Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175623 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tia Yulianandari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko dan besarnya keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) dan pada karyawan total assembly line 5 combi dan line 9 home theathre PT. X Cibitung tahun 2009 dengan metode Quick Exposure Check (QEC) dan Nordic Body Map yang sudah dimodifikasi. Jumlah sampel yang digunakan adalah 52 karyawan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada aktivitas kerja mengangkat dan memindahkan objek baik pada line 5 combi dan line 9 home theathre memiliki tingkat risiko tinggi dengan skor total 72% pada kelompok 4. Sedangkan untuk aktivitas berdiri statis tanpa kegiatan mengangkat dan memindahkan objek pada line 5 combi dan line 9 home theathre memiliki tingkat risiko 60,49% dan tergolong pada kelompok 3. Nilai risiko Leher untuk semua aktivitas kerja di setiap line tergolong very high. Skor tertinggi punggung terdapat pada aktivitas lifting & moving pada setiap line dengan skor 36. Skor tertinggi bahu/lengan terdapat pada aktivitas lifting & moving pada setiap line dengan skor 36. Sedangkan Skor tertinggi tangan dan pergelangan tangan terdapat pada aktivitas lifting & moving pada setiap line dengan skor 36. Hasil kuisoner keluhan musculoskeletal menunjukkan keluhan terbanyak terdapat pada leher.

The Purpose of this research is to know level of risk and musculoskeletal complaint of total assembly employees in line 5 combi dan line 9 home theathre PT. X Cibitung 2009 using Quick Exposure Check (QEC) method dan modification of Nordic Body Map. Total samples on this research is 52 employees. The result of this research indicate that lifting and moving activities in line 5 combi and line 9 home theathre have high risk level with total score 72% in group 4. Static activities without lifting and moving object have a moderate risk level with total score 60.49% in group 3. Level of risk for neck in every activities categoried very high. The highest score of back is in lifting and moving activities for every line, and the score is 36. The score of arm and shoulder for lifting & moving in every line is 36. The score of hand and wrist for lifting & moving in every line is 36. The result of questionnaire indicate that most complaint is in neck."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S5619
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Kurniawati
"Sistem kerja di industri tekstil memiliki risiko terjadinya gangguan muskuloskeletal. Penelitian bertujuan untuk melihat gambaran faktor risiko ergonomi dan keluhan subjektif MSDs pada pekerja pabrik proses finishing di Departemen PPC PT SCTI Ciracas Jakarta Timur tahun 2009. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Sampel dalam penelitian berjumlah 21 orang (10 orang inspeksi kain, 6 orang pembungkusan, dan 5 orang pengepakan). Penilaian tingkat risiko ergonomi digunakan metode REBA, sedangkan gambaran keluhan MSDs digunakan kuesioner nordic body map. Hasilnya adalah tingkat risiko ergonomi tertinggi pada proses pengepakan. Bagian tubuh yang memiliki risiko MSDs terbesar adalah punggung pada proses pengepakan, lengan atas kiri pada proses pemeriksaan kain, serta lengan atas dan punggung pada proses pembungkusan. Seluruh responden (100%) mengalami keluhan gejala MSDs di hampir semua bagian tubuh. Bagian tubuh yang paling banyak dikeluhkan adalah punggung, lengan atas, lengan bawah, pinggang dan kaki. Untuk meminimalkan risiko MSDs, pekerja harus memperbaiki metode kerja, peralatan dan desain tempat kerja.

Textile industry's work systems has musculoskeletal disorders? risk factors. The objectives of this research are to describe ergonomic risk factors and subjective complaints of MSDs among factory workers at PPC Department PT SCTI, Ciracas, East Jakarta at 2009. This research used cross sectional design study. Total sample in this research is 21 workers consist of 10 workers in material inspection, 6 workers in material covering, and 5 workers in packing . REBA assessment method is used to assess ergonomic risk level and nordic body map questionnaire is used to get description of MSDs? subjective complaints among workers.. Activity which has the highest ergonomic risk level is packing process. The parts of body which have the major MSDs risk are in back area at packing process, left upper arm area at material inspection process, back and upper arm area at material covering process. All respondent (100%) have MSDs subjective complaints in almost all their body. The most parts of body which have MSDs complaints among workers are in back, upper arm, lower arm, wrist and leg area. To reduce MSDs risk, workers should change their work methods, equipment and workstation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karuniasih
"Keluhan MSDs pada pengemudi kendaraan, pada intinya disebabkan oleh mengendarai mobil dalam waktu yang lama dengan postur yang statis. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor risiko dan keluhan subjektif terhadap timbulnya MSDs pada pengemudi, serta menilai gambaran tingkat risiko ergonomi dengan menggunakan metode REBA. Penelitian ini bersifat kuantitatif observasional dan menggunakan desain penelitian cross sectional. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa 90,4% responden, yaitu 45 dari 52 responden, pernah mengalami keluhan MSDs. Berdasarkan faktor risiko MSDs yang diteliti, didapat bahwa keluhan MSDs banyak dirasakan oleh kelompok responden dengan umur 30-50 tahun, masa kerja 1-2 tahun, pengalaman mengemudi 5-10 tahun, tinggi badan 160-170 cm, IMT >25, tidak memiliki kebiasaan merokok, tidak memiliki kebiasaan olah raga, durasi mengemudi >8 jam, pola kerja 2:1 dan 2:2, dan melakukan aktivitas manual handling dengan beban 1-5 kg. Keluhan MSDs yang banyak dirasakan responden adalah rasa pegal pada bagian punggung bawah dan leher. Hasil tertinggi penilaian REBA yang didapat pada aktivitas mengemudi adalah 4, yang artinya berisiko sedang, yaitu pada aktivitas memutar kemudi dan pada postur dominan mengemudi. Untuk mengurangi keluhan MSDs akibat mengemudi, pengemudi hendaknya memperhatikan postur dalam mengemudi dan melakukan peregangan otot setelah mengemudi.

Driving activity can cause MSDs. It is likely emerged by long hours driving and staying on static posture. The aims of this research are to describe the risk factors and the subjective complaints of MSDs among drivers. This research also assesses level of ergonomic risk by REBA method. This is a quantitative method with a cross sectional research design. The result of this research shows that 90,4% respondents (45 of 52 respondents) have subjective MSDs complaints. Based on risk factors of MSDs in this research, most respondents who have subjective MSDs complaints are respondents in group of: age 30-50, work-period 1-2 years, work-experince 5-10 years, height 160-170 cm, BMI >25, no smoking habits, no exercise habit, driving duration >8 hours, work-shift 2:1 and 2:2, and manual handling activity with 1-5 kilograms load. Most respondents complaints stiffness on their lower back and neck. Driving activities assessment by REBA method in this research shows score 4 as the highest, they are while turning the wheel steering activity and dominan driving posture activity. This score means medium level of risk. To reduce the MSDs complaints, driver should pay attention on their posture driving and do some stretching after driving."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Melissa Aprilia
"Skripsi ini merupakan penilaian ergonomi di tempat kerja konstruksi Proyek GOR Boker PT. Waskita Karya tahun 2009. Penilaian dilakukan pada dua faktor risiko ergonomi; faktor pekerjaan dan faktor indivdu yang dapat mempengaruhi kejadian keluhan MSDs pada pekerja. Metode penilaian yang digunakan ialah BRIEF Survey, kuesioner, observasi, dan wawancara. Hasil penilaian menunjukkan bahwa tingkat risiko MSDs dengan skor tertinggi terdapat pada bahu kanan (86,8%), kejadian keluhan MSDs sebesar 94,7% dengan keluhan terbanyak pada punggung bagian bawah (18,8%). Upaya untuk mengatasi pajanan ergonomi dan keluhan MSDs dapat dilakukan dengan meninjau kembali desain kerja, peralatan, dan lingkungan kerja.

This essay is an ergonomic assessment in the construction workplace at project of GOR Boker PT. Waskita Karya in 2009. Assessment on two ergonomic risk factors; job factors and indivdual factors that may affect the incidence of MSDs complaints. Assessment method used is the BRIEF Survey, questionnaire, observation, and interviews. Assessment results indicate that the level of risk MSDs with the highest scores are on the right shoulder (86.8%), incidence of MSDs complaints 94.7% with the most complaints on the low back (18.8%). Efforts to overcome the ergonomic exposures and MSDs complaint can be done with the review of design work, equipment, and environment in the workplace."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Endah Budi Astuti
"Salah satu usaha sektor informal yang berpotensi terhadap musculoskeletal disorders (MSDs) adalah usaha jahitan karena karakteristik pekerjaannya mengandung faktor risiko MSDs. Penelitian ini bertujuan untuk melihat factor risiko MSDs pada tubuh bagian atas dan gejala MSDs yang dialami pekerja di Butik LaMode, Depok Lama. Metode penelitian ini adalah semi kuantitatif dengan desain cross sectional yang melibatkan semua pekerja sebanyak 22 responden. Penilaian dilakukan dengan RULA untuk melihat faktor risiko pekerjaan dan kuesioner NMQ untuk melihat keluhan MSDs.
Hasil penilaian berdasarkan RULA menunjukkan bahwa postur leher, punggung, lengan atas, lengan bawah dan pergelangan tangan berisiko menimbulkan MSDs. Posisi statis dalam durasi yang lama berisiko terhadap MSDs pada punggung dan leher, sedangkan gerakan repetitif berisiko terhadap MSDs pada tangan dan pergelangan tangan. Beban tidak berisiko menimbulkan MSDs. Secara umum diperlukan investigasi dan perubahan secepatnya pada kegiatan di butik LaMode. Berdasarkan kuesioner NMQ 86,36% responden mempunyai keluhan MSDs. Keluhan pada tubuh bagian atas yang paling banyak dialami (≥ 50% responden) terjadi pada leher, punggung, pinggang, bahu, dan lengan atas dengan tingkat keparahan sedang yang terjadi kadang-kadang ketika bekerja ataupun setelah beristirahat.

One of informal sector that potentially to Musculoskeletal Disorders (MSDs) is boutique sector, because characteristic of this work contain of MSDs risk factors. The purpose of this study is to observe upper extremity work risk factors and MSDs symptoms complaint among LaMode boutique workers in Depok Lama. Cross sectional study by semi qualitative method was conducted in this study and involved 22 respondents or whole workers. RULA method was using to observe work risk factors and Nordic Musculoskeletal Questionnaire (NMQ) was using to observe MSDs symptoms complaint.
RULA scores indicate neck, back, upper arms, lower arms and wrists postures are potentially bring on MSDs. Static position on long duration is potentially bring on MSDs for neck and back, whereas repetitive motion is potentially bring on MSDs for arms and wrists. Force is not potentially bring on MSDs. Generally, activities in LaMode boutique need further investigation and change soon. 86,36% respondents have MSDs complaint based on NMQ result. The most upper extremity complaints (≥ 50 respondent) had been around on neck, back, waist, shoulders, and upper arms in moderate level that emerge sometimes when working or after the rest.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reny Rohjani
"Musculoskeletal disorder (MSD) menjadi sangat penting karena MSD merupakan penyebab terbesar hilangnya hari kerja akibat cidera di hampir setiap jenis industri. Selain itu, musculoskeletal disorders, terutama pada bagian punggung merupakan masalah kesehatan yang paling memakan biaya. Sedangkan masalah musculoskeletal disorders ini belum banyak dipahami oleh perusahaan-perusahaan, terutama di Indonesia.
Penelitian terhadap kemungkinan timbulnya musculoskeletal disorders yang disebabkan oleh risiko ergonomi pada pekerjaan di pembuatan televisi dilakukan dengan pengamatan di lapangan secara langsung dan didukung oleh survey gejala untuk mendapatkan data keluhan dari operator. dan data medis yang didapatkan secara sekunder.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pekerjaan di unit Final Assembly, tepatnya pekerjaan packing II (menutup dus) merupakan pekerjaan yang mempunyai risiko yang melibatkan anggota badan terbanyak, meliputi tangan, bahu, leher dan punggung dan sekaligus mempunyai nilai risiko tertinggi.
Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa risiko ergonomi di dept. TV terutama disebabkan oleh work station yang tidak sesuai dengan standar kriteria, disamping faktor dari pekerja dan lingkungannya. Faktor lain dari mesin yang mendukung timbulnya musculoskeletal disorders adalah masalah maintenance mesin dan desain dari handtool.
Selain work design, faktor lingkungan juga mempengaruhi timbulnya fatigue. Hampir di seluruh area, temperature nyata berada dalam kategori `caution' atau hati-hati, dimana pekerja dapat mengalami fatigue bila terpapar pada waktu yang lama dan terus menerus. Sedangkan di area finished good, temperatur nyata berada dalam kondisi `bahaya', dimana pekerja mempunyai kemungkinan mengalami heatstroke, heat cramp atau heat exhaustion bila terpapar pada waktu yang lama.
Daftar bacaan : 25 (1990-2002)

Ergonomic Risk Analysis at Television Department of PT. X on The Possibility of Musculoskeletal Disorders 2003MSD becomes very important recently because MSD is one of the major cause of employee absenteeism due to injury in almost any industry. Other than that, musculoskeletal disorders, especially in the back area is also one of the most costly injury problem.
In order to better understand MSD- from the ergonomic point of view, a study was conducted in the television department of an electronic manufacturing company called, PT. X.
The study was an observational study hick is conducted through a direct observation from the field to look at the ergonomic risk in each task that is being observed.. The field data is supported with symptom survey to capture the input/complain from the operator, and is also backed-up by secondary medical record.
The study revealed that the task in the Final Assembly unit, especially packing task 11 (closing the box) is the work that posses the risk which involved the most body parts, which is hands, shoulder , neck and back. This task also has the highest risk score.
Besides work design, the environmental factor is also play a part in generating fatigue. Almost in all area, the real temperature is in the `caution' category which means that the worker might fell fatigue when exposed to this condition continuously for a very long time. While in finished good area, the real temperature is in `danger' condition, which means that the worker might experience heatstroke, heat cramp or heat exhaustion when exposed to this condition for a long time.
References : 25 (1990-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12964
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fadilah Dewi
"Penelitian terhadap gambaran risiko ergonomi di Rumah Sakit Tria Dipa lebih difokuskan pada Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan melakukan pengamatan lapangan secara langsung dan melakukan pengukuran risiko ergonomi untuk mengetahui tingkat risiko atau seberapa besarkah risiko MSDs pada perawat IGD. MSDs terjadi karena akumulasi cidera atau kerusakan kecil pada sistem musculoskeletal akibat trauma berulang sehingga membentuk kerusakan yang dapat menimbulkan rasa sakit. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengukuran risiko terjadinya MSDs dengan menggunakan metode OWAS (Ovako Working Postur Analysis System).
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pekerjaan perawat pada shift pagi dan sore mempunyai risiko terjadinya MSDs. Pekerjaan yang dilakukan perawat yang mendominasi adanya postur janggal dengan frekuensi yang berulang-ulang dan durasi yang lama pada setiap shift adalah pada aktifitas menjahit luka, ganti perban, memasang infus, mendorong pasien, EKG dan memberikan nebulizer. Tingkat risiko ergonomi tertinggi adalah ketika perawat sedang menjahit luka. Hal yang paling mendasar adalah bahwa perawat bekerja dengan postur janggal karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan tentang ergonomi dan tingginya beban kerja perawat di IGD. Sehingga rumah sakit perlu melakukan evaluasi terhadap perawat dengan memonitor sistem kerja dan beban kerja yang dapat mengakibatkan risiko MSDs serta membuat dan melaksanakan program pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang ergonomi bagi perawat."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rahayu K
"Penerapan prinsip - prinsip ergonomi ditempat kerja masih kurang tersentuh atau mendapat perhatian secara penuh terutama pada pekerjaan perawat di rumah sakit. Postur kerja perawat selama memberikan pelayanan kepada pasien masih dengan postur yang janggal, hal ini dapat mengakibatkan timbulnya keluhan pada sisitem musculoskeletal.
Penelitian terhadap kemungkinan timbulnya risiko ergonomi di rumah sakit lebih difokuskan pada unit perawatan ICU dengan melakukan pengamatan lapangan secara langsung dan melakukan pengukuran risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs )
Musculoskeletal Disorders terjadi karena proses penumpukan cidera atau kerusakan , kecil pada sistem Musculoskeletal akibat trauma berulang sehingga membentuk kerusakan yang menimbulkan rasa sakit, keluhan MSDs bersifat universal dan subyektif. Nilai subyektifitas dapat ditingkatkan menjadi obyektifitas. Agar keluhan tersebut dapat menjadi nilai obyektif maka perlu bukti pengukuran dengan menggunakan metode OWAS.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pekerjaan perawat pada shift pagi, sore dan malam mengandung risiko keluhan MSDs. Kegiatan atau pekerjaan perawat yang mendominasi adanya postur janggal adalah kegiatan keperawatan pada shift pagi. Dan untuk pekerjaan perawat yang mendominasi kategori 3 dan kategori 4, yang dapat mengakibatkan kemungkinan timbulnya keluhan MSDs, adalah kegiatan memandikan, mengangkat pasien, melakukan ganti balutan luka , merubah posisi pasien dan melakukan pengukuran urine.
Hal yang mendasar, bahwa perawat bekerja dengan postur yang janggal adalah kurangnya pengetahuan dan ketrampilan tentang ergonomi dan tingginya beban kerja perawat di unit ICU, sehingga rumah sakit perlu melakukan evaluasi terhadap kinerja perawat dengan memonitor sistem kerja dan beban kerja yang dapat mengakibatkan keluhan MSDs serta membuat dan melaksanakan program pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ergonomi bagi perawat.

Ergonomic Risk Analysis among Nurses who Work Awkward posture in Intensive Care Unit, Serang Hospital, Leading The Possibility of Musculoskeletal Disorders The application of ergonomic principles at work station is still lack of concern, especially at hospital. The posture of nurses dealing with serving a patient is still on awkward posture. So they complaint of Musculoskeletal Disorders ( MSDs ).
The research on the possibility of the appearance of ergonomic risk at hospital activities are more focused on the nursing group in the unit of ICU by direct field observation
Musculoskeletal Disorders are caused by the process of the accumulation of injuries or small damage in musculoskeletal system. The complaint of MSDs is universal and subjective. Subjective value can be proofed to be objectives value. The subjective complaint to be objective value, is necessary to have an evidence through the measurement using OWAS method.
The result of the research is categorized by the groups nurse who work morning, afternoon, and evening shifts . The nurse works that dominated by awkward posture are the nursing activities in morning shift. For the nursing work of the three shift dominating category 3 and category 4, where the complaint of MSDs are the activities of bathing, lifting patients, replacing injury bandage, changing position of a patient, collecting and measuring of urine.
Basically nurses who work with awkward posture are due to lack of knowledge and skill in ergonomic and heavy working at ICU. Therefore a hospital needs to be evaluated an working pattern of nurses by monitoring work system and work burden that cause MSDs complaint through training program to improve knowledge and skill in ergonomics.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13161
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Yasmin Albugis
"Skripsi ini membahas tingkat risiko MSDs pada proses kerja yang ada di workshop Steel Tower PT. BTU dengan menggunakan metode REBA. Penilaian terhadap aktivitas kerja dilakukan dengan mengamati postur (badan, leher, kaki, bahu, siku, dan pergelangan tangan), load/force, coupling, dan activity. Hasil penelitian mengungkapkan dari 13 aktivitas kerja yang diteliti berada pada risk level medium dengan kebanyakan faktor risiko pada bagian punggung, leher, bahu, dan pergelangan tangan. Hasil penelitian menyarankan perlu adanya perbaikan secara engineering, seperti melakukan perubahan desain ketinggian meja kerja dan secara administratif, seperti penempatan pekerja sesuai postur tubuh, pengaturan waktu istirahat disela-sela waktu kerja, serta olah raga.

The focus of this study is risk level of MSDs at Steel Tower workshop?s activity in PT. BTU, with REBA method. The focus from this activity assessment are posture (trunk, neck, legs, shoulders, elbows, and wrists), load/force, coupling, and activity. The result from this 13 activity is at risk level medium with the most risk at the back, neck, shoulders, and wrists. The suggests are need for a change in engineering, like change the high of worksurface and in administrative, like locate the worker fit with their posture, setting the break time in the middle time of work, and do sport. Key words : MSDs, REBA, risk level, posture."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Ariani
"Aktivitas manual handling yang salah mengakibatkan musculoskeletal disorders (MSDs). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan melihat gambaran tingkat risiko dan faktor risiko MSDs pada porter di stasiun kereta Jatinegara tahun 2009. Faktor risiko MSDs adalah faktor pekerjaan seperti postur tubuh, beban, durasi dan frekuensi, dan faktor individu seperti usia, masa kerja, kebiasaan olahraga dan kebiasaan merokok. Besar sampel 86 orang dengan desain studi cross sectional. Penilaian tingkat risiko MSDs menggunakan kuesioner nordic body map sedangkan penilaian faktor risiko pekerjaan menggunakan metode REBA. Berdasarkan hasil penilaian REBA, tingkat risiko ergonomi tertinggi pada aktivitas mengangkat dan menurunkan. Bagian tubuh paling berisiko adalah leher, tangan dan punggung. Seluruh responden merasakan keluhan (100%). Bagian tubuh yang paling banyak dikeluhkan atau paling berisiko MSDs adalah pinggang (23%) dan kaki (31%). Untuk meminimalkan risiko MSDs, sebaiknya porter memperbaiki cara menangani beban dan menghindari faktor risiko MSDs.

The incorrect manual handling can cause musculoskeletal disorders (MSDs). So that, this study aims to describe risk level and risk factors of MSDs related manual handling activities among porters at Jatinegara station at 2009. Risk factors of MSDs are job factors including posture, load, duration and frequency, and individual factors including age, work-period, physical exercise habits and smoke habits. There are 86 sample in this study with a cross sectional research design. Assessment risk level of MSDs implemented Nordic body map questionnaire but assessment job factors implemented REBA method. Based on REBA assessment, the highest MSDs risk are lifting and lowering activities. The mot risky parts of body are neck, hand and trunk. All of respondent feel MSDs complaints (100%). Most of respondent feels MSDs complaints on their lower back (23%) and foot (31%). To reduce MSDs risk, it is better for porters to pay more attention in the ways of doing manual material handling and avoid the risk factors which are contributes to MSDs."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>