Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168022 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wan Muharyati
"Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan bukti tertulis bahwa proses asuhan keperawatan telah dilaksanakan dalam pemberian asuhan keperawatan pasien di rumah sakit. Kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di RS Jiwa Prof HB. Sa'anin Padang masih rendah (32,25%).
Faktor-faktor yang berhubungan dengan pendokumentasian asuhan keperawatan antara lain faktor individu (karakteristik individu: umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, masa kerja, status perkawinan dan kemampuan intelektual: pengetahuan) dan faktor organisasi (supervisi, insentif, pelatihan, beban kerja dan iklim kerja).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran faktor-faktor dari variabel individu dan organisasi terhadap kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di unit rawat map RS Jiwa Prof. HB. Sa'anin Padang.
Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan disain cross sectional dan untuk pengayaan informasi juga dilakukan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah dan observasi, sampel adalah semua perawat berjumlah 53 orang (total sampel) yang merupakan perawat pelaksana di 7 (tujuh) ruang rawat map RS Jiwa Prof FIB. Sa'anin Padang. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis univariat, bivariat dengan uji chi square dan multivariat dengan uji regresi logistik ganda dan tingkat kemaknaan 0,05.
Hasil penelitian menggambarkan proporsi kinerja perawat dalam pendokumentasian masih rendah, kinerja perawat yang balk hanya 41,5%. Pada analisis multivariat, faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan adalah tingkat pendidikan, supervisi dan beban kerja. Tingkat pendidikan dan beban kerja mei upakan faktor yang paling dominan setelah dikontrol oleh umur, supervisi dan iklim kerja.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada penentu kebijakan di RS Jiwa Prof. HB. Sa'anin Padang untuk lebih meningkatkan kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan yaitu dengan cara meningkatkan SDM perawat dengan memberi kesempatan untuk meningkatkan pendidikan formal/non formal seperti mengikuti pelatihan dan seminar, beban kerja perawat dikurangi dengan memberi tugas dan tanggungjawab sesuai tupoksinya serta perbaikan dan perubahan semua sistem yang terkait dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan seperti pelaksanaan supervisi sesuai dengan prinsip-prinsipnya.

Nursing care documentation is written evidence showing that the nursing care process has been implemented in the hospital. Nurse performance in documenting the nursing care in Prof. HB. Sa'anin Padang Mental Hospital still low (32,25%).
Factors related to performance of nurse on documenting patient's nursing care are individual factors (individual characteristic: age, sex, education level, length of work, marital status and knowledge) and organizational factors (supervision, incentive, training, work load and work climate).
The aim of this study is to identify factors related to individual variables and organizational factors and their relationship to nursing care documentation in ward unit of Prof. HB. Sa'anin Padang Mental Hospital.
The study is non-experimental cross sectional design, qualitative method may to enrich information with in depth interview, focus group discussion and observation, sample of 53 individuals (total sample) who fulfill sample selection criteria, all of them are nurse in 7 (seven) wards unit of Prof HB. Sa'anin Padang Mental Hospital. Collected data was then analyzed with univariate analysis, bivariate analysis using chi square and multivariate analysis using multiple logistic regression at p value S 0,05.
The research of performance in documenting the nursing care showed that the proportion of performance still low, good performance of nurse just only 4,5%. The multivariate analysis showed that education level, supervision and work load was variable related to nursing care documentation. Education level and work load were the most dominant variable related to nursing care documentation after controlled by age, supervision and work climate.
Based on study results, it is recommended to Prof. HB. Sa'anin Padang Mental Hospital policyrnaker to improve nurse performance in documenting nursing care through improving man power of nurse by give opportunity to improve formal education/ non formal like following seminar and trainings, nurse work load can make Iess by given jobs description and responsibility as their real work and function and also repair and change all system that related to nursing care documentation such as implementing of supervision adjust to it's principle.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T20060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roswita Hasan
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapat gambaran pelaksanaan Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis kompetensi (MSDM berbasis kompetensi) dan hubungannya dengan kinerja perawat pelaksana. Metode penelitian adalah deskriptif korelasional dengan desain cross sectional. Tempat penelitian adalah di ruangan Rawat Inap dengan responden 178 perawat pelaksana melalui diambil secara acak dengan teknik quota sampling (jumlah populasi 271 orang). Pengumpulan data dilakukan tanggal 11 - 18 mei 2005. Hasil analisis diperoleh bahwa responden yang paling banyak adalah kelompok umur < 30 tahun (52.2%), lama kerja < 6 tahun (5L2%), Pendidikan DIII Keperawatan (82.1%) , jenis kelamin perempuan (76.8%), dan peringkat IV (63.7%), dan motivasi kurang baik (55.4%). Persepsi perawat pelaksana terhadap komponen MSDM berbasis kompetensi yang menyatakan baik: komponen rekrutmen dan seleksi 44%, pengembangan 42.9 %, penilaian kinerja 44%, imbalan 36.3%.
Hasil analisis bivariat didapatkan bahwa MSDM berbasis kompetensi yang berhubungan dengan kinerja adalah rekrutmen dan seleksi (p=0.001), penilaian kinerja (p=0.008), dan imbalan (p=0.0I0). Untuk karakteristik individu yang berhubungan adalah umur (p = 0,001), lama kerja (p = 0,009), motivasi (p = 0,000), peringkat (p = 0,000). Persentase perawat dengan kinerja baik dan tidal( baik berimbang (50%). Komponen MSDM, dan karakteristik individu yang paling dominan berhubungan dengan kinerja adalah motivasi dengan OR=9.966 dan p=0.000, serta peringkat dengan OR = 3.445 dan p=0.002. Untuk itu Pimpinan rumah sakit sangat perlu untuk memelihara dan meningkatkan motivasi perawat pelaksana, dan mengevaluasi pelaksanaan MSDM berbasis kompetensi agar dapat memperbaiki mutu SDM dan pada akhimya akan meningkatkan kinerja.

Human Resources Management Program (HRM) is a system that allows clinical nurses to have a.functional career ladder which lead to the consequences of increasing reward and compensation based on their clinical performance. The goal of this study was to ident ' factors related to the nurse clinical performance post implementation of Competency based Human Resources Management program. The number of subject participated in the study was 178 nurses who were selected by a quota sampling. The design was a cross sectional. The findings showed that the subjects were < 30 years old (52.2%), had working experience < 6 years (51.2%), have graduated from nursing diploma (82.1%), female (76.8%), and on the 40' grade of HRM (63.7%), and less motivation (55.4%) Some of the nurses' perception on the FIRM component gave positive response on the recruitment and selection component (44%), promotion (42.9%) clinical performance assessment (44%) and the reward (36.3%).
Further analyzes on the HRM program (bivariate), showed that the factors of HRM program that have relationship to the nurse clinical performance were recruitment and selection (p = 0.001), clinical performance assessment (p = 0.008) and reward (p = 0.010). The individual characteristics that have correlation to the nurse who perform good and less clinical performance were equal (50%). The Competency Based HRM and characteristics of individual component which dominantly related to the clinical performance was the motivation with the result of OR = 9.966 (p=.0.000), and the level of competency with result of OR = 3.445 (p=0.002) A recommendation to the nursing management officer is offered to always maintain and improve motivation of the nurses, evaluate the implementation of the competency based HRM program on the clinical performance and its logical consequences for nurses' welfare in order to improve the quality of human resources which could to professional nursing care provided to the patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18674
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Adji
"Perawat adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien yang dirawat. dimana perawat berada selama 24 jam disisi pasien. Asuhan Keperawatan merupakan titik sentral pelayanan keperawatan. Sebagai ukuran kinerja perawat di ruang rawat inap dapat dilihat dari kegiatan perawat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dalam bentuk pendokumentasian asuhan keperawatan. Menurut Gibson (1996), perilaku dan kinerja individu dipengaruhi oleh variabe! individu. variabel organisasi dan variabel psikologis.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja perawat dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat di Ruang Rawat Inap R.S.U. Raden Mattaher Jambi. Penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional dengan sampel 70 responden. Variabel independen yang diteliti adalah karakteristik individu perawat meliputi umur, tingkat pendidikan, masa kerja dan status perkawinan serta karakteristik organisasi mencakup sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur organisasi dan disain pekerjaan. Variabel dependen yaitu kinerja perawat di ruang rawat inap.
Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan menggunakan uji statistik deskriptif, Chi-Square dan multiple regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perawat dengan katagori kurang dan baik didapatkan hasil masing-masing yaitu 50%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan merupakan faktor yang mempunyai hubungan paling dominan dengan kinerja perawat (nilai p = 0,001, OR = 80,325) dimana perawat yang berpendidikan bidan berpeluang* mempunyai kinerja kurang baik 80,3 kali dibandingkan dengan perawat yang berpendidikan Dili Keperawatan. Selain itu faktor imbalan ( nilai p = 0,002, OR = 20,937), sumber daya (nilai p = 0,014, OR = 14, 578) dan disain pekerjaan (nilai p = 0,047, OR - 8,628) juga berhubungan dengan kinerja perawat diruang rawat inap RSU Raden Mattaher Jambi, dimana perawat yang menilai besarnya imbalan tidak sesuai dengan peran dan beban kerja mereka berpeluang mempunyai kinerja kurang baik 20,9 kali dibandingkan dengan perawat yang menilai besar imbalan sesuai dengan peran kerja. Begitu juga perawat yang menilai sumber daya kurang berpeluang mempunyai kinerja kurang baik 14,5 kali dibanding dengan perawat yang menilai cukup sumber daya. Demikian juga perawat yang menilai disain pekerjaan kurang baik berpeluang mempunyai kinerja kurang baik 8,6 kali dibanding dengan perawat yang menilai cukup baik disain pekerjaan.
Mempertimbangkan hasil penelitian ini perlu bagi piliak Direksi dan Bidang Keperawatan R.S.U Raden Mattaher, untuk memperhatikan pegawai yang pendidikannya masih dibawah Dili Keperawatan agar dapat disekolahkan ke jenjang Dili Keperawatan dan bila menambah tenaga perawat pelaksana di ruang rawat inap agar tingkat pendidikannya minimum DIII Keperawatan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T561
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I. G. K. Wijasa
"Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran kepuasan tenaga perawat yang bertugas di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Jakarta. Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan penelitian survai, yang sifatnya deskriptif korelatif dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional.
Berdasarkan penelitian kepustakaan, diperoleh pemahaman bahwa kepuasan kerja dipengaruhi oleh pelbagai keadaan seperti : prestasi kerja, pemberian penghargaan, pemberian tanggung jawab dan pemberian kesempatan berkembang.
Pola hubungan tersebut diteliti kebenarannya terhadap perawat di Ruang Rawat Inap RSUP Persahabatan, Jakarta. Data-data yang diperlukan, dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur, yang selanjutnya diolah serta dianalisis.
Sampel penelitian dipilih secara purposive yakni seluruh perawat yang bertugas di Ruang Rawat Inap Bedah sebanyak 60 orang. Adapun profil perawat yang menjadi sampel penelitian adalah 86,7% merupakan perawat wanita dan 13,3% perawat pria. Sebagian besar responden (45%) telah bekerja kurang dari 10 tahun, 40% antara 11-20 tahun dan 15% telah bekerja lebih dari 20 tahun. Sebanyak 70% dari responden berusia antara 30-50 tahun dan selebihnya (30%) berusia 22-29 tahun. Dilihat dari pendidikannya, sebagian dari mereka (83,4%) responden berpendidikan SPK, selebihnya 10% berpendidikan D3 Keperawatan, 3,3% S1 Keperawatan dan 3,3% berpendidikan lain-lain yang setara dengan SPK.
Hasil penelitian tentang gambaran kepuasan kerja menunjukkan bahwa 61,7% perawat di Ruang Rawat Inap Bedah RSUP Persahabatan Jakarta, dinyatakan telah mendapat kepuasan kerja. Sebanyak 88,3% menyatakan puas terhadap bentuk penilaian prestasi; 31,7% menyatakan puas terhadap penghargaan; 70% menyatakan puas terhadap tanggung jawab yang diberikan; 46,&% menyatakan puas terhadap kesempatan berkembang; dan 53,3% menyatakan puas terhadap pekerjaannya.
Selain dari pada itu didapatkan pula gambaran faktor intrinsik perawat yang dinyatakan telah mendapatkan penilaian prestasi amat baik 41,7%; yang diberi penghargaan 43,3%; yang diberi tanggung jawab 43,3% dan yang diberi kesempatan berkembang 11,7%.
Setelah dilakukan analisis bivariat menggunakan uji statistik Chi-Square terhadap hubungan keempat faktor intrinsik dan kepuasan kerja, ternyata hanya ada dua faktor intrinsik yang menunjukan hubungan bermakna yakni: faktor prestasi kerja (x=3,72469, df=1 dan c=O,05) dan faktor tanggung jawab (x=4,5.1776, df 1 dan c=0,05).
Oleh karena itu dari hasil penelitian ini, disarankan kepada Pimpinan RSUP Persahabatan Jakarta untuk mempertahankan dan menyempurnakan pola penilaian prestasi dan pemberian tanggung jawab kepada perawat dalam rangka meningkatkan kepuasan kerja serta secara bertahap meningkatkan/memperbaiki pola pemberian penghargaan dan pemberian kesempatan berkembang agar lebih bermakna.

The objective of this study is to get information about job satisfaction of the nurses working in the hospital wards, of Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta. In this respect, a descriptive correlative field research was conducted by utilizing a Cross Sectional approach.
Based on literature study, it was found that job satisfaction is influenced by various conditions such as work performance, reward achievement, responsibility of growth.
In this study, such correlation patterns were observed to a number of nurses working in the surgery wards of RSUP Persahabatan, Jakarta. The necessary data were collected trough a structured questionnaire which were then processed and analyzed.
Samples of the study were selected purposively, those are 60 nurses working in surgery wards, consisting of females, (86,7%) and males (13,3%). A part of them (45%) had worked for less than 10 years, 40% between 11 and 20 years and 15% for more 20 years. Of the total respondents, 70% were 30 to -50 years old and the rest (30%) were between 22 and 29 years old. According to the educational background, most respondents (83,4%) graduated from the Nursing High School (SPK), 10% from Nursing Academy, 3,3% from the University and 3,3% from other institutions equal to the Nursing High School.
This study of job satisfaction found that 61,7% of the respondents, nurses in the surgery wards of RSUP Persahabatan Jakarta, said they had got satisfaction. Of the total respondents, 88,3% were satisfied with the performance; assessment with the reward achievement (31,7%); with the responsibility their job (70%); the possibility of growth (46,7%); and with the job (53,3%).
Besides, the study also found some intrinsic factors of the respondents which were stated as having the best performance (41,7%); rewards (43,3%); responsibility (43,3%) and possibility of growth (11,7%).
Having done the bivariat analysis by utilizing the Chi-Square statistical test on the correlation of the four intrinsic factors and job satisfaction, there were only two intrinsic factors showing significant correlation namely performance assessment factor (x=3,72469, df1 and a=0,05 and responsibility factors (x=4,51776, ,:11 and a-0,05).
Based on the study results and in order to increase job satisfaction of the nurses, it is suggested to RSVP Persahabatan Jakarta management to maintain the patterns of existing working system and to improve gradually the patterns of responsibility, reward achievement and possibility of growth so that it correlate to the nurse's performance assessment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Rusmianingsih
"Metoda pemberian asuhan keperawatan tim, apabila dilaksanakan secara efektif dan efisien menimbulkan kepuasan untuk perawat. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan penerapan metoda asuhan keperawatan tim dengan kepuasan kerja perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang. Desain menggunakan deskriptif korelasi dengan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 80 orang dengan total sampling.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara koordinasi dan supervisi dengan kepuasan kerja perawat (p < 0.05). Perlu peningkatan koordinasi di dalam tim dan unit terkait dan supervisi yang dilakukan secara berkala dan insidentil untuk peningkatan asuhan keperawatan.

Team nursing method if this method carried out effectively and efficiently it could lead to nurses? satisfaction. The purpose of this study is to determine the relationship between the utilization of team nursing care method and the nurses? job satisfaction in Installation Inpatient Tangerang Regency Hospital. This was a descriptive correlation study using cross sectional design. A number of 80 nurses were involved using total sampling technique.
The results showed that coordination and supervision were significantly associated with nurses? job satisfaction (p <0.05). Therefore, there is a need to increase coordination both in the team nursing and other units related to nursing services, to conduct supervision periodically and incidentally, as well as to increase application of team nursing care method particularly in nursing care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31206
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Trisna Budy Widjayanti
"Peraturan tentang praktik keperawatan mengharuskan perawat mendokumentasikan setiap pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Dokumentasi keperawatan dalam bentuk dokumen asuhan keperawatan merupakan salah satu alat pembuktian atas tindakan perawat selama menjalankan tugas pelayanan keperawatan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan karakteristik individu, psikologis dan organisasi terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit MH.Thamrin Purwakarta. Subjek penelitian ini menggunakan total populasi (perawat yang bertugas di unit rawat inap) yang terdiri dari 52 orang perawat.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa usia, tingkat pendidikan, lama kerja, status kepegawaian, motivasi, persepsi, imbalan, supervisi, dan desain kerja berhubungan dengan perilaku perawat dalam pendokumentasian asuhann keperawatan.

Regulation of nursing practice requires nurses to document any nursing care services provided to patients. Nursing documentation in the form of documents nursing care is one means of proof for the actions of nurses during duty nursing services.
This study aims to analyze the relationship of individual characteristics, psychological and organization of documentation of nursing care at the Hospital MH.Thamrin Purwakarta. The subject of this study using the total population (nurses who served in the inpatient unit) consisting of 52 nurses.
The results of this study showed that age, education level, length of employment, employment status, motivation, perception, remuneration, supervision, and design work associated with the behavior of nurses in nursing care documentation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30039
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elisabeth Herwanti
"Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi perawat pelaksana tentang upaya kepala ruangan memotivasi bawahan dengan kepuasan kerjanya di RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang. Upaya kepala ruangan memotivasi bawahan dalam penelitian ini meliputi: pencapaian, pengakuan, minat kerja, tanggung jawab dan kemajuan. Kepuasan kerja secara komposit dilihat dari insentif, kebijakan organisasi, interaksi, profesional dan otonomi.
Populasi pada penelitian ini adalah perawat pelaksana di Unit Rawat Inap yang berjumlah 176 orang. Sampel pada penelitian ini adalah 117 perawat pelaksana dengan status pegawai negeri sipil. Pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya di RSUD Kota Bekasi.
Gambaran karakteristik demografi responden 51,3% berusia < 28 tahun, 51,3% lama kerjanya < 5 tahun, jenis kelamin 80,3% perempuan dan 65% tingkat pendidikan SPIT 1 setara. Responden mempunyai persepsi tentang upaya kepala ruangan cenderung sering memotivasi bawahan dengan nilai rata-rata 2,98. Sedangkan untuk kepuasan kerja responden cenderung merasa puas dengan nilai rata-rata 2,95 (range skor 1-4). Hasil analisis bivariat (Pearson correlation ) antara persepsi perawat pelaksana tentang upaya kepala ruangan memotivasi bawahan dengan kepuasan kerjanya memiliki nilai p 0,0001 (< a) untuk semua dimensi motivasi. Hal ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kedua variabel tersebut. Hasil analisis multivariat (analisis regresi linier ganda dengan metode Backward) didapatkan hanya dimensi pencapaian pekerjaan yang mempunyai hubungan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pimpinan RSUD Prof DR. W. Z. Johannes Kupang hendaknya mempertahankan bahkan meningkatkan pengembangan karir perawat melalui penyediaan dana untuk pendidikan/pelatihan, meningkatkan fasilitas untuk perawat serta keterlibatan bawahan dalam menentukan kebijakan.
Pimpinan keperawatan hendaknya membuat program jenjang karir serta meningkatkan peran sebagai mediator. Kepala ruangan kiranya meningkatkan umpan balik yang menumbuhkan motivasi kerja.
Daftar Pustaka 50 (1993 - 2002)

The Relationship between the Nurses Perception on the Efforts of Head Nurses to Motivate Staff and Their Job Satisfaction at the Public Hospital Prof DR. W. Z. Johannes Kupang, 2002"This study is a descriptive analytic study with cross-sectional design. The purpose was to identify the relationship between the nurses perception on the efforts of head nurses to motivate staff and their job satisfaction at the Public Hospital Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang. The efforts of head nurses to motivate his/her staff are shown in five dimensions. The dimensions are the achievement, recognition, work improvement, responsibility and advancement. The job satisfaction measured as incomelmonthly incentives, the policy of organization, interaction, professional and autonomy.
The population of the study was all nurses (N = 189) who were working in the wards at the hospital. The sample included in the study was 117 staff who were all government official. A series of questionnaire was utilized to collect the required data. The pilot testing was conducted at the Public Hospital Bekasi City prior to the data collection. The purpose was to identify the validity and the reliability of the instrument.
The demographic characteristic of the respondents was as-follows: 51,3% of the respondents was under 28 years old, and had experiences less than five years. More than 80,3% respondents were female, and 65% graduated from SPK. The description of the nurses perception on the efforts of head nurses to motivate staff had a mean score of 2,98; whereas the mean score of the perception of nurses job satisfaction was 2,95 (range score 1-4).
The relationship between the nurses perception on the efforts of head nurses to motivate staff (five dimensions: achievement, recognition, work improvement, responsibility and advancement) and the nurses job satisfaction was tested using A Pearson Correlation test. The result showed both variables were significantly correlated with alpha 0,0001.
A stepwise regression using Backward approach was conducted to identify the most influential dimension in the relationship. The dimension was achievement.
Based on the above findings, it is recommended that the management of the hospital should improve the nurses' work performance through certain incentives such as financial support, provide opportunities for nurses to pursue further education, and to motivate nurses to participate in developing hospital policies. The head nurses are recommended to develop a career ladder and to play as a mediator. The head nurses are also recommended to motivate the staff through feedback that yield to work motivation.
Reference 50 books (1993-2002)"
2003
T 2923
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafdewiyani
"Upaya peningkatan mutu dan efisiensi pelayanan kesehatan di rumah sakit secara keseluruhan tidak terlepas dari peran serta pelaksana pelayanan keperawatan, karena pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan di rumah sakit. Untuk mendukung tercapainya pelayanan keperawatan yang optimal, perlu adanya tenaga keperawatan yang profesional dan dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan keperawatan.
Perawat pada ruang rawat inap RS MH. Thamrin sebagai pelaksana keperawatan bertanggung jawab atas keberhasilan pelayanan keperawatan. Sebaliknya, keberhasilan pelayanan dipengaruhi oleh aspek-aspek dalam pekerjaan atau suatu kondisi kerja yang dapat menimbulkan kepuasan bagi mereka. Sampai saat ini, masih sedikit penelitian yang berfokus pada pengkajian faktor tersebut. Untuk itu penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RS MH. Thamrin Jakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi yang bersifat cross sectional. Tujuannya adalah untuk melihat hubungan antara karakteristik demografi individu dan karakteristik pekerjaan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Tempat penelitian adalah Rumah Sakit MH. Thamrin yang meliputi 10 (sepuluh) ruang rawat, dengan melibatkan 81 perawat pelaksana sebagai responden.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepuasan kerja yang diukur dengan aspek-aspek kepuasan kerja yang dirasa dengan aspek-aspek kepuasan kerja yang diharapkan, dengan prosentase rata-rata 83 %. Hasil uji statistik bivariat chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara variabel otonomi/kewenangan (p = 0,001) dan pengembangan diri (p = 0,005) dengan kepuasan kerja. Sedangkan variabel umur (p = 1,000), pendidikan (p = 0,437) dan lama kerja (p - 0,744) tidak berhubungan dengan kepuasan kerja.
Hasil uji statistik regresi logistik didapatkan bahwa variabel otonomi/kewenangan paling dominan berhubungan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RS MR. Thamrin
Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada pimpinan RS MR Thamrin untuk melakukan pengkajian ulang terhadap kesesuaian peran dan fungsi perawat dalam melaksanakan pelayanan keperawatan, sehingga perawat pelaksana mempunyai otoritas dan akontabilitas yang lebih besar yang mencakup aspek peran perawat profesional. Selain itu diperlukan peningkatan pengembangan karir yang terencana dan terarah dalam rangka menciptakan sumber daya keperawatan yang berkualitas dan loyal terhadap organisasi. Rekomendasi juga diberikan untuk para peneliti lain yang bermaksud meneliti kepuasan kerja perawat pelaksana agar melibatkan lebih banyak variabel yang diteliti dengan desain yang berbeda serta menggunakan instrumen yang telah memiliki nilai validitas dan reliabilitas baku.
Daftar Pustaka: 57 (1971 - 2002)

An Analysis on Factors Related to the Jobs Satisfaction of the Nurse Associate in Hospital Ward of MH. Thamrin Hospital Jakarta.The efforts to improve the quality and efficiency of the hospital health service cannot be done and achieved without involving nurses, because nursing and medical service are important part of the integrated hospital service. In achieving the optimal nursing and medical service, a hospital needs skilful, reliable and professional nurses to perform the hospital service
A part of their roles as nurses, nurses in MH. Thamrin Hospital as an extended medical performer is responsible for the success of hospital service. On the other hand, the success of this service is influenced by factors of job condition that should satisfy the nurses. Nowadays, there are few studies focusing on the analysis of those factors. For those reasons this study was conducted to determine, an analysis of the factors related to the nurse's satisfaction was done at the MU. Thamrin Hospital Jakarta
This was a quantitative study which used a correlation descriptive design with cross sectional approach. It was conducted to determine the correlation between individual characteristic demography as well as job characteristic and the nurse?s satisfaction. The study took place in MH Thamrin hospital Jakarta which was participated by 10 wards and included 81 nurses as the respondents.
The study showed that the degree of job satisfaction was measured by the aspects of job satisfaction that was felt and was expected. The average percentage was 83%. A chi square bivariat statistics test result showed that there is significant correlation between authority (p--0.401), self development (p=0.005) and jobs satisfaction. And the other hand the age (p=1.000), education (p=0.437) as well as the length of job carrier (0.744) do not have correlation with the satisfaction. The logistic regression test result demonstrated that the most dominant variable is the authority.
Based on the result of this study, some recommendations are conveyed to the management of MH. Thamrin Hospital Jakarta. The recommendations are the need to re-evaluate the role and the function of nurses in conducting the nursing activities, so the nurse will have a wider authority and accountability dealing with the role as professional nurses. Moreover, it is also necessary to improve a controlled and well-planned career development in order to create qualified nurses who would be more loyal to the organization. It is recommended that the other researchers who are interested in conducting a study which deals with the nurse?s job satisfactions would have covered more variables with different design as well as the use of valid and reliable instruments.
Bibliography: 57 ( 1971- 2002 )"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T8766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Woro Endah Wahyuni
"Penelitian tentang analisis kepuasan kerja tenaga keperawatan di ruang rawat inap RSU Bhakti Yudha Depok pada tahun 2002 dilatarbelakangi dengan adanya hasil survei kepuasan kerja tenaga keperawatan di ruang rawat inap tahun 1999 yang menunjukkan tingkat rendah dan adanya peningkatan keluhan pasien rawat inap terhadap pelayanan tenaga keperawatan dari tahun 2000 sampai 2001. Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat kepuasan kerja tenaga keperawatan di ruang rawat Inap. Tingkat kepuasan ini dinilai dengan cara mengukur tingkat kesesuaian antara kenyataan dan harapan berdasarkan komponen upah, wewenang, tuntutan tugas, kebijakan organisasi, interaksi, dan status profesional dari seluruh responden menurut karakteristik demografi (umur, status kawin, dan tingkat pendidikan) dan karakteristik pekerjaan (status kepegawaian, lama kerja, mutasi kerja, lama kerja, pengalaman kerja, dan jam kerja seminggu).
Penelitian ini menggunakan disain penelitian non-eksperimental dengan pendekatan cross sectional. Penentuan besar sampel penelitian dilakukan seeara total sampling dan didapatkan besar sampel sebanyak 103 orang. Data penelitian yang diperoleh berasal dari hasil pengisian kuesioner oleh responden dan dari hasil wawancara dengan 5 (lima) orang informan serta data hasil pencatatan dan pelaporan rurnah sakit. Instrumen yang digunakan mengacu pada kuesioner Index of Work Satisfaction yang dibangun oleh Stamps yang dalam penelitian ini telah dimodifikasi oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diketahui bahwa berdasarkan karakteristik demografi rerata umur responden adalah sekitar 30 tahun, tingkat pendidikan sebagian besar (60%) adalah lulusan SPK/Bidan, dan sebagian besar (65%) berstatus kawin. Bila dilihat dari karakteristik pekerjaannya maka hampir seluruh responden (83,5%) merupakan pegawai tetap RS, sebagian besar (57,3%) menyatakan belum pernah dimutasi ke unit/ruang perawatan lain, dan rerata lama kerja di RSU Bhakti Yudha adalah 6 tahun. Selain itu, responden yang memiliki pengalaman bekerja dan yang tidak memiliki pengalaman bekerja di tempat lain sebelum bekerja di RSU Bhakti Yudha cukup berimbang, dan rerata jam kerja perawat dalam seminggu adalah sekitar 44 jam.
Bila dilihat dari tingkat kepentingan kepuasan kerja, maka komponen yang paling penting dalam kepuasan kerja berdasarkan hasil penilaian responden adalah wewenang yang diikuti oleh komponen status profesional, upah, interaksi, kebijakan organisasi, dan yang paling rendah tingkat kepentingannya adalah komponen tuntutan tugas. Berdasarkan tingkat kepuasan kerja diketahui bahwa secara umum rerata tingkat kepuasan kerja responden adalah 75,80%. Komponen kepuasan kerja dengan tingkat kepuasan tertinggi ada pada komponen status profesional (86,10%) diikuti pada urutan selanjutnya adalah interaksi antarperawat (83,69%), wewenang (81,54%), tuntutan tugas (79,5%), kebijakan organisasi (72,28%), interaksi perawat-dokter (70,78%), dan tingkat kepuasan kerja terendah diperoleh pada komponen upah (58,31%). Pada diagram kartesius diketahui bahwa komponen kepuasan kerja yang perlu mendapat prioritas utama dalam kepuasan kerja responden untuk ditindaklanjuti adalah upah dan interaksi dokter-perawat, karena tingkat pelaksanaannya masih belum baik.
Dari hasil uji statistik diketahui bahwa semua karakteristik demografi yang diteliti (umur, status kawin, dan tingkat pendidikan) memiliki hubungan yang signifikan. Sementara itu, karakteristik pekerjaan responden yang terbukti memiliki hubungan yang signifikan secara statistik dengan kepuasan kerja responden adalah variabel lama kerja.
Mengacu pada hasil penelitian ini yang menunjukkan tingkat kepuasan terendah adalah pada komponen gaji dan interaksi perawat dan dokter maka saran yang diajukan peneliti adalah lebih mensosialisasi sistem pengupahan yang berlaku baik berdasarkan status kepegawaian (tetap dan kontrak), sistem kenaikan upah, pemberian insentif dan bonus pada tenaga keperawatan dan mengaktifkan/memberdayakan kembali perkumpulan perawat di RS yang sudah ada semua informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan SDM keperawatan dapat ditemukan dengan mudah oleh seluruh anggotanya. Selain itu, kegiatan bersama antara tenaga medis dan perawat perlu diselenggarakan misalnya dengan pemberian pelatihan dari dokter RS kepada perawat, penyelenggaraan seminar umum kesehatan dengan kepanitiaan bersama antara dokter dan perawat. Saran lainnya adalah sebaiknya semua tenaga keperawatan di RSU Bhakti Yudha adalah tenaga tetap bukan tenaga kontrak karena jenis tenaga ini termasuk dalam bisnis inti yang sangat berperan terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit mengingat kewajibannya sebagai tenaga keperawatan di rumah sakit adalah sama. Selain itu, perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai kepuasan kerja tenaga keperawatan di rumah sakit dengan metode dan instrumen yang berbeda untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang komponen lainnya yang mempengaruhi kepuasan kerja tenaga keperawatan sehingga hasilnya lebih komprehensif serta untuk mendapatkan alat ukur kepuasan kerja tenaga keperawatan yang sesuai dengan kondisi dan situasi perumahsakitan di Indonesia.

The background of this study was based on the results of nurses work satisfaction survey in inpatient ward conducted in 1999 that showed low of nurses work satisfaction and also the availability of patient complaint of nurse service that increased from year 2002 until 2001. The aim of this study was to assess the level of nurses work satisfaction in inpatient ward. The measurement of the level of work satisfaction used the appropriateness level between expectation and perception. It was based on work satisfaction components as follows: pay, autonomy, task requirements, organizational policy, interaction, and professional status of respondents according to demographic characteristics (age, marital status, and education level) and job characteristics (employee status, duration of work span, job mutation, working experience, and total office hours per week).
The design of this study was non-experimental with cross sectional approach. It was conducted to 103 nurses as total sampling. Data resources were from filling in the questionnaire and doing interview with 5 informants and from hospital recording and reporting. The use of instrument was based on the modified of Index of Work Satisfaction questionnaire which built by Stamps.
The result of this study showed that on the average the age of respondents was 30 years, the majority (60%) of them was graduated from Nursing School/Midwife School, and 65% of respondents were married. According to job characteristic, about 83,5% of respondents were full timer, 57,3% of nurses have never been mutated to other unit, and the average of duration of work span in Bhakti Yudha General Hospital was 6 years. The percentage of experienced and inexperienced employee stands balance enough and the average of nurse's working hours per week were about 44 hours.
The highest importance level of the nurses work satisfaction component was autonomy, followed by professional status, pay, interaction, organizational policy, and the lowest importance level is task activity component. Based on the work satisfaction level known that 75,80% of respondents were satisfied. The highest satisfaction level goes to professional status component (86,10%) while the lowest satisfaction level is pay component (58,3%).
Importance Performance Analysis which depicted as Kartesius Diagram, known that the main priority of nurses work satisfaction which should be intervened by the hospital management is pay and nurse-doctor interaction.
All demographic characteristics (age, marital status, and education level) in this study were statistically related to the work satisfaction significantly. Meanwhile, job characteristic that related to the work satisfaction was duration of work span.
It is recommended to Bhakti Yudha Depok General Hospital to socialize the pay system among nurses and to empower nurses association in Hospital. Besides, together activity between nurse-doctor should be held on such as training for the nurses by doctors, holding the health seminar in a together committee. The other recommendation is that all the nurse should be included as full time employee in hospital, not as contract employee considering this employee is a core business in the hospital who?s the same obligation and responsibility. Follow up study needs to be conducted to find other aspects related to nurses work satisfaction and to obtain the suitable instrument with the hospital condition and situation in Indonesia.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T9741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pipin Farida Yosefina
"Salah satu masalah paling pokok dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan adalah yang menyangkut sumber daya tenaga. Hal ini juga berlaku dalam kegiatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan mempunyai sumber daya manusia yang kualitasnya sangat berperan dalam menunjang pelayanan tersebut. Sumber daya terpenting dalam rumah sakit adalah perawat, karena selain jumlahnya yang terbesar dari seluruh tenaga yang ada, mereka memberikan pelayanan 24 jam sehari selama tujuh hari dalam seminggu serta kontak yang konstan dengan pasien. Meningkatnya prevalensi gangguan jiwa akhir-akhir ini dan persentase rawat inap yang mengalami peningkatan, memerlukan pelayanan yang optimal dari RS Jiwa. Apalagi RS Jiwa Pusat Bogor sebagai pusat rujukan tertinggi dalam bidang kesehatan jiwa dituntut untuk senantiasa meningkatkan sumber daya manusianya secara terus menerus, sehingga mampu memberikan konstribusi bagi peningkatan kinerja RS Jiwa Pusat Bogor. Secara teori dijelaskan bahwa salah satu faktor yang dapat meningkatkan kinerja adalah terpenuhinya faktor kepuasan dalam pelaksanaan tugasnya. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara kepuasan kerja perawat dengan kinerja menurut persepsi mereka (perawat) di RS Jiwa Pusat Bogor.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah "Cross sectional", dengan responden seluruh perawat pelaksana fungsional di ruang rawat inap sebanyak 137 orang, dari 172 orang perawat. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden. Analisis dilakukan dengan univariat, selanjutnya analisis bivariat dengan uji "Kai Kuadrat". Adapun analisis multivariat dilakukan dengan uji regresi logistik untuk mengetahui variabel independen yang paling berhubungan dengan variabel dependen.
Hasil penelitian menunjukkan lebih sedikit responden yang mempunyai kinerja yang baik menurut persepsi mereka sendiri yaitu 35.04 % dan hasil uji bivariat diketahui variabel kepuasan kerja tidak ada yang memiliki nilai p value 0.05, berarti tidak ada variabel independen yang menunjukkan adanya hubungan bermakna secara statistik dengan persepsi kinerja, serta variabel kontrol adalah pendidikan yang memiliki nilai p value < 0.05 (0.003) mempunyai hubungan bermakna dengan persepsi kinerja. Hasil uji multivariat dengan regresi logistik menunjukkan tidak ada variabel yang berhubungan dengan persepsi kinerja. Sesuai dengan hasil penelitian ini. maka disarankan kepada pimpinan RS Jiwa Pusat Bogor untuk mengupayakan program peningkatan kinerja perawat melalui peningkatan kemampuan (ability) dan motivasi (motivation), antara lain dengan memberi kesempatan mengikuti pendidikan keperawatan baik jalur formal dan non formal, sesuai dengan perencanaan rumah sakit.
Bagi peneliti lain disarankan melakukan penelitian sejenis dengan populasi yang lebih luas dan mencakup seluruh variabel kepuasan kerja dari Herzberg serta pengukuran kinerja dengan metoda lainnya, sehingga data yang diperoleh lebih akurat, reliabel dan tidak bias.

Relationship between Job Satisfaction and Performance Appraisal Perception of the Nurses at the Bogor Mental Hospital 2000. One of the main problems in health service is the human resources. That human resources is an important element is the success of this health services in the hospital. The most important human resources in the hospital is nurses, they give a 24 hour service a day. 7 days service a week, and they make a constant contact with the patients. The increase of mental sickness prevalence and the increase of the patients recently cause an optimum service need in a mental hospital, especially Bogor Mental Hospital is the centre of mental health referral. It this, therefore, demanded to always improve the quality of its human resources continuously. This will also give an impact on the improvement Bogor Mental Hospital performance. Theoretically, its said that one factor Co improve the performance appraisal is the fulfillment of one's satisfaction in doing jobs.
The study was done to find out the relationship between nurses' job satisfaction and performance appraisal Perception in the Bogor Mental Hospital. Cross Sectional approach were used in this study. As many as 137 out of 172 functional nurses become the respondents. Questionnaires the respondents filled in were used to collect the data.
The result of study shows that fewer nurses have a good performance appraisal perception 35.04 %. And bivariat analysis that there is no job satisfaction variables which has p value < 0.05. Control variable is education which has p value <0.05 (p = 0.003) has a significant correlation with a performance appraisal. Multivariat analysis shows that there no independent variables (job satisfaction) correlation with performance appraisal perception.
Considering these promising results, it`s recommended that the ability and motivation improvement be continued, and to other researchers it?s suggested the same study involving a larger population which covers all job satisfaction from Herzberg and the data gained with other methods.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T1900
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>