Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148682 dokumen yang sesuai dengan query
cover
N. Made Kusumawati A.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36459
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Addheko Amhak Deccy
"Kebutuhan akan tenaga kerja yang diperlukan bagi kelancaran proses produksi merupakan suatu hal yang sangat penting, karena satal satu kriteria untuk menilai apakah suatu perencanaan produksi baik atau tidak dapat dilihat dari jumlah pekerja yang optimal dan menghasilkan biaya yang sekecil mungkin.
Berdasarkan hal tersebut, maka pengambilan keputusan mengenai perencanaan produksi perlu dilakukan peneliiian guna mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Dalam penelitian ini ingin diketahui alternatif penggunaan rencana produksi berdasarkan permintaan produk menggunakan jumlah tenaga kerja dengan kerja lembur atau tanpa Iembur dalam merencanakan jumlah kebutuhan tenaga kerja untuk periode tahun 1996.
Dengan menghitung waktu standar, melakukan peramalan permintaan produk maka dapat dianalisa dan dibuat suatu usulan rencana produksi dan kebutuhan tenaga kerja untuk periode produksi tahun 1996."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36282
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Sulaeha Rusiadi
"Industri tekstil di Indonesia telah rnemperlihatkan pertumbuhan dan prospek yang menggembirakan. Hal ini dipe ngaruhi oleh per-tumbuhan yang cukup tinggi pada pasar domes tik dan ekspor. Pada tahun 1990, industri tekstil telah berhasil memperkuat posisinya sebagai andalan utama ekspor dan telah menghasilkan devisa sebanyak US $ 2,9 milyar. Semakin mahalnya upah buruh di negar-a maiu, kurangnya lahan, mahalnya harga tanah untuk pabrik serta beban biaya bahan bakar yang relatil tinggi, menyebabkan teriadinya relokasi industri, khususnya industri tekstil, dan negara maju seperti Jepang, Taiwan, dan Hongkong ke negar-a berkem? bang termasuk Indonesia. Adanya paket kebijaksanaan deregu? lasi yang dikeluarkan oleh pemeriritah, semakin mendorong ekspor tekstil kita.
Dalam era globalisasi ini batasan perekonomian antara negara semakin kabur. Perubahan yang terjadi di negara negara lain dapat mempengaruhi industri di Indonesia. Disamping itu makin bertambah banyaknya perusahaan yang berlomba meraíh dan menguasai pangsa pasar dalam industri tekstil, menyebabkan persaingan yang timbul semakin tajam.
PT AP sebagai salah satu pelaku di dalam industri tekstil, yang merupakan pabrik pemintalan terbesar di Indo nesia, harus menerapkan manajemen strategis dalam menghadapi persaingan tersebut. Dengan menggunakan manajemen strategis yang tepat diharapkan perusahaan ini mampu meningkatkan labanya.
Sesuai dengan misi perusahaan serta didukung oleh peluang yang ada di lingkungan dan kekuatan perusahaan dilakukan arah pengusahaan dan sasaran jangka panjang yang meliputi kemampulabaan, produktivitas, posisi bersaing, pengembangan sumber daya manusia, kepemimpinan dalam teknologi, dan tanggung jawab pada masyarakat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhadi
"Studi Perencanaan Manajemen Produksi dan Inventori (PIM) pada LOBP Tanjung Perak UPPDN V Surabaya adalah suatu studi evaluasi pelaksanaan yang dilaksanakan saat ini di LOBP Tanjung Perak terhadap prinsip-prinsip PIM MRP II dan kemungkinan penerapan PIM Solusi, sebagai pengembangan PIM saat ini dengan lebih memperkuat penerapan PlM MRP II.
Dalam studi ini juga dilakukan perhitungan uji coba penerapan PIM Solusi dan hasilnya dibandingkan dengan PIM saat ini. Pada perhitungan penerapan PIM Solusi dilakukan tahapan standar, yaitu mulai forecasting, production planning, master production scheduling, dan material requirement planning. Hasil perhitungan tersebut dibandingkan PIM saat ini dengan kondisi nyata pada bulan yang sama, yaitu bulan April 2000. Perbandingan tersebut meliputi faktor kelebihan stok, kekurangan stok, dan jumlah akhir material bahan baku.
Dari studi ini didapatkan hasil bahwa PIM saat ini telah menerapkan sebagian besar prinsip PIM MRP II dan dengan kondisi saat ini memungkinkan untuk lebih dikembangkan penerapan prinsip MRP II sebagai PIM Solusi. Dan dari perbandingan uji coba PIM Solusi menunjukkan kondisi yang lebih baik dari PIM saat ini apabila safety stock yang diambil adalah 0-75% dari rencana produksi.
Selain hasil studi di atas, hal penting yang perlu mendapat perhatian adalah penentuan besarnya safety stock (SS). Studi ini menjelaskan bahwa besar SS selain untuk menentukan besarnya pelayanan pelanggan, juga menentukan optimalisasi biaya produksi dan inventori dibandingkan biaya kekurangan produk.

The study of Production and inventory management planning (PIM) at LOBP Tanjung Perak UPPDN V Surabaya is the PIM evaluation study that has done at LOBP Tanjung Perak against PIMMRP II principals, and possibility to apply improvement PIM with more MRP II principals.
In this study, Improvement PIM is done as case to compare with existing PIM. The processes of improvement PIM follow the standard of MRP II are forecasting, production planning, master production scheduling, and material requirement planning. And the results will be comparing in over stock, shortage stock and volume of inventory with existing PIM at April 2000 realizations.
The results of this study show that the existing PIM have applied almost all of MRP principals, so that is possible to improve become PIM that base on all of MRP principals. And the result of evaluations gives a fact that the improvement PIM with safety stock 0 - 75% production planning is better than existing PIM.
The important thing that we can get from this study is that safety stock not only determine customer service level, but also production and inventory cost optimally to shortage product cost.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T4672
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Anshari
"Permintaan hasil produksi yang semakinbertambah apabila tidak diiringi dengan peningkatan kinerja kerusahaan akan mengakibatkan gagalnya pencapaian target produksi. Untuk mengantisipasi hal tersebut diatas diperlukan adanya perbaikan rencana produksi.
Studi waktu diperlukan untuk mengetahui waktu standar proses pembuatan benda produksi. Waktu standar tersebut disertai dengan data hasil peramalan permintaan dapat dipergunakan untuk menentukan jumlah tenaga kerja langsung yang dibutuhkan. Dengan jumlah tenaga kerja langsung tersebut dapat dibuat perencanaan produksi.
Perencanaan produksi yang baik dapat dinilai dari penggunaan tenaga kerja yang optimal dan dengan biaya yang sekecil mungkin.
Dari penelitian ini dapat dihitung waktu standar yang dapat dipergunakan untuk menentukan jumlah tenaga kerja langsung yang dibutuhkan sehingga dapat diusulkan rencana produksi untuk periode yang akan datang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36821
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukanto Reksohadiprodjo
Yogyakarta: BPFE , 1982
658.57 SUK p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Agus Prihatono
"Perencanaan pengendalian produksi yang baik akan meningkatkan produktifitas dan kinerja produksi sehingga akan menghasilkan produk dengan mutu tinggi, biaya rendah dan tepat waktu. Hal ini menjadi kriteria yang mutlak diperlukan dalam era globalisasi, terutama bagi industri jasa trasportasi udara di mana persaingan global sudah sedemikian ketat.
Engine Maintenance Shop PT Elang Perkasa yang dipersiapkan untuk menjadi salah satu Strategic Business Unit dan induk perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, transportasi udara, harus membenahi sistem pengendalian manajemen yang selama ini terkesan lamban dan kurang informatif agar dapat mencapai tujuan yang dicanangkan. Untuk mendapatkan perencanaan pengendalian produksi yang balk perlu dilakukan beberapa perbaikan yang meliputi struktur organisasi, sistem dan prosedur, keseimbangan beban kerja unit produksi sampai komputerisasi agar proses pelaksanaan menjadi lebih cepat, kekurangan sumber daya manusia tertanggulangi dan kesalahan manusia dapat dikurangi.
Perbaikan pada strukiur organisasi dilakukan melalul penataan kembali terhadap Organisasi yang ada, yaitu dengan memberi kewenangan lebih banyak kepada PPC dalam menjalankan delapan fungsi yang harus dilaksanakannya Untuk itu PPC harus merupakan unit tersendiri dalam organisasi Engine Maintenance Shop dan disamping itu juga menyatukan salah satu fungsinya, yaitu material preparation yang selama ini berada di bawah unit produksi.
Perbaikan keseimbangan beban kerja unit produksi dilakukan dengan penempatan tenaga kerja yang memperhitungkan beban kerja setiap subseksi. Analisa beban kerja dihitung dengan cara melakukan pendataan atas kebutuhan manhours untuk mengerjakan perawatan/ perbaikan setiap part.
Dengan melihat jumlah dan jenis engine yang dirawat serta dengan memperhitungkan keahlian dan banyaknya tenaga kerja yang ada, maka perencanaan dan pengendalian produksi harus dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi Hal ini dipandang perlu karena dengan sistem ini akan dapat mengurangi paper work dan human error, informasi dapat diperoleh lebih cepat dan akurat serta dengan tambahan pendidikan dan pelatihan yang tidak terlalu lama maka sumber daya manusia yang telah ada dapat dimanfaatkan lebih efektif dan efisien.
Terdapat beberapa perbedaan dalam penetuan ruang lingkup pekerjaan fungsi perencanaan pengendalian produksi antara yang biasa diterapkan pada industri manu facturing dengan industri perawatan engine pesawat terbang yang hanya melakukan kegiatan perawatan dan perbaikan. Tetapi secara global dapat dikatakan sama, sehingga dengan demikian konsep dasar yang dipakai dapat diterapkan pada PPC Engine Maintenance Shop PT Elang Perkasa dengan beberapa modifikasi untuk penyesuaian. Dalam penerapan usaha perbaikan yang dilakukan tentunya tidak terlepas dari commit ment pihak manajemen dan pelaksana produksi sendiri, schingga apa yang selama ini menjadi kendala dapat ditanggulangi yang pada gilirannya tujuan untuk menghasilkan perawatan Jet engine sesuai dengan world tnii around time dapat tercapai."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Victor Kams Agustinus
"Perencanaan produksi yang baik adalah pcrencanaan yang mempcrhatikan efesiensi kenja yang ada, berapa kebutuhan pekerja yang optimal yang dapat menekan sekecil mungkin biaya yang dikeluarkan pihak perusahaan namun tetap dapat memenuhi kebutuhan permintaan yang ada.
Dalam penulisan sluipsi ini ingin dikeiahui altematif perencanaan produksi yang baik dengan memperbaiki efesiensi kexja yang ada, guna memenuhi kebutuhan pennintaan yang akan datang periode Juni?97 - Mci '98 ( berdasarkan peramalan ) serta menentukan jumlah tenaga kelja yang dibutuhkan selama periode tersebut berikut penggunaan jam kerja hiasa dan jam lernbur berdasarkan perhjtungan waktu standar.
Melalui perhitungan waktu standar akan diketahui jam orang yang dibutuhkan untuk satu unit produk serta kebutuhannya untuk periékfé tertentu, Ialu selanj utnya kita dapat menentukan suatu rencana produksi schingga dapat diperoleh perencanaan yang mengeluarkan biaya seminimal mungkin.
Penekanan biaya seminimal mungkin akan meningkatkan proiit perusahaan dalam pengertian bahwa perusahaan tidak lagi rnengeluarkan biaya untuk hal- hal yang ticlak perlu, dan dapat mengalokasikannya untuk kegiatan lain yang lebih berguna sena pemsahaan dapat meningkatkan kemampuan daya saingnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36593
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Hidayat
"Perencanaan produksi sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam kegiatan produksi dan operasionalnya dengan memperhatikan sumber daya perusahaan yang terbatas. Sehingga diperlukan peran atau partisipasi organisasi perusahaan dalam proses perencanaan produksi tersebut.
Perencanaan produksi agregat merupakan perencanaan yang menghasilkan rencana produksi untuk dapat memenuhi permintaan pasar sesuai dengan kapasitas yang ada dan menggunakan sumber daya perusahaan seefektif mungkin dengan anggaran biaya serendah mungkin. Proses strategi dalam pengerjaan perencanaan produksi agregat ini menggunakan mixed strategy, dimana strategi perencanaannya menggunakan lebih dari satu kapasitas dalam memenuhi permintaan, yaitu :
  1. Exact production, vary workforce.
  2. Constant workforce, vary inventory and stockout.
  3. Constant low workforce, subcontract.
  4. Constant workforce, overtime.
Perencanaan produksi agregat manghasilkan kelompok produk, yang kemudian dibagi lebih detail ke dalam produk individu dengan menggunakan pejadwalan produksi atau jadwal induk produksi.
Dalam penelitian dan analisa pada perhitungan dapat dihasilkan :
  1. Alternatif 2 (Constant workforce, vary inventory and stockout) dan alternatif 4 (Constant workforce, overtime) menghasilkan total biaya terendah dibandingkan alternatif lainnya.
  2. Strategi perencanaan produksi menjadi optimal dengan dilakukannya perencanaan produksi agregat sehingga biaya yang dikeluarkan perusahaan menjadi rendah.
Pihak manajemen perusahaan sebaiknya melakukan perencanaan produksi dalam kegiatan produksi dan operasionalnya agar dapat memenuhi permintaan pasar dengan menggunakan sumber daya perusahaan seoptimal mungkin sehingga perusahaan menanggung beban biaya yang rendah.

Production planning is importantly needed by a company in its process of production and the operational system without neglecting the limited resources of the company itself. Therefore, the role or participation of the company's organization conducts an important part in the production planning process.
The aggregate production planning is a plan aiming towards a planning results of fulfilling the market demand equivalent to the present capacity and effectively applying company resources with as low budget out flow as possible. The strategic process in exerting this aggregate production planning is by employing mixed strategy, where the planning strategy is to use more than one capacity in the effort of fulfilling the demand :
  1. Exact production, vary workforce.
  2. Constant workforce, vary inventory and stock out.
  3. Constant low workforce, subcontract.
  4. Constant workforce, overtime.
Aggregate production planning results as group products where later is devided in more detail in individual products using production scheduling or master production schedule.
Through research and analysis by calculation, it may conclude :
  1. Alternative 2 (Constant workforce, vary inventory and stock out) and alternative 4 (Constant workforce, overtime) has resulted the lowest total budget compared by other alternatives.
  2. Production planning strategy would result in an optimal outcome with the application of aggregate production planning and reduce the company's budget.
It would be reasonable for company management to conduct production planning in the process of production and its operational system in effort of the fulfillment of market demand and by optimalizing company resources for resulting a low budget cost of the company.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T2840
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sambas Sundana
"ABSTRAK
Pelaksanaan produksi di PT ?X? sering mengalami kesulitan untuk memenuhi permintaan dari konsumennya dikarenakan kondisi permintaan yang selalu berfluktuatif. Dengan demikian perusahaan perlu membuat suatu srategi proses produksi dalam mengantisipasi permintaan tersebut dengan mempertimbangkan biaya produksi yang paling minimal.
Dalam menentukan strategi proses produksi diterapkan metode Chase Strategy, Assigned Workforce Levels dan Level Strategy dengan kriteria minimasi ongkos totalnya. Variabel-variabel ongkosnya meliputi ongkos tenaga kerja langsung, ongkos rekrut, ongkos PH, ongkos jam kerja normal, ongkos lembur, ongkos simpan, ongkos backorder dan ongkos lost sales.
Dengan bantuan program Quantitative systems (QS) version 3.0 dipilih metode terbaik dari ketiga metode yang diusulkan. Secara keseluruhan didapat strategi yang terbaik yaitu dengan memakai metode Assigned Workforce Levels yang memberikan ongkos total kumulatif tenaga kerja per tahun sebesar Rp. 9.945.847,- sedangkan ongkos total produksi per tahun untuk Audio part sebesar Rp. 83.723.960,- TV part sebesar Rp. 133.800.216,- Rak Nasional sebesar Rp. 720.194.496,- Rak Sanyo sebesar Rp. 764.004.288,- Rak Mitsubitshi seb.car Rp. 836.290.560,- MDF 2500 sebesar Rp.887.041.472,- dan MDF 3000 sebesar Rp. 1.190.621.440,-

ABSTRACT
The carrying out of production at PT. 'X' frequently find it difficult to meet the demand of its consumers, because of the demand's condition which is very fluctuate. The company needs a kind of process production strategy to anticipate the demand by considering the minimum production cost.
In determining the process production strategy, method of Chase strategy, Assigned Workforce levels and Level strategy are implemented with the criteria of minimized total cost. The cost variables include regular workforce cost, hiring cost, firing cost, regular man hours cost, overtime cost, inventory cost, backorder cost and lostsales cost.
With the help of Quantitative Systems (QS) version 3.0, the best method is chosen of the three ones proposed. As it turn out, the Assigned Workforce Levels method proved to be the most applicable, by giving the total cumulative workforce cost per year is 9,945,847 rupiahs, while the total production cost per year for Audio part is 83,723,960 rupiahs, TV part is 133,800,2I6 rupiahs, Rack National is 720,194,496 rupiahs, Rack Sanyo is 764,004,288 rupiahs Rak Mitsubitshi is 836,290,560 rupiahs, MDF 2500 is 887,041,472 rupiahs and MDF 3000 is 1,190,521,440 rupiahs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>