Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186299 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aini Yusra
"Dukungan keluarga diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup pada pasien DM tipe 2. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara dukungan keluarga ditinjau dari empat dimensi (emosional, penghargaan, instrumental dan informasi) dengan kualitas hidup pasien DM tipe 2 di RSUP Fatmawati Jakarta.
Desain dalam penelitian ini analitik cross sectional dengan jumlah sampel 120 pasien DM tipe 2. Analisa data menggunakan koefesien korelasi Pearson, uji t- independen dan regresi linier berganda.
Hasil penelitian didapatkan variabel yang berhubungan dengan kualitas hidup yaitu umur (p value 0.034; α 0.05), pendidikan (p value 0.001; α 0.05) dan komplikasi (p value 0.001; α 0.05). Terdapat hubungan antara dukungan keluarga ditinjau dari empat dimensi dengan kualitas hidup (p value 0.001, α: 0.05). Peningkatan satu satuan dukungan keluarga, akan meningkatkan kualitas hidupnya sebesar 35 % setelah dikontrol oleh pendidikan dan komplikasi DM.
Perawat dapat meningkatkan dukungan keluarga dengan pendidikan kesehatan terstruktur, memfasilitasi pemberian dukungan keluarga serta supervisi dan monitoring terkait penerapan pemberdayaan keluarga dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien DM tipe 2.

Family support is needed to improve quality of life in patients with type 2 DM. This study aimed to identify the relationship between family support from perspective of four dimensions (emotional, appraisal, instrumental and information) and the quality of life of patients with type 2 DM in Fatmawati Hospital Jakarta.
The design of descriptive analytical with cross sectional approach, 120 patients with type 2 DM was participated in the study. Statistical analysis used for this study was Pearson correlation coefficient, independent t-test and multiple linear regression.
The results showed that the variables are associated with quality of life, consist of the age (p value 0034; α 0.05), education (p value 0.001; α 0.05) and complications (p value 0.001; α 0.05). There is a relationship between family support in terms of four dimensions and quality of life (p value 0.001, α: 0.05). The increase of one unit family support, will improve the quality of life by 35% when controlled by education and complications of DM.
Recommendation from the research nurses can improve support for families with a structured education programmes, facilitated family support and improve, monitoring related to the implementation of the family empowerment in providing nursing care to patients with type 2 DM."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Handono Fatkhur Rahman
"Efikasi diri dan kepatuhan merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan kualitas hidup pasien DM tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat efikasi diri dan kepatuhan dengan kualitas hidup pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di Rumah Sakit di Jakarta.
Desain dalam penelitian ini adalah cross sectional, dengan jumlah sampel 125 pasien DM tipe 2. Alat ukur yang digunakan adalah Diabetes Management Self-Efficacy (DMSES), the Diabetes Activities Questionare (TDAQ), dan Diabetes Quality Of Life (DQOL).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri (0,0005), dan kepatuhan (0,0005) berhubungan secara signifikan dengan kualitas hidup dengan variabel yang paling dominan adalah kepatuhan.
Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa variabel efikasi diri, kepatuhan, tingkat pendidikan, dan depresi menentukan kualitas hidup pasien DM. Perlunya dikembangkan pengkajian dan intervensi keperawatan yang berfokus pada efikasi diri dan kepatuhan pasien DM tipe 2.

Self-efficacy and adherence are important factor in improving the quality of life of patients with type 2 diabetes. This study aimed to determine the relationship between self-efficacy and adherence to the quality of life of patients with type 2 diabetes mellitus in an outpatient unit of a Hospital in Jakarta.
This study was a cross-sectional, with sample of 125 patients with type 2 diabetes mellitus. The Diabetes Management Self- Efficacy (DMSES), the Diabetes Activities Questionare (TDAQ), and the Diabetes Quality of Life (DQOL) were employed as instruments.
The results showed that selfefficacy (0.0005), and adherence (0.0005) were significantly associated with quality of life and the most dominant variable is adherence.
Multivariate test results indicate that the variable self-efficacy, adherence, education level, and depression determines quality of life of diabetic patients. This study suggestsis the need fornursing assessment and interventions that focus on the self-efficacy and adherence diabetes mellitus patient.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42400
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Tri Pagita
"Depresi banyak ditemui pada orang dengan penyakit kronis, antara lain diabetes mellitus tipe 2. Salah satu penelitian menemukan bahwa sekitar 45% dari seluruh menderita diabetes mellitus tipe 2 yang mengalami gangguan depresi namun tidak menjadi perhatian. Pasien diabetes mellitus tipe 2 yang depresi mengalami dampak yang cukup besar terhadap kualitas hidup. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif potong lintang (cross sectional) untuk mengetahui adanya hubungan antara gangguan depresi dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSCM. Hasil dari penelitian ini menyatakan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2 yang mengalami gangguan depresi secara keseluruhan lebih buruk dibandingkan yang tidak mengalami gangguan depresi. Pasien diabetes mellitus tipe 2 yang mengalami gangguan depresi memiliki dampak yang cukup besar terhadap kualitas mereka.

Depression is commonly found in people with chronic diseases, such as diabetes mellitus type 2. One study found that approximately 45% of all diabetes mellitus type 2 who suffered from depression but was not a concern. Type 2 diabetes mellitus patients with depression experience a considerable impact on quality of life. The methodology of this study is a cross-sectional quantitative analytic to investigate the relationship between depression and quality of life of patients with diabetes mellitus type 2 in the Endocrine Clinic RSCM. The results of this study states the quality of life of patients with type 2 diabetes mellitus who have depressive disorders are generally worse than that is not experiencing depression. Patients with type 2 diabetes mellitus who experience depression have a considerable impact on their quality of life.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinulingga, Elysabeth
"Gangguan pada system endokrin menimbulkan dampak yang kompleks pada system tubuh dan salah satunya adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus merupakan penyakit kronis dan jumlahnya terus meningkat di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Pencegahan komplikasi memerlukan peran dari berbagai multidisiplin ilmu, salah satunya perawat spesialis medikal bedah dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan model adaptasi Roy. Model adaptasi Roy dapat dijadikan dalam acuan dalam memberikan asuhan keperawatan yang holistik dan komprehensif dengan meminimalkan stimulus yang mempengaruhi adaptasi agar tercapai perilaku yang adaptif. Komplikasi kronik yang banyak terjadi adalah masalah kaki DM sehingga diperlukan pencegahan dengan melakukan praktek berdasarkan bukti (evidence based practice): pengaruh masase kaki secara manual terhadap sensasi proteksi, nyeri, dan Ankle Brachial Indek (ABI) pasien DM tipe 2. Peran perawat spesialis juga sebagai innovator untuk mengkaji pengetahuan pasien sebelum memberi edukasi dengan menggunakan format evaluasi edukasi sehingga dapat diketahui tingkat pengetahuan pasien. Perawat cukup memberi edukasi sesuai kebutuhan yang diperlukan pasien.

Endocrine system disorders create complex impacts towards body systems and one of those is Diabetes Mellitus. Diabetes mellitus is a choronic disease and its prevalence is continuously increasing worldwide including Indonesia. A multidisciplinary approach is essential to prevent DM complications and improve patient's quality of life. The medical surgical nurse specialist is expected to have a central role in diabetes care, and to perform nursing care based on Roy's adaptation model. Roy adaptation model can be utilized as a framework for nurses in providing a holistic and comprehensive nursing care by minimizing stimuli that affect patient's ability to become adaptive. Mostly chronic complication of DM is foot ulceration, so prevention with evidence based practice is needed: the effect of manual foot massage for protective sensation, pain, and Ankle Brachial Index (ABI) patient DM type 2. The medical surgical nurse specialist took park as the innovator to assess patient's knowledge before giving health education with evaluation format to see the level of patient knowledge. The nurse only educates the patient as needed."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Inung Sylvia
"ABSTRAK
Terapi Reiki merupakan salah satu terapi komplementer untuk membantu menurunkan kadar glukosa darah pasien DM tipe 2. Terapi ini menggunakan energi alami yang disalurkan pada tubuh pasien DM tipe 2 dengan tujuan menyelaraskan energi yang tidak seimbang dalam tubuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Reiki terhadap penurunan kadar glukosa darah pasien DM tipe 2 di Klub Diabetes Instalasi Rehabilitasi Medis RSUP Fatmawati, Jakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah pra-eksperimental dengan pendekatan the one-group pretest-posttest design (before and after) menggunakan teknik purposif sampling untuk pengambilan sampelnya. Sampel berjumlah 18 responden. Terapi Reiki dilakukan dengan dua metode, secara langsung dan dari jarak jauh (distant healing) yang diberikan selama 30 hari. Terapi Reiki dilakukan oleh peneliti dibantu oleh praktisi Reiki khususnya dalam transfer energi. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kadar glukosa darah adalah glukometer. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang bermakna antara KGDS sebelum dan setelah intervensi Reiki (p=0,000). Disarankan pemberian asuhan keperawatan menggunakan terapi komplementer Reiki dalam membantu mengatasi masalah kesehatan pasien.

ABSTRACT
Reiki therapy is one of the complementary therapy that is used to decrease blood glucose level of Type 2 Diabetes Mellitus patient. The therapy employs nature energy which was transferred into patient body to synchronize the imbalance energy in the body. This research was aimed to examine the effect of Reiki in decreasing blood glucose level of patient with Type 2 Diabetes Mellitus at Diabetes Club in Medical Rehabilitation Instalation Fatmawati Hospital, Jakarta. Research design in this study was pre-experimental with the one-group pretest-posttest design (before and after). Purposive sampling technique was employed in sample selection and 18 patients participated in this study. Reiki therapy was performed in two methods, directly and by distant healing, which is done for 30 days. The therapy was conducted by the researcher and helped by Reiki practitioner, especially in the energy transferring. To measure blood glucose level glucometer was instrument. The result revealed that there was a significant difference in casual blood glucose levels before and after Reiki intervention (p=0,000). It is recommended to employ Reiki as a complementary therapy in nursing care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mokoagow, Muhammad Ikhsan
"Latar Belakang: Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 merupakan masalah kesehatan global dan saat ini case fatality rate COVID- 19 di Indonesia melebihi angka global. Komorbiditas berkontribusi terhadap luaran klinis yang buruk. Pasien COVID-19 dengan Diabetes melitus (DM) berisiko mengalami luaran buruk akibat interaksi dari kerentanan terhadap infeksi, adanya komplikasi menahun dan komorbiditas penyerta. Penelitian terkait hubungan DM pada pasien COVID-19 dengan perawatan intensif dan mortalitas saat perawatan di Indonesia masih terbatas. Di samping itu, parameter laboratorium yang dapat memprediksi luaran tersebut layak untuk diteliti. Tujuan: Mengetahui hubungan DM pada pasien COVID-19 terkonfirmasi dengan kejadian perawatan intensif dan mortalitas, serta mengetahui performa/kemampuan dari CRP, LDH, feritin, d-dimer, NLR, MLR, dan glukosa darah sewaktu pada pasien DM dalam memprediksi kejadian perawatan intensif atau kematian. Metode: Penelitian ini merupakan suatu kohort retrospektif yang mengambil seluruh pasien COVID-19 yang dirawat di RSUP Fatmawati selama kurun waktu Maret hingga Oktober 2020. Kriteria inklusi adalah pasien COVID-19 terkonfirmasi yang berusia 18 tahun ke atas dan kriteria eksklusi adalah data rekam medis tidak lengkap dan pasien sedang hamil serta pasien yang langsung masuk perawatan dieksklusi untuk analisis kejadian perawatan intensif. Hasil: Sebanyak 506 subjek diikutsertakan dengan median usia 51 tahun (IQR:22), perempuan (56,32%), komorbiditas terbanyak adalah hipertensi (30,80%), DM (28,46%), dan penyakit ginjal kronik (24,20%), Pada kelompok DM, proporsi usia lanjut, laki-laki, komorbiditas, median kadar glukosa darah, CRP, Feritin, d-dimer, dan LDH lebih tinggi. DM meningkatkan kejadian perawatan intensif dengan OR adjusted sebesar 2,57 (95%CI:1,08-6,12). Proporsi mortalitas saat perawatan pada kelompok DM lebih tinggi (45,14% vs. 20,72%). DM meningkatkan mortalitas dengan OR adjusted sebesar 2,50 (95%CI:1,61-3,89). Dalam memprediksi perawatan intensif, hanya parameter NLR yang memiliki performa yang baik (sensitivitas 0,709 dan spesifisitas sebesar 0.804). Sementara itu terkait dengan prediksi mortalitas, seluruh parameter laboratorium yang dinilai tidak memiliki performa yang baik. Simpulan: Diabetes melitus meningkatkan kejadian perawatan intensif dan kematian pada pasien COVID-19 terkonfirmasi dalam perawatan di rumah sakit. Parameter NLR memiliki performa yang baik dalam memprediksi terjadinya perawatan intensif namun seluruh parameter laboratorium dalam penelitian ini tidak memiliki performa yang baik dalam memprediksi mortalitas.

Background: Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) caused by SARS-CoV-2 virus has emerged as global health problem dan currently its case fatality rate in Indonesia exceeded the global rate. Presence of comorbidity contribute to poor clinical outcome. COVID-19 patients with diabetes is at risk of developing poor outcome during hospitalization. Study related to diabetes in COVID-19 patients and intensive care admission and in-hospital mortality in Indonesia is limited at present. Moreover, identifying potential laboratory parameters to predict unfavourable outcome merits investigations. Objectives: This study aims to determine association between diabetes in confirmed cases of COVID-19 and intensive care admission and in-hospital mortality. Also, to evaluate performance of CRP, LDH, ferritin, d-dimer, NLR, MLR, and blood glucose on admission to predict intensive care admission or mortality in diabetic patients. Method: This study was a retrospective cohort recruiting all confirmed cases of COVID- 19 who aged 18 years and older hospitalized in Fatmawati General Hospital during March to October 2020. Exclusion criteria were incomplete medical record and pregnant women. Those who directly admitted to intensive care unit are excluded for intensive care analysis. Results: Five hundred six subjects were enrolled with median age of 51 years (IQR:22), female (56.32%), prevalent comorbidities include hypertension (30.80%), diabetes (28.46%), and chronic kidney disease (24.20%). In diabetes group, proportion of elderly, male, comorbidities, median of blood glucose, CRP, LDH, ferritin, and d-dimer was found higher. Proportion of intensive care admission is higher in diabetes group (38,18% vs. 10,06%). Diabetes increased intensive care admission with an adjusted OR 2,57 (95%CI:1,08-6,12). Proportion of mortality is higher in diabetes group (45.14% vs 20.72%) and diabetes increased mortality with adjusted OR 2.50 (95%CI:1.61-3.89). In predicting intensive care admission, NLR has a good performance (sensitivity: 0.709 and specificity: 0.804) while none of the laboratory parameters in this study has a good performance in predicting mortality. Conclusion: Diabetes mellitus increases intensive care admission and mortality in confirmed cases of COVID-19 during hospitalization. NLR has a good performance in predicting intensive care admission but none of the laboratory parameters in this study has a good performance in predicting mortality."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ceria Nurhayati
"Tingkat pengetahuan dan self management merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan kualitas hidup pasien DM tipe 2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan self management dengan kualitas hidup pada pasien DM tipe 2. Desain dalam penelitian ini adalah analitik cross sectional dengan jumlah sampel 75 orang yang dilakukan di Rumkital DR. Ramelan Surabaya.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan (r = 0.619; p < 0.01), self management (r = 0.685; p < 0.01) dengan kualitas hidup pada pasien DM tipe 2.
Hasil multivariat menunjukkan bahwa nilai HbA1c merupakan faktor yang paling mempengaruhi hubungan antara tingkat pengetahuan dan self management dengan kualitas hidup pada pasien DM tipe 2. Perawat dapat meningkatkan pengetahuan pasien dengan memberikan edukasi yang berfokus pada peningkatan self management dan memfasilitasi pemberian dukungan keluarga serta supervisi dan monitoring terkait self management yang dilakukan pasien DM tipe 2.

Knowledge and self management are important factor in improving the quality of life of patients with type 2 diabetes. The purpose of this research is to know the correlation of knowledge level and self management with quality of life in DM type 2 patient. The design in this study is cross sectional analytic with the sample of 75 people conducted in Rumkital DR. Ramelan Surabaya.
The results showed that there was a significant correlation between knowledge level (r = 0.619, p <0.01), self management (r = 0.685, p <0.01) with quality of life in type 2 DM patients.
Multivariate results showed that HbA1c was the most influencing factor the relationship between knowledge level and self management with quality of life in type 2 DM patients. Nurses can improve patient knowledge by providing education that focuses on improving self management and facilitating family support and supervision and monitoring related self-management by DM type 2 patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T49254
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaenal Arifin
"ABSTRAK
Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme akibat adanya defisiensi insulin atau resistensi insulin sehingga menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah dan glukosuria. Toleransi glukosa dan sensitivitas insulin dapat berkaitan dengan gangguan tidur. Hiperglikemia yang berlangsung lama dapat menyebabkan terjadinya gangguan fungsi ginjal, mata, saraf, kardiovaskuler dan kerusakan pembuluh darah perifer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Umum Propinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelatif dengan desain cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 96 orang. Hasil analisis dengan korelasi Pearson menunjukkan adanya hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pasien DM tipe 2 (r=0.277, p=0.006), hubungan berpola positif. Aktivitas fisik berkontribusi terhadap hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah. Berdasarkan hasil penelitian ini perawat sebaiknya memperhatikan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pasien DM.

ABSTRACT
Diabetes mellitus was a metabolic disorder related to insulin deficiency or insulin resistance, and it can raised blood glucose concentration and glycosuria. Glucose intolerance and insulin sensitivity related to sleep disturbance. Chronic hyperglycemia was associated with kidney, eyes, nerve, cardiovaskluer failure and peripheral vascular disease. The aim of this Study was to determine association between sleep quality and blood glucose. objectives to determine the associated of sleep quality and blood glucose in Type 2 Diabetes Patients in General Hospital Province of West Nusa Tenggara. It was cross-sectional study with 96 sample. Pearson Correlation showed that sleep quality was related to blood glucose of type 2 Diabetes patients (r=0277, p=0.006). Physical activity have contribution to the association of sleep quality and blood glucose level in type 2 Diabetes. Based on this result, nurse should give serious attention in rest and sleep for tipe 2 diabetic patient.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Bethari Anjani
"Diabetes merupakan penyakit kronik yang menyerang jutaan penduduk di dunia. Oleh karena itu, pasien diabetes melitus harus melakukan program diet. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku kepatuhan diet pasien yaitu dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan menjalankan program diet diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional yang di lakukan pada April-Mei 2017 di Puskesmas Cisalak Pasar dengan sampel sebanyak 82 responden. Instrumen yang digunakan yaitu Hensarling Diabetes Family Support Scale, Food Frequency Questionnaire dan Food Form Recall. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 43,9 responden patuh terhadap program diet. Terdapat 28 responden yang mendapatkan dukungan keluarga baik. Terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet p=0,007. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa dukungan keluarga merupakan salah satu faktor penting dalam melakukan program diet bagi pasien diabetes melitus.

Diabetes is a chronic disease that affects millions of people in the world. Therefore, diabetes mellitus patients should do a diet program. One of the factors that influence patient's dietary compliance behavior is family support. This study aims to determined the relationship of family support for adherence to run the type 2 of diabetes mellitus diet program. This study used a cross sectional study design that was conducted in April May 2017 at Puskesmas Cisalak Pasar with a sample of 82 respondents. The instruments used are Hensarling Diabetes Family Support Scale, Food Frequency Questionnaire and Food Form Recall. The results showed that as many as 43.9 of respondents are obedient to the diet program. There are 28 of respondents who get good family support. There is a significant relationshipbetween family support and dietary adherence p 0.007 . In this study showed that family support is one important factor in conducting a diet program for patients with diabetes mellitus.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziah Rahmani
"Diabetes mellitus (DM) tipe 2 merupakan penyakit kronis yang memerlukan perawatan mandiri berkelanjutan dan didukung oleh keluarga untuk mencegah komplikasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara dukungan dari keluarga dengan tingkat perawatan mandiri klien DM di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan teknik purposive sampling pada 111 responden dan dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 60.4% responden merasakan dukungan keluarga yang baik dan 56,8% memiliki tingkat perawatan mandiri yang baik. Analisis bivariat menunjukkan hubungan signifikan antara dukungan keluarga dan perawatan mandiri (r =0.001; a=0,05). Temuan ini menegaskan perlunya untuk meningkatkan perawatan mandiri klien DM tipe 2, perawat direkomendasikan untuk menyiapkan intervensi yang berfokus pada peningkatan dukungan keluarga.

Type 2 diabetes mellitus (DM) is a chronic disease that requires ongoing self-care and family support to prevent complications. This study aims to analyze the relationship between family support and the level of self-care among DM clients in Bandung City. This study employed a cross-sectional design, with purposive sampling and involved 111 respondents and was analyzed using chi-square test. The results showed that 60.4% of respondents felt received good family support and 56.8% had good level of self-care. Bivariate analysis revealed a significant association family support and self-care (r =0.001; a=0,05). These findings emphasize the need to improve self-care among type 2 DM client, and nurses are recommended to prepare interventions focused on enhancing family support."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>