Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 227768 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmi Rahayu
"Permasalahan yang terkait dengan terapi obat ( PTTO ) merupakan hal yang harus
diperhatikan karena dapat memberikan dampak secara fisik, psikologis dan ekonomi
pada pasien dan masyarakat. Polifarmasi merupakan faktor potensial untuk terjadinya
PTTO. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh intervensi kepada
dokter terhadap penurunan kejadian permasalahan yang terkait dengan terapi obat pada
resep pasien penyakit jantung dan pembuluh darah di apotek Sana Medika Jakarta.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental menggunakan
desain two groups Pretest and Posttest. Sampel adalah resep pasien Askes yang
didiagnosa menderita penyakit jantung dan pembuluh darah, usia 40 tahun keatas
dengan jumlah resep di setiap kelompok 200 lembar resep. Intervensi kepada dokter
berupa surat pemberitahuan mengenai uraian permasalahan yang terkait dengan terapi
obat (PTTO) yang ditemui pada sampel resep yang dianalisis. PTTO yang diteliti
adalah interaksi obat, dosis subterapi, dosis supraterapi, pemberian obat non Daftar dan
Plafon Harga Obat (DPHO) PT. Askes serta jumlah obat perlembar resep yang diterima
oleh pasien (polifarmasi). Hasil penelitian menunjukkan jumlah obat perlembar resep
pada kelompok kontrol rata-rata 6,45 item, modus 7 item, obat non DPHO 0,92 item,
biaya perlembar resep rata-rata Rp. 229.471 ,- dan biaya yang harus ditanggung pasien
13,42 %. Pada kelompok intervensi jumlah obat perlembar resep rata-rata 6,06 item,
modus 6 item, obat non DPHO 0,67 item, biaya perlembar resep rata-rata Rp. 206.298 ,-
dan biaya rata-rata yang harus ditanggung pasien 12,72 %. PTTO yang ditemukan
adalah interaksi obat, pemberian obat non DPHO dan polifarmasi. Tidak ditemukan
adanya dosis subterapi dan dosis supraterapi dalam resep-resep tersebut. Pengaruh
intervensi kepada dokter terhadap penurunan kejadian interaksi obat dan polifarmasi
bermakna, tetapi penurunan kejadian pemberian obat non DPHO tidak bermakna.
Penurunan jumlah obat perlembar resep menurunkan biaya yang harus ditanggung
pasien."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T39527
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lusi Indriani
"ABSTRAK
Penggunaan obat yang berisiko terhadap ginjal pada pasien dengan penurunan
fungsi ginjal memungkinkan terjadinya masalah terkait obat. Apoteker berperan
dalam mengidentifikasi dan mencegah terjadinya masalah terkait obat. Penelitian
ini bertujuan untuk menilai pengaruh intervensi apoteker terhadap penurunan
jumlah dan jenis masalah terkait obat pada pasien penyakit ginjal kronik di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Penelitian dilakukan
secara prospektif selama periode Januari hingga Maret 2012 menggunakan
rancangan eksperimental, pre dan post-test. Evaluasi dilakukan terhadap 377
terapi obat dari 40 orang pasien penyakit ginjal kronik. Rekomendasi diberikan
kepada dokter, perawat, dan pasien. Jumlah masalah terkait obat adalah 98
masalah (25,99% dari jumlah terapi obat yang diresepkan). Jenis masalah terkait
obat adalah efek terapi obat yang tidak optimal 62,24%, kejadian obat yang tidak
diinginkan (non alergi) 20,41%, dan kejadian obat yang tidak diinginkan (toksik)
17,35%. Penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi apoteker dapat menurunkan
masalah terkait obat jenis efek terapi obat yang tidak optimal (62,24% menjadi
0%), jenis kejadian obat yang tidak diinginkan yang non alergi (20,41% menjadi
11.22%), dan jenis kejadian obat yang tidak diinginkan yang menimbulkan efek
toksik (17,35% menjadi 10,20%). Faktor perancu secara bermakna mempengaruhi
terjadinya masalah terkait obat yaitu penyakit penyerta (r= 0,385; p= 0,014), dan
jumlah terapi obat (r= 0,604; p= 0,000)."
2012
T31428
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Novita Lianasari
"Penyakit Jantung Koroner PJK adalah penyakit pada jantung yang terjadi karena otot jantung mengalami penurunan suplai darah. Kurangnya pengetahuan pasien mengenai faktor risiko penyakit jantung koroner berkaitan dengan terjadinya serangan jantung berulang yang akan berdampak pada meningkatnya biaya perawatan dan psikologis pasien yaitu depresi, bahkan dapat menyebabkan komplikasi ataupun kematian. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif komparatif dengan pendekatan cross- sectional. Sampel penelitian berjumlah 67 orang dengan diagnosis penyakit jantung koroner. Pengambilan sampel dengan metode non- probability sampling yaitu consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan faktor risiko penyakit jantung koroner dengan serangan jantung berulang p= 0,43, 0,05. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan faktor risiko penyakit jantung koroner dengan frekuensi serangan jantung berulang p=0,57, 0,05 . Penelitian ini merekomendasikan pemberian edukasi yang disertai dengan motivasi kepada pasien untuk dapat mengubah perilaku sehingga memiliki kesadaran yang tinggi untuk mengontrol faktor risiko dengan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari agar terhindar dari serangan jantung berulang.

Coronary Artery Disease (CAD) is a disease caused by an imbalance between blood supply and heart muscle oxygen demand. Insufficient knowledge about risk factors contributing to CAD is associated with higher recurrence of heart attack, causing the rise of the hospitalitation cost, depression, others complications even death. This study employed comparative descriptive design with cross sectional method, involving a consecutive sample of 67 patients with CAD as their primary diagnosis. Our study showed that there was no relationship between knowledge of CAD risk factors with the recurrence of heart attacks p 0,43, 0,05. Similarly, the study revealed that there was no relationship between risk factors for coronary heart disease and the frequency of heart attack's recurrence p 0,57 0,05 . This study suggested nurses to provide health education along with continuous and effective motivation in order to help patients controlling their risk factors in order to avoid the recurrence of heart attack."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68824
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachdiana Fidia
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2004
T39568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin
"Tingginya angka kejadian rawat inap pasien gagal jantung memiliki resiko kejadian rawat ulang yang sama bila manajemen diri pasien gagal jantung tidak baik. Manajemen diri dipengaruhi oleh berbagai faktor yang beragam dan penelitian ingin mengetahui faktor yang berhubungan dengan manajemen diri pasien gagal jantung. Penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan metode pengambilan data retrospektif pada 70 pasien gagal jantung di ruang rawat jalan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dukungan keluarga dan faktor aktifitas pelayanan keperawatan merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi kemampuan manajemen diri pasien gagal jantung (p value=0.000, OR=50.1, CI 95% dan p value=0.013, OR=7.3, CI 95%). Hasil penelitian menyarankan agar pelayanan keperawatan pasien gagal jantung mengutamakan program manajemen diri baik di institusi pelayanan kesehatan hingga sampai di rumah sehingga dukungan keluarga lebih optimal.

The high incidence of hospitalized patients with heart failure will have a risk of re-hospitalization rate if the self-management of patiens with heart failure is insufficient. Self-management is influenced by many factors. This study investigated factors associated with self-management of patients with heart failure.The study used a cross-sectional approach with retrospective data collection method in 70 respondents in outpatient clinics.
The results found that the factor of family support and nursing care activities are the most dominant factors influencing the ability of self-management in patients with heart failure (p value=0.000, OR=50.1, 95%CI and p value=0.013, OR=7.3, 95%CI). The results of this study suggested that in providing care of patients with heart failure, a self-management program should become a priority both for health care institutions and patients at home so that the family support is more optimal.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktrya Lidayya
"Pemberian konseling oleh apoteker dapat memperbaiki pengetahuan dan persepsi pasien yang mendapatkan terapi warfarin sehingga target nilai INR berhasil tercapai dan pasien dapat terhindar dari kejadian ESO warfarin. Warfarin adalah obat yang digunakan secara luas di dunia untuk terapi gangguan fungsi kardiovaskular. RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita merupakan rumah sakit rujukan nasional kardiovaskular. Penelitian menggunakan rancangan kuasi eksperimen pre- dan post-test design dengan membandingkan penurunan nilai INR dan kemunculan Efek Samping Obat (ESO) pada pasien di kelompok uji yang memperoleh konseling disertai leaflet dan kelompok kontrol yang memperoleh leaflet saja. Tujuan penelitian ini untuk menilai pengaruh konseling dan pemberian leaflet terhadap nilai INR dan adanya ESO pada pasien rawat jalan yang menggunakan warfarin di poliklinik umum RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita periode April-Oktober 2019. Sebesar 28 pasien kelompok kontrol dan 31 pasien kelompok uji dari hasil penelitian menunjukan pemberian leaflet dan konseling tidak berpengaruh terhadap penurunan nilai INR pasien rawat jalan yang menggunakan warfarin di RSJPDHK. Hasil analisis bivariat menggunakan uji T tidak berpasangan menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pasien berpengaruh signifikan secara statistik terhadap penurunan nilai INR pasien rawat jalan yang menggunakan warfarin di RSJPDHK dengan nilai P sebesar 0,016 (p < 0,05).

Providing counseling by pharmacists can improve the knowledge andperceptions of patients who get warfarin therapy so that the target INR value is achieved and patients can avoid the warfarin adverse drug reaction (ADR). Warfarin is a drug that is widely used in the world for the treatment of cardiovascular disorders. Harapan Kita Cardiovascular Hospital is a national cardiovascular referral hospital. The research method used was pre- and post-test design by comparing the decrease in the value of INR and the appearance of patients ADR in the test group who received counseling accompanied by leaflets and control groups who received leaflets only. The study used a quasi-experimental design pre- and post-test design by comparing the decrease in the value of INR and the emergence of ADR in patients in the test group  who received counseling accompanied by leaflets and control groups who received leaflets only. The purpose of this study was to assess the effect of counseling and leaflets on the value of INR and the presence of ESO in outpatients using warfarin in the general polyclinic of Harapan Kita Cardiovascular Hospital period from April to October 2019. A total of 28 patients in the control group and 31 patients in the test group from the results of the study showed that giving leaflets and counseling had no effect statistically on the decrease in the INR value of outpatients warfarin users at RSJPDHK. The results of the bivariate analysis using the unpaired T-test showed that the level of education of patients had a  statistically significant effect on the decrease in the value of INR outpatients using warfarin in RSJPDHK with a P value of 0.016 (p < 0.05)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
T55035
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Susanti
"Penyakit kardiovaskular merupakan permasalahan kesehatan yang dihadapi di berbagai negara di dunia. Residen menemukan berbagai macam penyakit kardiovaskuler selama praktik residensi dalam waktu satu tahun di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita antara lain Acute Coronary Syndrome (ACS) dengan STEMI, NSTEMI dan UAP, aritmia, kelainan katup, kelainan septal jantung, myxoma, aneurisma aorta dan diseksi aorta. Selama praktik residensi, Residen sebagai perawat spesialis telah menjalankan peran sebagai care provider yang diterapkan pada satu pasien kasus kelolaan utama yakni NSTEMI post operasi Coronary Artery Bypass Grafting dan 30 pasien kasus resume dengan pendekatan model adaptasi Roy dalam memberikan asuhan keperawatannya. Peran sebagai researcher dengan menerapkan EBNP menggunakan soft icepack gel dalam menurunkan nyeri dan cemas pada 12 pasien paska pembedahan jantung di ruang Intermediate Ward Bedah yang akan dilakukan pelepasan selang drain. Peran sebagai innovator telah dilakukan di ruangan ICVCU selama 5 hari dimana residen telah membuat format dokumentasi handover perawat antarshift yang dinilai efektif dan efisien dalam penerapannya.

The Cardiovascular disease is a health problems faced in various countries. Resident has found a wide range of cardiovascular disease during residency practice within a year at the Harapan Kita hospital cardiovascular including Acute Coronary Syndrome (ACS) patients with STEMI, NSTEMI and UAP, arrhythmias, valve abnormalities, abnormal septal heart, myxoma, aortic anerysme and aortic dissection. During residency practice, resident as a care provider has been implemented to one primary case patients with NSTEMI post operative coronary artery bypass grafting and 30 patients cases of resume by appliying the Roy’adaptation model in providing nursing care. Role as a researcher by applying EBNP use a soft icepack gel to reducing pain and anxiety in 12 patients after cardiac surgery at intermediate ward surgery. The role as an innovator was completed at Intermediate Cardiovascular Care Unit for 5 days, resident made a documentation format nurse handover among shift are considered effective and efficient in its application"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>