Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 195739 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Priscila Febriana Carlita
"ABSTRAK
Penelitian kualitatif ini mencoba mendeskripsikan pemanfaatan social media, terutama Twitter, sebagai medium komunikasi antara brand dengan konsumen. Peneliti menganalisa proses perilaku konsumen dengan rumusan AIDA (Attention, Interest, Desire, Action), yang sedikit banyak mulai dipengaruhi social media. Penelitian ini menemukan adanya kecenderungan bagi konsumen memulai proses Attention dan Desire melalui social media. Muncul pula indikasi, bahwa konsumen melakukan pencarian informasi (Search) karena rasa tertarik yang didorong akibat percakapan yang terjadi social media. Percakapan yang terjadi di Twitter mampu menciptakan rasa penasaran yang besar serta keinginan untuk mencari tahu dan memiliki produk atau jasa yang ditawarkan. Walaupun social media sudah banyak digunakan sebagai media utama dalam mencari informasi; media konvensional tetap dibutuhkan sebagai media pendukung. Keberadaaan keduanya saling melengkapi.

ABSTRACT
This qualitative research attempts to describe the use of social media, especially Twitter, as a communication medium between brand and consumer. Researcher analyzed consumer behavior with the AIDA formula (Attention, Interest, Desire, Action), which is starting to be more or less influenced by social media. This study found a tendency for consumer to start the process of Attention and Desire through social media. There is also an indication for consumer to search (Search) for more information because of the conversations in social media. Conversations occurring on Twitter create great curiosity, as well as the desire to find out more and purchase the product or service that is offered. Although social media has been widely used as the main medium in seeking information; conventional media is still needed as a supporting medium. The existence of the two complements each other."
2012
T30857
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mourene Iga Farriny
"Skripsi ini membahas mengenai sufiks -teki sebagai hedge (pagar) dalam cuitan (tweet) yang diposting dalam situs jejaring sosial Twitter pada bulan Oktober 2016. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memerikan sufiks -teki sebagai hedge (pagar). Dengan memerikan sufiks -teki sebagai hedge (pagar), dapat diketahui penggunaan dan fungsi sufiks -teki sebagai hedge (pagar). Selain itu, dapat diketahui sikap pencuit yang menggunakan sufiks -teki dalam cuitannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan 21 data yang dianalisis, penggunaan sufiks -teki sebagai hedge (pagar) dapat dikelompokkan berdasarkan posisi, yaitu penggunaan sufiks -teki pada pronomina persona pertama, sufiks -teki pada kuotasi, dan sufiks -teki (na) pada modifikator nomina. Sufiks -teki berfungsi untuk menghaluskan ujaran. Hal ini dipicu oleh sikap pencuit yang berupaya untuk menghindari konflik dengan pembaca cuitan.

The focus of this study is the use of the suffix -teki as a hedge found on tweets posted on October 2016 on the social media site Twitter. The purpose of this research is to describe the suffix -teki as hedge. By describing the suffix -teki as hedge, the use of suffix -teki as hedge and its functions will be discovered. Moreover, the tweeter (the person who tweeted) attitude toward their tweets will be found out. Based on the 21 tweets analyzed, the suffix -teki used as hedges can be divided into three groups based on its position in the sentence, which are the use of the suffix -teki after first person pronouns, suffix -teki after quotation, and suffix -teki (na) after noun modifier. The use of the suffix -teki as a hedge implies that the tweeter (the person who tweeted) weakens the assertion of the speech. The use of the suffix -teki as a hedge is motivated by the attitude of tweeter who attempted to avoid conflicts with the readers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firmansyah
"Fenomena Politisi Selebriti pada negara berdemokrasi terbuka dengan sistem pemilihan langsung semakin berkembang dan menjadi perhatian bagi para peneliti ilmu sosial. Di Indonesia fenomena politisi selebriti telah berkembang sejak pemilihan umum tahun 2004 dimana tidak sedikit selebriti yang terjun ke dunia politik. Namun fenomena politisi selebriti ini semakin berkembang, yakni tidak lagi selebriti terjun ke dunia politik, namun politisi yang mencoba mengadopsi budaya populer selebriti untuk mendapatkan popularitas dan mendulang elektabilitas pada pemilihan umum. Strategi politisi selebriti pun digunakan beberapa politisi untuk melakukan komunikasi politik terutama di media sosial. Penelitian ini menunjukkan bagaimana pesan politisi selebriti yang dilakukan kepala daerah yakni walikota Bandung Ridwan Kamil yang memiliki popularitas di masyarakat cukup tinggi. Bukan hanya karena prestasinya tetapi juga karena sosoknya yang dikenal sangat aktif di media sosial.
Demografi kota Bandung pun yang pada saat ini didominasi oleh kalangan muda menjadi medan yang tepat bagi politisi untuk menerapkan strategi politisi selebriti dalam komunikasi politiknya. Maka dalam penelitian ini akan menguji pesan dalam akun twiiter @ridwankamil yang merupakan akun miliki walikota Bandung tersebut yang juga dipergunakan sebagai saluran komunikasi politiknya untuk mendekatkan diri ke masyarakat. Penelitian ini tidak hanya mengidentifikasi pesan pada aku twitter tersebut tetapi juga menguji respon atau tanggapan pada setiap pesan yang telah teridentifikasi untuk melihat bagaimana respon masyarakat terhadap pesan-pesan yang teridentifikasi, baik pesan politik maupun pesan selebriti. Penelitian ini juga menggambarkan bagaimana fungsi dari akun @ridwankamil bagi followers yang merupakan warga Bandung.

The Phenomenon of Celebrity Politicians in open democratic countries with a direct election system is growing and becoming a concern for social science researchers. In Indonesia, the phenomenon of celebrity politicians has evolved since the 2004 election in which few celebrities plunged into politics. But the phenomenon of celebrity politicians is growing, that is no longer a celebrity become politicians, but politicians who try to adopt popular celebrity culture to gain popularity and electability for the elections. The strategy of celebrity politicians used by some politicians, especially in social media This study analyzed the messages on Mayor of Bandung Ridwan Kamil rsquo s twitter microblog during the period of January to June. The figure of Ridwan Kamil is known to be very active person in social media.
Demographics of Bandung city which is currently dominated by young people to be the right field for politicians to apply the strategy of celebrity politicians in political communication . The findings in the study indicates a tendency that people on the internet responds more to celebrity messages than politician messages in social media. The most responses were identified as coming from celebrity tweets and the overall number of followers 39 responses was also more likely to be on celebrity messages.. This study identifies the messages and the responses on each message that has been identified to see how the public responses, both political messages and celebrity messages. This study also illustrates how the function of ridwankamil account for followers who are citizens of Bandung.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T49570
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mowen
Jakarta: Erlangga, 2002
658.834 2 Mow p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Isnaeni Nurul Afra
"Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memiliki kewenangan dalam melakukan pendaftaran dan pemeriksaan terhadap Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Pelaporan ini berfungsi untuk melakukan pengawasan kejujuran, integritas, dan deteksi kemungkinan adanya tindakan memperkaya diri secara melawan hukum oleh pejabat publik. Publikasi LHKPN sering menimbulkan prasangka negatif dan kecurigaan publik terhadap laporan harta kekayaan pejabat yang mengakibatkan kekhawatiran pejabat untuk melaporkan harta kekayaan secara lengkap dan benar. Persepsi ini menjadi kontraproduktif dengan upaya pencegahan korupsi yang dilakukan oleh KPK apabila tidak direspon dengan cepat. Penelitian ini bertujuan untuk membuat model analisis sentimen dan pemodelan topik yang dapat mengeksplorasi topik dari data media sosial Twitter. Indonesia memiliki jumlah pengguna aktif terbesar keenam di dunia dengan 15,7 juta pengguna yang didominasi kelompok usia 25-34 tahun. Dataset sejumlah 881 data diambil dari Twitter dengan kata kunci "lhkpn" dan "harta kekayaan pejabat" pada periode 1 Agustus sampai 5 November 2021. Penelitian ini mengekplorasi beberapa algoritma klasifikasi, representasi fitur unigram, bigram, dan trigram dengan CountVectorizer dan TFIDF, serta metode oversampling SMOTE. Algoritma klasifikasi dengan performa paling baik pada penelitian ini adalah Multilayer Perceptron dengan fitur unigram CountVectorizer dan metode oversampling dengan accuracy 76,60%, precision 78,19%, recall 76,60%, dan F1 score 76,95%. Hasil pemodelan topik menggunakan Latent Dirichlet Allocation pada kategori ‘negatif’ didominasi ekspresi kekecewaan dan kemarahan masyarakat terhadap meningkatnya harta kekayaan pejabat selama masa pandemi Covid-19 yang berbanding terbalik dengan meningkatnya utang negara dan kesulitan yang dihadapi masyarakat selama pandemi. Topik yang dihasilkan pada kategori ‘positif’ cukup beragam mulai dari aturan untuk melakukan pembuktian terbalik, usulan mengenai kewajiban pelaporan dan sanksi, permintaan untuk membuka laporan kekayaan kepada publik, serta pembahasan mengenai kewajaran penambahan harta kekayaan yang disebabkan oleh meningkatnya nilai aset tidak bergerak.

The Corruption Eradication Commission (KPK) has the authority to register and examine Public Officials Wealth Reports (LHKPN). This report serves to monitor honesty, integrity, and detect the possibility of illegal enrichment by public officials. Publication of LHKPN often creates negative prejudice and public suspicion of official wealth reports, which causes officials to worry about reporting assets completely and correctly. This perception is counterproductive to the efforts to prevent corruption carried out by the KPK if it is not responded to quickly. This study aims to create a sentiment analysis model and topic modelling that can explore topics from Twitter social media data. Indonesia has the sixth-largest number of active users in the world with 15.7 million users, dominated by the 25-34 year age group. A dataset of 881 data was taken from Twitter with the keywords "lhkpn" and "official assets" in the period August 1 to November 5, 2021. This study explores several classification algorithms, representation of unigram, bigram, and trigram features with CountVectorizer and TFIDF, as well as SMOTE oversampling methods. The classification algorithm with the best performance is the Multilayer Perceptron with the unigram CountVectorizer feature and the oversampling method with 76.60% accuracy, 78.19% precision, 76.60% recall, and 76.95% F1 score. The results of topic modelling using Latent Dirichlet Allocation in the 'negative' category are dominated by expressions of public disappointment and anger towards the increase in official wealth during the Covid-19 pandemic which is inversely proportional to the increase in state debt and the difficulties faced by the community during the pandemic. The topics generated in the 'positive' category are quite diverse, starting from the rules for conducting reverse verification, proposals on reporting obligations and sanctions, requests to disclose wealth reports to the public, as well as discussions on the reasonableness of adding to assets caused by the increase in the value of immovable assets."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Niswatul Khimayah
"Media sosial kini telah menjadi bagian dari komunikasi organisasi, termasuk organisasi pendidikan. Bagi humas, yang memiliki peran dalam membangun dan menjalin hubungan baik dengan publik, kehadiran media sosial dapat menjadi peranti baru dari strategi information subsidies. Di sisi lain, setiap organisasi perlu memiliki reputasi positif supaya tercipta kesepahaman dan kepercayaan antara publik dan organisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media sosial twitter sebagai information subsidies tool terhadap reputasi Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui survei kuesioner online dengan 75 responden. Dari pengujian korelasi rank Spearman, menunjukkan hasil ada hubungan yang kuat antara variabel media sosial dan reputasi dengan angka koefisien korelasi positif 0,563. Sehingga penelitian ini menyimpulkan media sosial berpengaruh terhadap reputasi.

Social media has become a fundamental part of organizational communication, included educational organization. For public relations, which has a central role in building and maintaining good relationship between organization and its public, social media can be a new tool of its information subsidies strategy. In addition, every organization should has a good reputation in order to create mutual understanding and mutual trust between organization and its public.
This study aimed to determine the influence of social media as information subsidies tool towards reputation of university of Indonesia. This study is quantitative research by online questionnaire survey to 75 respondents. By using Spearman's correlation test, the result obtained there was strong correlation between two variables with the correlation coefficients of 0,563. The study conclude that there was influence of social media on reputation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S66578
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peter, J. Paul
New York: McGraw-Hill, 2005
658.834 2 Pet c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Julia Tri Purnomowati
"Kegiatan berbelanja identik dengan konsumen yang lahir pada tahun 1977-1994 atau disebut Generasi Y. Generasi Y sendiri digambarkan sebagai Generasi yang memperhatikan penampilan dan gaya berpakaian, sehingga Generasi Y merupakan konsumen potensial. Bagi Generasi Y, kegiatan berbelanja tidak lagi dianggap sebagai tindakan sederhana, melainkan tindakan yang berorientasi untuk hiburan. Untuk itu, pemasar pada kelompok ini membutuhkan pendekatan yang berbeda dalam menggarap pasar konsumen Generasi Y. Untuk dapat menentukan pendekatan dalam menggarap pasar konsumen Generasi Y, pemasar perlu mengetahui gaya keputusan pembelian seperti apa yang dilakukan oleh konsumen Generasi Y. Dengan menggunakan statistik deskriptif, penelitian ini ingin mengetahui bagaimana gaya pengambilan keputusan pada konsumen pria Generasi Y untuk produk fashion casual yang dibeli di toko. Dengan menggunakan teknik Purposive sampling dan Snowball sampling, 180 pria di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga menjadi responden dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan konsumen pria Generasi Y menggunakan Gaya Perfeksionis dalam melakukan keputusan pembelian terhadap produk fashion casual. Hal tersebut memunculkan dugaan bahwa responden cenderung memiliki karakteristik sports-oriented dibandingkan dengan socially driven."
Karawaci Tangerang: Buiness School Universitas Pelita Harapan, 2018
338 DEREMA 13:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Tri Hadyanto
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana interaksi/hubungan parasosial yang terjadi pada fans perempuan JKT48 melalui media sosial Twitter dan bagaimana tipologi gratifikasi yang dicari dan diperoleh dari interaksi/hubungan parasosial tersebut. Penelitian ini menggunakan teori interaksi/hubungan parasosial dari Hotorn dan Wohl untuk melihat bagaimana karakteristik, faktor, dan efek dari interaksi/hubungan parasosial fans perempuan dari idola perempuan. Dengan menggunakan tipologi gratifikasi dari McQuail, akan dipetakan gratifikasi yang dicari (gratification sought) dan diperoleh (gratification obtained) sehingga tercipta expectancy-value. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivisme dan merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam kepada empat fans perempuan JKT48. Penelitian ini menunjukkan bahwa melalui satu platform Twitter, fans perempuan JKT48 dapat mencari dan memperoleh berbagai gratifikasi: informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, serta hiburan. Selain itu, Expetancy-value dari gratifikasi yang dicari (gratification sought) dan gratifikasi yang diperoleh (gratification obtained) menjadi dasar fans perempuan JKT48 dalam interaksi parasosial selanjutnya. Dari pencarian satu gratifikasi, fans dapat memperoleh gratifikasi yang dicari beserta gratifikasi yang berbeda. Fans sama-sama memperoleh gratifikasi integrasi dan interaksi sosial dari pencarian gratifikasi informasi dan gratifikasi identitas personal.

ABSTRACT
This study aimed to identify the typology of gratifications sought and obtained from parasocial interactions/relationships of JKT48 female fans through Twitter. This study uses the theory of parasocial interactions/relationships from Hotorn and Wohl to see how the characteristics, factors, and effects of parasocial interactions/relationships of female fans from female idols. Through the gratifications typology of McQuail, this research tries to mapping the expectancy-value from gratifications that JKT48 female fans sought and obtained from Twitter. This study uses the post-positivism paradigm and is a descriptive qualitative study. The data collection technique used was in-depth interviews with four JKT48 female fans. This research shows that through one Twitter platform, JKT48 female fans can find and obtain various gratifications: information, personal identity, social integration and interaction, and entertainment. Expectancy-values of gratification sought and obtained became the basis of JKT48 female fans in subsequent parasocial interactions. From searching for one gratification, fans can get the gratification sought along with different gratification. Fans both obtained the gratification of social integration and interaction from the search for information gratification and personal identity gratification."
2019
T54193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Komunikasi yang effektif adalah kunci keberhasilan layanan unggulan. Pemanfaatan media sosial saat ini sangat membantu pustakawan memberikan layanan kepada pemustaka. Akun twitter Perpustakaan UI (@UI_library) dibentuk sebagai respon kepada kebutuhan digital native. Akun ini cukup aktif sebagai media komunikasi pustakawan dengan pemustaka. Penelitian ini bertujuan mengetahui jenis informasi apa saja yang paling sering diajukan di akun @UI_library selama tahun 2014. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis informasi yang paling sering diajukan di twiter selama tahun 2014 adalah: layanan sirkulasi, fasilitas dan terkait dengan pengadaan koleksi, layanan sirkulasi, layanan rujukan, layanan fasilitas dan TI, layanan UI-ana, dan pengembangan koleksi. Pustakawan UI perlu mengembangkan strategi pengelolaan akun @ UI_library sebagai media komunikasi dengan pemustaka. Pustakawandapat merencanakan kuliah twitter (kultwit) tentang topik-topik tertentu secara rutin sehingga pemustaka tetap mendapatkan informasi terbaru. Hasil dari penelitian dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengambil kebijakan terkait penenggungjawab layananonline."
LIBRARIA 4:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>