Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156821 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faisal
"Permasalahan pertama dalam skripsi ini adalah mengenai bagaimana deskripsi pola sintaktis dan bentuk leksikal ujaran pujian yang dinyatakan di dalam bahasa Inggris oleh mahasiswa sastra Inggris Universitas Indonesia. Permasalahan kedua adalah mengenai bagaimana pemilihan tipe tanggapan atas pujian menurut kategori yang dibuat oleh Holmes (1986) dan apakah pemilihan tersebut turut dipengaruhi oleh budaya Indonesia, serta bagaimana Pula realisasi ujaran tanggapan atas pujian ditinjau dari sudut pandang kesantunan berbahasa.
Dasar teoretis yang dijadikan landasan dalam menganalisis data adalah teori tindak tutu, teori kesantunan berbahasa, teori bahasa dan kebudayaan, serta penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan penelitian.
Data yang dapat dijaring berjumlah 134 ujaran pujian dan 101 ujaran tanggapan atas pujian. Data tersebut diperoleh dengan meminta responden untuk mengisikan kuesioner yang berisi situasi-situasi yang dirancang sedapat mungkin mendekati kenyataan yang sangat mungkin responder temui dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil analisis data ujaran pujian menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam menyatakan ujaran pujiannya bergantung kepada seperangkat pola sintaktis yang terbatas jumlahnya dan bentuk leksikal (yang mencakup kata kerja dan kata sifat) yang mengandung makna atau nilai positif Dapat dikatakan bahwa pujian adalah tindak ujaran yang terformula. Hal ini akan memudahkan penutur dan berbagai latar belakang yang berbeda untuk membina dan memelihara hubungan sosial dengan lawan bicara.
Untuk ujaran tanggapan atas pujian, hasilnya menunjukkan bahwa 73,3% responden menerima pujian, 22,7% menghindar/menyimpang, dan 4,0% menolaknya. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa subjek penelitian tidak dipengaruhi oleh budaya Indonesia yang cenderung menolak pujian. Jika dikaitkan dengan kesantunan berbahasa, temyata dari hasil di atas masih ditemukan beberapa responden yang melanggar norma kesantunan yang berlaku di dalam masyarakat tutur yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari. Tanggapan yang dianggap paling sopan adalah menerima pujian yang diujarkan oleh lawan bicara dan menghindari memuji diri sendiri. Namun, sebagian responden menerima pujian dengan memuji diri sendiri. Oleh sebab itu sebaiknya mereka mempelajari lagi norma kesantunan berbahasa agar hubungan sosial di antara penyerta komunikasi dapat tetap terbina dan terpelihara."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Santy
"This study investigated the use or the strategies or the speech act of criticizing by learners of English as a foreign language using a modified discourse completion. The purpose of this study was to know the realization of the speech act of criticizing by learners of English in four given speech situations. The speech situations differed in three contextual variables, i.e. power, solidarity, and the presence of a third party in every speech situation.
The subjects of this study were the students of the English Department, Atma Jaya Catholic University of Indonesia, sitting in semesters 2, 4, 6, and 8. This was a case study. The subjects consisted in 128 respondents. They were grouped by sex, class of semester, duration of stay in English speaking countries, duration of learning English in an English course, and their TOEFL score in the last one or two years, all of which were treated as independent variables in this study. However, as only a few respondents stayed in an English speaking country, the duration of stay in the English speaking country was not analyzed in this study.
This study revealed that the strategies of criticizing performed by learners of English as a second language, especially by students of the English Department, Atma Jaya Catholic University of Indonesia, differed in terms of the categories, such as sex, class of semester, duration of stay in English speaking countries, duration of learning English in an English course, and their TOEFL score in the last one or two years. The differences were caused by power and solidarity in the four speech situations. However, the public parameter investigated by the presence of a third party in every speech situation did not affect the realization of the speech act of criticizing in the four given situations. There was a tendency that the respondents used solidarity parameter when expressing criticism. In a speech situation where the hearer was superior to the respondent and they had close relationship, the respondents tended to express criticism baldly and off record. On the contrary, in the circumstances where the hearers were superior to the respondents and they did not have close relationship, the respondents tended to choose the strategy of criticizing by using negative politeness. Sub-strategies of negative politeness the respondents often used included the use of hedges, terms of deference, conventionally indirect utterance, and apologizing expression.
By using the T-test, this study revealed that there was no significant difference in four given speech situation between semester 2/4 respondents and semester 6/8 respondents. The same is true in the four speech situations between male and female respondents. By using ANOVA, this study found out that there was no significant difference in the four given speech situations between the respondents that learned English in an English course for 1 year, 1 until 3 years, and more than 3 years. In addition, ANOVA revealed that there was no significant difference in the four speech situations between the respondents with TOEFL score of 400-450, 451-500, and 501-550. Furthermore, although there were no substantial differences between respondents in terms of dependent variables, the performance of criticizing reflected communicative styles and interference of Indonesian as L1 socio-cultural strategies in their second language behavior. In other words, the respondents failed to use communicative competence in interaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11590
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titien Diah Soelistyarini
"ABSTRAK
Sehubungan dengan semakin pentingnya peran bahasa Inggris di dalam era globalisasi ini semakin banyak orang Indonesia mempelajari bahasa Inggris. Bahasa Inggris yang digunakan oleh para pembelajar ini menjadi fokus di dalam skripsi saya, yang khususnya membahas tentang tindak tutur permintaan maaf di dalam bahasa Inggris yang direalisasikan oieh penutur bahasa Indonesia sebagai pembelajar bahasa Inggris. Bentuk ujaran yang digunakan untuk merealisasikan tindak tutur ini akan dikaitkan dengan strategi-strategi tertentu (Olshtain dan Cohen, 1983) yang diterapkan sebagai sebuah upaya untuk melindungi keterancaman muka para peserta tutur serta dalam kaitannya dengan prinsip kesantunan dan prinsip keseimbangan dalam hubungan antarpeserta tutur (Brown and Levinson, 1992). Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan langsung kepada responden. Dipilih sebagai responden adalah para mahasiswa dari jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, yang sedang atau telah menempuh tahun ketiga. Berdasarkan hasil analisis dari data yang terkumpul, saya sampai pada kesimpulan bahwa para responden mempunyai kecenderungan untuk menggunakan IFID (Illocutionary Force Indicating Device) di dalam tindak tutur permintaan maaf yang mereka lakukan, atau dengan kata lain mereka cenderung untuk mengungkapkan permintaan maaf secara eksplisit dengan verba-verba tertentu yang menjadikan daya ilokusioner ujaran-ujaran tersebut jelas. Satu temuan yang menarik dari penelitian ini adalah munculnya sebuah strategi dalam meminta maaf secara tidak langsung yang tidak ada dalam penelitian Olshtain dan Cohen yang terdahulu, yakni penutur menyatakan harapannya agar petutur bersedia untuk menerima permintaan maafnya, seperti dalam ujaran I hope you're not angry with me. Hal ini tampaknya dipengaruhi oleh latar belakang budaya responden sebagai orang Indonesia yang cenderung untuk menjunjung norma-norma kesopanan. Miskinnya khazanah tutur (repertoire) yang tampak dari pilihan kata untuk mengungkapkan permintaan maaf dapat dikaitkan dengan kompetensi komunikatif yang dimiliki responden. Hal ini juga mengandung implikasi bahwa perlu adanya perbaikan dan peningkatan mutu pengajaran bahasa Inggris sehingga pengajaran bahasa Inggris pada masa-masa mendatang lebih berlandaskan pada aspek-aspek sosiologis dan komunikatif bahasa.

"
1996
S14229
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rainer Abraham
"ABSTRAK
Skripsi ini adalah kajian sosiolinguistik untuk meneliti pemilihan bahasa antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dan hubungannya dengan presentasi diri dalam media sosial Instagram. Subjek dari penelitian ini adalah 6 orang mahasiswa program studi Inggris Universitas Indonesia. Melalui analisis tekstual dan pendekatan techno-linguistic biography, penelitian ini berusaha untuk mencari tahu bagaimana pemilihan bahasa digunakan untuk membangun presentasi diri di Instagram, dan mengapa subjek penelitian lebih sering memilih untuk menggunakan bahasa Inggris dibanding Indonesia. Presentasi diri dan konstruksi identitas dipilih karena bahasa merupakan penanda identitas dan dapat dipakai sebagai salah satu strategi presentasi diri. Penelitian ini menemukan bahwa bahasa Inggris dipilih saat para subjek mempresentasikan diri sebagai kaum muda metropolitan berkelas yang tergabung dalam masyarakat global. Sedangkan bahasa Indonesia dipilih saat para subjek mempresentasikan diri sebagai kaum muda Indonesia yang santai. Penelitian ini diharapkan dapat membantu memahami bagaimana kaum muda melakukan pemilihan bahasa di media sosial, khususnya Instagram.

ABSTRACT
This thesis conducts a sociolinguistics research about language choice between English and Indonesian and its relationship to self presentation in social media site Instagram. The subjects are 6 students from the English study program of Universitas Indonesia. Using textual analysis and techno linguistic biography approach, this research wants to find out how language choice is used to build self presentation in Instagram, and why the subjects prefer to choose English rather than Indonesian. Self presentation and identity construction are chosen to be researched because language is a sign of identity and can be used as a strategy in doing self presentation. This research found that English is chosen to present an image of classy young metropolitan and global people. Meanwhile, Indonesian is chosen to present an image of playful young people. Hopefully this research can help to understand the language choice of young people in social media, particularly Instagram."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S66400
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Marudut Hotman Pangihutan Bancin
"Penelitian ini terutama bertujuan untuk mengungkap derajat kepatutan tindak tutur direktif bahasa inggris yang dicapai pemelajar bahasa Inggris yang telah mempelajari bahasa ini sebagai bahasa kedua selama lima semester di FIPB UI. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendiskusikan, mengklasifikasi, dan mengkuantitikasi kesalahan yang dibuat pemelajar ini menurut penyebab atau sumber kesalahan tersebut.
Korpus data penelitian ini dikumpulka1i dari jawaban responden dengan kuesioner survei. Sementara ancangan kualitatif dimanfaatkan untuk mengungkap hentuk-bentuk tindak tutur yang digunakan dan kesalahan yang ada yang dibuat responden penelitian ini, ancangan kuantitatif dipakai untuk mengkuantifikasi data dengan analisis statistik, Anaiis variansi dan Uji-t.
Temuannva mencakupi kelebihsukaan responden dalam menggunakan strategi bertutur tertentu, jenis dan sumber kesalahan kompetensi, dan korelasi kompetensi linguistik dengan kompetensi sosiolinguistik. Kemudian analisis variansi dalam hal jenis kelamin memperoleh basil yang menunjukkan bahwa kepatutan tindak tutur direktif responden berbeda secara signifikan menurut jenis kelamin seperti yang dapat disimpulkan dari basil uji-t yang signitikan pada a=0,05 Implikasinya adalah kelompok perempuan cenderung memiliki tindak tutur yang lebih patut daripada kelompok laki-laki.

This research is primarily aimed at exploring and revealing the appropriateness degree of English directive speech acts achieved by the English learners who have been exposed to English as a second language for five semesters at FiPB UI. in order that a speaker speaks English appropriately, he should take several factors into account whether or not the hearer is superior, the speaker and the hearer have known each other well, and the verbal interaction takes place in public. Also, it is the aim of this study to discuss. classify, and quantify errors made by the learners according to their causes or sources.
The corpus of data for this research was extracted from the answers of the respondents via a survey questionnaire. Whereas the qualitative approach was employed in this work to explore the forms of speech act used and the existing errors commitTed by the respondents, the quantitative approach was utilized to e quantify the data using statistical analyses, Analysis of variance and T-test.
The findings include the respondents' preference to use particular strategies, the types and sources of competence errors, and the correlation between linguistic competence and sociolinguistic competence. Moreover, the analysis of variance in terms of sex yields a result which shows that appropriateness of the respondents' directive speech acts does vary significantly according to sex as can be inferred from the result of the t-test significant at a=0.05. The implication is that female group tends to have more appropriate speech act than male group.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T10980
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Sujarwati
"Analisis kesalahan berbahasa ialah suatu prosedur kerja dan sebagai suatu prosedur kerja, penelitian analisis kesalahan berbahasa ini telah melewati tahap-tahap kerja tertentu dan telah berhasil mengidentifikasi jenis dan penyebab kesalahan penggunaan frasa nominal dalam kalimat bahasa Inggris yang ditulis olch pemelajar. Kesalahan tata bahasa yang ditemukan dianalisis secara linguistik berdasarkan kaidah tata bahasa dari bahasa yang dipelajari, yaitu kaidah bahasa Inggris, untuk mengetahui jenis dan penyebab kesalahan itu. Kemudian lerdasarkan deskripsi linguistik ini, penyebab kesalahan dijelaskan berdasarkan teori psikolinguistik dan teori belajar.
Penelitian analisis kesalahan berbahasa ini mempunyai manfaat praktis dan teoretis. Manfaat praktis penelitian ini bagi pengajaran ialah dapat menjadi bahan latihan bahasa yang bersifat remedial, menjadi alat untuk memilih butir-butir sebagai bahan evaluasi atau pengujian kemahiran pemelajar dan menjadi masukan untuk penyusunan materi pengajaran bahasa, seperti menentukan butir pengajaran bahasa yang sesuai dengan tingkat kesulitan dan kemudahan belajar, menentukan butir-butir yang perlu penjelasan dalam bahasa sasaran dan menentukan butir pengajaran. Manfaat teoretisnya ialah sebagai usaha untuk memberikan pemahaman terhadap proses pemerolehan bahasa kedua. Pengetahuan ini penting untuk..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T37560
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Jannes Freddy
"The objectives of this research are to find the relationship between language attitude and self-concept with English writing ability and to describe the language attitude, self-concept, and English writing ability based on social factors such as gender, ethnicity, and college background. The survey was conducted at five universities/colleges in Jakarta.
There are three approaches used in this research. sociolinguistic, psychological, and language teaching approaches. The collecting data technique applied in this research was randomly purposive sampling. Questionnaires are used to obtain the language attitude and self-concept data. Writing tests are conducted to get the writing ability scores. The obtained writing scores are the mean provided by two qualified writing raters. All data in the form of numbers are statistically analyzed by computer using SPPS (Slalislical Packages./or Social Studies) 1 1.0 for windows by using parametric and nonparametric tests such as Pearson Product Moment, Regression, Anova, T-testnd Kruskal-Wallis H.
The study reveals that there are positive relationships between:
(1) attitude toward English and English writing ability;
(2) self-concept and English writing ability; and
(3) attitude toward English and self-concept with English writing ability.
The study also proves that:
(4) except for the kind of work that needs English, the social variables such as gender, ethnicity, college background do not seem to contribute to the attitude toward English;
(5) the social variables do not seem to contribute to the writing self-concept; and
(6) except for college background and the kind of work that needs English, the social variables do not seem to contribute to the writing self-concept.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T11205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Fitriani
"Tindak tutur meminta maaf adalah tindak tutur yang ditujukan untuk memperbaiki suatu tindak pelanggaran dan mengembalikan keharmonisan hubungan sosial antara penutur dan petutur. Untuk mencapai tujuan itu, penutur perlu memilih strategi yang sesuai. Pemilihan strategi bertutur dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor kuasa dan solidaritas yang dimiliki oleh penutur dan petutur. Penelitian ini membahas strategi meminta maaf dalam bahasa Inggris di kalangan pengajar dan pemelajar bahasa Inggris di Universitas Negeri Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian sosiopragmatik yang menerapkan teori Olshtain dan Cohen (1983), Blum-Kulka dan Olsthain (1984), Holmes (1990), Trosborg (1995), dan Aijmer (1996) mengenai strategi meminta maaf.
Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan dan menjelaskan strategi meminta maaf dalam bahasa Inggris di kalangan pengajar bahasa Inggris di Universitas Negeri Jakarta,(2) mendeskripsikan dan menjelaskan strategi meminta maaf dalam bahasa Inggris di kalangan pemelajar bahasa Inggris di Universitas Negeri Jakarta, (3) menjelaskan pengaruh faktor kuasa dan solidaritas terhadap pemilihan strategi meminta maaf, (4) mencari petunjuk apakah faktor jender, nilai TOEFL, pengalaman menetap di negara berbahasa Inggris, lamanya belajar, dan pengalaman mengajar mempengaruhi pemilihan strategi meminta maaf. Data penelitian ini diambil dari kuesioner survei yang telah diisi oleh 23 orang pengajar bahasa Inggris dan 88 orang pemelajar bahasa Inggris di Universitas Negeri Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden lebih memilih strategi gabungan meminta maaf daripada strategi dasar meminta maaf. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa strategi meminta maaf yang digunakan oleh kelompok pengajar berbeda dengan strategi meminta maaf yang digunakan oleh kelompok pemelajar. Selain itu, ditemukan pula adanya pengaruh faktor kuasa dan solidaritas terhadap penggunaan strategi meminta maaf. Temuan lain dari penelitian ini adalah faktor jender, nilai TOEFL, pengalaman menetap di negara berbahasa Inggris, lamanya belajar, dan pengalaman mengajar mempengaruhi pemilihan strategi meminta maaf yang digunakan oleh responden.

The Speech act of apologizing is the speech act which is aimed at providing remedy for an offence and restoring social harmony between an addresser and an addressee. An addresser needs to decide appropriate strategies to achieve such goals. There are some factors that influence addresser in choosing appropriate strategies, such as power and solidarity the addresser or addressee has. This study employs sociopragmatic approach, applying theories of Olshtain and Cohen (1983), Blum-Kulka and Olshtain (1984), Holmes (1990), Trosborg (1995), and Aijmer (1996) on apologizing strategy.
This study aims at (1) describing and explaining apologizing strategies used by English lecturers at Jakarta State University, (2) describing and explaining apologizing strategies used by English learners at Jakarta State University, (3) explaining the influence of power and solidarity on apologizing strategies used by the respondents, (4) identifying the influence of gender, TOEFL score, respondentsÂ? experience living in English speaking countries, length of studying English, and teaching experience on apologizing strategies that are used by the respondents. The data of this study are derived from the questionnaires which had been completed by 23 English lecturers and 88 English learners at Jakarta State University.
The result of the study reveals that the majority of the respondents prefer to use combined apologizing strategies to main apologizing strategies. The finding further reveals that apologizing strategies used by English lecturers are different from those used by English learners. The finding also shows that power and solidarity influence the respondents in choosing apologizing strategies. Furthermore, gender, TOEFL score, respondentsÂ? experience living in English speaking countries, length of learning English, and teaching experience influence the respondents in choosing apologizing strategies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
T39178
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Sisbiyanto
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mualimin
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T4532
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>