tahun 1990-2021. Hal ini menunjukkan kewaspadaan masyarakat terhadap dampak DMT2 yang masih rendah.

Background: Type 2 diabetes mellitus remains a serious global health problem. The prevalence of T2DM has always increased from 2000-2021, from 4.55% to 10.6%. The mortality rate of T2DM also increased by 57.94% from 2011 to 2021. Despite the government's efforts to control T2DM, the disease burden is projected to increase until 2045. T2DM is a disease with high mortality and morbidity. The disease burden of T2DM can be reflected in the DALYs measure. This study aims to examine the trend of T2DM disease DALYs and its risk factors in Indonesia from 1990 to 2021.
Methods: This study used systematic review methods with secondary data from the Global Burden of Disease 2021. The population of this study was the population aged ≥ 35 years in 34 provinces in Indonesia. The variables in this study were T2DM DALYs, T2DM DALYs due to high BMI, and T2DM DALYs due to smoking behaviour.
Results: The study showed that T2DM DALYs increased by 59.6% from 1990- 2021. The most contributing factors to T2DM DALYs in 2021 were high BMI (41.7%) and smoking behaviour (15.8%). T2DM DALYs caused by these risk factors also increased, with 133.21% for high BMI and 69.2% for smoking behaviour.
Conclusion: T2DM DALYs, T2DM DALYs due to high BMI, and T2DM DALYs due to smoking behaviour always increased from 1990-2021. This shows that public awareness of the impact of T2DM is still low.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>