Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27016 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"The high growth of motorcycle (M/C) with 23 % -30% per year and the proportion of M/C with 50%-73% particularly on secondary arterial road npw days has given specifuc phenomenon to traffic situation of urban road. The most influencing growth has not well services yet neither mean of existing facility nor traffic management. On the other side, the guidance which is needed for standardized development of M/C lanes has become a constraint for the road and traffic planner to solve the problem. Overall, the purposes of this study are to identify the performance indicators and criterions which are related to M/C lanes needs particularly on arterial urban road with 4/2 and 6/2 divided. This study was started with assumptions that the M/C growth have influenced to traffic performance. Several data have been collected and have analyzes by mean of traffic characteristic analyses (traffic volume and proportion, speed operational), Q/C analyses and M/C movement behavior analyses. . The result analyses shows that the main criterion through the needs of M/C lanes. i.e M/C proportion > 34,5% and M/C peak hour volume > 1200 pcu's . Statistical analyses also show that there were significant correlations of the two criterions with the degree of saturation Q/C> 0,65. Another criterion which is also important for M/C lanes designing was M/C accident proportion with greater than 40%. To design of LOS (level of service) D M/C lanes with 0,650,86 criterion for physical separator of exclusive M/C lanes. Furthermore, to design M/C lanes width for medium (M) side friction has proposed wider than 3,00 meter with M/C volume design greater than 625 pcu's/hour and greater than 575 pcu's/hour for high (H) side friction with LOS C design."
JUJAJEM
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Erwansyah Sjarief
"Banyak perusahaan, di Indonesia belum memiliki visi (vision) dalam mengantisipasi perubahan global, seperti dikemukakan oleh Emil Salim (1996). Hal ini menunjukkan betapa lemahnya kemampuan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam mengantisipasi masa depan (strategic intent) perusahaannya dalam era persaingan bebas yang tinggal beberapa tahun lagi. Visi merupakan salah satu bagian dari manajemen stratejik yang belum mendapat perhatian strategis dalam kehidupan perusahaan di Indonesia, buktinya hanya perusahaan-perusahaan skala besar yang sudah menyusun manajemen stratejinya secara komprehensip, detail dan memberikan tekananan pada akurasi. (Setiawan HP, Zulkiflimansyah, 1996), dan kalaupun ada perusahaan yang menggunakan manajemen strateji, biasanya masih bersifat sederhana dan parsial.
Hamel dan Prahalad mengingatkan pentingnya peranan manajemen stratejik dalam perusahaan. Kedua pakar manajemen stratejik ini memberikan landasan kepada pentingnya resource based, dengan memperhatikan kompetensi inti yang dimiliki perusahaan dalam rangka mengantisipasi masa depan (strategic intent) terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik dalam lingkup internal maupun eksternal. Pendapat lain dikemukakan oleh Michael Porter yang dikenal dengan konsep Competitive Strategy nya. Porter lebih berorientasi kepada market based, artinya perusahaan harus memiliki keunggulan daya saing di pasar untuk membedakannya dengan pesaing. Kedua pendapat ini dinilai baru sebatas memberikan penjelasan dari rumusan manajemen strateji, tetapi belum dapat memberikan tata cara penerapan dari manajemen strateji tersebut. (Setiawan HP, Zulkiflimansyah, 1996). Sekalipun kedua konsep ini memiliki perbedaan yang sangat mendasar, tetapi baik resource based maupun market based sama-sama memiliki kesamaan dalam menyikapi masa depan perusahaan, yaitu perlunya perusahaan mengenali kemampuan dan kompetensinya secara optimal.
Tesis ini hanya akan membahas satu sisi dari manajemen stratejik yaitu bagaimana memformulasikan suatu rumusan tujuan perusahaan yang komprehensip, terukur, spesifik, realistik, dan adaptif terhadap perubahan-perubahan yang telah dan akan terjadi dalam era persaingan bebas pada perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara), khususnya pada PT XYZ (Persero), dengan menggunakan pendekatan model Balance Scorecard yang terdiri dari empat perspektif yaitu : perspektif keuangan, perspektif kepuasan pelanggan, perspektif bisnis internal serta perspektif belajar dan bertumbuh. Digunakannya model Balance scorecard adalah karena selama ini rumusan tujuan perusahaan BUMN, selalu berorientasi kepada tingkat Rentabilitas, Solvabilitas dan Liquiditas,atau dengan kata lain menggunakan ukuran-ukuran keuangan (rational goal model). Padahal rumusan tujuan perusahaan yang demikian tidak dapat mengakomodasikan faktor-faktor di luar faktor keuangan.
Rumusan tujuan perusahaan sendiri adalah gagasan, keinginan yang realistik dan terukur, yang ingin diraih pada saat sekarang dan masa datang dengan mempertimbangkan kemampuan dan kompetensi perusahaan. Dengan kata lain rumusan tujuan menjadi penunjuk arah pencapaian tujuan perusahaan.
Dalam situasi persaingan yang semakin ketat seperti sekarang ini, dimana perubahan terjadi secara cepat, maka rumusan tujuan menjadi penting artinya bagi perusahaan, karena rumusan tujuan dituntut untuk adaptif terhadap perubahan.
Ada empat alasan mengapa rumusan tujuan penting artinya dalam kehidupan perusahaan yang berada dalam era persaingan bebas, yaitu : pertama, dengan rumusan tujuan akan dapat ditentukan strateji yang tepat dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Kedua, rumusan tujuan tidak selalu identik dengan kinerja keuangan, seperti yang selama ini banyak diartikan. Ketiga, masih terbatasnya pemahaman terhadap rumusan tujuan perusahaan. Keempat, sekalipun ada perusahaan yang memiliki rumusan tujuan, tetapi seringkali belum memberikan gambaran yang terukur, spesifik, realistik, sesuai dengan kemampuan dan kompetensinya sekaligus adaptif terhadap tuntutan lingkungan usaha.
Dengan menggunakan pendekatan model Balance Scorecard, hasil analisis tesis ini menunjukkan bahwa perspektif keuangan ternyata tetap menjadi faktor utama yang dikehendaki dalam rumusan tujuan, disusul oleh perspektif belajar dan bertumbuh pada tingkat kepentingan kedua. Sedang tingkat kepentingan ketiga dan keempat dalam rumusan tujuan PT XYZ (Persero) adalah perspektif pelanggan dan perspektif bisnis internal."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Yustari M.
"ABSTRAK
Penulisan tugas akhir ini diajukan sebagai usulan, pemecahan masalah yang dikemukakan pihak manajemen PT. XYZ. Permasalahan yang terjadi pada PT. XYZ dianalisis menggunakan metode 7-S McKinsey. Yang menjadi fokus utama dari permasalahan di perusahaan ini adalah pada faktor staf. Di mana permasalahan yang terjadi adalah seluruh karyawan PT. XYZ kurang memiliki kompetensi yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan perusahaan.
Permasalahan tersebut terjadi akibat proses seleksi PT. XYZ selama ini tidak tajam (terstandar dan terstruktur) serta tidak memiliki dasar penilaian yang jelas sehingga hasilnya sering kali tidak obyektif. Dengan menggunakan kompetensi sebagai dasar penilaian maka obyektivitas tersebut dapat dihilangkan karena kompetensi memberikan gambaran perilaku yang jelas, rinci, dan spesifik yang berkaitan dengan kinerja yang unggul sesuai dengan visi, misi, dan strategi perusahaan.
Tugas akhir ini menjelaskan proses penyusunan model kompetensi yang disertai dengan analisa jabatan untuk PT. XYZ. Kemudian penyusunan model kompetensi itu diaplikasikan dalam wawancara berbasis kompetensi untuk mengidentifikasi komptensi calon karyawan-karyawan dalam proses seleksi maupun evaluasi sebagai salah satu kegiatan yang penting dilakukan PT. XYZ saat ini. Model kompetensi yang dibuat berdasarkan LOMA's Competency Dictionary."
2007
T 17830
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veithzal Rivai Zainal
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005
658.312 RIV p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Suprapti
"Peningkatan kwalitas Sumberdaya Manusia merupakan pilihan strategis dalam rangka peningkatan kinenja organisasi. Ini berarti bahwa perlu dilakukan upaya pembinaan terus menerus dan berkesinambungan. Salah satu pewvujudan pembinaan adalah melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat). Keberhasilan suatu diklat sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, saiah satu di antaranya adalah widyaiswara yang memiliki tugas pokok dan finngsi melaksanakan pendidikan dan pelatihan.
Widyaiswara memegang peranan strategis dalam peningkatan kwalims sumberdaya manusia perlu mendapatkan pembinaan yang terus menems dan berkesinambungan agar mencapai kwalitas widyaiswara yang bcrkinerja tinggi. Guna mengetahui tingkat pencapaian kinerjanya pcrlu dilakukan kqgiatan penilaian kinerja. Penilaian kinexja yang efektif akan memotivasi widyaiswara dalam meningkatkan kinerjanya secara tems menerus. Untuk mendukung efektivitas penilaian kinerja perlu didukung dengan instmmen dan prosedur penilaian kinerja.
Mengacu pada hasil pooling terhadap para responden dapat disimpulkan bahwa perlunya perbaikan instrumen dan prosedur penilaian kinerja agar dapat meningkatkan motivasi Widyaiswara. Pcrbaikan ini diharapkan dapat meningkatkan kineria widyaiswara secara optimal sehingga dapat mendukung kine1ja organisasi dalam pelaksanaan kediklatan. Berkaitan dengan hal ini maka dalam tulisan ini dibahas ."?Rancangan Program Perbaikan Instrumen dan Prosedur Penilaian Kine&a Pejabat Fungsiona! Widyaiswara unruk menginglratkan kinerja?

Improving the quality of Human Resources being represent strategic choice in order to make-up of organizational performance. This means that require to strive continual and continuous constmction. One ofthe materialization of construction is to through activity of training and education. Efficacy a training very influenced by some factor, one ofthe among others is widyaiswara owning fundamental duty and function execute training and education.
Widyaiswara playing a part strategic in improving of quality of human resources being require to get continual and continuous construction. Perfomance appraisal represent one of the materialization of construction. ln order to effectiveness in performance appraisal is to relating to procedure and instrument performance appraisal.
Relate at result of pooling to all responder can be concluded that the importance of repair of procedure and instrument performance appraisal so that can improve motivation of Widyaiswara This Repair is expected can improve performance of widyaiswara in an optimal fashion so that can support organizational performance in execution of training. Relate to this matter hence in this article is studied :" Device Program Repair of Instrument and Procedure Performance Appraisal Of Widyaiswara in order to Improving Performance".
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34101
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risma Setyawati Nisriina Retnadi
"Salah satu faktor utama penyebab kecelakaan lalu lintas adalah hazard perception, sementara hal yang dapat mempengaruhi hazard perception adalah subjective driving skill. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran subjective driving skill pada hazard perception pada pengendara sepeda motor usia muda. Penelitian dengan pendekatan non-eksperimental dilakukan bersama 155 pengendara sepeda motor berusia 17-29 tahun Partisipan diminta untuk menonton video yang terdiri atas 8 skenario jalan raya yang berisi objek hazard, dan mengidentifikasi munculnya hazard serta mengevaluasi seberapa bahaya objek hazard pada setiap skenario. Setelah selesai, partisipan diminta untuk mengisi kuesioner subjective driving skill. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjective driving skill memiliki peran yang signifikan dalam mengurangi kemampuan pengendara dalam mendeteksi bahaya  (hazard detection)dan kemampuan evaluasi pengendara terhadap bahaya yang muncul (threat appraisal (β=-.162, p < .05; β=-.246, p < .05). Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan informasi bagi pembaca untuk tetap waspada terhadap bahaya lalu lintas, karena walaupun seseorang merasa bahwa ia mampu mengendalikan bahaya dan memiliki kemampuan berkendara yang diatas rata-rata, bukan berarti hal tersebut membuat seorang pengendara akan secara mutlak terhindar dari bahaya.

The essesntial factor of accidents is hazard perception, while one of the things that can affect hazard perception are subjective driving skills. This study aims to examine the role of subjective driving skills in hazard perception in young motorcycle riders. With non-experimental approach, this research includes 155 motorbike riders aged 17-29 years. Participants were asked to watch a video consisting of 8 scenarios containing hazards objects and detect the appearance of hazard and evaluate how dangerous the hazard objects are in each scenario. After completion, participants were asked to fill out the subjective driving skill questionnaire. The results of this study indicate that subjective driving skill carry out a significant role in reducing the ability of motorists to detect haszards and the capability of motorists to evaluate the hazards that arise (β=-.162, p < .05; β=-.246, p < .05). The results of this study can be a cornerstone of information for readers to remain viginant of traffic hazards, because even if someone feels he is able to control the dancger and have the ability to drive above average, it does not mean it makes rider will absolutely avoid danger.

 

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paula
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perancangan pengukuran kinerja pada proses manajemen rantai pasokan untuk perusahaan produk tekstil sehingga perusahaan dapat menjalankan proses operasional secara efektif untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan melalui studi kepustakaan serta penelitian lapangan. Penelitian menyimpulkan bahwa perbaikan dan pengembangan atas proses dan pengukuran kinerja perlu dilakukan terhadap kedelapan proses dalam manajemen rantai pasokan yaitu manajemen hubungan pelanggan, manajemen layanan pelanggan, manajemen permintaan, pemenuhan pesanan, manajemen alur produksi, manajemen hubungan pemasok, pengembangan produk dan komersialisasi serta manajemen retur. Penelitian ini juga menyarankan perusahaan untuk mengkomunikasikan peta strategi dan sasaran strategis secara jelas kepada seluruh jajaran struktur dalam perusahaan serta melakukan pengukuran kinerja secara berkala terhadap perspektif keuangan, pelanggan dan proses manajemen rantai pasokan sebagai perspektif proses internal sehingga dapat mengetahui kelemahan perusahaan dan menentukan rencana inisiatif untuk perbaikan berkelanjutan.

This study aims to design performance measurement in supply chain processes for textile product company with the result that the company could run the operational process effectively to increase profitability of the company. This study is a qualitative research conducted through literature and field study. The study concluded that improvements and development in process and performance measurement needs to be carried out on each of the eight processes in supply chain management which are customer relationship management, customer service management, demand management, order fulfillment, manufacturing flow management, supplier relationship management, product development and commercialization also return management. The study advises company to communicated the strategy maps and strategic objectives clearly to the employee of the corporate structure also conduct performance measurement for financial perspective, customer perspective and supply chain management processes as internal process perspective on a regular basis to identify the weaknesses of the company and determine initiatives action for continuous improvement.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Novianto
"Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra telah menghadapi berbagai hambatan, termasuk campur tangan pemerintah, masalah kepemilikan tanah, dan tantangan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko kebijakan yang mempengaruhi pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra, mengembangkan model hubungan dengan rough DEMATEL untuk melihat apa saja risiko kebijakan yang menjadi penyebab dan terdampak, serta memberikan langkah korektif dan preventif terhadap risiko kebijakan pada pembangunan infrastruktur Jalan Tol Trans Sumatra. Metode yang digunakan melibatkan penyebaran kuesioner kepada 10 pakar dengan pengalaman minimum 10 tahun di bidang pembangunan jalan tol dan telah menyelesaikan pendidikan sarjana. Tanggapan dari para pakar dianalisis menggunakan metode rough DEMATEL. Hasil penelitian menunjukkan adanya 6 risiko kebijakan dominan pada proses pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra. Risiko pertama adalah keterlambatan izin dan persetujuan proyek, yang dapat menghambat dimulainya proyek dan menyebabkan penundaan serta peningkatan biaya. Risiko kedua, intervensi pemerintah, yang dapat menyebabkan perubahan arah proyek atau penghentian sementara. Risiko ketiga, ketidakefisienan manajemen konflik yang dapat menimbulkan ketidakstabilan dalam tim proyek dan mempengaruhi produktivitas. Risiko keempat, perubahan kebijakan dan regulasi yang dapat mengharuskan penyesuaian besar dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek. Risiko kelima, kurangnya standar kesepakatan kontrak yang dapat menimbulkan sengketa antara pihak-pihak yang terlibat. Terakhir, risiko keenam status kepemilikan tanah yang tidak jelas atau bermasalah dapat menunda atau bahkan menggagalkan proyek. Kesimpulan: Hasil penelitian ini penting untuk dipertimbangkan oleh pemerintah Indonesia guna memahami situasi implementasi proyek transportasi, khususnya dalam pembangunan jalan tol Trans-Sumatra. Dengan memahami dan mengevaluasi hambatan-hambatan tersebut, pemerintah dapat mengambil langkah-langkah yang lebih tepat dalam merancang dan melaksanakan kebijakan untuk meningkatkan kinerja biaya proyek infrastruktur jalan tol di masa depan.

The development of the Trans Sumatra Toll Road has faced various obstacles, including government intervention, land ownership issues, and other challenges. This study aims to identify policy risks affecting the construction of the Trans Sumatra Toll Road, develop a relationship model using rough DEMATEL to examine the causes and impacts of these policy risks, and provide corrective and preventive measures against policy risks in the infrastructure development of the Trans Sumatra Toll Road. The method used involves distributing questionnaires to 10 experts with a minimum of 10 years of experience in toll road construction and a completed undergraduate education. Responses from the experts were analyzed using the rough DEMATEL method. The study results indicate six dominant policy risks in the construction process of the Trans Sumatra Toll Road. The first risk is project approval and permit delays, which can hinder the project's commencement and cause delays and increased costs. The second risk is government intervention, which can lead to project direction changes or temporary stoppages. The third risk is inefficient conflict management, which can create instability within the project team and affect productivity. The fourth risk is policy and regulatory changes, which may require significant adjustments in project planning and execution. The fifth risk is the lack of standardized contract agreements, potentially causing disputes among involved parties. Finally, the sixth risk is unclear or problematic land ownership status, which can delay or even cancel the project. Conclusion: The findings of this study are crucial for the Indonesian government to consider in understanding the implementation situation of transportation projects, particularly in the development of the Trans Sumatra Toll Road. By understanding and evaluating these obstacles, the government can take more appropriate steps in designing and implementing policies to improve the cost performance of toll road infrastructure projects in the future.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hario Koncoro A.
"Pada umumnya, kinerja proyek pembangunan bidang konstruksi dinilai dari aspek biaya, mutu dan waktu. Pembangunan bidang konstruksi yang tidak efisien akan mengakibatkan pemborosan sehingga akan berdampak menurunkan kinerja proyek secara keseluruhan. Tingkatan suatu efisiensi dipengaruhi oleh tingkat profesionalisme sumber daya manusia dan tingkat kesempurnaan aturan yang dipakai sebagai acuan dalam melaksanakan pembangunan.
Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk melakukan suatu kajian tentang pengaruh sistem pengadaan jasa konstruksi di Bina Marga terhadap kinerja proses konstruksinya, khususnya yang berkaitan dengan evaluasi terhadap kualitas dokumen penawaran. Untuk mengukur kualitas dokumen penawaran diperlukan parameter-parameter kunci yang dapat diukur oleh tolok ukur yang baku. Dalam hal ini yang dipakai sebagai tolok ukur adalah kinerja proses konstruksi yang ditinjau dari segi waktu dan biaya. Dengan demikian, perlu dicari parameter-parameter yang berkaitan dengan kinerja pelaksanaan konstruksi dan kualitas dokumen penawaran.
Hasil analisis korelasi antara kualitas dokumen penawaran terhadap waktu dan biaya proses konstruksi telah did apatkan parameter-parameter antara lain, Metode Pelaksanaan, Sistem Pengadaan Sumber Daya, Organisasi Proyek Kontraktor, Sistem Informasi & Manajemen Proyek, Kewajaran Harga Penawaran, Estimasi Volume Pekerjaan, Kinerja Pelelangan dan Prakualifikasi, yang dapat dipergunakan untuk menentukan kualitas dokumen penawaran dimasa mendatang.
Pada akhirnya, temuan tersebut dapat dipergunakan untuk menyempurnakan aturan-aturan yang berkaitan dengan evaluasi kualitas dokumen penawaran pada khususnya dan penyempurnaan sistem pengadaan jasa konstruksi pada umunmya, dalam rangka meningkatkan kinerja proyek."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T3770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>