Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153003 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nova Ariyanto
"Pada saat remaja, seorang individu mengalami berbagai perubahan yang menyangkut aspek fisik, kognitif, serta psikososial. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara citra tubuh dengan perilaku seksual dalam berpacaran. Rice (1999) menjelaskan bahwa pada tahap remaja individu lebih memperhatikan tubuhnya dibandingkan tahap perkembangan lain. Seiring dengan perubahan pada tubuhnya tersebut, kebutuhan emosional remaja juga beralih dari orang tua kepada peer, sehingga muncul pengalaman jatuh cinta melalui proses berpacaran. Berpacaran sendiri menyediakan kesempatan besar kepada individu untuk melakukan perilaku seksual. Jenis perilaku seksual yang dilakukan menurut Duvall dan Miller (1985) adalah: touching, kissing, petting, dan sexual intercourse.
Dalam memilih pasangan untuk berpacaran, faktor citra tubuh memegang peranan penting. Menurut Scharlot dan Christ (dalam Thompson, 1996) individu yang memiliki penampilan menarik akan menerima ajakan berpacaran lebih banyak dibandingkan individu yang berpenampilan tidak menarik. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pacaran menyediakan kesempatan besar untuk melakukan perilaku seksual. Menurut Garner (1997), perilaku seksual dan citra tubuh saling mempengaruhi. Ackard, Kearney-Cooke dan Peterson (2000) menjelaskan bahwa wanita yang merasa senang dengan bentuk tubuhnya lebih sering melakukan hubungan seksual, mencapai orgasme, lebih sedikit berpura-pura orgasme, merasa lebih nyaman mencoba aktivitas seksual yang baru, serta merasa lebih yakin dalam kemampuan mereka dalam memuaskan pasangan.
Meskipun demikian, penelitian ini tidak menunjukkan hasil yang sama. Dengan mengambil sampel 138 mahasiswi UI dari 12 fakultas dengan rentang usia 18-22 tahun hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara citra tubuh dengan perilaku seksual dalam berpacaran. Meskipun demikian, jumlah berapa kali partisipan berpacaran serta lama berpacaran menunjukkan hubungan yang signifikan dengan perilaku seksual dalam berpacaran. Dengan kata lain, semakin banyak jumlah pengalaman berpacaran individu, atau semakin lama hubungan pacaran tersebut berlangsung, maka akan semakin banyak pula jenis perilaku seksual dalam berpacaran yang dilakukan.

During adolescent period, a person would face many changes, include changes in physical, cognitive, and psychosocial aspects. This research tried to see the correlation between body image and sexual behavior in dating among adolescent. Rice (1999) explained that during adolescent, a person pays more attention to his or her body than other period in life. Along with those body changes, adolescent emotional need shift from their parents to their peers. With their peers, adolescent would face experience with love throughout dating that provides opportunity for adolescent to engage in sexual behavior. There are four types of sexual behavior according to Duvall and Miller (1985): touching, kissing, petting, and sexual intercourse.
In choosing their partner for dating, body image plays an important role. Scharlot and Christ (in Thompson, 1996) explained that person who look better would receive more dating offer than those who look less. Earlier has been said that dating provide opportunity for engaging in sexual behavior. Garner (1997) explained that body image and sexuality influence each other. According to Ackard, Kearney-Cooke and Peterson (2000) a person who feel that they have positive body image would engage in more sexual intercourse, reach orgasm more often, less faking, more comfortable in engaging new sexual experience, and more confident in satisfying their partner. This research however, show a different results. Subjects are 138 students from 12 faculties in Universitas Indonesia with age ranging from 18 to 22 years old.
The result indicates that there is no significant correlation between body image and sexual dating behavior. But other result indicates that the number of dating participants had been through and participants dating period have significant correlations with sexual dating behavior. In other words, more often the person had been dating and the longer their period of dating, there would be more type of sexual behavior they?re engaging."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
155.2 ARI h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mifta Rizki Putri
"Bullying verbal merupakan jenis bullying yang sering terjadi pada remaja karena kritik negatif pada penampilan fisik atau dikenal dengan perilaku body shaming. Penelitian sebelumnya mengungkapkan kebanyakan orang pernah mengalami perilaku body shaming hingga berdampak pada persepsi citra tubuh yang negatif. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian cross-sectional analitik. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan perilaku body shaming dengan citra tubuh pada remaja SMA Negeri di Jakarta Selatan. Pengambilan data penelitian menggunakan teknik total sampling. Sampel penelitian ini adalah 288 orang remaja SMA Jakarta. Penelitian ini menggunakan tiga kuesioner yaitu data responden, Internalized Shame dan Objectified Body Consciousness Scales, dan Multidimensional Body Self-Relations Questionnaire-Appearance Scale (MBRSQ-AS). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku body shaming dengan citra tubuh dengan nilai hasil uji chi square menunjukkan nilai p=0,002 (p < 0,05). Rekomendasi pada penelitian ini adalah perlunya edukasi kesehatan kepada remaja, keluarga, dan pihak sekolah mengenai penerimaan diri guna meminimalkan perilaku body shaming.

Verbal bullying is a type of bullying that often occurs in adolescents because of negative criticism on physical appearance or known as body shaming behavior. Previous research showed that mostly people have experienced body shaming behavior  has an impact on negative body image perception. In this study, researchers used a cross-sectional analytic research design. The purpose of this study was to determine the relationship of body shaming behavior with body image in  senior high school adolescents in South Jakarta. Retrieval of research data using total sampling techniques. The sample of this study were 288 teenagers from Jakarta High School. This study uses three questionnaires namely respondent data, Internalized Shame and Objectified Body Consciousness Scales, and Multidimensional Body Self-Relations Questionnaire-Appearance Scale (MBRSQ-AS). The results showed that there was a significant relationship between body shaming behavior with body image with the value of the chi square test results showed the value of p=0.002 (p <0.05). The recommendation in this study is the need for health education for adolescents, families, and schools regarding self-acceptance in order to minimize body shaming behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Nopitri
"Remaja merupakan masa yang paling tepat untuk memperkenalkan semua kebiasaan dan perilaku yang positif, terutama cara pandang/persepsi yang positif terhadap dirinya. Persepsi citra tubuh yang terbentuk pada remaja akan mempengaruhi perilaku makan yang yang dimiliki seperti emotional eating, restrain eating, dan eksternal eating. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi citra tubuh terhadap perilaku makan remaja Sekolah Menengah Atas di Purwakarta. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 148 orang dengan menggunakan metode nonrandom sampling dan teknik purposive sampling. Kriteria inklusi sampel dalam penelitian ini adalah remaja putri usia 15 hingga 17 tahun, IMT ≥ 21, Bersedia untuk menandatangani informed consent. Desain penelitian yang digunakan adalah studi analitik cross sectional. Pengumpulan data tentang persepsi citra tubuh menggunakan kuesioner Multidimentional Body-Self Relations Questionnaire (MBSRQ). Sedangkan untuk perilaku makan menggunakan kuesioner Dutch Eating Behaviour Questionnaire. Teknik Analisa data yang digunakan adalah korelasi pearson dengan menggunakan bantuan program aplikasi statistik dalam pengolahannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan persepsi citra tubuh dengan perilaku makan emosional eating (p = 0.003; r = 0.243), ada hubungan persepsi citra tubuh dengan perilaku makan restrain eating (p =0.000; r= -0.400), dan ada hubungan persepsi citra tubuh dengan perilaku makan eksternal eating (p=0.000; r=0.435).

Teenagers are the most appropriate time to introduce all positive habits and behaviors, especially the perspective/positive perception of him. Perceptions of body image that are formed in adolescents will affect eating behaviors such as emotional eating, restrain eating, and external eating. The purpose of this study was to determine the relationship between body image perception and eating behavior of high school adolescents in Purwakarta. The research sample used was 148 people using nonrandom sampling methods and purposive sampling techniques.The inclusion criteria in this study were young women aged 15 to 17 years, BMI ≥ 21, Willing to sign informed consent. The research design used was a cross sectional analytic study. Collecting data about body image perception using the Multidimentional Body-Self Relations Questionnaire (MBSRQ) questionnaire. Whereas for eating behavior using the Dutch Eating Behavior Questionnaire questionnaire. The data analysis technique used is Pearson correlation using the help of a statistical application program in its processing. The results of this study indicate that there is a relationship between body image perception with emotional eating behavior (p = 0.003; r = 0.243), there is a relationship between body image perception and restrain eating behavior (p = 0.000; r = -0.400), and there is a perception relationship body image with external eating behavior (p = 0.000; r = 0.435).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frankie Kusumawardana
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara variabel kematangan iman dan perilaku seksual dalam hubungan berpacaran pada remaja Kristen. Selain itu, penelitian ini juga bermaksud memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang dinamika hubungan yang terjadi. Ada dua pendekatan yang digunakan, yaitu kuantitatif dan kualitatif, pendekatan kuantitatif digunakan untuk menguji korelasi antara kedua variabel dan pendekatan kualitatif digunakan untuk menggali kedalaman hubungan tersebut. Jumlah partisipan dalam penelitian ini sebanyak 51 orang termasuk dua pasangan yang diwawancarai. Alat ukur yang digunakan adalah adaptasi Faith Maturity Scale (Benson, Donahue, & Erickson, 1993) dan alat ukur perilaku seksual yang disusun oleh peneliti. Dari hasil pengujian statistik didapatkan koefisien korelasi (r) sebesar -0,425 yang signifikan pada level of significance (l.o.s) 0,01. Hasil ini berarti adanya hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut dengan arah korelasi terbalik. Mengenai dinamikanya, kematangan iman seseorang menolong dirinya untuk menahan perilaku seksual yang progresif dan memunculkan rasa bersalah apabila melewati batas tertentu dalam perilaku seksual. Hal ini berkaitan dengan nilai kekudusan serta penghayatan akan anugerah keselamatan. Selain itu, perilaku seksual antara dua orang remaja Kristen merupakan sebuah fungsi dari kematangan iman dan interaksi antara keduanya.

ABSTRACT
The purpose of this research is to test the correlation between faith maturity and sexual behavior in dating relationship among Christian Teenagers. Moreover, another purpose is to describe the dynamics of the relation between them. Two approaches are used in this research, quantitative approach is used to test the correlation between two variables and qualitative approach helped to discover the depth of the correlation. Total participants in this research are 51, which include two couples that have been interviewed. Instruments used in this research are adapted Faith Maturity Scale from Benson, Donahue, and Erickson (1993) and self-constructed sexual behavior scale. From the statistical result, obtained the correlation coefficient (r) = -0,425 which is significant within 0, 01 level of significance (l.o.s). This result implied a significant correlation between them with a reverse direction of correlation. The dynamics explained that faith maturity helps Christian teenagers to restrain their progressive sexual behavior during dating and create guilt when passing over a certain degree of sexual behavior. These dynamics are related with the value of holiness and total comprehension of grace of salvation. Furthermore, sexual behavior among two Christian teenagers is a function of their maturity of faith and the interaction between them."
2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Danisya
"Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara citra tubuh dengan kebiasaan makan pada remaja putri. Sampel sebanyak 100 responden remaja putri berusia antara 15-17 tahun yang merupakan siswi SMA Negeri 28 Jakarta ikut serta dalam penelitian ini. Data didapat dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 3 bagian yaitu kuesioner data demografi, citra tubuh, dan kebiasaan makan. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa 52% dari remaja putri memiliki citra tubuh negatif dan 48% lainnya memiliki citra tubuh positif. Kebiasaan makan tidak sehat terjadi pada 51% remaja putri, sedangkan 49% memiliki kebiasaan makan yang sehat. Hasil analisa bivariat menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara citra tubuh dan kebiasaan makan dengan nilai p= 0,017 (p<0,05).

The aim of the present study was to examine the relationship between body image and eating habit among adolescent girls. A sample of 100 girls aged 15-17 years old take parts in this study. Data was collected from adolescent girls at SMA N 28 Jakarta using structured questionnaire about demographic data, body image, and eating habits. Result showed that 52% of adolescent girls have negative body image and the other 48% have positive body image. The unhealthy eating habits occur to 51% of adolescent girls; meanwhile 49% of adolescent girls have healthy eating habits. After a bivariate analysis using a chi-square test, result shows that body image is a risk factor for eating habits with p value 0,017 (p<0,05)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43424
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ristiara Shafwah Khairunnisa
"Masa remaja merupakan transisi dari kanak-kanak menuju dewasa. Tugas perkembangan dan aspek perkembangan berkontribusi dalam keberhasilan pencapaian perkembangan psikososial remaja. Isu penting dalam mencapai identitas diri remaja salah satunya berkaitan dengan citra tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perkembangan psikososial dengan citra tubuh remaja. Peneliti menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan teknik purposive sampling didapatkan sampel penelitian sejumlah 283 remaja dari SMA Negeri 9 Kota Bogor. Penelitian ini menggunakan tiga jenis kuesioner, yaitu Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire-Appearance Scales (MBSRQ-AS), Extended Objective Measure of Ego Identity Status II (EOM-EIS II), dan kuesioner kemampuan perkembangan remaja. Berdasarkan analisis Rank-Spearman didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara tugas perkembangan p = 0,001 (p < 0,05) dan aspek perkembangan p = 0,003 (p < 0,05) dengan citra tubuh remaja. Penelitian ini diharapkan dapat mengoptimalkan peran institusi pendidikan dan lingkungan sosial dalam memahami pentingnya melakukan stimulasi perkembangan psikososial dan citra tubuh remaja menjadi lebih optimal.

Adolescence is the transition from childhood to adulthood. Developmental tasks and aspects of development contribute to the successful achievement of adolescent psychosocial development. One important issue in achieving adolescent self-identity is related to body image. This study aims to determine the relationship between psychosocial development and adolescent body image. Researchers used a cross-sectional research design with purposive sampling technique to obtain a research sample of 283 adolescents from SMA Negeri 9 Kota Bogor. This study used three types of questionnaires, namely Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire-Appearance Scales (MBSRQ-AS), Extended Objective Measure of Ego Identity Status II (EOM-EIS II), and adolescent developmental ability questionnaire. Based on Rank-Spearman analysis, there was a significant relationship between developmental tasks p = 0.001 (p < 0.05) and developmental aspects p = 0.003 (p < 0.05) with adolescent body image. This study is expected to optimize the role of educational institutions and social environment in understanding the importance of stimulating psychosocial development and the body image of adolescents to be more optimal."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Putri Kamilah
"Remaja rentan mengalami citra tubuh negatif akibat perubahan besar baik dari perkembangan fisik hingga psikososial. Salah satu faktor yang mempengaruhi citra tubuh yaitu spiritualitas. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan hubungan spiritualitas dengan citra tubuh remaja di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional dengan total 419 sampel menggunakan teknik quota sampling dan snowball. Spiritualitas diukur menggunakan Spirituality Attitude Involvement List (SAIL) dan Body Shape Questionnaire (BSQ) untuk mengukur citra tubuh. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden adalah remaja berusia 19 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Sebagian besar responden memiliki tingkat spiritualitas sedang (58,5%) dan mayoritas responden mengaami ketidakpuasan citra tubuh (57,8%). Uji Chi-square didapatkan nilai p=0,047 yang menunjukkan spiritiulitas pada remaja memiliki hubungan terhadap citra tubuh. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan layanan asuhan keperawatan maupun program kesehatan remaja secara preventif dan promotif melalui pendekatan spiritualitas terkait masalah konsep diri dan penerimaan diri khususnya citra tubuh.

Adolescents are prone to experiencing negative body image due to major changes both from physical to psychosocial development. One of the factors that influence body image is spirituality. The purpose of this research is to prove the relationship between spirituality and body image of adolescents in Indonesia. This research is quantitative research with cross sectional method with a total of 419 samples using quota sampling and snowball technique. Spirituality was measured using the Spirituality Attitude Involvement List (SAIL) and the Body Shape Questionnaire (BSQ) to measure body image. The results showed that most respondents were teenagers aged 19 years and female. Most of the respondents had a moderate level of spirituality (58.5%) and the majority of respondents experienced body image dissatisfaction (57.8%). Chi-square test obtained p-value = 0.047 which indicates spirituality in adolescents has a relationship to body image. The research results can be used as a reference for developing preventive and promotive nursing care services and adolescent health programs through a spirituality approach related to issues of self-concept and self-acceptance, especially body image."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deasti Nurmaguphita
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dari hubungan pola asuh dengan perilaku seksual beresiko pada remaja di Kecamatan Pundong Kabupaten Bantu!, DIY. Desain penelitian ini adalah descriptive correlational secara cross sectional. Responden dalam penelitian ini berjumlah 102 remaja. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara pola asuh dengan perilaku seksual beresiko pada remaja. Sedangkan variabel yang paling mempengaruhi perilaku seksual beresiko pada remaja di Kecamatan Pundong Kabupaten Bantu! adalah pola asuh otoriter. Penelitian ini merekomendasikan perlu adanya pola komunikasi dalam keluarga yang terbuka untuk mencegah perilaku seksual beresiko pada remaja.

This study was aiming to gain an overview of the parenting relationship with a risk sexual behavior in adolescents in Pundong Bantul, Y ogyakm1a. The design of study was cross-sectional descriptive correlational. Respondents in this study amounted to 102 teenagers. The sampling technique was done by cluster sampling. The results of this study suggested a link between parenting style with risk sexual behavior in adolescents. The most influenced variable sexual risk behavior in adolescents in Pundong, Bantul was authoritarian parenting. The study recommended the need for open communication patterns in family to prevent risk sexual behavior in adolescents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42407
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Yuliati
"Perilaku seksual berisiko merupakan perilaku seksual yang dapat menimbulkan dampak negatif seperti kehamilan, aborsi dan penyakit menular seksual. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pola asuh orang tua dan general self-efficacy dengan perilaku seksual berisiko. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Penelitian ini melibatkan 92 partisipan remaja di Sekolah Master Depok yang diseleksi dengan teknik quota sampling. Instrumen yang digunakan adalah The Parental Care Style Questionnaire, New General Self-Efficacy Scale dan Sexual Risk Survey: Instrument Development and Psychometrics. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan antara pola asuh orang tua dengan perilaku seksual berisiko remaja dan general self-efficacy dengan aktivitas seksual. Untuk menangani masalah seksual remaja, perlu diadakan program kesehatan reproduksi yang tidak hanya ditujukan kepada remaja, namun juga orang tua dan masyarakat.

Risky sexual behavior is sexual behavior which cause various negative impacts such as pregnancy, abortion, and sexually transmitted diseases. The purpose of this study was to identify the correlation between parenting style and adolescents? sexual behavior, as well as general self-efficacy and adolescents? sexual behavior. Design of this study was descriptive correlative. This study included 92 participants of adolescent in Sekolah Master Depok which were selected by quota sampling technique. This study used The Parental Care Style Questionnaire, New General Self-Efficacy Scale and Sexual Risk Survey: Instrument Development and Psychometrics as instruments. The result showed there were a significant correlation between parenting styles and adolescents? sexual behavior, also between general self-efficacy and adolescents? sexual activity. To overcome adolescents? sexual problem, it is recommended to implement reproductive health programs not only for adolescents but also parents and community."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S65068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eda Arthaputri
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara body image dengan kepuasan seksual pada wanita dewasa madya. Penelitian ini termasuk ke dalam tipe penelitian korelasional, dan kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional study, retrospektif, dan non eksperimental. Partisipan dalam penelitian ini adalah 51 wanita dewasa madya yang sudah mengalami menopause dan yang memiliki pasangan. Teknik pengambilan sampel menggunakan incidental sampling. Melalui korelasi Pearson, hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi signifikan antara body image dengan kepuasan seksual pada wanita dewasa madya.

The purpose of this research is to find the correlation between body image and sexual satisfaction among middle aged women. This study belongs to the type of correlational and quantitative research designed with cross-sectional studies, retrospective and non-experimental studies. Participants in this study were 51 middle aged women in the menopausal status who still have spouse. This research uses incidental sampling as the sampling technique. Using Pearson Correlation, the result shows significant correlation between body image and sexual satisfaction among middle aged women."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S44608
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>