Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92862 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luhur Teguh Darmono
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
S19324
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustin Ekadjaja
"Pada saat ini perusahaan berada pada masa transformasi dari persaingan era industri menuju persaingan era informasi. Keberhasilan perusahaan pada era industri ditentukan oleh keberhasilan perusahaan dalam memanfaatkan skala ekonomi usaha ( economic of scale ). Kemajuan teknologi sangat diperlukan untuk mendukung produksi produk-produk standar secara efisien dalam jumlah yang optimal. Keberhasilan perusahaan pada era industri menekankan pada pengendalian keuangan. Sistem pengendalian yang digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan difokuskan pada pengukuran finansial seperti ROI ( Return On Investment ), EPS ( Earning Per Share ). Perusahaan lebih berfokus pada hasil akhir proses produksi dan laba bersih ( net income ).
Dalam era informasi, tolok ukur yang bersifat keuangan dirasakan tidak lagi tepat untuk mengukur keberhasilan perusahaan. Hal ini disebabkan karena pengukuran tersebut hanya memberikan gambaran apa yang telah terjadi, namun tidak memberikan pemecahan untuk perbaikan di masa depan.
Memasuki era informasi dan globalisasi, perekonomian dunia semakin terbuka, pangsa pasar perusahaan semakin meluas dan Batas perdagangan antar negara semakin tipis, konsumen semakin well informed. Dengan terbukanya area perdagangan babas regional, persaingan antar perusahaan semakin kompetitif dan ketat. Kekuasaan konsumen semakin meningkat, konsumen dapat dengan leluasa menentukan jenis produk, harga produk, dan cenderung merasa tidal( puas dengan produk yang diproduksi secara masal hal ini menyebabkan siklus hidup produk menjadi semakin pendek.
Melihat keadaan itu, perusahaan harus menciptakan suatu sistem yang dapat meningkatkan keunggulan bersaing dan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan. Menyadari bahwa konsumen semakin berpengaruh dalam menentukan keberhasilan perusahaan, maka perusahaan harus mengorientasikan misinya untuk mencapai kepuasan konsumen. Untuk itu perusahaan harus terus menerus melakukan inovasi dan mengetahui perubahan peri laku dan selera konsumen supaya tetap dapat mempertahankan kepuasan konsumen.
Dalam organisasi perusahaan diperlukan suatu usaha pemberdayaan (empowerment ) dari karyawan supaya dapat terus mengikuti perubahan lingkungan dan selera konsumen dan dapat cepat tanggap mengambil keputusan dan mengambil tindakan untuk meningkatkan daya saing dan kelangsungan hidup perusahaan.
Partisipasi seluruh karyawan sangat dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan perusahaan. Kerjasama karyawan dalam seluruh jajaran dan kerjasama dengan pihak luar harus diciptakan. Selain itu dibutuhkan suatu pengukuran yang bersifat komprehensif dan seimbang untuk melengkapi pengukuran kinerja perusahaan yang telah ada.
Kaplan dan Norton pada tahun 1992 memperkenalkan konsep pengukuran yang baru, yaitu Balanced Scorecard. Konsep ini menyeimbangkan pengukuran keuangan untuk kinerja masa lalu dengan pengukuran bagi kinerja masa depan?"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tony Arianto
"Iklim persaingan yang semakin ketat di Indonesia, menyebabkan perusahaan-perusahaan memerlukan suatu keunggulan dalam persaingan, untuk itu diperlukan suatu strategi yang dapat mengikuti perkembangan perekonomian dan kinerja yang baik untuk menjadi perusahaan yang efektif, efisien dan memuaskan peianggan.
Perusahaan yang efektif dan efisien diperlukan suatu sistem pengendalian manajemen yang baik. Disamping strategi yang tepat untuk mengatisipasi lingkungan yang turbulen.
Untuk mengimplementasikan sistem pengendalian manajemen, manajemen puncak sering mengalami kesulitan dalam menentukan penilaian kinerja terutama untuk perusahaan yang memiliki banyak Bagian, karena dengan menggunakan penilaian kinerja yang mempunyai bobot yang sama untuk setiap Bagian akan terjadi ketimpangan dalam pemberian bobot kinerja.
Dari hasil penilaian kinerja dari setiap Bagian, maka pinak manajemen puncak dapat menyimpulkan apakah sistem pengendalian manajemen dan strategi perusahaan sudah berjalan dengan baik atau tidak.
Dengan adanya pergeseran dari maksimisasi kesejahteraan pemegang saham ke maksimisasi kesejahteraan pelanggan. Peranan laporan non keuangan menjadi makin besar dan bila laporan ini baik, dengan sendirinya laporan keuangan diharapkan juga menjadi baik.
Balanced Scorecard adalah suatu sistem yang mementingkan visi, misi dan strategi dari perusahaan dan mengimplentasikan kedalam suatu sistem pengukuran yang dilihat dari keempat perspektif { keuangan, pelanggan, Internal, belajar terus menerus) guna mencapai sasaran perusahaan.
PT. X merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. XYZ, yang bergerak dibidang jasa awal dari industri minyak, seperti Data Acquisition, Data Processing dan Wire Logging. Bentuk organisasi yang diterapkan adalah bentuk organisasi fungsional.
Pengukuran kinerja yang digunakan PT. X adalah membandingkan anggaran laba dan penjualan dengan hasil yang diperoleh. Pada saat ini, Date Acquisition, Data Processing dan Wire Logging memiliki pangsa pasar yang cukup baik dan menduduki posisi market /eacteruntuk setiap bagiannya.
Untuk mengantisipasi perkembangan perekonomian di Indonesia PT. XYZ merencanakan Go Public secepatnya, yang mana PT. X merupakan salah satu anak perusahaan yang diikut sertakan dalam Go Public. Hal ini menggambarkan kinerja yang baik dari PT. X.
Dalam melakukan pengukuran kinerja dari setiap Bagian, PT. X hanya melihat dari laporan keuangan saja, meskipun sebenarnya memiliki catatan dari laporan non keuangan untuk mengevaluasi kegiatan operasionalnya, tetapi tidak mempengaruhi hasil kinerja dari laporan keuangan untuk setiap Bagian.
Berdasarkan dari catatan-catatan yang digunakan untuk mengevaluasi kegiatan operasinal, maka dibuat suatu tolok ukur yang meliputi lag indicator dan lead indicator dan sasaran dari keempat perspektif Balanced Scorecard.
Seperti yang diketahui bahwa keempat perspektif memiliki hubungan timbal balik dan keterikatan yang sang erat. Balanced Scorecard dapat membuat suatu kesatuan bahasa dari misi dan strategi perusahaan tersebut untuk memuaskan pelanggan kepada karyawan. Dan juga menggambarkan hubungan sebab akibat antara outcome measures dan kendali pengukuran.
Balanced Scorecard yang baik adalah yang dapat menggabungkan antara outcome measures (lagging measures) dan kendali pengukuran (leading indicators) untuk menggambarkan strategi dari bisnis.
Para manajer dengan Balanced Scorecard dapat membuat rencana kerja yang komprehensif dengan menjabarkan tujuan-tujuan strategik perusahaan dalam bentuk beberapa himpunan tolok ukur, dan informasi yang didapat para manajer hanya difokuskan kepada keempat kelompok tolok ukur yang paling kritikal dan memberikan motivasi untuk perbaikan yang berkesinambuangan terhadap bidang-bidang yang kritikal tersebut.
Sehingga dengan bantuan balanced scorecard pihak manajemen puncak dapat mengetahui kinerja dari tiap aktivitas dengan seobjektif mungkin, mencapai tujuan, dan menentukan tindakan apa yang dilakukan dalam menghadapi persaingan yang semakin keras di era globalisasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Lianto
"Cabang Jakarta Pasar Rumput (CJPR) merupakan jaringan PT Bank X (Persero) yang ruang lingkup kegiatan operasionalnya digolongkan sebagai cabang Spoke C. Dalam beberapa tahun terakhir kinerja CJPR menga]ami penurunan yang disebabkan oleh faktor eksternal, yaitu tingginya tingkat persaingan dengan hadirnya outlet/cabang dari bank pesaing dan cabang lain Bank X yang letaknya berdekatan dengan kawasan Pasar Rumput serta faktor internal, yaitu kondisi CJPR pasca merger serta faktor -faktor lain yang lebih bersifat kualitatif dan berdimensi non keuangan seperti : permasalahan pelayanan (service excellent), kepegawaian (human resources) dan proses internal cabang.
Selama ini pengukuran kinerja CJPR hanya ditinjau dari aspek keuangan saja dengan menggunakan rasio-rasio keuangan sebagai indikator pengukuran, pedahal permasalahan yang dihadapi cabang sebagian besar berdimensi non keuangan sehingga diperlukan suatu konsep pengukuran kinerja yang dapat menyeimbangkan antara aspek keuangan dan non keuangan yang lebih bersifat komprehensif Balanced Scorecard merupakan metode pengukuran kinerja yang memperluas tolok ukur strategi perusahaan menjadi 4 (empat) perspektif yaitu : perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses internal bisnis, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, serta mampu menerjemahkan visi, misi, dan strategi cabang ke depan.
Dalam implementasinya, metode BSC perlu didukung dengan matriks SWOT dan matriks House of Quality serta teori-teori pendukung lainnya antara lain konsep pengukuran kinerja, Analytical Hierarchy Process (AHP), analisis SWOT dan metode Quality Function Deployment. Dengan pengukuran tersebut CJPR akan mengetahui faktor-faktor strategis, nilai kinerja masing-masing perspektif BSC serta langkahlangkah perbaikan bagi tolok ukur yang belum optimal.
Langkah-langkah penelitian diawali dengan observasi terhadap lingkungan eksternal dan internal CJPR, mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan, menetapkan tujuan penelitian, mengumpulkan teori-teori yang mendukung penyelesaian permasalahan penelitian, mengumpulkan data-data pendukung baik data primer maupun data sekunder melalui metode wawancara, focused group discussion dengan para manajer CJPR, manajer HR kantor pusat, dan beberapa nasabah serta data-data yang telah terdokumentasi di cabang.
Dari hasil penelitian diperoleh : terdapat 13 (tiga betas) faktor-faktor strategis (key success factor) yang terbagi pada empat perspektif BSC. Pada perspektif keuangan terdapat 3 (tiga) faktor strategis, yaitu : memacu pertumbuhan laba, memperbaiki komposisi dana, mengurangi beban overhead. Pada perspektif pelanggan terdapat 4 (empat) faktor strategis, yaitu : meningkatkan account share, akuisisi pelanggan, menunjang saluran distribusi melalui penggunaan fasilitas internet dan sms banking, mempertahankan nasabah dengan menjaga image dan kualitas pelayanan. Pada perspektif proses internal terdapat 3 (tiga) faktor strategis, yaitu : memperbaiki proses internal cabang, kegiatan promosi produk/jasa baru, kelengkapan produk/jasa. Pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran terdapat 3 (tiga) faktor strategis, yaitu : pengembangan pegawai yang mendukung strategis bisnis cabang, meningkatkan koordinasi dengan unit kerja SDM, aktip memberikan saran inovasi produkljasa.. Selain itu, dari faktor-faktor strategis cabang kemudian diturunkan 25 (dua puluh lima) tolok ukur (key performance indicator) yang terbagi pada keempat perspektif BSC.
Dari hasil pengukuran kinerja, diperoleh nilai kinerja perspektif keuangan tahun 2002 mengalami peningkatan sebesar 7,47 % dibandingkan tahun 2001, nilai kinerja perspektif pelanggan tahun 2002 mengalami penurunan sebesar 3,48% dibandingkan tahun 2001, nilai kinerja perspektif proses internal tahun 2002 mengalami penurunan sebesar 3 % dibandingkan tahun 2001, nilai kinerja perspektif pertumbuhan & pembelajaran pada tahun 2001 berada di bawah rata-rata (nilai nilai kinerja 1,50) dan terus merosot sebesar 4,67% pada tahun 2002 (nilai kinerja 1,43). Hasil pengukuran kinerja secara keseluruhan CJPR tahun 2001 dan 2002 tergolong rata-rata, namun total nilai kinerjanya sendiri pada tahun 2002 mengalami penurunan sebesar 0.63 % dibandingkan tahun 2001. Penurunan tersebut terjadi karena nilai kinerja masing-masing perspektif pada tahun 2002 rata-rata mengalami penurunan dibandingkan tahun 2001 (kecuali perspektif keuangan).
Perbandingan beberapa tolok ukur pokok antara CJPR dengan Cabang A, diperoleh hasil, sebagai berikut : pada tahun 2001 nilai kinerja Cabang A terhadap tolok ukur pencapaian jumlah kredit, cost eficiency, funding mix giro/simpanan berjangka relatif lebih baik dibandingkan CJPR. Sedangkan pada tahun 2002 nilai kinerja CJPR terhadap tolok ukur pencapaian jumlah kredit, pencapaian feebase income, pertumbuhan jumlah rekening dan funding mix tabungan relatif lebih baik dibandingkan Cabang A.
Tolok ukur yang memenuhi kriteria harusdiperbaiki karena pencapainnya belum optimal adalah : pencapaian dana, cost efficiency, funding mix giro, pertumbuhan jumlah rekening, jumlah rekening tutup, customer retention, jumlah gangguan sistem transaksi, jumlah gangguan mesin ATM, waktu tunggu nasabah, jumlah kerusakan inventaris cabang, penyelesaian keluhan pegawai, pertemuan intern, rotasi pegawai, ketidakhadiran pegawai. Tolok ukur-tolok ukur tersebut selanjutnya diperbaiki kinerjanya melalui matriks House of Quality dan diperoleh hasil sebagai berikut : 8 (delapan) tingkat prioritas inisiatif perbaikan, 4 (empat) inisiatif perbaikan yang paling berpertgaruh terhadap inisiatif perbaikan lainnya, yaitu : meningkatkan jadwal intensitas pertemuan intern, menerapkan customer services excelent, menciptakan budaya menjual kepada seluruh pegawai, menerapkan konsep pemasaran Team Work Marketing. Hasil lainnya adalah terdapat 3 (tiga) unit kerja pembina sistem kantor pusat yang paling banyak berkordinasi dengan cabang dalam melaksanakan inisiatif perbaikan, yaitu : Jakarta Network Group, Central Operations Group dan Training Group.
Terhadap hasil pengukuran yang diperoleh, cabang disarankan segera menetapkan action plan masing-masing inisiatif perbaikan sesuai dengan usulan format perbaikan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12410
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadine Soedibjo
"PT X bergerak dalam bidang freight forwarding untuk pelayanan ekspor maupun impor. Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, sangat penting bagi perusahaan untuk mengukur kinerja tidak hanya berdasarkan pendekatan keuangan namun juga menggunakan pendekatan-pendekatan lain agar dapat bersaing dengan kompetitor.
Ada beberapa cara untuk mengukur kinerja perusahaan, yang berbeda dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Pada karya akhir ini diusulkan penggunaan Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja perusahaan. Dalam Balanced Scorecard ditentukan sasaran-sasaran strategik dan pengukuran yang hendak dicapai oleh PT X.

PT X is a freight forwarding company that handles exorts and imports. In todays tightening business competition it is very important for a company to measure its performance not only using financial approaches but also various approaches in order to compete.
There are several ways, which differ from one company to another, to measure a company?s performance. This thesis suggests the implementation of the Balanced Scorecard to measure the company?s performance. The Balanced Scorecard determines strategic objectives and measurements that the company intends to accomplish."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25379
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Salendra
"Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran di Sektor Moneter Bank Indonesia Jakarta, nampaknya telah diarahkan untuk menghadapi terjadinya perubahan lingkungan. Walaupun pihak manajemen telah memfasilitasi lahirnya proses pertumbuhan dan pembelajaran namun belum sepenuhnya disadari oleh pegawai. Oleh karena itu yang menjadi masalah adalah sampai seberapa jauh aplikabilitas perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dalam balanced scorecard telah berlangsung di jajaran Sektor Moneter Bank Indonesia sehingga mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusianya guna mendukung pencapaian misi organisasi.
Penelitian ini bersifat kualitatif dan dilakukan dengan mengambil objek penelitian Sektor Moneter Bank Indonesia Jakarta, adapun batasan populasi dalam penelitian ini adalah para pejabat dan staf (golongan III s.d VII). Data primer diperoleh dengan mengedarkan kuesioner kepada 186 responden, sedangkan yang mengisi dan mengembalikan sebanyak 156 responden dengan responden rate 83,86% dari populasi sebanyak 234 karyawan. Selain itu digunakan data sekunder sebagai informasi pendukung. Selanjutnya dalam menganalisis hasil tanggapan responden digunakan analisis deskriptif.
Pada era informasi saat ini terjadi pergeseran dari people management menjadi knowledge management (Jones, 1999). Pengelolaan pengetahuan penting karena knowledge creation akan mendorong pada inovasi berkelanjutan yang mengarah pada keunggulan bersaing (Nonaka, Takeuchi, 1995). Pengetahuan hanya akan terdifusi manakala terdapat proses pembelajaran (Senge, 1999). Aktifitas pembelajaran diperlukan untuk operasi organisasi saat ini dan masa depan. Akhirnya dibutuhkan kebijakan dan strategi untuk membangun perspektif pertumbuhan dan pembelajaran (Kaplan & Norton 1996).
Hasil temuan penelitian ini mengidentifikasikan bahwa perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang berkaitan dengan kepuasan kerja pegawai memberikan gambaran yang positif sedangkan yang terkait dengan masalah sistem informasi dan tingkat motivasi, pemberdayaan serta keserasian individu memberikan indikasi yang kurang menggembirakan."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7314
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyoman Arya Partha
"Penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai perancangan sistem pengukuran kinerja yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan saing perusahaan melalui penerapan balanced scorecard. Laporan keuangan merupakan tanggung jawab pihak manajemen dan pelaksanaan penerapan dari perancangan sistem pengukuran kinerja berbasis balanced scorecard tergantung keinginan dan kebutuhan pihak manajemen PT. X."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T23848
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Esteria
"Tesis ini membahas evaluasi pengukuran kinerja dan usulan perancangan pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard untuk mencapai tujuan strategis pada PT X. Melalui pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard perusahaan mampu mencapai tujuan strategis dengan menyeimbangkan antara perspektif keuangan dan non keuangan, tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang serta kepentingan internal dan kepentingan eksternal.
Balanced Scorecard serta peta strategi memberikan gambaran dan keterkaitan yang jelas antara sasaran-sasaran strategis dan inisitatif yang diperlukan di dalam empat perspektif Balanced Scorecard.
Hasil dari penelitian yang dilakukan pada PT X menunjukkan bahwa pengukuran kinerja yang dilakukan sudah seimbang antara faktor keuangan dan non keuangan, tujuan jangka pendek dan jangka panjang, kepentingan internal dan eksternal akan tetapi penyusunan Key Performance Indicator (KPI) belum sepenuhnya didasarkan pada strategi bisnis perusahaan.

This thesis discusses the evaluation of current company’s performance measurement and designing of performance measurement with Balanced Scorecard approach to achieve strategic goals at PT X. Performance measurement with Balanced Scorecard approach enable the company to achieve it’s business strategy with the balance between financial and non-financial perspective, short- term goals and long term goals as well as the interests of internal and external stakeholders.
Balanced Scorecard and strategy map provide an overview and a clear linkage between strategic goals and initiatives that are required in the four balanced scorecard perspectives.
Results of study conducted on PT X show that performance measurement of the company is already balanced between financial and non-financial factors, short-term goals and long-term, internal and external interests but company’s Key Performance Indicator (KPI) is not fully based on the company's business strategy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi Balanced Scorecard pada Kementerian Perdagangan, dengan melakukan analisis terhadap data primer yang berupa wawancara dan pengamatan serta data sekunder berupa dokumen dan laporan mengenai Balanced Scorecard.
Dalam penelitian ini evaluasi dilakukan dengan menggunakan konsep sembilan tahapan sukses dari Rohm. Hasil dari evaluasi disimpulkan bahwa Balanced Scorecard pada Kementerian Perdagangan secara garis besar telah memenuhi delapan tahap dari konsep sembilan tahap sukses Rohm, walaupun memang terdapat beberapa poin yang perlu diperbaiki kembali oleh Kementerian Perdagangan. Penelitian ini menyarankan agar Kementerian Perdagangan menambahkan perspektif keuangan ke dalam Balanced Scorecardnya; melakukan beberapa penyesuaian terhadap sasaran strategis dan IKU nya serta meningkatkan komunikasi secara efektif kepada seluruh pegawai terkait dengan strategy map dan Balanced Scorecard.

ABSTRACT
This study aimed to evaluate the implementation of the Balanced Scorecard at the Ministry of Trade, with an analysis of primary data in the form of interviews and observations as well as secondary data from documents and reports about the Balanced Scorecard.
In this study, the evaluation is done by using the nine steps to success framework by Rohm. The results of the evaluation concluded that the Balanced Scorecard at the Ministry of Trade has met roughly eight steps from the framework, though indeed there are some points that need to be improved by the Ministry of Trade. This study suggests that the Ministry of Trade to add a financial perspective in Balanced Scorecard; make some adjustments to its strategic goals and KPI and increase effective communication to all employees associated with the strategy map and Balanced Scorecard."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T33781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarso
"Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) adalah organisasi publik yang berbentuk asosiasi bisnis yang bergerak di sektor industri dan perdagangan tekstil dan produk tekstil (TPT). Sebagai organisasi publik orientasi visi dan misi API diarahkan kepada upaya pemberdayaan industri dan perdagangan TPT baik terhadap anggota API maupun industri dan perdagangan TPT nasional. Peran dan fungsi yang di mainkan API tersebut di atas, menuntut kinerja (performance) organisasi ini secara optimal dalam memberikan layanan kepada anggota API.
Eksistensi dan kontribusi API dalam konstalasi industri dan perdagangan TPT nasional yang sangat signifikan dengan menjadi organisasi pertekstilan yang melakukan pengukuran kinerja organisasi publik API ini dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard.
Pengukuran kinerja organisasi publik API dilakukan dalam rentang waktu tiga tahun dengan dilakukan analisis secara deskriptif data-data primer dan sekunder yang bersumber dari penelitian di Sekretariat API, untuk memperoleh data-data tentang aspek kepuasan karyawan dan kemampuan sistem informasi yang merupakan variabel pembelajaran dan pertumbuhan. Populasi dari penelitian ini adalah Asosiasi Pertekstilan Indonesia. Sedangkan sampel yang digunakan meliputi Anggota Badan Pengurus Pusat (BPP) API sebanyak 10 orang (100%), karyal.van Sekretariat API sebanyak 19 orang (100%), dan perusahaan-perusahaan TPT anggota sebanyak 92 perusahaan (10%) dari total anggota API.
Pengukuran kinerja menggunakan pendekatan Balanced Scorecard diketahui bahwa secara keseluruhan organisasi publik API memperoleh skor 51 yang berarti mempunyai kinerja hampir baik. Untuk kinerja pelanggan memperoleh skor 10 yang berarti kinerja aspek ini hampir baik, aspek proses bisnis internal memperoleh skor 7 yang berarti memiliki kinerja baik, aspek pertumbuhan dan pembelajaran memperoleh skor 30 yang berarti kinerja aspek ini hampir baik , dan aspek keuangan memperoleh skor 4 yang berarti kinerja aspek ini kurang baik.
Untuk meningkatkan kinerjanya, organisasi publik API harus meningkatkan layanan anggota, kepuasan karyawan, penerapan organisasi belajar, peningkatan layanan dan mengkomunikasikan Balanced Scorecard ke seluruh jajaran organisasi API, baik pengurus, karyawan maupun stake holder lainnya secara menyeluruh."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12344
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>