Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198352 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Priyanto
"Base of observation in the Academy of Social Rehabilitation, I found the phenomena such as unequal job's distribution, diversity of level of education, different financial compensation, and different work satisfaction. All of them have influenced the performance of the academy. Related to that situation, writer is concern to explore the relation between motivation and performance. As stated by Gibson that employee?s behaviour (B) is a function of individual (I), organization (O), and psychology (P).
Gibson pointed out that performance and individual's behavior are influenced by three variables which are individual, organization, and psychology variable. Individual variable consists of capacity and skill, family background, social class and demographic factor. Capacity and skill are important factors to detemiine someone's performance. Organizational variable consists of resource, leadership, compensation, job's design and structure. Psychology variable consists of perception, attitude, personality, leam and motivation. Motivation is strongly influence to determine someone's performance.
Guided by Gibson's argument, that motivation is strongly influential to determine someones perfomiance, writer formulate a postulate that factors which are influence motivation of work of an employee are distribution of work, level of education, financial compensation, and working satisfaction.
The population of the research is the employee in the Academy of Social Rehabilitation in the Center for Officer's Education and Training, Department of Law and Human Rights Republic of Indonesia. The research uses census method that all of the 33 employees in the academy turn into respondent. From the 33 distributed questions, all of them are fully collected. List of questions which are provided consist of close question asserted by definite answers and open question where respondent free to answer their opinion. The questionnaire also uses scale of Likert.
Process and analysis of collected data use SPSS (Statistical Product and Service Solution) version 11. Cross-tabulation analysis is done to identify the degree of relation between independent variable and dependent variable, which is relation between motivation (consists of indicators of job's distribution, level of education, financial compensation, and working satisfaction) and the performance of the Academy.
Hence, after analysis using SPSS version 11 is done with Spearman correlation method, it can be identified that the relation between job's distribution and performance of the academy is 0.421 in the signincance of 0.01. The relation between levels of formal education with the performance is 0.467 in the significance of 0.01. The relation of financial compensation and the performance is 0.440 in the significance of 0.01. The relation between working satisfaction and the performance is 0.456 in the significance of 0.00.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiweko Ismono
"Salah satu komponen terpenting organisasi untuk merespon perubahan Iingkungan yang terjadi, adalah komponen sumber daya manusia. Dibandingkan dengan komponen organisasi yang lain, keunggulan sumber daya manusia terletak pada tingkat intelektualitas, sifat, keterampilan, karakter personal, serta proses intelektual dan kognitif yang masing-masing tidak akan dapat dengan mudah ditiru oleh organisasi lain (Susanto, 2004:1). Dalam hal ini keberadaan sumber daya manusia adalah merupakan nilai tambah (added value) yang dapat menjadi tolak ukur keberhasilan suatu organisasi.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat dari Steers (dalam Kasim, 1993:25) yang menyatakan bahwa sumber daya manusia memiliki peranan yang penting karena berfungsi sebagai penggerak didalam organisasi dan dapat meningkatkan produktivitas dalam jangka panjang. Berkaitan dengan hal tersebut, menurut Dalziel (2003:9), terdapat ada 3 (tiga) peran manusia dalam usaha penyesuaian organisasi terhadap perubahan yaitu untuk menentukan kejelasan arah yang tengah dituju, mewujudkan komitmen untuk mencapai tujuan dan mengaplikasikan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan.
Sebagai suatu organisasi publik yang memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat, maka usaha peningkatan motivasi kerja bagi pegawai Direktorat Perdata Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukurn dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia adalah mempakan hal yang penting. Hal ini karena usaha peningkatan motivasi kerja tersebut akan berkaitan dengan kinerja pegawai Direktorat Perdata dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat yang membutuhkan.
Sesuai dengan pemikiran tersebut di atas, maka dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan variabel-variabel yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai pada Direktorat Perdata Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan meggunakan desain penelitian survei eksplanatori.
Dari hasil analisis faktor terdapat komponen variabel-variabel berjumlah 21 (dua puluh satu) variabel yang memberikan kontribusi dalam penelitian ini, terdiri dari 20 (dua puluh) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat.
Melalui analisis regresi ganda, terdapat 7 (tujuh) variabel bebas yaitu penilaian prestasi kerja, iklim organisasi dalam bekerja, pengawasan dalam bekerja, lingkungan kerja yang kompetitlf, kepemimpinan yang mengarahkan, pemberian penghargaan dan kompetensi pegawai herpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja pegawai. Sementara 13 (tiga belas) variabel bebas lainnya yaitu kompensasi berdasarkan prestasi kerja, kedisiplinan dalam bekerja, peningkatan pengetahuan dalam pelaksanaan tugas, pemahaman dalam bekerja, kepuasan dalam bekerja, pengambilan keputusan, imbalan berupa insentif, peraturan dalam pelaksanaan pekerjaan, saling menghargai, sarana kerja untuk menyelesaikan tugas, sikap dalam bekerja, pelatihan untuk peningkatan prestasi, dan penghasilan pegawai belum berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja pegawai.
Berdasarkan hasil penelitian ini dengan indikasi 13 (tiga belas) variabel bebas yang belum berpengaruh secara signifikan, kiranya menjadi masukan bagi para pengambil kebiiakan di Direktorat Perdata untuk melakukan tindakan yang nyata dalam rangka meningkatkan motivasi kerja pegawai yang pada akhirnya akan berdampak terhadap eksistensi suatu organisasi.

One of the important components to respond a changing enviromnent is human resources. Compare to other components, the advantage of human resource is on its degree of intellectual, personal character, skill, and intellectual and cognitive process which are difficult to be adopted by other organizations (Susanto: 2004:1). In this context, the existence of human resources is that it is an added value that can be the basis of the success of an organization.
It is equal with what Steers said (Kasim, 1993:25) that human resources have significant role because it encourages organization?s objective and long term productivity. Relate to that statement, Dalziel (2003:9) categorized three human roles in order to deal with any changing, which are determine clear direction, implement commitment to achieve goals, and apply needed skill.
As one of the public organizations which give law services to the public, any efforts to raise the motivation of work in the office are important. It is because that the efforts relate to the employee?s performance in the office in giving public services.
Appropriate with those philosophies, a research is done to identify influential variables to the motivation of work by using explanatory research.
From the factorial analysis there are 21 variables which give contribution to the research. They are 20 independent variables and one dependent variable. Through double regression analysis, there are 7 dependent variables, which are performance, working environment, monitoring, competitive working environment, directive leadership, appreciation and competency. Those variables are significantly influence the motivation of work variable. Meanwhile, other 13 dependent variables which are performance, understanding, satisfaction, decision making, incentive, regulation, training, and income have not significantly influenced.
Base on the result, it will be an input for decision maker in the office to take real action in order to increase employee?s motivation of work relate to the existence of the organization.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22096
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Rudianto
"The existence of human resources in management is very strategic; even it becomes a crucial factor to success in implementing any activities and achieving its goals. It can be comprehended because even other resources are available; they are beneficial if other resources are empowered by good quality human resources. It means that human who has ability and willingness, and meets the need of organizational activities will accomplish expected productivity of work.
This research aims to analyze the main problem in this thesis which is, is there any relation between human resource empowemlent with employee's productivity of work in that institution and what are the factors which relate to human resource empowerment" The aim of the research is to analyze, the relation between human resource empowerment and employee's productivity of work and factors which are significant in the human resource empowerment process.
The method of survey is used in this research which is carried out in the National Law Education Institution. It is applied to analyze the population (universe), big and small population, then select and analyze the sample which is chosen from the population, to find incident, distribution, and relative inter-relation of the sociology and psychology variables.
The result of the analysis show that respondents characteristics influence the productivity except age of respondent. Meanwhile, correlation between empowerment of human resource and empIoyee's productivity of work is significantly strong, The factors which intiuence the empowerment of human resource are ability, employee?s work placement, obvious authority, responsibility, trust, support, leadership and motivation."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22095
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poorwati
"The background of the research is based on the empirical and theoretical phenomena that in the General Directorate of Common Law Administration there is an indication of low level of job satisfaction among the employee. This condition is caused by the environment of organization and leadership which have not fulfilled the expectation of the employees in the office.
The location of this research is in the General Directorate of Common Law Administration in the Department of Law and Human Rights. The problems in the research are 1) is there any influence of environment of organization on job satisfaction, 2) is there any influence of leadership on job satisfaction, 3) is there any influence of environment of organization and leadership concurrently on job satisfaction in the directorate. To find the answers on those research questions, data analysis is using descriptive statistic (cross-tabulation and distribution of frequency) by evaluate data of perception and analyse it in finding solution based on theoretical approach suitable with the variables.
According Milkovich and Boudrem (1997, 222) training is a process that systernaticalyachange the attitude, knowledge, official motivation to fulfill characteristics of employee's need and their demand. On the other hand according to Arep (2003.116), training is mean to : 1) Enchancing the motivation of working, 2) Developing knowledge, capability and skill in performing daily activities, 3) Creating self confidence and eliminating the inferior, 4) implementing duty smoothly, 5) Positive manner to the company, 6) in creasing the working spirit. 7) increasing awarness to the company, 8) Developing respect between employee, 9) Encouraging employee to give the best result, 10) Encouraging employee to serve the best service.
According Hamel and Prahalan (1995 : 535) competencies is a set of skill capability and technology which is independent Micko (202: 22) saying that the urgency of individual role in organization need a strategy of competencies development to enhance and motivation and working productivity . Motivation, according to Stephen Robbins (2001 :166) is the agreement to give the high effort for organization objectives, which is accompanied by an effort to fulfill individual need.
The result of the research shows that majority of the respondents do not satisfied because the role of education and training in the system of promotion is not the criteria to be promoted; it have not increased motivation of work; they do not have full trust from their supervisor even they have increased their knowledge through education and training; they have less opportunity to perform well and if they do that there will be no appreciation; and they have no opportunity to have more responsibility after being educated and trained.
Related to employee's competency, the result shows that the majority of respondents feel that they do not have ability to hear, understand, give respond to other thinking, point of view and personality; cannot expand their confident and self control; cannot work systematically; cannot make quick and accurate action; cannot understand and implement good governance; cannot develop innovation, creation, and motivation; cannot give or implement monitoring system; and cannot push others to make a team work.
The employees who have high and very high motivation are 19 employees and the rest of 107 can be categorized in very low and fair motivation. The distribution of them is in the echelon IV and staff. The variable of motivation has positive and strong relation and also significant with the variable of training.
That condition can be interpreted that the relation between motivation and training is consistent, in term of if the programme of training is increased or improved the motivation of the employees will also increase. Then, the variable of motivation has positively strong and significant with the variable of competency.
Base on the result that shows that competency and motivation of employees in the echelon IV and staff are low in a specific field such as research, it is suggested that the functionaries try to give priority on specific training and supervision for them."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21620
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Azura
"Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, membahas mengenai hubungan antara motivasi kerja, konsep diri, dan remunerasi pegawai dengan kesejahteraan pegawai di sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Menurut para ahli adanya motivasi yang tinggi, konsep diri dan remunerasi yang baik akan mempengaruhi terpenuhinya kesejahteraan seseorang. Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak terbukti. Melalui penelitian ini diketahui bahwa hanya konsep diri yang memiliki kecenderungan hubungan positif dengan kesejahteraan pegawai. Sedangkan motivasi kerja dan remunerasi terbukti tidak memiliki pengaruh terhadap pemenuhan kesejahteraan pegawai di kantor pusat PT. X.

This is a quantitative research, discussed about Relationship between Work Motivation, Self Concept, and Remuneration with the Employee Welfare in a private company in Jakarta. According to the experts, high motivation, good self concept and remuneration will influence the fulfillment of employee welfare. However, there's no evidence that supports that statement. By way of this research, the self concept is the only one that has tendency of positive relation with the employee welfare. Whilst work motivation and remuneration are proven that they have no influence to the fulfillment of employee welfare in head office PT. X.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55502
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukidarfi Ismail
"Kemampuan dan Motivasi peranannya sangat penting dalam melaksanakan suatu penelitian, karena untuk melaksanakan suatu penelitian disamping harus memiliki mental dan fisik yang memadai, harus juga memiliki kemampuan teknis atau metodologi penelitian, kemampuan manajerial, kemampuan berperilaku atau berkomunikasi, kemampuan konseptual atau kemampuan menvisualisasikan hari depan dan visi organisasi, sehingga dapat menciptakan ketekunan bekerja [application ] dan efektivitas [effectiveness] dalam bekerja atau dengan memiliki kemampuan dan motivasi yang diciptakan maka pegawai akan berusaha dan bekerja sekeras-sekerasnya untuk memenuhi tercapainya sasaran dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Penelitian ini berupaya mengungkapkan korelasi antara kemampuan dan motivasi dengan kinerja pegawai Pusat Penelitian dan Pengembangan Departemen Kehakiman Rl, dengan menggunakan metode diskriptis analisis dan mengambil populasi sebagai sampel atau non probalita sampling dengan sampling jenuh/sensus. Instrumen yang digunakan adalah pernyataan menurut skala Liked dengan skor 4,3, 2, 1.
Untuk mempermudah pembahasan, maka pengolahan data menggunakan rumus Spearman rho dan bantuan program SPSS 11.00 for Windows, sehingga penghitungan matematis dalam narasi statistik yang general.
Adapun hasil korelasi yang didapat dalam penelitian ini adalah :
- Hubungan antara variabel kemampuan dengan kinerja terdapat arah hubungn positif [tidak berlawanan arah], dengan tingkat hubungan sangat rendah yaitu 0,087 jauh dibawah angka 0,5%, sedangkan hubungan tersebut tidak signifikan karena probalitas adalah 0,870 [Sig.2 -tailed ] yang di atas angka 005. Oleh karena itu, hubungan tersebut tidak menolak Ho.
- Hubungan antara variabel motivasi dengan kinerja terdapat arah hubungan positif, dengan tingkat hubungan sangat rendah yaitu 0,087 jauh dibawah angka 0,5%, sedangkan hubungan tersebut tidak signifikan karena probalitas adalah 0,870 [Sig. 2-tailed ] yang diatas angka 0,05. Oleh karena itu, hubungan tersebut tidak menolak Ho.
- Hubungan antara variabel Kemampuan dengan Motivasi terdapat arah hubungan positif, dengan tingkat hubungan sangat tinggi yaitu 0,834 jauh diatas angka 0,5%, sedangkan hubungan tersebut signifikan karena probalitas adalah 0,000 [Sig. 2 -tailed ] yang jauh dibawah angka 0,05. 0,003 [Sig. 2-tailed j, sehingga hubungan tersebut menolak Ho.
- Hubungan antara Kemampuan dan Motivasi dengan kinerja pegawai terdapat arah hubungn positif, dengan tingkat hubungan sangat rendah yaitu 0, 118 yang jauh dibawah 0,5% [ 0,000 -0,1999 ], sedangkan hubungan tersebut tidak signifikan, karena probalitas [ sig, 2 tailed] adalah 0,824 yang berada diatas 0,05, sehingga hubungan tersebut tidak dapat menolak Ho. [ tidak terdapat hubungan antara kemampuan dan motivasi dengan kinerja]
Dan jawaban responden dan data sekunder diketahui tingkat kemampuan dan motivasi pegawai sedang dan menghasilkan kinerja yang sedang, Namun, jumlah pegawai harus ditambah dengan kualifikasi pendidikan [ bukan dari lulusan Fakultas Hukum ] yang sesuai dengan bentuk pekerjaan penelitian yang dilakukan dan perlu pengklasifikasian jabatan fungsional peneliti sesuai dengan bidang yang diteliti atau melakukan promosi terhadap pegawai yang selesai mengikuti pendidikan S2, terutama tulusan S2 [ FISIP-Ul - Depkeh dan HAM RI ] pada jabatan yang ada di Puslitbang, terutama jabatan Fungsionaris untuk mendukung pelaksanaan tugas penelitian."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12019
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Ekarini Savitri
"Jabatan birokrasi pemerintahan adalah jabatan profesional, demikian pula jabatan birokrasi yang ada di Departeman Hukum dan HAM Rl sesuai dengan jabatan, karir, pangkat, masa pengabdian, penantian, keahlian dan sebagainya dipertimbangkan melalui prosedur yang berlaku di jajaran birokrasi.
Menjadi tugas dan kewajiban organisasi untuk menentukan suatu pola perencanaan dan pengembangan karir untuk semua pegawai yang ada karena kinerja organisasi tidak terlepas dari kinerja anggotanya, salah satu Cara meningkatan kinerja melalui proses pendidikan dan pelatihan disertai penataan struktur dan fungsi organisasi untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan. Upaya mengetahui seberapa jauh kinerja pegawai melalui penilaian kinerja yang merupakan evaluasi terhadap prestasi kerja pegawai dengan serangkaian tolok ukur tertentu yang obyektif dan berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta dilakukan secara berkala. Promosi jabatan sangat berpengaruh pada kelangsungan aktivitas organisasi. Ketidakpastian sistem, mekanisme atau pola pengembangan karir pegawai dapat menimbulkan gejolak dan kekecewaan pada pegawai yang pada gilirannya akan menimbulkan ketidaknyamanan bekerja dan organisasi mengalami gangguan/kepincangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perencanaan karir, pendidikan dan peiatihan serta penilaian kinerja terhadap promosi pegawai di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Hukum dan HAM RI dilatarbelakangi bagaimanakah kesempatan promosi pegawai didasarkan pada perencanaan karirnya, diklat yang pernah/belum diikuti serta penilaian kinerjanya. Hubungan perencanaan karir, pendidikan dan pelatihan serta penilaian kinerja terhadap promosi tidak terjadi dengan sendirinya melainkan saling berkaitan. Perencanaan karir adalah perencanaan tentang kemungkinan seorang karyawan / anggota organisasi meniti proses kenaikan pangkat / jabatan sesuai dengan persyaratan dan kemampuannya.
Pendidikan dan pelatihan yakni selain sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai dalam meningkatkan kinerja dan melaksanakan tugas, juga merupakan sarana yang penting bagi pihak manajemen dalam menerapkan strategi organisasi. Performance appraisal ( penilaian kinerja ) merupakan pengaruh positif terhadap performance dan pengembangan karyawan, yang juga harus digunakan untuk kepentingan organisasi yang lain seperti menentukan peningkatan gaji, perencanaan pencapaian tujuan, performance di masa yang akan datang, menentukan kebutuhan pelatihan dan pengembangan Serta menilai karyawan yang potensial dalam rangka promosi.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis kuantitatif korelasional, yakni suatu metode untuk mengambarkan keadan pada saat penelitian berlangsung, dengan cara mengumpulkan data, mengolahnya dan menganalisis besarnya kekuatan hubungan melalui metode statistik nonparametric dengan skala ordinal untuk menentukan skor nilai variabel.
Populasi dari penelitian ini adalah pegawai negeri sipil di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai yang pada saat penelitian dengan teknik purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, distribusi frekuensi dan prosentase responden hitung korelasi dengan Spearman rho dan hitung determinasi variabel independen terhadap variabel dependen menggunakan program SPSS 13.0 for Windows.
Metode analisis data menggunakan SEM ( Structural Equation Modelling ). Metode ini juga sering disebut LISREL ( Linear Structural Relationship ). Dengan penggunaan SEM secara statistik memberikan keuntungan yaitu efisiensi, dengan metode ini dapat dihitung secara simultan pola hubungan yang dibuat. Dengan LISREL memperlihatkan hubungan sebab akibat diantara variabel tersembunyi.
Implikasi dari temuan penelitian yakni peningkatan konsep perencanaan karir oleh bagian kepegawaian yang merupakan perencana dan pelaksana manajemen karir. Pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh pegawai harus lebih tepat pada bidang pekerjaannya sehingga kemampuan dan keahlian yang dimilikinya mampu menunjang karirnya. Perlu juga memperhatikan penilaian prestasi kerja yang selama ini dituangkan dalam DP-3 masih perlu diperbaharui agar lebih objektif dan valid. Faktor-faktor penilaian dan kesempatan yang mempengaruhi promosi pegawai masih perlu dinilai secara lebih objektif.

Bureaucracy position in the government is a professional position. lt is also applied in the bureaucratic position in the Department of Law and Human Rights related to its position, career, rank, term of work, skill, and other which are considered in the organization.
It is the function and obligation of the organization to determine a pattern of planning and development of employee?s career because the performance of the organization relates to the perfonnance of them. One of the strategies to increase performance is using education and training process added with organizations structure and function order. The effort to identify the performance through appraisal performance is important base on certain objective criteria in certain period. Promotion is important for the existence of organization. Uncertain system, pattern or career arrangement can create employee's disappointment and furthermore lift up unsatisfied working environment and the organization is unstable.
This research aims to explore the relation of career arrangement, education, training and appraisal perfonnance on promotion of the employees in the Center of Employee's Education and Training. That relation does not happen by itself, but interconnected. Career arrangement is an arrangement on a possibility of an employee in organization to follow the process of promotion base on the requirement and capacity. Education and training are an important mechanism for management to implement its strategy. Appraisal performance is a positive influence on performance and empowerment of the employee. lt is also important for other objectives of organization such as determining the remuneration system, goal?s achievement planning, identifying future performance, determining the need of training and development and evaluating potential employee to be promoted.
This research uses descriptive quantitative correlation analysis which is a method to describe the existing condition by collecting data, process it and analysis the degree of relation through non-parametric statistic in ordinal scale to determine the score of the variables. The population ofthe research is government's officer in the center selected by purposive sampling.
Technique of analysis which is used are validity test and reliability of the instrument, distribution of frequency, Spearman correlation and dependent and independent variables' determination using SPSS 13.0 for Windows. The method of data analysis is SEM (Structural Equation Model). This model is also called LISREL (Linear Structural Relationship). By using SEM, there is an advantage of efficiency. LISREL can show the relation of cause and effect of the hidden variables.
Implication of the result is that the improvement of career arrangement in human resources division, Education and training followed by the employees must be suitable with their job, so their skill can support their career as well. lt is also important to give an attention to the appraisal performance in the DP-3 to be more objective and valid.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22148
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djaelani
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Kepemimpinan dan Pelatihan dengan Motivasi kerja pegawai didalam melaksanakan tugas-tugas pembinaan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Bogor. Didasarkan pada pengalaman empiris dapat diindikasikan bahwa pegawai yang dimiliki Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Bogor mempunyai motivasi kerja yang rendah. Hal ini disebabkan 1). sebagian pegawai mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat sarjana dengan jurusan dan keterampilan yang berbeda, .sedangkan pemasyarakatan mempunyai jalur pendidikan khusus untuk mempersiapkan sumber daya manusianya yaitu AKIP ( Akademi Ilmu Pemasyarakatan ), sehingga kemampuan dan keterampilan dalam bidang pembinaan pemasyarakatan yang dimiliki pegawai sangat terbatas, 2). Pegawai yang ada sebagian berasal dari Departemen Penerangan dan Depertemen Sosial dengan Budaya kerja yang berbeda 3). kurang meratanya Pendidikan dan Pelatihan Teknis Pemasyarakatan. 4) kurangnya tingkat kesejahteraan pegawai .
Kenyataan lain yang dapat dilihat yaitu masih adanya gangguan keamanan dan ketertiban seperti terjadinya perkelahian antara sesama tahanan / narapidana yang bahkan dapat menyebabkan kematian, adanya tahanan 1 narapidana yang melarikan diri dari lembaga pada siang hari tanpa melakukan bobol genteng atau peralatan lain, adanya bekas narapidana yang berulang kali masuk lembaga, sedangkan rendahnya motivasi pegawai dapat dilihat dari tingkat kehadiran yaitu : tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas, datang terlambat / tidak ikut apel pagi, datang absen pagi keluar kantor tanpa alasan yang jelas dan datang kembali waktu absen pulang serta datang pagi akan tetapi tidak menggunakan waktu sebagaimana mestinya.
Dengan dasar latar belakang tersebut diatas dapat dikemukakan beberapa rumusan masalah dalam penelitian seperti :
1. Adakah hubungan antara Kepemimpinan dengan motivasi pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Bogor.
2. Adakah hubungan antara Pelatihan dengan Motivasi Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Bogor.
3. Adakah hubungan antara Kepemimpinan dan Pelatihan Secara bersama-sama dengan Motivasi Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Bogor.
Sebagai faktor motivasional seorang pimpinan mutlak perlu menyusun program yang sistematik untuk mengembangkan bawahan baik jalur formal maupun informal, karena pentingnya pengembangan sebagai bagian integral dari usaha memberikan motivasi, maka jalur formal harus ditempuh melalui program pendidikan dan pelatihan bagi pegawai. Dalam penelitian ini digunakan konsep atau teori kepemimpinan yang efektif dengan lima landasan manajerial yang kokoh dari Chapman yang dikutip Dale Timpe dalam Hasibuan, konsep Pelatihan menggunakan teori Arep dan Mangunegara, den konsep motivasi menggunakan teori dua faktor dari Herzberg.
Untuk mencari jawab atas pertanyaan penelitian diatas, maka pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode Survey yaitu dengan teknik menyebarkan kuesioner. Teknik pengambilan sample dengan menggunakan Teknik insidental sampling, sedangkan penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan Rumus Al-Rasyid. Dari 61 sampel yang ditetapkan untuk mewakili populasi sejumlah 155 orang, telah disebarkan sebanyak 66 eksemplar angket dan semuanya kembali.
Dari data yang telah diuji validitas dan reiiabilitasnya maka dilakukan analisis korelasi Spearman Rank, Analisis korelasi Banda dan uji Signifikansi F hitung. dengan hasil :
1. Adanya hubungan yang positif, positif dan signifikan antara Kepemimpinan dengan motivasi kerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Bogor.
2. Adanya hubungan yang positif, kuat dan signifikan antara Pelatihan dengan Motivasi kerja pegawai Lembaga pemasyarakatan Klas II A Bogor.
3. Adanya hubungan yang positif, kuat dan signifikan antara Kepemimpinan dan Pelatihan secara bersama-sama dengan motivasi kerja pegawai Lembaga pemasyarakatan Klas IIA Bogor.
Dari hasil penelitian, disarankan untuk dapat meningkatkan dan memperbaiki motivasi pegawai dengan cara memperbaiki kualitas kepemimpinan, Pelatihan dan motivasi terutama indikator-indikator yang masih menjadi masalah dengan Cara bersama-sama atau parsial.

This research is done with an objective of exploring the relation between leadership and training with work motivation of officers in doing their rehabilitation duties for the inmates at the Class 2A Correctional Institution of Bogor. According to empiric experience, it indicates that almost all of the officers have minimum work motivation. This caused by: 1) some of the officers have different education background, from the elementary school until university with different kind of specialization, and also there is a special education program, that is AKIP (Akademi Ilmu Pemasyarakatan/Academy of Sociology Science), so the ability on rehabilitation program for the officers is limited; 2) Some of the officers transferred from the Department of Information and Social Works, which have different job description; 3) The training and education about Socialization system is not spread enough; 4) Incomplete salary for officers.
Another reality shows that there still have security obstruction, for example fight between inmates that can cause death, inmates run away from prison without open the ceiling in the afternoon, recidivist that come back again to the jail. Minimum work motivation can be shown from the level of absence officer not come to the office without any permission, officers come too late, go home before the time, and also come to the office but not using the work time properly.
Base on these realities, it can be formulated some problems in the research, such as
1. Is there any relationship between leadership with work motivation of officers at Class 2A Correctional Institutions of Bogor?
2. Is there any relationship between training with work motivation of officers at Class 2A Correctional Institutions of Bogor?
3. Is there any relationship between leadership and training together with work motivation of officers at Class 2A Correctional Institutions of Bogor?
As the motivational factor, a leader should draw a systematical program to develop the employee from formal or informal lines. But it's better if a leader takes the formal line by education and training. In this analysis, we use Chapman's Effective Leadership Concept with 5 managerial bases, taken from Dale Timpe by Hasibuan, Training Concept using Mangunegara and Arep's theory, and Motivation Concept using two factor theory of Herzberg.
To have the answers from the questions, we collect the data using survey method that is by spread questioners. The technique to collect the data is using Incidental Technique sampling, and to decide the number of samples, we using Al-Rasyid's formula. From 61 samples which represent the population of 155 employees, it has been distributed 66 sheets of questioners, and all of them are back.
From the data that the validity and the reliability already tested, we make analysis Spearman Rank correlation, double correlation analysis, and F Significant test. And the results are:
1. There is a positive and significant relationship between leadership with work motivation of officers at Class 2A Correctional Institutions of Bogor.
2. There is positive, strong, and significant relationship between training with work motivation of officers at Class 2A Correctional Institutions of Bogor.
3. There is positive, strong, and significant relationship between leadership and training together with work motivation of officers at Class 2A Correctional Institutions of Bogor.
From this analysis, we suggest to improve and correct the officers' motivation by improving the quality leadership, training and motivation, especially on the indicators that still become dilemma, done together or partial.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21949
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rahayu K
"Sumber daya manusia merupakan salah satu aspek penentu keberhasIlan suatu organisasi. Keberhasilan organisasi dipengaruhi oleh kemampuan dan motivasi individu dalam menyelesaikan tugasnya. Kinerja suaTu organisasi berhubungan dengan kemampuan, motivasi dan kejelasan peran pegawai. Demikian haLnya dengan pengawasan narkotika psikotropika dan zat adiktif( napza ), implementasi pengawasan napza sangat tergantung kepada kemampuan dan motivasi para petugas pengawasan napza memerlukan perencanaan _ penyusunan program, sistem, pengorganisasian , pelaksanaan kegiatan pengawasan dan evaluasi hasil pengawasan. Pelaksanaan suatu kegiatan akan berjalan dengan baik bila masing-masing anggota pelaksana mengerti dan memahami peran dan tanggungjawab masing-masing dengan jeIas.
Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan hubungan antara kemampuan pegawai, motivasi kerja dan kejelasan peran pegawai dalam implementasi pengawasan napza yang dilakukan oleh Direktorat Pengawasan Napza Badan POM RI. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif analisis dengan pengambilan populasi non probability samplig atau sensus atau somplete enumeration. Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen skala Likert dengan skor 4,3,2 dan 1. Pengolahan data dilakukan dengan program Statistical Package for Social Sciences ( SPSS) 12 for Windows.
Hasil pengolahan data yang diperoleh dari penelitian adalah:
> Terdapat hubungan yang signirikan antara variabel kemampuan dengan implementasi pengawasan dengan arah hubungan tidak berlawanan arah ( positif) dan tingkat hubungan yang kuat.
> Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel kejelasan peran pegawai dengan implementasi pengawasan dngan arah hubungan tidak berlawanan arah ( positif) dengan tingkat hubungan yang rendah.
> Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel kemampuan, motivasi kerja dan kejelasan peran pegawai secara bersama-sama dengan imptementasi pengawasan dengan arah hubungan tidak berlawanan arah ( positif) dengan tingkat hubungan yang simultan kuat .
> Berdasarkan hasil penelitian , secara umum dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan dan motivasi pegawai sedang. Demikian halnya dengan implementasi pengawasan diperoleh hasil penelitian dengan tingkat sedang.
Namun, terdapat sekelompok pegawai yang memiliki motivasi yang kuat untuk memberikan kinerja yang maksimal dan adanya harapan dari pegawai untuk memperoleh pengakuan dari institusiterhadap prestasi yang telah dicapai.
Guna meningkatkan implementasi pengawasan napza diperlukan upaya peningkatan kuantitas maupun kualitas kemampuan sumber daya manusia. Sedangkan peningkatan motivasi pegawai dapat dilakukan dengan pengembangan sistem karir yang mantap. Implementasi pengawasan dapal ditingkatkan melalui perkuatan ? infomation based control ? dengan pemantapan legislasi, prosedur kerja baku ( standart operation procedure ) dan peningkatan " disciplinary control? yakni kepatuhan terhadap peraturan."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22654
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Susanto
"Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah adanya kebijakan Pemerintah tentang pemecahan kembali Departemen Perindustrian dan Perdagangan menjadi dua. Hal tersebut menuntut adanya penyusunan kembali struktur yang ada, terutama di Departemen Perdagangan yang selama ini dikesankan menginduk pada Departemen Perindustrian. Di samping itu masih ada gejala bahwa struktur organisasi yang ada dirasakan sudah tidak relevan lagi. Gejala ini ada kecenderungan berimplikasi pada dorongan dan gairah kerja pegawai dalam menjalankan tugasnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara restrukturisasi dengan motivasi pegawai pada Biro Umum dan Humas Sekretariat Jenderal Departemen Perdagangan.
Landasan teori dalam penelitian ini adalah teori restrukturisasi yang dikemukakan oleh Pasmore, Gouillart dan Kelly, serta Robbins. Sedangkan teori motivasi diambil dari pendapat Herzberg, Leavitt dan Duncan.
Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah para pegawai Biro Urn urn dan Humas Setjen Departemen Perdagangan yang berjumlah 264 orang. Kemudian dengan menggunakan rumus Slovin diperoleh sampel sebesar 160 orang, sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah disproportionate stratified random sampling.
Data yang dikumpulkan melalui angket dianalisis dengan statistik korelasi Product Moment dengan, menggunakan program SPSS versi 12.
Hasil analisis dan pengujian terungkap hal-hal sebagai berikut: 1) pelaksanaan restrukturisasi pada Biro Umum dan Humas Sekretariat Jenderal Departemen Perdagangan mencapai 72,22 %, masuk kategori "baik". 2) Tingkat motivasi pegawai pada Biro Umum dan Hubungan Masyarakat mencapai 75,16 %, masuk kategori tinggi. 3) korelasi antara restrukturisasi dengan motivasi pegawai pada Biro Umum dan Humas sebesar 0,470, termasuk tingkat hubungan ?cukup kuat". Dan hubungan tersebut adalah signifikan, karena t hitung 6,6936 > t tabel 1,960. 4) Pengaruh restrukturisasi terhadap motivasi pegawai sebesar 22,09 %, sedangkan sisanya sebesar 77,91 % menunjukkan bahwa selain restrukturisasi, ada faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi motivasi pegawai, yang perlu diteliti lebih lanjut. Pengaruh restrukturisasi terhadap motivasi pegawai tersebut, memiliki tingkat signifikansi yang tinggi karena nilai sig 0,009 < 0,05.

Background of this study is government policy in regard to re-divide the Department of Industry and Commerce in two. Such policy requires rearranging the existing structure, specifically to the Department of Commerce that considered nesting onto the Department of Industry. Additionally, there are indications that the existing organizational structures were no longer relevant. As it likely implied employees' motivation and fervor of their duties.
This study intended to recognize correlation between restructuring and employees' motivation upon Public Relations and General Bureau of the Department of Commerce General Secretariat.
Theoretical basis in this study is the theory of restructuring noted by Pasmore, Gouillart and Kelly, and Robbins. Whereas motivational theory taken from Herzberg, Leavitt and Duncan.
This study was using survey method with quantitative approach. Population involved within the study was 264 employees of Public Relations and General Bureau of the Department of Commerce General Secretariat. And by using Slovin formula, there are 160 employees sampled, while the sampling method was disproportionate stratified random sampling.
Data collected through questionnaires and analyzed with Product Moment correlation statistics, by using SPSS version 12.
Testing and analysis resulted the following: 1) restructure executed upon Public Relations and General Bureau of the Department of Commerce General Secretariat that reaches 72,22%, deemed "good?. 2) Public Relations and General Bureau employees' motivation were reaching 75,16%, and it categorized as high. 3) Correlation between restructure and employees' motivation on the General Bureau and Public Relations was 0,470, and it deemed "quite tight". And the correlation was significant, since the t-count was 6,6936 > t-table 1,960. 4) Restructure influence toward employees' motivation was 22,09% whereas the rest was 77,91%, which shoed that other than restructure, there are factors that also influential toward employees' motivation, which are need to be further studied. Restructure influence toward the employees' motivation, has a high significance since the sig. was 0,009 < 0,05.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22226
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>