Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142877 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutapea, Gerda
"Utopia adalah suatu gagasan untuk mengubah keadaan masyarakat yang dipandang oleh penduduknya kurang menye_nangkan. Para sastrawan dalam hal ini berperan sebagai pembuka mata dengan memaparkan kepincangan-kepincang_an dalam masyarakat melalui karya-karyanya. Inilah awal mula lahirnya ide atau gagasan utopia. Para sastrawan dikatakan bersifat progresif dan revolusioner kalau melalui karyanya mereka menyokong hak setiap orang untuk dapat makan sesuap nasi dalam masyarakat di mana setiap gelandangan dipandang sebagai sampah masyarakat; hak persamaan bagi setiap wanita dalam masyarakat di mana mereka, dipandang dari sudut pembantu rumah_tangga, sedikit lebih tinggi kedudukannya daripada budak. Para sastrawan juga dianggap revolusioner jika mereka memperjuangkan hak setiap anak untuk menikmati masa kanak-kanak yang bahagia, dan hak setiap orang untuk mengecap pendidikan yang baik, yang tadinya hanya menjadi hak anak-anak bangsawan atau orang kaya...."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"George Orwell 1903-1933-1950 Tulent is judged in different ways in different times. Hisconteporaries did not think much of George Orwell, because he was , they said fish nor meat. His writings were, not of any value for the right neither for the, Left. Re-evaluaions of his works in magazines like the Illustrated London News','The Listener','Guardian Weekly', 'Sunday Time'.,'Time','Newsweek' have brought him in the limelight recently.The following data are collected from clippings from magazines found at, random, besides fro the only biography available in Djakarta, 'Tom Hopkinson's pamflet on Orwell written for the British Council. The Man Eric Blair,born at Motihari Bengal, in 1903, was the son of a miner official in the Indian Customs who retired on a small pension when his son was a few years old.(1912) Where were also two daughters, one older and one younger than the boy. Richard Blair,who died at the age of 82 at Southwold,Suffolk,was remombered by his son, who disliked him, as a gruff-voiced elderly man forever saying''don't.Ida Blair, his wife,was the only person Eric loved, yet he was too shy to trust her hisreal feelings.This may accout for the loneliness,the cut-off-fro others' feeling that has haunted him his wole life.Eric Blair becameGeorge Orwell in 1933 on publication of his book'Down and out in Paris and London'. He was very classcoscious and with typical precision he classified his family as lower-upper-middle-class_."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1970
S14082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brooke, J.
London Longmans 1954
928.42 H 430
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Sastrowardoyo
"Alasan dan tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengungkapkan Perjuangan Tokoh Tragis dalam usaha merubah nasibnya.Metode yang saya pakai dalam Pembahasan novel-novel ini adalah metode deskriptis-analistis yang meneliti karya sastra dari unsur-unsur dalam karya sastra itu dan berdasarkan penelitian kepustakaan. Mengenai basil penelitian karya tulis ini adalah seba_gai berikut. Saya mencoba mewujudkan gambaran dimana manusia itu ternyata tidak dapat lepas dari berbagai faktor. Saya melihat misalnya manusia tidak dapat lepas dari faktor lingkungan baik masyarakat, keluarga maupun lingkungan alamnya. Disamping itu, manusia juga tidak dapat lepas dari sifatnya. Yang dimaksud dengan faktor sifat adalah kelemahan manusia yang ada dalam dirinya. Contohnya harga diri yang terlalu besar, ambisi untuk berkuasa dan sebagainya. Faktor lain yang cukup berperan adalah faktor turunan atau Heredinty. Ketergantungan manusia terhadap faktor-faktor tersebut menyebabkan ia tidak dapat lepas dari nasibnya. Bagaimana_pun ia berusaha menjauhi nasibnya, ia akan selalu terperang_kap kembali.Kesimpulan akhir adalah bahwa nasib atau tujuan akhir dari hidup itu tidak dapat diramalkan. Kadang kala usaha ma_nusia untuk merubah nasibnya hanya akan menjerumuskan diri_nya ke arah malapetaka. Hal ini juga dialami oleh tokoh tokoh tragis dalam 3 novel T. Hardy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S14196
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryunany
"Satu hal yang menarik dari drama All My Sons dan Death of a Salesman karya Arthur Miller adalah bahwa kedua drama itu saling melengkapi dalam menyampaikan sebuah kritik so_sial. Kritik sosial terhadap masyarakat Amerika pada masa setelah Perang Dunia kedua tersebut, menyoroti kehidupan dunia usaha. Kritik berupa kesalahan persepsi dari tokoh utama yang menjadikan kesuksesan materi sebagai tolok ukur bagi kesuksesan seseorang. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk membuktikan bahwa berbagai peristiwa sosial yang terjadi dalam drama tersebut mencerminkan sebagian dari keadaan sosial masyarakat Amerika yang sesungguhnya. Keadaan masyarakat sesudah Perang Dunia kedua yang ditandai dengan dominasi bidang industri dan perdagangan dalam perekonomian negara, membentuk masyarakat yang materialistis dan korisumtif. Mereka memiliki persepsi bahwa kebahagiaan dan kesuksesan dapat diraih dengan kekayaan materi. Kritik Miller disampaikannya dengan menceritakan bahwa semua persepsi yang dimiliki tokah utama dalam drama tersebut pada akhirnya terbukti salah. Dengan menggunakan pendekatan sosiologis yang berdasar pada teori sosiologis karya sastra yang mempermasalahkan karya sastra itu sendiri, seperti klasifikasi yang dibuat oleh We11ek dan Warren, saya berusaha menelaah apa yang tersirat dalam karya sastra tersebut dan apa yang menjadi tujuannya. Dari hasil telaah tersebut, saya sampai pada kesimpulan bahwa peristiwa sosial yang tersirat dalam kedua drama tersebut merupakan cerminan dari sebagian kehidupan masyarakat Amerika."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13979
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Wibowo
"Penelitian ini diberi judul _Eksistensialisme dalam Dua Drama Kontenporer Amerika_ dengan tujuan utama untuk mengupas dan menggali unsur eksistensialisme yang terkandung di dalam lakon Buried Child, buah karya Sam Shepard dan, Night Mother, karya Marsha Norman. Unsur eksistensialisme, terutama elemen-elemen pemikirannya mengenai absurditas, alienasi dan kesia-siaan hidup manusia di dunia ini yang terkandung dalam lakon-lakon tersebut merupakan bahasan utama skripsi ini dan sekaligus merupakan titik tolak penelitian yang penulis lakukan. Pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini pada hematnya adalah berupa pendekatan konvensional, yakni pendekatan kri_tik sastra yang memberi penekanan pada pemahaman teks dan penela_ahannya, namun tidak menyangkal kemungkinan digunakannya disiplin ilmu lain dengan maksud untuk mendapat gambaran yang lebih leng_kap dan menyeluruh sehingga diharapkan dapat tercipta suatu pe_nafsiran yang lebih terpadu dan tepat. Penekanan utama yang mendasari penelitian ini adalah pada usaha pemahaman masing-masing teks dan penelusuran tema-temanya baik dari segi intrinsik maupun ekstrinsiknya. Langkah tambahan berikutnya adalah menuju pada penelaahan mengenai elemen-elemen dasar drama pada umumnya seperti gaya penulisan, penokohan, alur dan latar yang terdapat dalam kedua lakon di atas, termasuk juga penelusuran mengenai metafora, imaji atau simbol yang mungkin muncul pada kedua lakon tadi. Sesuai dengan judul penelitian ini, maka sistematika penyaji_an dan penelaahan teks dalam penelitian ini diklasifikasikan me_nurut terra-terra eksistensialisme yang terkandung dalam kedua lakon. Aspek yang diutamakan dalam penggolongan terra tersebut ada lah relevansi teks dengan konsep-konsep pemikiran eksistensiali. Yang ada serta implikasi kemanusiaan yang disumbangkan karya-karya itu. Skrpsi ini akan terbagi menjadi tiga bagian penelaahan yang diawali dengan eksistesialisme itu sendiri, pandangan-pandangan umumnya, tokoh _peranan dan kaitannya dengan masalah kehidupan manusia pada umumnya. Bagian ini di bahas pada BAB II, setelah BAB pendahuluan eksistensialisme di sini tidak dibahas secara komprehensif dan mendalam karena yang ditekankan di sana bukanlah penelaahan filsafati secara mendetil, namun hanya diarahkan pada sejauh mana ide-ide sentral dalam pemikiran eksistensialis ini masuk ke dalam kedua drama tadi. Bab selanjutnya (Bab III) merupakan bagi_an yang menganalisa teks dari masing-masing lakon, menelaah elemen-elemen dan tema-tema umumnya, terutama yang berkaitan dengan topik bahasan utama dari penelitian ini, serta kaitannya dengan Bab-bab sebelumnya. Bab terakhir (Bab IV) akan menutup penelitian ini dan merupakan bagian kesimpulan yang merangkum keseluruhan intisarinya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14107
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Dennis Prasetyo
"Setelah melalui pembahasan ketiga novel Virginia Woolf yang berjudul The Voyage Out, Mrs.Dalloway dan To the lighthouse, terlihat adanya perubahan pandangan terhadap kehidupan yang tercermin dalam tokoh-tokoh utama novel-novel. Pada mulanya tokoh-tokoh utama memandang kehidupan dengan pessimistic sekali, namun pada akhirnya mereka da_pat menerima kenyataan-kenyataan dalam kehidupan tanpa mengharapkan lebih dari yang ada dan tanpa ada rasa penyesalan dalam dirinya. Namun sebelum saya menerangkan lebih jauh mengenai hal tersebut diatas, terlebih dahulu, saya menerangkan atau menyimpulkan bagaimana perkembangan Virginia Woolf dalam mengungkapkan tema pokoknya, yaitu, pandangan terhadap kehidupan tokoh-tokoh utamanya, dalam ke tiga karyanya yang berjudul The Voyage Out, Mrs. Dalloway, den To the Lighthouse. Pertama-tama terlihat perkembangan dalam masalah pokok dan lingkungan sosial yang melingkupi tokoh-tokoh utama. Dalam novel pertamanya, berjudul The Voyage Out , masalah pokok yang meliputinya adalah masalah percintaan, yaitu, bagaimana sepasang kekasih yaitu Rachel dan Terence Hewet mengalami kesulitan dalam mencapai suatu titik temu"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S13691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Winarni Suleiman
"Setelah saya menganalisa masing-masing novel dari segi pengaruh modernisasi terhadap tokoh-tokoh novel Hardy yang tinggal di pedesaan, maka dapat saya mengambil kesimpulan, bahwa pengaruh modernisasi terhadap pedesaan mempunyai dua akibat. Yang pertama adalah akibat positif, misalnya dalam bidang pertanian, dengan masuknya mesin-mesin, maka produksi pertanian akan meningkat. Selain itu metode-metode baru mulai dikenal. Dengan demikian ilmu pengetahuan para petani dalam bidang pertanian menjadi maju. Misalnya mereka dapat meningkatkan hasil pertanian mereka dengan adanya pupuk-pupuk buatan. Metode lama dalam penanaman bibit diganti dengan metode baru. Penghitungan dengan cara lama seperti yang dilakukan para petani mulai ditinggalkan. Dengan demikian waktu dapat dipergunakan secara efisien. Contoh diatas dapat kita lihat dalam novel Thomas Hardy yang berjudul The Mayor of Casterbridge seperti apa yang telah dilakukan oleh Farfrae. Demikian pula halnya dalam bidang pendidikan"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S14128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Huxley, Aldous, 1894-1963
New York: Harper & Brothers Publishers, 1922
822.9 HUX m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Leila Djafaar
"ABSTRAK
Harold Pinter (1930- ) adalah seorang dramawan inggris yang termasuk dalam apa yang disebut kelompok dra_mawan Absurd, suatu aliran yang mulai berkembang dengan pesat setelah pecahnya Perang Dunia II di Eropa. Karya_-karya aliran ini sering mendapat julukan 'anti-plays_, karena banyak menentang aturan-aturan drama konvensional pada umumnya. Hal ini dapat dilihat dari ketidak-jelasan waktu kejadian, tokoh-tokohnya yang hampir tidak memiliki kepribadian bahkan sering tanpa nama, tindakan-tindakan mereka yang cenderung selalu berubah selama perkembangan lakon, alur yang tidak linear, serta rentetan kejadian yang tidak dikaitkan oleh hubungan sebab akibat seperti dalam drama konvensional. Sebagai akibat, sering timbul pertanyaan apakah lakon itu menampilkan suatu dunia mimpi yang buruk atau dunia nyata. Tetapi satu hal yang menonjol adalah bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam lakon_-lakon tersebut tampak berada di luar jangkauan akal pikir_an manusia - penuh absurditas, tak ada konsistensi gerak maupun watak, dan tanpa makna serta tujuan yang jelas.
Kata 'absurd' itu sendiri dapat berarti 'ketidak_harmonian yang tanpa alasan, tak wajar, tak logis_

"
1985
S14088
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>