Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217396 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Guntari Hudiwinarti
"ABSTRAK
Semakin meningkatnya perdagangan internasional dan investasi internasional diikuti
peningkatan lalu lintas komunikasi dan transportasi serta usaha antar negara untuk
menurunkan hambatan dan tarif, mengakibatkan terjadinya integrasi secara gIobaI dari barang
dan jasa serta peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya. Transaksi perdagangan
dílakukan dalam berbagai mata uang, sehingga perubahan nilai pada suatu mata uang akan
berpengaruh terhadap nilai mata uang lain.
Perubahan kurs valuta asing akan berpengaruh terhadap arus kas perusahaan, baik
perusahaan tersebut melakukan transaksi dengan pihak luar negeri ataupun hanya melakukan
transaksi dengan pihak dalam negeri. Pengaruh resiko valuta asing terhadap perusahaan atau
disebut foreign exchange exposure dapat dikelompokkan daiam 3 bentuk, yaitu Translation
Exposure, Transaction Exposure dan Operating Exposure.
Economic exposure menunjukkan dampak perubahan nilai kurs terhadap arus kas yang
akan datang yang merupakan cerminan niiai perusahaan. Economic exposure terdiri dari
operating exposure dengan transaction exposure.
Berdasarkan uraian di atas, pengukuran economic exposure perusahaan membutuhkan
perspektif jangka panjang, yaitu memandang perusahaan akan terus beroperasi (ongoing
concern) dimana biaya dan harga yang kompetitif dapat dipengaruhi perubahan kurs. Oleh
karena itu pengukuran economic exposure merupakan tugas yang tidak mudah, yang
membutuhkan kemampuan untuk meramalkan nilai dan kepekaan arus kas di masa yang akan
datang terbadap nilai tukar.
Untuk itu penelitian ini ingin melihat economic exposure US Dollar dari perusahaan-
perusahaan go publik yang berada dalam kelompok Industri Barang Konsumsi, US Dollar
merupakan mata uang yang paling sering digunakan dalam transaksi ekspor dan impor di
Indonesia. Sedangkan pemilihan industri barang konsumsi karena industri ini termasuk
industri yang tidak terlalu terpengaruh siklus perekonomian karena industri ini menghasilkan
produk yang dibutuhkan masyarakat sehari-hari.
Dìsamping itu dalam kelompok industri ini terdapat bermacam-macam sub kelompok
industri yang berbeda karakteristiknya satu dengan yang lain, Sehingga diharapkan
karakteristik yang berbeda ini akan dapat menjelaskan besarnya economic exposure pada
suatu industri pada Umumnya dan perusahaan pada khususnya.
Harga saham dianggap mewakili nilai perusahaan dan dapat merefleksikan penilaian
pemegang saham atas arus kas yang akan datang.
Economic exposure diukur sebagai slope koefisien dalam regresi perubahan harga
saham terhadap perubahan kurs. Slope koefisien menunjukkan sensitivitas dan hubungan
sistimatis antara perubahan harga saham dengan pegerakan kurs. Untuk meminimalkan bias
variabel, perubahan Indeks Harga Saham Gabungan ditambahkan sebagai explanatory
variable.
Hasil pengukuran pada tahun 1997, menunjukkan hanya 8 dari 36 perusahaan
(22,22%) yang economic exposurenya signifikan dan menunjukkan angka yang cukup besar.
Hal ini berarti pada umumnya economic exposure pada perusahaan-perusahaan yang menjadi
obyek penelitian memang rendah.
Pengukuran dengan regresi ini hanya dapat dilakukan sepanjang harga saham
mencerminkan future cash flow perusahaan. Dan ini harus dibuktikan tersendiri. Sehingga
tidak signifikannya economic exposure dapat pula disebabkan hal ini atau periode yang
menjadi cakupan penelitian terlalu singkat.
Adanya perubahan sistem nilai tukar yang disebabkan karena krisis moneter tentunya
mempengaruhi economic exposure perusahaan. Untuk itu regresi dilakukan dalarn dua kurun
waktu. yaitu periode saat menggunakan Managed-float exchange rate system (sebelum 14
Agustus 1997) dan periode saat menggunakan freely floating exchange rate system.
Pada saat Managed-Float Exchange Rate System jumlah economic exposure yang
signifikan sebanyak 3 dari 36 perusahaan, sedangkan pada saat Freely Floating Exchange
Rate System jumlah yang signifikan 12 dari 36 perusahaan dan setelah diuji perbedaannya
cukup signifikan. Pada saat Managed Floating Exchange Rate System, kurs lebih mudah
diperkirakan sehingga ketidak pastian tidak terlalu tinggi. Sebaliknya pada saat Freely
Floating Exchange Rate System, kurs ditetapkan oleh mekanisme pasar sehingga ketidak
pastian sangat tinggi dan berpengaruh terhadap economic exposure perusahaan.
Faktor-faktor yang diperkirakan mempengaruhi economic exposure adalah presentase
kepemilikan saham oleh investor asing, kewajiban bersih valuta asing, prosentase ekspor
terhadap total penjualan, impor bahan baku dan bahan pembantu, perusahaan melakukan
hedging atas fluktuasi kurs dan status perusahaan, PMA atau PMÐN. Faktor-faktor tersebut
dianalisa dengan univariate dan multivarite.
Berdasarkan analisa multivariate ternyata faktor presentase penjualan ekspor
merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap besarnya koefisien economic exposure.
Presentase penjualan ekspor menghasilkan b yang cukup besar dengan tanda negatif. Berarti
perusahaan yang lebih banyak mengekspor memiliki economic exposure yang lebih besar
daripada perusahaan yang lebih banyak menjual di dalam negeri. Tanda negatif menunjukkan
bahwa semakin besar ekspornya akan menggerakkan arus kas perusahaan berlawanan arah
dengan kurs Rupiah terhadap US Dollar. Artinya semakin melemahnya Rupiah terhadap US
Dollar justru semakin besar arus kasnya sehingga harga sahamnya naik. Sebaliknya
menguatnya Rupiah terhadap US Dollar akan menguatnya Rupiah terhadap US Dollar akan mengakibatkan berkurangnya arus kas perusahaan sehingga harga sahamnya turun.
Berdasarkan analisa univariate, terdapat perbedaan koefisien economic exposure yang
signifikan antara perusahaan yang memiliki kewajiban valuta asing diatas aktiva valuta asing.
perusahaan yang mengimpor atau tidak serta antara PMA dengan PMDN. Namun antara
perusahaan yang melakukan hedging dan tidak melakukan hedging. prosentase kepemilikan
investor asing serta penjualan ekspor tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Hedging dengan melakukan kontrak derivatif tidak selalu dapat mengurangi economic
exposure. karena economic exposure cakupannva jangka panjang dan pada umumnya
instrumen hedging digunakan untuk melindungi perusahaan terhadap perubahan kurs valuta
asing dalam jangka pendek.
Ketidak konsistenan hasil dua analisa tersebut karena terdapat multicorrelation antar
faktor-faktor tersebut.
Untuk Penelitian yang akan datang di dalam menghitung besarnya economic exposure,
sebaiknya jumlah periode yang diamati ditambah demikian pula sampel perusahaannya
Peneliti terbatas pada informasi yang tersedia di publik. Hal-hal lain yang dilakukan
perusahaan untuk mengelola economic exposure apabila dapat diperoleh langsung dari
perusahaan akan dapat lebih menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
economic exposure sehingga bermanfaat untuk penelitian selanjutnya.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rustam
"Dengan semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia, maka semakin banyak penelitian-penelitian yang dilatation khususnya dari kalangan perguraan tinggi. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mengamati kebijakan dividen melalui hubungan antara rasio-rasio finansial yang secara rutin dipublikasikan terhadap perubahan dividen yang terjadi pada perusahaan-perusahaan gopublic di Bursa Efek Jakarta. Pengamatan dilakukan dari tahun 1992 sampai dengan 1996, Rasio-rasio financial yang digunakan adalah yang dianggap relevan dan terdiri atas beberapa rasio antara lain adalah dividend per share, net profit margin, earrings per share, return on equity, return on investment, retention ratio, debt to equity, current ratio, dan total assets.
Dari hasil pengujian dengan menggunakan model regress linier berganda menunjukkan bahwa faktor yang paling signifikan dan konsisten adalah variabel earnings per share. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan dividen dari peruiahaan-perusahaan yang go public di Bursa Efek Jakarta sangat dipengaruhi oleh laba bersih yang diperoleh, sedangkan faktor-faldor yang iainnya masih bersifat temporer atau volatile; artinya dalam keadaan tertentu dapat mennpengaruhi kebijakan dividen, namun pada kesempatan yang lain dapat terjadi tidak signifikan.
Di samping itu faktor-faktor lingkungan eksternal walaupun tidak dilakukan pengujian tentunya juga sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kebijakan divider. Hal tersebut mengakibatkan hasil pengujian dapat memberikan tanda atau arah yang tidak memenuhi harapan hipotesis, terutama pada variabel perubahan return on equity yang mempunyai hubungan yang negatif terhadap perubahan dividend per share."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-6498
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tubagus Fahed Ichmar Widayasa
"Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan pembayaran dividen pada perusahaan manufaktur yang go-public di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya kenyataan bahwa kebijakan dividen menimbulkan dua efek yang saling bertentangan, dimana pembayaran dividen dalam jumlah besar akan bisa meningkatkan harga saham, tapi di lain pihak, pembayaran dividen dalam jumlah besar juga akan menurunkan harga saham karena ketergantungan kepada sumber dana eksternal semakin besar, sehingga akan menurunkan tingkat pertumbuhan perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah cash ratio (CR), debt to equity ratio (DER), equity to total asset ratio (ETAR), return on investment (ROI), earning per share (EPS), tingkat pertumbuhan penjualan (GS), dan ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh secara parsial terhadap dividend per share (DPS), dan untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan mempengaruhi DPS pada perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Jakarta selama periode 2000 sampai dengan 2004. Hasil regresi panel data menunjukkan bahwa secara parsial hanya variabel earning per share (EPS) memiliki pengaruh yang signifikan. Hasil uji fixed effect dan random effect pada model ini menunjukkan bahwa tidak terdapat fixed effect dan random effect pada model yang digunakan, sehingga dapat disimpulkan bahwa model persamaan yang digunakian dalam penelitian ini cukup efisien dan tidak bias.

Factors that affect the policy of dividend payment on public manufacturing companies listed on Jakarta Stock Exchange. The background of this research is based on the fact that dividend policy creates two opposite effects. On one side, dividend payment in gross will be able to improve the share?s market price, but on the other side, dividend payment in gross will also reduce the price because of increase in dependency on external fund sources , therefore will reduce the level of company growth.
The target of this research is to obtain knowledge on whether cash ratio (CR), debt to equity ratio (DER), equity to total asset ratio (ETAR), return on investment (ROI), earning per share (EPS), growth sales (GS), and size of company (SIZE) have effects partially on dividend per share (DPS), and which among them has the most significant influence on public manufacturing companies? DPS listed on Jakarta Stock Exchange between the year of 2000 and 2004. Panel data analysis indicates that partially only the variable of earning per share (EPS) has the significant influence. The result for fixed effect and random effect tests on this model shows that there are no fixed and random effects on applied model. Therefore it can be concluded that the equation model which is used in this research is efficient enough and not deflect."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T24101
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tahirman
"Penelitian ini menganalisa Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal dengan menggunakan debt ratio pada Bursa Efek Jakarta, Hal ini sangat menarik karena menurut pengamatan penulis penelitian semacam ini belum pemah dilakukan pada perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Model penelitian yang digunakan adalah regresi linier berganda dari tax rate (TR), variance in operating income (CVOI) dan pretax returns (PR) sebagai variabel independen dan debt ratio (DR) sebagai variabel dependen yang dinyatakan dalam persamaan debt ratio.
Ketiga variabel penelitian yaitu tax rate, variance in operating income dan pretax returns secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap debt ratio, sedangkan secara individual hanya variabel variance in operating income yang sesuai dengan hipotesa bahwa variabel variance in operating income mempunyai pengaruh negatif terhadap debt ratio.
Koefisien determinasi (R2) sebesar 9,36% (lebih kecil dan hasil penelitian di New York Stock Exchange yaitu 42%) menunjukkan bahwa variabel independen hanya mampu menjelaskan perubahan debt ratio sebesar 9,36%, yang berarti ada faktor lain yang lebih berpengaruh selain variabel yang digunakan dalam penelitian."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T9407
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pudjo Irianto
"Informasi Laporan keuangan perusahaan relatif sangat penting karena merupakan kunci yang mencatat aktivitas perusahaan dan sebagai kartu angka untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Dalam aktivitas di pasar modal laporan keuangan perusahaan yang telah go public merupakan salah satu informasi yang tersedia bagi investor dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham perusahaan. Informasi laba akuntansi (biasanya diukur dengan earning per share atau EPS) merupakan informasi yang bisa diperoleh dari laporan keuangan.
Dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ball dan Brown (1968), Foster et all (1984) serta Bernard & Thomas (1990) diketemukan bahwa setelah laba akuntansi diumumkan harga saham cenderung terus meningkat harganya untuk saham yang mengalami kenaikan laba dan harga saham cenderung turun untuk saham yang mengalami penurunan laba. Selanjutnya Biddle dart Scow (1991), Collins dan Kothari (1989) serta Easton dan Zmijewski (1989) menemukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kaitan antara laba akuntansi dengan harga saham adalah tingkat resiko (n), ukuran perusahaan, persisten laba, keuntungan bebas resiko (rt.).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengumuman laba akuntansi mempunyai pengaruh terhadap perkembangan harga saham (reaksi pasar) setelah pengumuman laba akuntansi dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi kaitan antara pengumuman laba akuntansi dengan perkembangan harga sahamnya (Earnings Response Coefficient).
Periode penelitian dimulai tahun 1993 sampai dengan 1996 dengan mengambil sampel perusahaan go public yang telah terdaftar di BEJ dan memenuhi kriteria yang ditetapkan. Dalam penelitian ini dilakukan langkah :
1. Menghitung kaitan antara pengumuman laba akuntansi dengan perkembangan harga saham. Laba akuntansi dikelompokkan dalam: a) Kelompok emiten dengan berita baik yaitu emiten yang laba akuntansinya lebih besar dari laba akuntansi tahun sebelumnya. b) Kelompok emiten dengan berita buruk yaitu emiten yang laba akuntansinya lebih kecil dari laba akuntansi tahun sebelumnya.
2. Memasukkan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi hubungan antara pengumuman laba akuntansi dengan harga saham (ERC). Juga dilakukan uji terhadap asumsi dasar klasik untuk mendapatkan best liner unbiased estimator (BLUE) yaitu uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji homokedastisitas.
Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, pengumuman laba akuntansi mempunyai hubungan dengan perkembangan harga saham signifikan. Dimana kelompok kelompok saham yang laba akuntansinya lebih besar dari laba akuntansi tahun sebelumnya cenderung mengalami kenaikan harga sahamnya satu minggu setelah pengumuman dan pada kelompok saham yang laba akuntansinya lebih kecil dari laba akuntansi tahun sebelumnya cenderung mengalami penurunan harga sahamnya satu minggu setelah pengumuman. Sehingga pengumuman laba akuntansi mempunyai kandungan informasi (relatif kecil) yang relevan mempengaruhi perkembangan harga sahamnya dan menyebabkan investor memperoleh abnormal return. Selanjutnya diketemukan pula bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kaitan antara pengumuman laba akuntansi dengan harga sahamnya (ERC) adalah tingkat resiko U3) yaitu berbanding terbalik, ukuran perusahaan (FS), kepemilikan investor asing (FIO) berbanding."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Maria Carmelia Widiastuti
"Pendahuluan
Manajemen keuangan didefinisikan sebagai fungsi dan tanggung jawab manajer keuangan. Walaupun kondisi perusahaan berbeda-beda, namun keputusan utama yang diambil oleh manajer keuangan adalah : keputusan investasi, keputusan pembelanjaan, dan keputusan untuk menentukan berapa banyak dividen harus dibagikan kepada pemegang saham. Ketiga keputusan ini tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Masing-masing keputusan diintegrasikan untuk memaksimumkan nilai perusahaan, yang dicerminkan dari harga pasar sahamnya.
Besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung dari kebijaksanaan dividen masing-masing perusahaan. Kebijaksanaan dividen atau keputusan dividen pada hakekatnya menentukan posisi keuntungan yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan seberapa banyak yang ditahan sebagai retained earnings. Perbandingan antara dividen dan keuntungan merupakan rasio pembayaran dividen atau dividend pay out ratio. Karena dividen merupakan bagian dari Iaba, maka salah satu faktor yang mempengaruhi dividend pay out ratio adalah besarnya Iaba.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kebijakan dividen ditentukan oieh perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini akan menggambarkan pengaruh besarnya kebutuhan investasi, kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari modal sendiri yang ditanamkan (return on equity), struktur modal (debt to equity ratio) terhadap penentuan kebijakan dividen (dividend payout ratio), pada perusahaan-perusahaan go public di Bursa Efek Jakarta, juga perbedaan kebijakan dividen perusahaan aktif dan tidak aktif dalam perdagangan sahamnya di Bursa Efek Jakarta.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>