Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168891 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan senam kaki diabet dengan
parastesia sensory neuropaty pada klien DM. Untuk mendapatkan responden yang
sesuai peneliti mengambil 30 responden di RS. OMC dengan kriteria klien telah
mengalami DM lebih dari 5 tahun dan sudah pemah mendapat latihan senam kaki
diabet. Sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dengan instrumennya
yang berupa angket. Setelah dapat terkumpul kemudian diolah dengan menggnnakan
uji statistik pearson product moment dan uji kemaknaan dengan t-test, yang hasilnya
adalah hubungan antara senam kaki diabet dengan parastesia sensory neuropaty pada
klien DM, mempunyai korelasi positif tetapi dengan kategori rendah (r = 0,073)
dengan nilai kemaknaan (t) sebesar 0,309 yang berarti tidak didapatkan angka
significant setelah dirujuk dengan tabel distribusi t. Kategori rendah pada nilai r
diatas mungkin tidak reabilitas clan validitas karena uji coba dilakukan pada non
penderita DM. Walaupun mempunyai hubungan yang rendah peneliti meyakini ada
hubungan antara senam kaki diabet dengan pafastesia neuropaty asalkan klien DM
benar melakukan senam kaki diabet dan mengerti dengan jelas isi dari instrumen,
untuk itu perlu penelitian lebih lanjut tentang hal ini dengan menggunakan quasi
eksperiment."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5083
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Sukaesti
"Diabetes Millitus merupakan sekelompok heterogen yang ditandai oleh kenaikkan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi (Brunner & Suddarth, 1997).. Gangren adalah suatu kondisi dimana suatu bagian dari tubuh/jaringan menjadi mati atau nekresis, sehingga tidak mendapat suplai darah kehagian atau jaringan tersebut (Prabhkar shetty, 1999).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketaatan/kepatuhan klien Diabetes Mellitus dalam melakukan perawatan Iuka gengren di RS OMC. Tempat penelitian dilakukan di RS OMC mulai 10 Desember 2003 sampai dengan 4 Januari 2004.
Disain penelitian ini bersifat deskriptif dan pengambilan data secara purposive sampling. Sample yang terkumpul sebanyak 28 orang dengan Diabetes Mellitus dan ada Iuka. Data yang diperoleh dalam bentuk distribusi frekuensi.
Dari hasil penelitian didapat, tingkat ketaatan 25 orang (89.3%), tapi masih ada yang buruk yaitu 3 (10.7%)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5142
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khairul Andri
"Penatalaksanaan DM memiliki hubungan erat dengan kadar gula darah diabetisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penatalaksanaan DM dengan kadar gula darah lansia diabetisi. Disain penelitian menggunakan pendekatan crossectional study. Penelitian dilakukan pada 49 orang lansia di kelurahan Cisalak Pasar. Analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara diit dengan kadar gula darah (p value: 0,035), tidak ada hubungan antara latihan fisik dengan kadar gula darah (p value: 0,246), ada hubungan antara minum obat dengan kadar gula darah (p value: 0,011) dan ada hubungan antara pengendalian stres dengan kadar gula darah (p value: 0,007). Analisis multivariat menyimpulkan bahwa elemen penatalaksanaan DM yang dominan adalah minum obat (OR 10,7).

Diabetes Mellitus management has close correlation with blood sugar level of Diabetes patient. The purpose of this study was to examine the correlation between Diabetes Mellitus Management with Blood Sugar Level on Elderly with DM. This is descriptive cross-sectional study, where recruiting 49 elderly people from Cisalak Pasar area. The result shows that there is significant correlation between diet (p value: 0,035), take medication (p value: 0,011), stress management (p value: 0,007) with blood sugar level but no significant correlation between physical exercise (p value: 0,246) with blood sugar level. Multivariate analysis result shows that taking medication is the most predominant element in diabetes management (OR 10,7).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42016
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Munandar Rusman
"Penelitian ini membahas mengenai hubungan motivasi dengan kepatuhan melakukan senam kaki pada penderita Diabetes Mellitus dengan menggunakan instrumen Behavioral Regulation in Exercise Questionnaire-2 (BREQ-2) untuk mengukur tipe motivasi dan Exercise Adherence Rating Scale (EARS) untuk mengukur kepatuhan melakukukan senam kaki. Penelitian ini bersifat cross-sectional dengan 128 responden yang berasal dari Poliklinik Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati dan didapatkan hasil gambaran motivasi penderita DM melakukan senam kaki menunjukkan rerata skor elemen teridentifikasi (10,47) dan intrinsik (11,49) lebih tinggi dibandingkan rerata skor elemen amotivasi (5,29), external 6,83), dan terinterojeksi (3,27). Rerata skor Relative Autonomy Index (RAI) yaitu 22,62. Gambaran kepatuhan penderita DM melakukan senam kaki menunjukkan rerata skor yaitu 32,37 atau dalam persen yaitu 50%. Terdapat hubungan antara skor RAI motivasi, elemen amotivasi, elemen terinterojeksi dan elemen intrinsik dengan skor kepatuhan melakukan senam kaki pada penderita DM di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Rekomendasi dari hasil penelitian ini yaitu pentingnya meningkatkan motivasi berupa dukungan dari tenaga kesehatan terhadap pasien di Rumah Sakit dan membuat program senam kaki bagi penderita DM yang terjadwal baik di dalam lingkungan poliklinik maupun diluar lingkungan poliklinik sehingga penderita DM merasa didukung oleh lingkungannya baik. Selain itu, peneliti melihat perlu adanya suatu logbook atau buku harian bagi penderita DM yang berisi tatalaksana DM baik dari edukasi, perencanaan makan, farmakologi dan latihan fisik yang dapat diisi oleh penderita dan dapat dilihat kepatuhan dari tatalaksana DM di buku tersebut.

This study examines the relationship between motivation and adherence to foot exercises in patients with Diabetes Mellitus using the Behavioral Regulation in Exercise Questionnaire-2 (BREQ-2) to measure motivation types and the Exercise Adherence Rating Scale (EARS) to measure adherence to foot exercises. It is a cross-sectional study with 128 respondents from the Internal Medicine Clinic at Fatmawati General Hospital, and the results show that the motivation of DM patients to perform foot exercises indicated higher mean scores for identified and intrinsic elements compared to mean scores for amotivation, external, and introjected elements. The mean Relative Autonomy Index (RAI) score was 22.62. The description of adherence of DM patients to foot exercises showed a mean score of 32.37 or 50% in percentage. There is a relationship between RAI motivation scores, amotivation elements, introjected elements, and intrinsic elements with adherence scores to foot exercises in DM patients at Fatmawati General Hospital. Recommendations from this study emphasize the importance of increasing motivation through support from healthcare professionals for patients in the hospital and implementing a scheduled foot exercise program for DM patients both within and outside the clinic environment to make them feel supported by their surroundings. Additionally, researchers see the need for a logbook or daily book for DM patients containing DM management including education, meal planning, pharmacology, and physical exercise which can be filled out by patients and used to assess adherence to DM management in the book."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apri Budianto
"Senam diabetes merupakan jenis latihan aerobik yang bermanfaat mengontrol kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan mengetahui perubahan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan senam diabetes. Pada penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pengamatan pada serangkaian waktu (Time Series Design) dengan tehnik pengambilan sampel concecutive sampling. Besarnya sampel pada penelitian ini 87 orang, setiap responden mengikuti senam selama 60 menit, 3 kali seminggu, selama 1 minggu.
Hasil penelitian didapatkan ada perubahan yang signifikan terhadap penurunan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan senam diabetes (p value <0.05). Penelitian ini merekomendasikan bahwa senam diabetes dapat menurunkan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 serta perlu dikembangkan penelitan lebih lanjut.

Diabetes exercise is an aerobic exercise that help Diabetes Mellitus (DM) type 2 patient in maintaining normal blood sugar level. The purpose of this study is to examine the changes in DM type 2 patient’s blood sugar level when they are having diabetes exercise. This is descriptive quantitative study using time series observation design. Sample of 87 patients were recruited using consecutive sampling. Each participant had 60 minutes exercise and 3 times in a week.
The result shows significant changes in decreasing blood sugar level of DM type 2 patient after diabetes exercise (p value <0.05). This study recommends that diabetes exercise can decrease blood sugar level of DM type 2 significantly, and can be continue to further studies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T38699
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohmad Widiyanto
"Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang sering terjadi pada masyarakat perkotaan. Ulkus kaki merupakan salah satu komplikasi yang terjadi pada DM, dan mempunyai dampak yang signifikan terhadap kualitas hidup, kecacatan dan kematian. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada klien DM yang menjalani perawatan di rumah sakit dan melakukan analisis intervensi keperawatan pada ulkus kaki DM. Balutan konvensional masih digunakan pada perawatan ulkus kaki DM dan pencegahan dilakukan dengan latihan rentang gerak sendi. Perawat perlu mempertimbangkan berbagai aspek dalam pemilihan jenis balutan luka dan melakukan pencegahan ulkus kaki DM.

Diabetes mellitus (DM) is a degenerative disease that often occurs in urban communities. Diabetic foot ulcers is one of the complications that occur in diabetes, and have a significant impact on the quality of life, morbidity and even mortality. This paper aims to describe of nursing care in DM patient in hospital setting and analyze of nursing interventions on diabetic foot ulcers. Conventional dressings are still used in the treatment of diabetic foot ulcers. Prevention of diabetic foot ulcers with range of motion exercises. Nurses need to consider various aspects of the choice of wound dressing and prevention of complications of diabetes foot ulcers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Katuuk, Mario Esau
"Komplikasi kronis pada diabetes melitus berupa ulkus kaki diabetik dapat dicegah dengan melakukan perawatan kaki mandiri. Salah satu faktor yang berperan dalam perilaku perawatan kaki adalah efikasi diri.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan perilaku perawatan kaki pada individu dengan diabetes melitus tipe 2 (DMT2).
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan crossectional, melibatkan 74 individu dengan DMT2. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner karakteristik demografi, Foot Care Confidence Scale, Nottingham Assessment of Functional Footcare, dan pengetahuan perawatan kaki.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang bermakna antara efikasi diri dengan perilaku perawatan kaki (r = 0.303; p = 0.009). Hasil analisis multivariat didapatkan efikasi diri menjadi prediktor terhadap perilaku perawatan kaki setelah dikontrol oleh pengetahuan dan tingkat pendidikan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlunya upaya untuk memperbaiki perilaku perawatan kaki pada individu dengan DMT2 dengan meningkatkan efikasi diri menggunakan sumber-sumber efikasi diri yang ada.

Chronic complications of type 2 diabetes mellitus such as diabetes foot ulcer could be prevented by performing foot self care. Self efficacy is the most important role in foot care.
This study aims to investigate the relationship between self efficacy and foot care behavior.
This study was observational analytic with cross-sectional approach, recruited 74 people with type 2 diabetes mellitus using consecutive sampling method. Data collection was done using demographic questionnaire, Foot Care Confidence Scale, Nottingham Assessment of Functional Foot-care and diabetic foot self care knowledge.
The result showed that there was a positive relationship between self efficacy and foot care behavior (r = 0.303; p = 0.009). Multivariate analysis showed that self efficacy became a strong predictor of foot self care behavior along with knowledge and educational level.
In conclusion, it is needed to improve foot self care in people with type 2 diabetes mellitus through increasing self efficacy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42416
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rantung, Jeanny
"Kemampuan self-care merupakan hal penting dalam meningkatkan kualitas hidup pasien DM. Penelitian bertujuan mengidentifikasi hubungan self-care dengan kualitas hidup pasien DM. Rancangan penelitian cross sectional, melibatkan 125 anggota PERSADIA cabang Cimahi. Alat ukur self-care adalah Summary of Diabetes Self-Care Activities (SDSCA), Diabetes Quality Of Life (DQOL) dan Beck Depression Inventory II. Hasil penelitian menunjukkan hubungan self-care dengan kualitas hidup menjadi tidak bermakna (p value 0.164) setelah dipengaruhi oleh jenis kelamin (p value 0.006) dan depresi (p value 0.001). Peningkatan satu satuan self-care, akan meningkatkan kualitas hidup sebesar 6.1% setelah dikontrol oleh jenis kelamin dan depresi. Peningkatan self-care dapat dilakukan melalui pengembangan program edukasi yang terstruktur, meningkatkan kompetensi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien DM terkait aktivitas self-care, dan melakukan screening depresi terhadap pasien DM.

Self care ability is important in improving patient?s quality of life (QOL). Using cross sectional method, this research is designed to identify the relationship between self care and patient?s QOL in PERSADIA Cimahi, West Java. A hundred twenty five PERSADIA members were recruited and examined using Summary of Diabetes Self-Care Activities (SDSCA), Diabetes Quality Of Life (DQOL) and Beck Depression Inventory II. The results showed no significant correlation between self care activity and QOL (p=0,164) as influenced by gender (p=0,006), depression (p=0,001). Increase of one unit self-care was likely to increase 6,1% QOL after controlling by gender and depression. Self care improvement can be performed through developing structured education, improving nurse's competency in diabetes care and need diabetes screening program for DM patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T33035
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resita Dyah Purnama Suci
"Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama kematian yaitu sebesar 30 kematian di dunia. Tahun 2013 prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter adalah sebesar 0,5 , dan berdasarkan terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 1,5 . Sebanyak 68 orang yang menderita penyakit diabetes melitus meninggal karena komplikasi penyakit jantung koroner. Prevalensi orang dengan DM di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 6,9 dan pada tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penyakit diabetes melitus DM dengan prevalensi penyakit jantung koroner PJK di Indonesia. Penelitian ini merupakan analisis lanjut Riskesdas 2013 dengan desain studi Cross Sectional. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk di Indonesia usia ge;15 tahun yang memiliki data variabel penelitian lengkap. Berdasarkan penelitian ini diperoleh bahwa responden yang menderita diabetes melitus memiliki risiko 3,07 kali lebih besar untuk menderita penyakit jantung koroner dibandingkan dengan responden yang tidak menderita diabetes melitus setelah dikontrol variabel usia, hipertensi, obesitas sentral, obesitas, stress, variabel interaksi diabetes melitus dengan usia, dan variabel interaksi diabetes melitus dengan obesitas sentral.
Cardiovascular disease is the leading cause of death which contributes to about 30 of deaths in the world. In 2013, the prevalence of coronary heart disease in Indonesia, based on medical diagnosis was 0.5 and based on medical diagnosis or symptoms was 1,5 . There were 68 of people who suffered from diabetes mellitus died from complications of coronary heart disease. The prevalence of people with diabetes in Indonesia in 2013 was about 6.9 and in 2015. The aim of this study to determine the relationship between diabetes mellitus DM and the prevalence of coronary heart disease CHD in Indonesia. This study is a further analysis of Riskesdas Indonesia Basic Health Research 2013 designed with a cross sectional study. The respondents of this research were all residents in Indonesia at age ge 15 years, those who had completed research variable data. Based on the survey results revealed that respondents with diabetes mellitus are at 3.07 times higher risk of suffering coronary heart disease compared to respondents without diabetes mellitus after controlled by age, hypertension, central obesity, obesity, stress, interaction variable between diabetes mellitus and age, and interaction variable between diabetes mellitus and central obesity."
2017
S66021
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachel Satyawati Yusuf
"[ABSTRAK
Rasa tidak berdaya merupakan salah satu masalah psikososial yang dapat muncul setelah seseorang menderita penyakit kronis. DM merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat dan mengakibatkan seseorang merasa lemah dan merasa tidak berdaya.Perasaan ini merupakan kondisi dimana seseorang kehilangan kontrol terhadap situasi dan merasa tidak bermakna serta merasa tidak bisa mencapai apa yang diinginkan dalam hidupnya. Tindakan yang bisa digunakan untuk menangani pasien DM tipe 2 dengan perasaan tidak berdaya ini adalah teknik berpikir positif dan harapan (afirmasi) positif. Dua teknik tersebut terbukti berhasil dan dapat digunakan oleh para perawat untuk membantu pasien dengan masalah yang sama di ruang rawat umum.

ABSTRACT
Powerlessness is one of psychosocial problems arising after someone suffers from chronical deseases. DM is one of chronical deseases that can make someone feels weak and feels powerless. This feeling is one condition in which someone loses control of situation, feels insignificant and unable to achieve his or her dreams. The treatment that can be used to help DM 2 patients with powerlessness problems is positive thinking and positive expectation (affirmation). Both technics are proven to have been successful and can be used by nurses to help patients with similar problems in the general treatment wards., Powerlessness is one of psychosocial problems arising after someone suffers from chronical deseases DM is one of chronical deseases that can make someone feels weak and feels powerless This feeling is one condition in which someone loses control of situation feels insignificant and unable to achieve his or her dreams The treatment that can be used to help DM 2 patients with powerlessness problems is positive thinking and positive expectation affirmation Both technics are proven to have been successful and can be used by nurses to help patients with similar problems in the general treatment wards ]"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>