Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150869 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Nyeri pada klien postoperasi appendiktomi dirasakan oleh setiap klien dengan respon yang berbeda, mengingat respon nyeri itu sendiri bagi setiap orang merupakan sesuatu yang unik. Menariknya kondisi tersebut memacu peneliti untuk, melakukan penelitian yang berjudul “"Hubungan Antara Mobilisasi Dini Dengan Tingkat Nyeri Pada Klien Post Operasi
Appendiktomi Dalam 24 Jam Pertama". Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta.
Desain penelitian yang digunakan adalah korelasi, sedangkan responden yang dipilih 20 orang dengan kondisi kesadaran compos mentis pada klien post appendiktomi 24 jam pertama. Setelah dilakukan uji statistik Pearson Product Moment Coefisient Corelation dengan tingkat kebermaknaan (α = 0,05 ) disimpulkan adanya hubungan yang Iemah ( r = 0,25 ) antara pemberian mobilisasi dini 24 jam pertama dengan tingkat nyeri pada klien post operasi appendiktomi."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5234
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang panting pada Eungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian pasien. Mobilisasi dini juga sangat penting pada kondisi pasca operasi. Selain mobilisasi dapat mencegah kekakuan otot dan sendi sehingga dapat mengurangi nyeri. Selanjutnya perlelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan mobilisasi dini dengan penurunan intensitas nyeri yang dipersepsikan pasien pasca operasi Appendiktomi di RS Prikasih Jakarta. Jiunlah responder; dalam penelitian ini adalah 16 orang. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif. Instrumen dalarn penelitian ini adalah kuesioner, adapun data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji chi square. Dari hasil analisis yang dilakukan rnenunjukkan bahwa ada hubungan antara mobilisasi dini dengan penurunan intensitas nyeri, dimana nilai p ≤ ⍺ (pvalue= 0.001; ⍺=0.005)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5814
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Melviani
"Kanker sigmoid merupakan salah satu penyakit keganasan pada saluran gastrointestinal yang banyak dialami pada masyarakat perkotan. Kanker sigmoid dapat menyebar ke secara langsung ke organ terdekatnya seperti ovarium. Salah satu tindakan pembedahan yang dapat dilakukan adalah dengan operasi sigmoidektomi dan histerektomi. Berdasarkan jurnal terkait, pasien paska operasi sigmoidektomi dan histerektomi berisiko masing-masing sebesar 14 dan 54 untuk terjadi injuri uretra dengan gejala kelemahan pada spingter uretra sehingga dapat menyebabkan inkontinensia urine. Salah satu tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencegah masalah tersebut ialah dengan melakukan latihan kegel. Latihan kegel yang dilkukan secara rutin dapat membantu meningkatkan kekuatan otot pelvis dan menguatkan sfingter uretra. Latihan dilakukan bertahap sebanyak 4x10 set dalam sehari. Evaluasi latihan kegel dilakukan dengan palpasi bladder untuk mengevaluasi pengosongan bladder setelah miksi. Sebelum latihan kegel dilakukan, penanganan manajemen nyeri pada pasien paska operasi harus dilakukan dengan baik terlebih dahulu agar toleransi latihan kegel tinggi sehingga latihan dapat dilakukan.

Sigmoid cancer is a malignancy of the gastrointestinal tract that is experienced by the urban community. Sigmoid cancer can spread directly to nearby organs such as ovary. One of the surgery choices is sigmoidectomy and hysterectomy. Based on the relevant journal, patients were treated with this method have risk of 14 and 54 respectively for urethra injury which symptoms is weakness of the urethra sphincter, resulting in urine incontinence. One of the interventions that can prevent patients from the urine incontinence is Kegel exercise. Regular exercises can help improve and strengthen control of the urethra sphincter. Exercises done gradually as 4x10 sets in a day. The evaluation of exercise using a bladder palpation to evaluate bladder emptying after micturition. Before kegel exercise is started, handling the management of pain post surgery must be performed well so that patients have a high tolerance of kegel exercises and the exercise can be done soon after surgery."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Atty Supraba
"Tesis ini membahas implementasi kebijakan efisiensi di Rumah Sakit Islam Arafah Jambi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain potong lintang dan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam. Kebijakan efisiensi yang dibuat rumah sakit terdiri dari pelaksanaan tindakan apendiktomi tanpa berdasarkan clinical pathway, pembuatan standar obat khusus dan perubahan pola pembayaran jasa medis. Penelitian dilakukan terhadap berkasberkas pasien peserta JKN dengan tindakan apendiktomi tanpa komplikasi yang memenuhi kriteria inklusi.
Hasil penelitan memperlihatkan bahwa pelaksanaan tindakan apendiktomi tanpa komplikasi sudah berjalan sesuai clinical pathway dan biaya untuk tindakan operasi khususnya apendiktomi tanpa komplikasi sudah ada efisiensi, proporsi dari biaya ini yang terbesar adalah dibayarkan untuk jasa medis, diikuti dengan akomodasi lalu biaya farmasi dan tindakan penunjang. Rumah sakit sebaiknya melengkapi diagnosa dan tindakan terbanyak di rumah sakit dengan clinical pathway untuk mempermudah menghitung biaya perawatan dan membuat pola jasa medis yang sesuai dengan pola pembiayaan INA CBG's.

This thesis discusses the efficiency of policy implementation in Arafah Islamic Hospital, Jambi. The study uses a quantitative approach with a cross-sectional design and a qualitative approach with in-depth interviews. Efficiency policies created by hospital consists of the implementation of the appendectomy based on clinical pathways, creation of specialized drug standards and changing patterns of medical service payments. Research conducted on the files participant JKN patients with uncomplicated apendiktomi that met the inclusion criteria.
Research results show that the implementation of the action without complications apendiktomi is going according to clinical pathways and costs for particular surgery existing efficiency, the proportion of these costs are paid for most medical services, followed by accommodation and pharmacy costs and supporting actions. Hospital diagnosis and action should complement most in hospitals with clinical pathways to facilitate calculating the cost of care and make medical services pattern that matches the pattern of financing INA CBG
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan, bersifat subjektif akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dan potensial (Brunner dan Suddart, 1996). Penelitian yang dilakukan ini untuk mengetahui efektivitas penurunan terhadap persepsi nyeri pada klien post operasi hari pertama dengan menggunakan teknik imajinasi terbimbing yang dilakukan di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta Timur, memilih sampel secara accidental, yang dimulai dari tanggal 15 Desember 2003 sampai dengan 1 Januari 2004. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 9 orang, dengan desain quasi eksperimen. Data dianalisa menggunakan perhitungan statistik uji beda dua mean dependen dengan formula t test. Hasil penelitian berdasarkan uji klinis nilai tengah intensitas nyeri pada klien post operasi mayor hari pertama sebelum dan sesudah dilakukan terapi imajinasi terbimbing menunjukan terdapat penurunan yang bermakna terhadap penurunan persepsi nyeri pada klien post operasi mayor hari pertama. Peneliti merekomendasikan penggunaan terapi imajinasi terbimbing untuk menurunkan persepsi nyeri pada klien post operasi pada saat sebelum penggunaan terapi farmakologi atau pada saat setelah efektititas obat telah berakhir."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5384
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zifrianita
"Pendahuluan: Spondilitis TB adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium tuberkulosis yang mengenai tulang belakang dan disebut juga dengan Pott’s disease. Pasien dengan spondylitis TB selain pengobatan dengan obat anti tuberculosis, di lakukan tindakan operasi yaitu Decompresi Stabilisasi Asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan ilmu keperawatan yang diberikan dalam pelayanan melalui penerapan teori karena pada kasus spondilytis tb pada manajement penatalaksanaanya bergantung pada self care pasien. Temuan kasus: Nn A.V usia 20 tahun pasca operasi Decompresi Stabilisasi Posterior hari pertama dengan keluhan belumbisa bergerak karena nyeri di daerah luka operasi pasien belummelakukan mobilisasi . Diagnosis keperawatan utama yang didapat dari hasil pengkajian pada pasien ini adalah hambatan mobilisasi fisik dan nyeri akut. Intervesi: intervensi yang telah dilakukan pada pasien ini adalah lebih diutamakan pada saat mobilisasi terutama mobilisasi dini,sesera mungkin dengan latihan ROM aktif dan pasif Hasil: ROM zktif dilakukan oleh pasien setelah hari pertama di operasi dan mampu berjalan dengan menggunakan brace. Kesimpulan: Mobilisasi dini pada pasien dengan post stabiliasi pada pasien dengan spondylitis TBdapat mencegah terjadinya komplikasi post operasi dan pengurangan skala nyeri

Introduction: TB spondylitis is an infectious disease caused by mycobacterium tuberculosis which affects the spine and is also called Pott's disease. Patients with TB spondylitis besides treatment with anti-tuberculosis drugs, surgery is carried out, namely Decompression Stabilization. Nursing care is carried out based on nursing knowledge provided in services through the application of Orem's self-care theory because in the case of spondylitis TB, the management depends on the patient's self-care. Case findings: Ms A.V, 20 years old postoperative Posterior Stabilization Decompression on the first day with complaints of not being able to move because of pain in the area of the surgical wound, the patient has not mobilized. The main nursing diagnoses obtained from the results of the assessment on this patient are physical mobilization barriers and acute pain. Intervention: interventions that have been carried out in these patients are prioritized during mobilization, especially early mobilization, as soon as possible with active and passive ROM exercises. Results: Active ROM was carried out by the patient after the first day of surgery and was able to walk using a brace. Conclusion: Early mobilization of patients with postoperative stabilization in patients with TB spondylitis can prevent postoperative complications and reduce pain scalem
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Simanungkalit, Siska Ruthvina
"ABSTRAK
Angka kejadian apendisitis di negara maju khususnya daerah perkotaan meningkat. Apendisitis dapat terjadi karena gaya hidup yang kurang baik dalam pola konsumsi makanan rendah serat masyarakat perkotaan. Komplikasi apendisitis antara lain perforasi sehingga menimbulkan efek, salah satunya adalah keluhan nyeri. Pemberian posisi semi fowler dan bantal di bagian bawah punggung adalah intervensi keperawatan yang efisien, sederhana dan mandiri. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan anak post operasi laparotomi appendiktomi dengan pemberian posisi semi fowler dan bantal di bagian bawah punggung. Evaluasi dari pemberian posisi semi fowler terbukti memberikan rasa nyaman dan mengurangi nyeri pada anak dengan post operasi laparotomi appendiktomi. Intervensi keperawatan pemberian posisi semi fowler dan bantal di bagian bawah punggung dapat menjadi evidence based practice pada anak post laparotomi appendiktomiKata kunci: Appendiktomi, manajemen nyeri, pemberian posisi.

ABSTRACT
The rate of appendicitis in developed countries especially in urban areas increased. Appendicitis could occur due to the lifestyle because of low fiber food consumption pattern of urban communities. One of the complications of appendicitis was perforations, so that generated pain. Semi fowler positioning and pillow in the bottom of the backbone was efficient, simple and eased independent nursing interventions. This paper aimed to describe nursing care of laparotomy appendectomy children in post surgery period with semi fowler positioning and pillow in the bottom of the backbone. The evaluation of semi fowler positioning proved to improve children rsquo s comfort and reduced the pain with post surgery laparotomy appendectomy. The intervention of care nursing of semi fowler positioning and pillow in the bottom of the backbone could be an evidence based practice to children in post laparotomy appendectomy period. Key words Appendectomy, pain management, positioning.
"
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harris Putra Reza
"Latar Belakang: Mobilisasi dini merupakan faktor penting dalam meningkatkan luaran pascaoperasi kolorektal. Terdapat empat komponen dalam protokol ERAS untuk operasi kolorektal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang dipegang penuh Anestesi yang diharapkan menunjang keberhasilan mobilisasi dini, yaitu pemberian profilaks Post Operative Nausea and Vomiting (PONV), multimodal analgesia intraoperasi, manajemen cairan intraoperasi dan manajemen nyeri pascaoperasi tanpa opioid. Meskipun keberhasilan mobilisasi dini dipengaruhi oleh nyeri, mual muntah, dan manajemen cairan intraoperasi, namun hingga saat ini belum jelas seberapa besar bobot setiap komponen anestesi ini terhadap keberhasilan mobilisasi dini.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospekstif dengan pengambilan data sekunder pasien yang menjalani operasi kolorektal elektif di RSCM dari Januari 2020 hingga Desember 2022. Luaran yang dinilai adalah angka mobilisasi dini pascaoperasi dan faktor-faktor yang memengaruhinya (profilaksis PONV, multimodal analgesia, manajemen cairan, dan manajemen nyeri pascaoperasi tanpa opioid).
Hasil: Total pasien yang terjadwal menjalani operasi kolorektal elektif di RSCM antara tahun 2020 hingga 2022 adalah 595 pasien dengan pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 343 pasien. Keberhasilan mobilisasi dini sebesar 39.7%. Manajemen cairan intraoperasi [RR 12.353, (95% CI 3.131-46.745), p < 0,001] dan manajemen nyeri pascaoperasi tanpa opioid [RR 3.647, (95% CI 1.444-108.764), p 0.029] merupakan faktor independen dalam keberhasilan mobilisasi dini.
Simpulan: Faktor-faktor yang memengaruhi mobilisasi dini pascaoperasi kolorektal adalah manajemen cairan intraoperasi dan manajemen nyeri pascaoperasi tanpa opioid. Pemberian profilaksis PONV dan multimodal analgesia intraoperasi tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap mobilisasi dini.

Background: Early mobilization is an important factor in increasing colorectal postoperative outcome. There are four components held by anesthesiologist in ERAS protokol for colorectal surgery in Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM) those are PONV prophylaxis, intraoperative fluid management, intraoperative analgesia multimodal, and opioid free postoperative pain management. Although early mobilization affected by postoperative pain, vomiting and nausea, and fluid balance therapy, nonetheless there is no clear evidence of how much each of these components will affect early mobilization.
Methods: This study is a retrospective cohort study by collecting secondary data from patients underwent elective colorectal surgery at RSCM from January 2020 to December 2022. The outcomes assessed were early mobilization rate and factors affecting it (PONV prophylaxis, intraoperative fluid management, intraoperative analgesia multimodal, and opioid free postoperative pain management).
Results: The total number of patients underwent elective colorectal surgery at RSCM during 2020 to 2022 was 595 patients and 343 patients fulfilled inclusion and exclusion criteria of this study. Early mobilization rate is 39.7%. Intraoperative fluid management [RR 12.353, (95% CI 3.131-46.745), p < 0,001] and opioid free postoperative pain management [RR 3.647, (95% CI 1.444-108.764), p 0.029] are independent factors affecting early mobilization.
Conclusion: Factors affecting colorectal postoperative early mobilization are intraoperative fluid management and opioid free postoperative pain management. PONV prophylaxis and intraoperative analgesia multimodal do not have significant effect on early mobilization
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Raysara Natalie Omi
"Berdasarkan penelitian sebelumnya ditemukan terdapat populasi signifikan orang dewasa awal yang mengalami jerawat sejak pubertas dan memiliki ideasi bunuh diri. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menginvestigasi hubungan antara ideasi bunuh diri Post-traumatic Growth (PTG) pada dewasa awal di Indonesia yang mengalami perubahan fisik karena kondisi kulit dengan jerawat persisten sejak remaja. Studi ini melibatkan 128 partisipan berusia 18–29 tahun dan menemukan bahwa dengan tingkat signifikansi 5% dapat dikatakan terdapat hubungan negatif, yakni sebesar 0,28, antara skor ideasi bunuh diri dan skor PTG. Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan skor ideasi bunuh diri akan diikuti oleh pengurangan skor PTG.

Based on research, there is a significant population of emerging adults who experienced acne since their puberty. Hence, the aim of this study is to investigate the role of Post-traumatic Growth (PTG) in suicidal ideation among emerging adults in Indonesia who have experienced physical changes due to persistent acne since adolescence. This study involved 128 participants aged 18-29 years old and found that at a significance level of 5%, there was a negative correlation of 0.280 between suicidal ideation scores and PTG scores. Thus, the results of this study indicate that an increase in suicidal ideation scores will be followed by a reduction in PTG scores."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kecemasan adalah perasaan yang umum terjadi sebagai reaksi keluarga terhadap penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya. Masuknya klien ke dalam ancaman peran sakit dalam rentang hidup-mati mengancam dan mengubah homeostasis keItiarga. Penyakit yang diderita salah satu anggota keluarga mempengaruhi seluruh anggota keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan kluarga klien post craniotomy di ruang ICU. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana. Jumlah sampel 30 orang dengan menggunakan tehnik convenience sampling dengan kriteria: orangtua, suami/istri, anak, dan saudara kandung. Hasil analisa data menunjukkan 60% keluarga klien mengalami cemas sedang dan 40% mengalami cemas berat. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata keluarga klien post craniotomy di ruang ICU RS Siloam Lippo Karawaci mengalami cemas sedang sampai dengan cemas berat. Berdasarkan hasil tersebut perawat pers memfasilitasi dalam pemberian informasi yang jelas tentang prosedur tindakan dan keadaan setelah tindakan kepada keluarga agar dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan keluarga.
Kata kunci: ICU, kecemasan, keluarga, post craniotomy"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5569
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>