Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191971 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Handi Wirjono
"Tesis ini berisi analisis fenomena ekonomi terhadap bursa saham. Tolok ukur analisis yang digunakan adalah indikator-indikator ekonomi dan nilai transaksi saham di Bursa Efek Jakarta. Periode analisis data bulanan dan triwulanan mulai 1 Januari 1995 hingga 31 Maret 2001. Dalam kurun waktu tersebut menunjukkan fenomena ekonomi yang bervariasi. Penelitian ini paling tidak melengkapi beberapa penelitian sebelumnya dengan topik serupa namun dengan metode analisis yang berbeda. Pertarna dengan stepwise analysis, kemudian uji multikolinieritas , dan analisis regresi.
Hasil analisis data triwulanan tidak dapat disimpulkan oleh karena lemahnya signifikansi. Begitupun hasil analisis data bulanan tidak dapat menyatakan pengaruh tingkat inflasi maupun pertumbuhan jumlah uang beredar terhadap nilai transaksi saham. Yang dapat dinyatakan hanya pengaruh suku bunga deposito dan nilai tukar. Pengaruh suku bunga relatif besar dan bersifat negatii sedangkan pengaruh nilai tukar relatif tidak berarti dan bersifat positip. Perbedaan dengan hipotesis awal dapat diindikasikan secara irnplisit bahwa fluktuasi nilai tukar bersifat temporer sedangkan ekspektasi investor bersifat jangka panjang. Namun bagaimana pun juga temuan penelitian ini menarik untuk ditindaklanjuti pada penelitian berikutnya."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T20385
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Yulianti
"Penelitian ini menyelidiki apakah pemilik perusahaan yang akan go public memilih metode-metode akuntansi dengan melakukan income-increasing discretionary accrual pada periode IPO.
Ada dua alasan utama mengapa issuers memiliki motivasi yang tinggi untuk menaikkan keuntungan yang dilaporkan. Pertama, tidak adanya informasi harga sebelum penawaran telah membuat sulit pihak-pihak yang terlihal dalam proses IPO untuk menetapkan harga secara rasional. Kedua, ketiadaan informasi harga pasar ditambah kenyataan bahwa earnings merupakan salah satu target utama dalam evaluasi harga saham di pasar modal semakin memberi peluang kepada issuers untuk mengatur tingkat laba yang dilaporkan. Pengujian dilakukan terhadap 37 perusahaan yang go public tahun 1995 sampai dengan 1997 di Bursa Efek Jakarta. Model yang dikembangkan oleh Aharony et al (1993) serta persamaan empiric yang dibuat Healy, DeAngelo (1988) dipilih untuk pengujian data dengan melakukan beberapa modifikasi sesuai dengan keterbatasan data dan karakteristik IPO.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa earnings management ditemukan di 19 dart 37 perusahaan pada periode IPO. Hipotea kedua yaitu adanya hubungan antara penjualan, perkembangan perusahaan, arus kas operasi, umur rata-rata asset tetap, hutang jangka panjang serta proporsi kepemilikan modal atas perseroan tidak dapat diterangkan dengan baik( pada penelitian ini. Hal ini disebabkan telah terjadinya kesalahan type I dalam pengujian, karena menolak hipotesa yang pada hakikatnya benar. Hasil penelitian ini juga menyatakan bahwa harga saham tidak sepenuhnya ditentukan oleh ditemukan atau tidaknya earning management pada periode IPO. Faktor-faktor seperti image perusahaan, kebijakan-kebijakan perusahaan, peraturan-peraturan pemerintah, kondisi perekonomian dan politik secara umum juga turut mempengaruhi harga saham ke tingkat keseimbangan.

This research investigate whether owner of company to go public chosen accounting method conducted accrual income increasing discretionary period IPO.
There is two special reason why issuers own high motivation to boost up reported advantage. First, inexistence of information of price before tender have made unrighteous difficult in concerned in course of IPO to price rationally. Second, no information of market price added by fact that earnings represent one of especial goals in evaluation of price of share in capital market progressively give opportunity to issuers to arrange story,- level of reported advantage. Examination conducted to 37 company which go public of year 1995 up to 1997 in Effect Exchange Jakarta. Model developed by Aharony et al (1993) and also equation of empiric made by Healy, Deangelo (1988) selected for examination of data conducted some modification as according to limitation of data and characteristic IPO.
Result of research indicate that earnings management found 19 from 37 company at period IPO. Hypothesizing of Second that is existence of relation among sale, company growth, cash flow operate for, age of mean of asset remain to, long term liabilities and also proportion of its ownership of capital for copartner ship cannot be explained better at this research. This matter is caused by have the happening of mistake of type I in examination, because refusing hypothesizing which intrinsically correctness. Result of this research also express that price of share is not full determined by found earning management of at period IPO. Factors like image company, company policy, governmental regulation, condition of economics and political in general also partake to influence price of share to balance storey level.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20091
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suripno
"Penelitian ini menganalisis dampak parameter ekonomi makro terhadap imbal hasil saham di Bursa Efek Jakarta dengan menggunakan Arbitrage Pricing Theory. Pengamatan dilakukan setiap bulan dari bulan Januari 1993 sampai dengan bulan Juli 1996. Sampel yang digunakan adalah Saham Industri Pertanian dengan jumlah saham 7 perusahaan dan industri non pertanian dengan jumlah saham 20 perusahaan.
Metodologi empiris yang dipergunakan adalah dengan melakukan regresi linear berganda dart faktor-faktor makro Inflasi, Suku Bunga Bank, Nilai Tukar Rupiah terhadap dollar Amerika, Pertumbuhan Industri dan Market Return.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa imbal hasil saham Industri Pertanian tidak signifikan dipengaruhi oleh variabel faktor makro market return , inflasi, suku bunga dan pertumbuhan industri, sedangkan imbal hasil saham industri non pertanian signifikan dipengaruhi oleh suku bunga bank, faktor-faktor ekonomi makro lainnya seperti inflasi, market return dan pertumbuhan industri tidak berpengaruh."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T20093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prakarsa Panjinegara
"Tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk melihat seberapa jauh pengaruh perubahan jumlah uang beredar (M2), perubahan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), perubahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar terhadap tingkat pengembalian pasar saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang diwakilkan dengan Return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode sebelum krisis moneter yang diambil sejak periode Januari 1995 sampai dengan Juni 1997, dibandingkan dengan periode krisis moneter yang diambil sejak periode Juli 1997 sampai dengan Desember 1999 yang dianalis dengan menggunakan data mingguan pada periode tersebut.
Selain daripada itu penelitian ini juga melihat pengaruhh tingkat pengembalian pasar (return IHSG), perubahan jumlah uang beredar (M2), perubahan tingkat suku bunga SBI, perubahian nilai tukar Rupiah atas US Dollar terhadap tingkat pengembalian saham dan tingkat portofolio industri di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Pada periode sebelun krisis tingkat pengembalian pasar saham di Bursa Efek Jakarta yang diwakilkan dengan Return Indeks Harga Salim Gabungan (IHSG) dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan jumlah uang beredar (M2) dan perubahan tingkat suku bunga SBI, sedangkan pada periode krisis return IHSG dipenganihi secara signifikan oleh
perubahan jumlah uang beredar (M2) dan perubahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar.
Hasil penelitian juga menunjukkan dengan mengggunakan analisis multi faktor yang merupakan sintesa antara model Arbitrage Pricing Theory (APT) dengan model Capital Asset Pricing Mode! (CAPM) didapat adanya perbedaan pengaruh yang nyata antara periode sebelum krisis rnoneter dan periode krisis moneter antara pengaruh perubahan variabel ekonomi makro yang digunakan pada penelitian terhadap tingkat pengembalian saham dan tingkat pengembalian portofolio industri di Bursa Efek Jakarta.
"
2000
T20609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wasis Nurachman Hamzah
"Pasar Modal memang sangat diharapkan dapat menyalurkan dana segar sebagai alternatif pembiayaan bagi usaha-usaha menengah dan besar, hal ini dapat dicerminkan melalui peningkatan kapitalisasi pasar, berarti baik faktor internal (keadaan perekonomian dalam negeri) maupun faktor eksternal (keadaan perekonomian luar negeri termasuk persepsi investor terhadap permintaan saham) sangat menentukan sekali terhadap perekonomian Indonesia, agar dapat tumbuh sesuai dengan target dan sasaran yang telah ditetapkan. Menyadari hal-hal diatas pemerintah telah mengantisipasi dengan mengeluarkan kebijaksanaan di bidang perpajakan dengan menurunkan tarif PPh final atas transaksi penjualan saham pendiri dari 5% berubah menjadi 0,5%, sesuai dengan PP Nomor 14 tahun 1997 tanggal 29-5-1997 tentang perubahan atas PP Nomor 41 tahun 1994 tentang pajak penghasilan atas penghasilan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek.
Permasalahan yang dikemukakan oleh peneliti dalam penelitian ini antara lain:
(a) Bagaimanakah persepsi Wajib Pajak terhadap PP Nomor 14 tahun 1997 dan dampaknya atas transaksi penjualan saham pendiri di BEJ ?
(b) Apakah Wajib Pajak mendukung terhadap kebijaksanaan pemerintah cq Direktorat Jenderal Pajak (DIP) dalam menurunkan tarif PPh final atas transaksi penjualan saham pendiri di BEJ ?
Penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan penelitian empiris deskriptif yang bersifat eksploratif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel mandiri yaitu persepsi, tanpa menghubungkan dengan variabel lainnya. Variabel persepsi bagi Wajib Pajak ini dijabarkan dalam 20 butir pertanyaan yang terbagi dalam 3 (tiga) faktor, yang diajukan kepada 30 responden yang semuanya layak untuk dianalisa dan diuji, Dalam hal ini pertimbangan yang dipakai untuk penarikan sampel adalah sampel dengan ciri-ciri tertentu, yaitu badan usaha (PT) yang telah eksis di bidang usaha masing-masing, telah Go Public dan terdaftar di KPP Perusahaan Masuk Bursa. Selanjutnya jawaban-jawaban dari responden diukur dengan menggunakan teknik skala Likert, yaitu responden diminta untuk menjawab setiap pertanyaan yang diajukan, yang dibagi 5 (lima) tingkatan dan diberi skor tertentu.
Hasil analisa dari data yang masuk diketahui bahwa persepsi Wajib Pajak terhadap penurunan tarif PPh final atas transaksi penjualan saham pendiri di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu faktor tarif pajak, faktor peraturan perpajakan dan faktor kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh PT, baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Ternyata 100% responden menyatakan setuju dan dapat menerima serta mendorong kebijakan pemerintah cq Direktorat Jenderal Pajak untuk menurunkan tarif PPh final atas transaksi penjualan saham pendiri di Bursa Efek dari 5 % menjadi 0,5%."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riri Ariyati Dewi
"Metodologi Event Study diterapkan pada penelitian ini untuk menyelidiki pengaruh pengumuman pembentukan Indeks FTSE/ASEAN pada hari Rabu, 21 September 2005 terhadap return dan volume transaksi saham. Negara-negara ASEAN5 (Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura) bekerjasama dengan grup FTSE meluncurkan dua indeks yang baru terbentuk ; Indeks FTSE/ASEAN (AWASEAN) yang terdiri dari 180 perusahaan yang akan menjadi benchmark bagi kelima bursa dan Indeks FTSE/ASEAN 40 (ASEAN40) yang terdiri dari 40 perusahaan berkapitalisasi terbesar dari indeks tersebut. Diharapkan event ini akan membawa pengaruh yang positif karena akan mempermudah investor asing untuk melihat saham yang bagus di lima bursa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham-saham Indonesia yang masuk ke dalam kedua indeks. Untuk menyelidiki pengaruh dari pengumuman tersebut, penulis menggunakan tiga model untuk mendapatkan abnormal return : Mean-adjusted, Market-adjusted dan Market model bagi setiap indeks.
Hasil menunjukkan bahwa untuk kedua indeks, model mean-adjusted pada umumnya menghasilkan nilai AAR yang negatif, sementara pada model market-adjusted untuk indeks AWASEAN tidak terdapat satupun nilai AAR yang signifikan sepanjang periode penelitian, tetapi untuk indeks ASEAN40 model ini menghasilkan dua AAR yang signifikan, bemilai positif dan negative. Hasil dari market model adalah sama untuk kedua indeks, tidak ditemukan adanya AAR yang signifikan. Untuk keseluruhan indeks dan model menunjukkan basil yang sama, bahwa rerata AAR sebelum event tidak lebih kecil dibandingkan sesudah event. Sedangkan baik untuk kelompok AWASEAN dan ASEAN40, rerata Trading Volume Activity sebelum event tidak lebih kecil dibandingkan sesudah event."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20106
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohmat Nur Istiqlal
"Penelitian ini mencoba menganalisis pengaruh beberapa faktor lingkungan ekstemal perusahaan yang terdiri dari: tingkat inflasi, tingkat bunga, indeks pasar dan kurs terhadap imbal hasil saham di Bursa Efek Jakarta. Saham-saham yang diamati dibagi menjadi sub sampel data, yang terdiri dari saham-saham perusahaan non keuangan dan saham-saham perusahaan keuangan yang memiliki aset diatas Rp.1 trilyun (aset besar) berdasarkan laporan keuangan tahun 2000 dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Tahun pengamatan dari triwulan kedua tahun 2000 hingga triwulan ke empat tahun 2001 Baik model untuk sub sampel non keuangan dan keuangan menggunakan 150 observasi. Dengan menggunakan analisis regresi berganda, penelitian ini menunjukkan hasil bahwa faktor inflasi, tingkat bunga, IHSG dan kurs secara bersama-sama mempengaruhi imbal hasil saham perusahaan non keuangan dengan aset besar, sebesar 30,05% dan imbal hasil saham perusahaan keuangan dengan aset besar, sebesar I0,03%.
Pada saham-saham perusahaan non keuangan dengan aset besar, faktor IHSG menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan terhadap imbal basil saham. Sedangkan faktor inflasi berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham, faktor tingkat bunga deposito berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham, dan faktor kurs berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham.
Pada saham-saham perusahaan keuangan dengan aset besar, faktor kurs berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap imbal hasil saham. Sedangkan faktor inflasi berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham, faktor tingkat bunga deposito berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham, dan faktor IHSG menunjukkan hubungan yang positif tapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T20401
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Difai
"Pelaku pasar menetapkan harga-harga untuk membeli atau menjual aktiva pada suatu pertukaran. Bid adalah harga pada saat market siap untuk membeli dan ask adalah harga pada saat market siap untuk menjual. Pelaku pasar harus menjelaskan segala perintah yang telah ditentukan pada kuota bid dan ask. Suatu tujuan dari mekanisme perdagangan adalah untuk mendapatkan keseimbangan harga, sehingga pelaku pasar dapat merubah harga-harga seminimal mungkin. Oleh sebab itu spread dari bid dan ask dapat menjadi sebuah indikator dari keseimbangan harga saham dengan melihat hubungan antara spread dengan keseimbangan harga tersebut.
Amihud and Mendelson (1986) membuat prediksi model yang memperlihatkan hubungan antara return yang diharapkan (expected return) dan spread relative. Jacoby et al (2000) secara positif memperlihatkan pula hubungan antara return yang diharapkan (expected return) dan spread relative.
Penelitian tersebut akan diuji dalam pasar modal di Indonesia yaitu Bursa Efek Jakarta pada masa sebelum krisis moneter dan pada masa krisis moneter. Penelitian juga mencakup hubungan return saham dengan faktor-faktor penentu spread.

Market perpetrator specify the price to buy or sell the asset at one particular transfer. Bid is price at the time of market ready for buying and ask is price at the time of market ready for selling. Market perpetrator have to explain all command which have been detennined at quota bid and ask. Intention of trade mechanism is to get the balance of price, so that market perpetrator can change the price as minimum as possible. On that account spread from bid and ask can become indicator from balance of share price reflected from relation between spread and the the price balance.
Amihud a.nd Mendelson (1986) making prediction model showing relation between expected return and relative spread. Jacoby Et al (2000) positively show also relation between expected return and relative spread.
The research will be tested in Jakarta Stock Exchange - capital market in Indonesia at the period before monetary crisis and during monetary crisis. Research also cover the relation of stock return with the determinant spread factor.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17000
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhian Febrianto
"Salah satu cara pencarian dana yang saat ini sering kita dengar dan sudah banyak dilakukan di banyak perusahaan besar, adalah dengan mengeluarkan saham. Saham merupakan sebuah sertifikat kepemilikan alas perusahaan, di mana kepemilikan ini periodenya tergantung pemegang saham tersebut, bisa dalam jangka pendek maupun jangka panjang, tetapi umumnya kepemilikan saham untuk jangka panjang. Dalam penelitian ini, penulis mengambil satu perusahaan telekomunikasi yang posisi sahamnya cukup stabil di Bursa Efek, yakni PT Indosat.
Mencermati pergerakan jual - beli saham di sektor telekomunikasi dalam kurun waktu 2002-2004, posisi Indosat masih cukup kuat dalam jajaran 10 besar perusahaan terbuka. Hal itu terjadi karena perusahaan Indosat merupakan salah satu perusahaan yang berkapitalisasi besar, sehingga mampu menunjukkan eksistensi yang menjanjikan di dunia pertelekomunikasian. Berbagai fenomena mempengaruhi pergerakan penjualan sahamnya, mengingat saham merupakan salah satu bentuk investasi yang banyak diminati dan tidak terlalu fluktuatif seperti halnya kurs dollar ataupun suku bunga Bank.
Berdasarkan pada permasalahan yang diangkat, sorta keterbatasan waktu, maka penulis mencoba menganalisa hal sebagai berikut, dengan menggunakan data laporan tahunan Bank Indonesia dan Bursa Efek Jakarta :
a. Faktor yang berpengaruh pada volume perdagangan saham, meliputi nilai tukar rupiah terhadap US dollar dan tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia 1 bulanan dalam periode 2002 - 2004.
b. Faktor terpengaruh adalah volume perdagangan saham PT. Indosat di bursa efek jakarta dalam periode 2002 - 2004.
Dari penelitian dan penganalisaan data tersebut diatas diperoleh hasil bahwa dalam periode 2002 - 2004 pergerakan volume penjualan saham di bursa efek Jakarta, khususnya saham PT.Indosat, dipengaruhi oleh kurs dollar amerika dan suku bunga SBI, tapi pengaruh yang diberikan sangatlah lemah.. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikan penelitian lebih kecil dari pada nilai signifikan hitung untuk kurs dollar secara parsial maupun secara simultan, yakni parsial sebesar 0.74 dan simultan sebesar 0.56. Begitu pula untuk suku bunga SBI pengaruhnya sangat lemah, hal ini juga disebabkan nilai signifikan penelitian lebih kecil dari pada nilai signifikan hitung balk secara parsial maupun secara simultan, yakni parsial sebesar 0.16 dan simultan sebesar 6.66.
Apabila dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan dengan menggunakan return sebagai variabel terikatnya, didapat kesamaan dalam hal pengaruhbaik kurs dollar maupun variable SBI memberikan pengaruh yang positif, hal ini bertentangan dengan penelitian terdahulu yang memberikan pengaruh yang negatif . Dengan berbagai masukan penelitian terdahulu, penulis berkesimpulan bahwa baik menggunakan return saham maupun volume perdagangan saham akan didapatkan pengaruh yang sama dari variabel kurs dollar, sedangkan dari variabel SBI akan didapat nilai pengaruh yang berbeda.

Old perception thought that telecommunication just to build and smoothness the business. But presently, telecommunication not just for the business, a very fast revolution in technology take over a junction of telecommunication as an entertainment , information provider tools, etc. One of the big companies in Indonesia who always develop their telecommunication market is Indosat Corporation, which sure need a big sources too finding their expanding plan. One of the many ways is through stocks or shares.
Shares, is the certificate which issued by the company with the nominal should be pay and period limitation on it. The public holders who have this certyicate have a contribution with the company as long as the period on it. There is mutual benefit between holder and issuer until the end of period agreed through the stock letters, during 2002 - 2004, Indosat always in top ten of Big companies in Jakarta Stock Exchange. Since Indosat is a big company, many phenomenons in economic and politic both outside and inside Indonesia take apart in influences their shares trade, but the prospect of this company is quit strong to be ignored by the investor. This bright side of Indosat, made the writer would like to know more about their transaction shares fluctuation in BEJ for period 2002 - 2004 in view of the exchange rate fluctuation of Indonesia currency versus US dollar and interest of Bank Indonesia certificate for the some period January 2002 up to December 2004.
Based on those data which taken from Annual report issued by Bank Indonesia, and using E Views and SPSS application to calculated and analyzed it got the result that The exchange rate fluctuation both partially or simultaneous give a very weak signyicantly impact to Indosat transaction shares fluctuation, partially at 0.74 and simultaneous at 0.56. Same result for interest of Bank Indonesia certnicate at 0.16 and 6.66. But there are unknown variable beside above which is give a big influence in Indosat transaction shares fluctuation at 37.42 percentage.
Comparing with previous research in shares returned in view of the exchange rate fluctuation of Indonesia currency versus US dollar and interest of Bank Indonesia certnicate, it also give a result that both factors give a positive impact to the return of shares. From this and some of previous research can be concluded that during the period 2002 - 2004, both exchange rate of Indonesia currency versus US dollar and the Interest of Bank Indonesia certificate give a positive influence to the Indosat transaction shares fluctuation, even so weak.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Dian Savitri
"Tesis ini membahas mengenai pengaruh stock mispricing terhadap return reversal saham-saham di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan panel data dari tahun 2006 hingga tahun 2011. Variabel mispricing diukur melalui proksi volatilitas atau standar deviasi dari nilai residual. Terdapat empat variabel dependen di dalam penelitian ini untuk melihat mean reverting saham, yaitu return minggu pertama, return minggu kedua, return minggu ketiga dan return minggu keempat seletah periode mispricing.
Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat mispricing suatu saham berpengaruh positif dan signifikan terhadap return reversal. Berdasarkan analisa t-statistic untuk setiap regresi, maka didapatkan hasil bahwa variabel mispricing paling berpengaruh terhadap return reversal saham terhitung pada minggu kedua setelah periode mispricing. Pada minggu ketiga dan keempat setelah periode mispricing, return saham telah mengikuti proses mean reverting, yaitu return berangsurangsur kembali perlahan kepada return semestinya.

This thesis discusses the effect of mispricing to return reversal stocks in the Indonesia Stock Exchange. This is a quantitative method using panel data from 2006 until 2011. Mispricing variable was measured by the residual volatility (standar deviation) proxy. There are four dependent variables in this study to look at the mean reverting of stocks, which are return on the first week, return on the second week, return on the third week and return on the fourth week after the mispricing period.
This study concludes that the stock mispricing has a positive and significant impact on return reversal. Based on t-statistic analysis for each regression, the most influence effects starts in the second week after mispricing period. In the third and fourth weeks after mispricing period, stock returns have been following the mean reverting process, which gradually return to the supposed return.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32247
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>