Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ismar Agustin
Abstrak :
Caring dalam keperawatan adalah hal yang sangat mendasar, caring merupakan "heart" profesi, artinya sebagai komponen yang fundamental dan fokus sentral serta unik dari keperawatan. Fenomena di lapangan mengindikasikan adanya kecenderungan perawat tidak caring dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang berdampak pada kualitas asuhan yang pada akhirnya mempengaruhi kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan khususnya dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Berkaitan dengan itu maka penelitian ini bertujuan untuk rnengetahui gambaran perilaku caring perawat dan hubungannya dengan tingkat kepuasan klien. Rancangan penelitian adalah cross sectional, populasi penelitian adalah seluruh klien pasca bedah yang dirawat sebanyak 299 orang, dengan sarnpel 101 orang. Data yang dikumpulkan adalah data primer, melalui angket. Perilaku caring perawat dan tingkat kepuasan klien diidentifikasi dengan instrumen yang merupakan modifikasi A Care Q-Questionnaire terdiri dari 6 komponen caring yaitu ; kesiapan membantu; penjelasan dan kemudahan; kenyamanan; tindakan antisipasi; membina hubungan saling percaya dengan klien; pemantauan dan pengawasan. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak komputer. Analisa data rnenggunakan analisis univariat (distribusi frekuensi), bivariat (kai-kuadrat), dan multivariat (regresi logistik). Dari karakteristik klien diketahui proporsi wanita dan pria relatif seimbang (54,5%, 45,5%), lebih dari separuh berusia diatas 35 tahun (56,5%), sebagian besar pendidikan rendah (62,3%), bekerja (63,4%), dirawat dikelas III (62,4%). dan biaya perawatan ditanggung (ASKES dan 3PS) 55,4%. Hampir separuh perawat dinilai tidak caring (48.5%), secara umurn caring perawat termasuk kategori cukup (X - 5.94). Komponen caring yang cukup baik adalah kesiapan membantu ( X 6,77), sedangkan penjelasan dan kemudahan memiliki nilai terendah (X - 5,51). Sebagian besar klien tidak puas terhadap perilaku caring perawat (79,2%). Komponen yang memberikan kontribusi terbesar terhadap kepuasan adalah kesiapan membantu (X 20,35) dan terendah penjelasan dan kemudahan (X 14,73), namun secara proporsi menunjukkan kecenderungan semakin baik caring perawat akan meningkatkan proporsi kepuasan klien. Uji multivariate menunjukkan kesiapan membantu merupakan komponen yang paling dominan memberikan kepuasan kepada klien (OR 3,9516), dan karakteristik klien bukan merupakan confounder terhadap komponen kesiapan membantu (perbedaan < 10%). Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa perawat belum sepenuhnya berperilaku caring dalam memberikan asuhan keperawatan, dan tingkat kepuasan klien masih sangat rendah. Dari keenam komponen caring, hanya kesiapan membantu yang berhubungan secara bermakna dengan kepuasan klien (p value 0.015). Beberapa saran yang dapat direkomendasikan kepada pihak yang berkepentingan adalah manajerial Perjan RSMH Palembang agar mengupayakan peningkatan sikap dan perilaku caring perawat. Bagi institusi pendidikan untuk melatih dan menanamkan sikap dan perilaku caring, organisasi profesi melakukan pembinaan secara intensif terhadap anggotanya. Bagi perawat sendiri agar menjadi role model bagi lingkungan, dan bagi peneliti lain agar menggunakan desain dan metoda yang berbeda seperti quasi eksprimen atau metoda kualitatif
Caring in nursing is a matter of foundation of nursing services. It is the heart of nursing profession. Caring becomes a fundamental component and central focus, and also unique of nursing care. The phenomena in the clinical field showed that there was a tendency of nurses who were not caring when they gave services. The Nursing care of the patient will influence the quality of caring, finally affected to patient satisfaction, especially in the entirely health service. This study aims to determine the description of behavior on caring'snurses and its relationships to patient satisfaction level. The study's design used cross-sectional, the population of this study is 299 post operative patient s at in-patient's wards. With the sample number is 101 patients. The data source was obtained from primary data, which were collected through questionnaire. The caring behavior nurses and the level of patient satisfaction is classified using instrument which is modified from A care - Q questionnaire. It consists of six components of caring, they are accessible; explains and facility; comfort; anticipates; trusting relationship; monitor and follows. The data analyzing used computer software, by univariate (frecuency distribution), bivariate (chi-square), and multivariate (multiple regretion logistic) analysis. The patients characteristics were found male and female sexes are balancing (54.5%; 45.5%), most of them > 35 years old (56,5%), lower education (62.3%), working (63.4%), hospitalized at economics-class (62.4%), and pay the hospital fee insurance 55,4% (Askes & JPS). Based on univariate analysis it is known that almost a half nurses are not performing caring behavior (48.5%), and in general the categorized of nurses caring behavior is enough ()-5.94). The accessible component in caring is good (X 6.77), however the component of explains and facility has the lowest score (X 5.51). The most of patients were not satisfaction to caring behavior of nurses (79.2%). The component that most contribute to patient satisfaction is accessible (X 20.35), and the lowest is explains and facility (14.73). However purposively other components showed to tend positive. The more nurses performed caring behavior, the most patient satisfaction will be achieved. In multivariate analysis the component which has dominant relationship to patient satisfaction is accessible (OR 3,9516). After controlled by explains and facility components, and trusting relationship, the characteristic of patients are not confounded to accessible (different < 10%). Based on this study, it can be concluded that nurses in giving nursing care is not performing optimal caring behavior. The level of patient satisfaction to nursing care is still low. Out of six components, accessible is the component that having significant relationship to patient satisfaction (p value 0.015). Some suggestions that can be recommended to stake holders are the managerial of RSMH, public service enterprise of Palembang should provide improvement on attitude and caring behavior of their nurses. For education Institution to train and educate the attitude and caring behavior to their students, to the profession organization should give guidance intensively to their members. For nurses themselves should be a Role Model for their environment. For other researchers should develop other designs and different methods such as quasi experimental or qualitative method.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aminuddin
Abstrak :
Mutu sebuah rumah sakit ditentukan oleh faktor manusia. Oleh karena itu, manusia merupakan sumber daya yang paling penting dalam upaya mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, disamping pengelolaan sumber daya manusia yang baik, perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, antara lain adalah iklim kerja yang ada di tempat mereka bekerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik perawat dan iklim kerja dengan kinerja perawat pelaksana. Jenis penelitian desktiptif analitik dengan rancangan crass sectional. Populasi penelitian seluruh perawat diruang rawat inap yang berstatus pegawai negeri yaitu 97 orang. Instrumen penelitian, telah diuji cobakan di RSU Kabupaten Bengkulu Utara dengan basil validitas dan reliabilitasnya baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik perawat tidak berhubungan dengan kinerja, sedangkan perawat yang mempunyai persepsi baik terhadap iklim kerja, mempunyai kinerja baik pula. Sub variabel iklim kerja yang mempunyai hubungan bermakna dengan kinerja antara lain: Kepemimpinan, kesesuaian, tanggungjawab, Struktur organisasi dan rekan kerja. Sedangkan sub variabel iklim kerja yang tidak berhubungan dengan kinerja adalah penghargaan dan standar. Dari uji regresi linear ganda diketahui bahwa struktur organisasi adalah sub variabel iklim kerja yang mempunyai hubungan paling bermakna dan dapat meningkatkan kinerja 1,24 kali setelah dikontrol dengan sub variabel iklim kerja lainnya. Saran yang diberikan kepada Direktur RSUD Dr.M.Yunus Bengkulu adalah karena manajemen sumber daya keperawatan. penting, maka perawat pelaksana yang relatif umurnya masih muda mempunyai potensi untuk dikembangkan lewat pelatihan-pelatihan keperawatan sesuai dengan kebutuhan ruangan. Kepada Kepala Bidang Keperawatan perlunya perbaikan dan mengkaji ulang penerapan standar kerja di ruangan rawat inap. Untuk peneliti lain perlunya melakukan penelitian terhadap beberapa topik yang terkait dengan kinerja perawat misalnya: meneliti beban kerja perawat dengan kinerja. Penelitian ini terbatas pads perawat yang berstatus pegawai tetap (PNS), maka perlu dilakukan penelitian dengan rancangan desktiptif komparatif dengan perawat yang berstatus kontrak karya/honorer yang jumlahnya relatif sama banvak. Penelitian ini dapat dilakukan di rumah sakit lain yang karakteristiknya relatif lama.
The quality of hospital depended on the human factor. So, they were very important resources to reach the goal. For that we need to know the related factors like-work climate at they work place. The purpose of the research is to know correlation of nurses characteristic and work climate with nurse staff performance. This study was descriptive analytic. with cross sectional design. The population were all nurse (97 person) in the ward with government status. The research instrument has been tested at KSU Kabupaten Bengkulu Utara and the result of validity and reability is good. The result of research show that nurses characteristic is not have correlation with performance the nurse who have goal perception with work climate have a good performance also. Work climate sub variable which have the meaning relationship with work performances: leadership, adaption, responsibility, the structure of organization and work team. The work climate sub variable which not have relationship with performance are reinforcement and standard. The linear regression test determine the structure of time after controlled by the other sub variable of work climate. The sugestion for director of RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu is because of nursing human resources management was very important, so the young nurse staff who have potention should be developed through the nursing training. For work standard in the ward. For the other research need to do research about nurse performance such as nurse work load and performance. This research just for government nurse, so may be need to do comparative research for on job training nurse with the large population. This research can be do at the other hospital with the same characteristic.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T563
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tutiany
Abstrak :
Mutu merupakan fokus sentral dari setiap upaya pelayanan kesehatan. Untuk menjamin bahwa pelayanan telah bermutu atau sesuai standar maka perlu dilakukan evaluasi, diantaranya dengan audit akreditasi rumah sakit. Perawat manajer adalah orang yang terlibat dalam akreditasi dan bertanggung jawab atas pengelolaan pelayanan keperawatan, sehingga tujuan pelayanan keperawatan yang bermutu tercapai. Banyak faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat manajer. Gibson (1985), Ilyas (1999), dan Robbins (1996) mengemukakan bahwa kinerja berhubungan dengan pemahaman tentang tugasnya. Pengalaman tentang akreditasi merupakan stimulus untuk pemahaman dan perilaku (Thoha, 2000). Maka diasumsikan pemahaman tentang akreditasi dapat menyebabkan perilaku perawat manajer untuk melaksanakan tugasnya sesuai standar. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif korelasional yang bersifat cross sectional, yang bertujuan mendapatkan gambaran bubungan antara pemahaman tentang akreditasi rumah sakit: bidang pelayanan keperawatan dengan kinerja perawat manajer. Populasi penelitian ini adalah semua perawat manajer fungsional (lower or first level managers), yang meliputi kepala ruangan 22 orang, wakil kepala ruangan 20 orang, kepala rawat jaga 13 orang, dan ketua tim keperawatan 141 orang. Sampel penelitian adalah total populasi, yaitu 193 orang. Data yang diperoleh adalah data primer, dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner penelitian, yang validitas dan reliabilitasnya telah diuji sebelum penelitian di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta. Hasil analisis univariat menunjukkan 49,7% perawat manajer di Rumah Sakit Fatmawati menilai kinerja mereka dengan kategori kurang, dan 50,8% mempunyai pemahaman tentang akreditasi dengan kategori kurang. Hasil analisis bivariat dengan uji Kai Kudrat, diketahui bahwa dari enam sub variabel pemahaman tentang akreditasi, dengan alpha 0,05 hanya satu variabel pemahaman yang berhubungan secara signifikan dengan kinerja perawat manajer, yaitu pemahaman tentang falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan (p=0,011). Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda diketahui bahwa 69,95% variasi kinerja perawat manajer di Rumah Sakit Fatmawati secara signifikan dapat dijelaskan oleh variabel pemahaman tentang falsafah dan tujuan; jabatan; dan unit kerja, dengan nilai G= 48,569 dan nilai p = 0,0001. Dan variabel yang paling dominan berkontribusi dengan kinerja perawat manajer, adalah unit kerja, setelah dikoreksi variabel pemahaman tentang falsafah - tujuan, dan jabatan. Berdasarkan hasil penelitian, rekomendasi yang ditujukan kepada Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan, serta Kepala Bidang Keperawatan Rumah Sakit Fatmawati, adalah meningkatkan kinerja perawat manajer melalui peningkatan pemahaman dan keterampilan, serta sikap perawat manajer sesuai standar yang ditetapkan. Upaya yang dapat dilaksanakan diantaranya adalah melakukan pelatihan tentang akreditasi rumah sakit, khususnya tentang falsafah pelayanan keperawatan, visi, misi, dan tujuan pelayanan keperawatan, serta standar dan indikator pelayanan keperawatan bermutu. Rekomendasi kedua adalah agar diadakan lokakarya dan kerja kelompok keperawatan dalam rangka penyempurnaan uraian tugas, tanggung jawab, kewenangan, dan standar operasional prosedur untuk perawat manajer, sesuai falsafah, dan tujuan pelayanan keperawatan, terutama di Instalasi Rawat Jalan (IRJ), Instalasi Rawat Darurat (IRD), dan Instalasi Bedah Sentral (IBS).
The Relationship between Understanding of Accreditation of Hospital and Nurse Managers Performance in Nursing Services at Fatmawati Jakarta Hospital in 2002"Quality is a central focus of each effort of health services. Evaluation, such as accreditation of hospital, has to be done to guarantee that the effort is qualified or in accordance with standard. A nurse as a manager is a person who is involved in accreditation and is responsible for nursing services so that objectives of qualified nursing services can be achieved. There are many factors that relate to managers performance. Gibson (1955), Ilyas (1999), and Robbins (1996) suggested that the performance related to the understanding of the duty. The experience of accreditation could be stimulus to understanding and behavior (Thoha, 2000). Then, it has been assumed that the understanding of accreditation encourage the managers to do the job based on the standard. This research is descriptive correlation design, which is cross sectional. It aims to obtain an illustration of the relationship between understanding of accreditation of hospital and nurse managers performance. Population of the research is all lower or first level managers that include 22 head nurses, 20 charge nurses, 13 nurse supervisors, and 141 heads of nursing team. Samples for this research are 193 persons (all of the population). The data obtained is primary data, which is gathered through distributing questionnaires. The validity and reliability of the questionnaires have been tested before the research at Persahabatan Jakarta Hospital. The result of univariat analysis shows that 49.7% nurse managers at Fatmawati Hospital evaluate that their performance is categorized less, and 50.8% managers have less understanding of accreditation. From the result of bivariat analysis with Chi-square test, it can be seen that among six sub variables of understanding of accreditation, with α =0.05 there is only one variable that deeply relates to nurse managers' performance. That is the understanding of philosophies and objectives of nursing services (p-0.011). The result of multivariate analysis with double logistic regression test shows that 69.95% variation of nurse managers? performance at Fatmawati Hospital can be explained significantly by variable understanding of philosophies and objectives; position; and units of work. The results are G=48.569 and p=0.0001. The variable that dominantly contributes to nurse managers' performance is unit of work after correcting variable of understanding of philosophies, objectives, and positions. Based on the results of the research, recommendations addressed to Director of Medical and Nursing Services along with Head of Nursing Department of Fatmawati Hospital are to increase nurse managers' performance through raising the understanding and skill, and standardizing managers' attitude. The efforts that can be done are training in accreditation of hospital, specifically about the philosophies of nursing services, vision, missions. The second recommendation is to perform workshops and team works of nursing in order to complete the details of duty, responsibility, authority, standard operational procedure of nurse managers, based on the philosophies and objectives of nursing services especially at out-patient clinics department, emergency and acute care department, and operating room department.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T 10810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suyoto
Abstrak :
Kemangkiran dan keterlambatan adalah perilaku kerja yang dapat menyebabkan inefisiensi, merusak moral staf, dan menurunkan pencapaian kerja. Upaya menurunkan perilaku ini telah dilakukan, tetapi perilaku ini masih banyak ditemukan. Faktor yang berkontribusi terhadap timbulnya perilaku kerja ini penting diidentifikasi. Diantaranya adalah karakteristik individu dan kepuasan kerja. Penelitian dilakukan di RSUD. DM. Sampit pada bulan April 2003. Desain penelitian adalah cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling, sebanyak 72 perawat pelaksana. Pengumpulan data menggunakan tiga jenis instrumen yang telah diuji coba, terdiri dari isian data karakteristik responden (DKR), kuesioner kepuasan kerja (KKK), dan kuesioner penilaian perilaku kerja (KPPK). Penelitian ini menemukan bahwa kepuasan kerja berbeda secara bermakna diantara perawat yang berpendidikan SPK/Bidan dan DIII/DIV. (p<0,05). Perawat berpendidikan SPKIBidan merasa lebih puas terhadap Gaji/lnsentif, Kebijakan organisasi, tuntutan tugas, dan status profesional dibanding DIII/DIV (p<0,05). Usia berkorelasi positif dengan perilaku kerja (r5 0,244,p<0,05). Kepuasan kerja berkorelasi negatif dengan perilaku kerja (rs -0,295,p<0,05). Penelitian ini menghasilkan model perilaku kerja yang merupakan fungsi dari variabel kebijakan organisasi (Beta=-0,11), Otonomi (Beta=-0,112), dan Usia (Beta=4,176) + konstanta (32,237). Implikasi dari temuan ini adalah pentingnya meningkatkan otonomi perawat dengan melakukan restrukturisasi metode penugasan, memperjelas accozmtabilily untuk setiap strata pendidikan, memperbaiki kebijakan pengembangan karier, dan pengendalian kemangkiran dan keterlambatan.

Daftar pustaka 72 (1984 -- 2003)
Analysis of Relationship between Characteristic and Job Satisfaction with Job Behavior (Absenteeism and Lateness) Nurses in General District Hospital Dr. Murjani Sampit 2003Absenteeism and lateness are job behaviors that could cause inefficiency, demoralization of staff and decrease job achievement. Many efforts have been done to decrease these behaviors, but in reality it is still found. The contributing factors to these job behaviors are individual characteristics and job satisfaction important to identify. Research has been done in General District Hospital Dr. Murjani Sampit on April 2003. Research design used cross sectional. Simple random sampling has been used as a sampling method to 72 staff nurses. Data collection used three instruments which have been testified, includes questionnaire of respondents' characteristic, job satisfaction and evaluation of job behavior. This research revealed that job satisfaction is significant different among nurses with educational background of SPK/Midwifery, D III/DIV (p'<0,05). Satisfaction to the salary/incentive, organizational policy and professional status are felt more satisfied by nurses who have educational background of SPKIMidwifery compare to D III/D IV (p<0.05). The age of respondent have a positive correlation with job behavior Vs =0,244; p<0,05). The Job satisfaction have a negative correlation with job behavior (rs 0,295; p<0,05). This research produces a job behavior model as a function of organizational policy variable (Beta= -0,11), autonomy (Beta= -0,112), and age (Beta= 0,176). + constant (32,237). The implication of this model is the important of increasing the nurses' autonomy by restructure of nursing care delivery method; clarify the accountability of every nursing educational level; revise career development policy; and control absenteeism and lateness. References 72 (1984 - 2003)
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T 10883
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muaeni
Abstrak :
Peningkatan konflik antar perawat pelaksana dan kecenderungan penurunan kualitas mutu pelayanan perawatan di rumah sakit. Kondisi ini dimungkinkan karena pengelolaan konflik yang terjadi di ruang rawat inap kurang dilaksanakan dengan baik oleh kepala ruang sehingga berdampak pada penurunan produktivitas waktu kerja perawat pelaksana. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kemampuan manajemen konflik kepala ruang dan karakteristik perawat pelaksana terhadap produktivitas waktu kerja perawat. Penelitian dilakukan di RSUD Gunung Jati Kota Cirebon pada bulan Juli 2003. Desain penelitian deskriptif korelasi dengan metode pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 114 dari 160 responden perawat pelaksana di rawat inap. Pengumpulan data menggunakan 2 jenis instrumen yang telah diuji coba, terdiri dari kuesioner karakteristik individu perawat dan kemampuan manajemen konflik kepala ruang yang dipersepsikan perawat pelaksana. Log harian untuk produktivitas waktu kerja perawat. Uji korelasi yang digunakan adalah uji korelasi pearson product moment, sedangkan teknik pengambilan data menggunakan metode random sampling. Hasil penelitian mendapatkan adanya korelasi positif antara kemampuan manajemen konflik kepala ruang yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana dengan produktivitas waktu kerja (r = 0,251, p = 0,021) dan usia dengan produktivitas waktu kerja (r = 0,1995, p = 0,039). Tingkat pendidikan mempunyai hubungan yang bermakna dengan produktivitas waktu kerja (p = 0,001), serta ruang perawatan mempunyai hubungan yang bermakna dengan produktivitas waktu kerja (p = 0,000). Penelitian ini juga mendapatkan model produktivitas waktu kerja yang merupakan fungsi dari variabel kemampuan manajemen konflik kepala ruang (β = 0,162), umur (β = 0,315), tingkat pendidikan (β = 5,089), status pernikahan (β = 0,315) dan konstanta (6,626). Dampak dari temuan ini adalah produktivitas waktu kerja dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kemampuan kepala ruangan dalam manajemen bangsal khususnya manajemen konflik serta melaksanakan penyegaran atau peningkatan pendidikan kepada perawat pelaksana yang semakin bertambah usia agar selalu sesuai dengan perkembangan IPTEK.
Relationships between Ability of Conflict Management of Ward Manager Preceived by Nurses and Characteristic of Nurses and Productivity of Working Hour in Gunung Jati Hospital, CirebonThe increasing of conflict among nurses influences the decrease of service quality in hospital. This condition could be happened because conflict happened in patient unit is not managed effectively by ward managers, therefore it influences to the decrease of nurses performance of work. The research's goal to identify the ability of ward manager in managing conflict and relationship with productivity of work hour of nurses. This research is done in Gunung Jati Hospital, Cirebon, July 2003. Research design use correlation descriptive by using cross sectional as a method. 114 respondents were chosen as samples from 160 nurses in patient unit. Collecting data is done by using questionnaire with random sampling method and daily log method. Correlation test use Pearson Product Moment Research result revealed that there is positive correlation between ability of conflict management perceived by nurses and work hour productivity (r=0,251, p =0,021). Variable of individual characteristic that has a significant relationships with hour productivity age (r=0,1995, p=0,039), level of education(p= 0,001) and ward unit (p=0,0001). This research has a regression model from work hour productivity which is function of conflict management ability of ward manager (β=0, 315) and constanta(6,626). The impact of this finding is productivity of work hour could be increased by increasing the ability in implementing refreshing program or education of nurses in order to up date their knowledge and technology.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T11035
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meinita Ramli
Abstrak :
The objective of this research was to examine The Relationship Between the Ability to Manage Stress and Nursing Perfomance at the Metropolitan Medical Center Hospital ward in Jakarta. Hypothesis proposed in this research was "The better a nurse managed stress, the better she showed her nursing performance". The research methodologgy was a descriptive correction by using a cross-sectional design. The population of this research was the 168 person nursing at the Metropolitan Medical Center Hospital ward in Jakarta The sample consisted of 130 persons in accord with the fonnula used. The instruments of this research Oonsisted of three parts which arranged in the type of questionnaires. The validity of the instruments were determined in tenns of construct and face validity, as well as item analysis. The reability of the instruments were esablished by using the Alpha Cronbach technique, 0,8802 for ability to manage stress variable and 0,8866 for nursing, perfomiarice variable (p value = 0,000).
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T6389
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Srining Rahayu
Abstrak :
Caring. Timbuhnya koluhan pasien tmtang pelayanan perawat mauplm rumah salcit, bersumber pada tidak nerpenuhinya kebumhan ldien : bio~psiko-sosial-spiritual. Kondisi ini tidak perlu terjadi bila perawat atau pemg-as kesehatan caring nerhadap kebutuhan klien. Disisi lain perawat adalah individu, yang dalam bekerja dipengaruhi old: linglnmgan kerjanya, salah satunya adalah linglnmgan intgmal organisasi yang mexupakan konsekuensi metode penugasan yang cligrmaknn. Tujuan. Membuktikan hipotesa adanya hubungan factor-factor di lingkungan kerja perawat : beban kerja perawat, otonomi perawat, hubrmgan interpersonal, kepemimpinan dan sistem pendukung sebagai kansekuaxsi metoda pmugasan yang digunakan, dengan sikap caring perawa: pelaksana di mang rawatinap RSUP Persahabatan Jakarta. Metoda yang digunakan adalah penelitian eksplomtifl disain cross sectional. Uji Kai Kuadrat untuk menganalisa adanya hubungan mtara beban kelja perawag otonomi pemwzt, hubungan interpersonal, kepemimpinan dan sistem pmdukrmg dengan sikap caring perawat pelaksana dan anaiisa multi legresi logistik rmtuk mengidentifikasi faktor di lingkungan kerja yang berhubungan paling signifikan dengan variabel sikap caring perawat. Papulasi adalah perawat pelaksana di unit rawat inap dengan jumlah sampel 186 nsponden, diambil secara acak dan proporsional di 21 mangan. Instrumen dibuat dalam bentuk daftar penauyaan, yang dikembangkan dari teori-teori manajemen keperawatan untuk mengukur beban kerja pemwat, otonomi kerja perawag hubungan interpersonal, kepemimpinan dan simm pendukung di unit kerja pemwzndan teori caring Watson urrtuk mengukursikap caring pcrawat rnmurut persepsi pcmwat pelaksana. Instnunen nelah diuji validirasdan reliabilitasnya. Hasil penelitian. Proporsi respondm yang bersikap caring dan kurang carmg hampir sama. Tiga variabel mempunyai hubungan signiiikan dengan sikap caring yang dipersepsikan respcmden, yaitu beban kerja perawat, hubungan interpersonal dan kepemimpinan. Beban kerja perawat merupakan variabel utama yang berhubungan paling signifikan setelah dikontrol dengan variabel hubungan pensonal dan kepemimpinan Rekomendnsi. Manajer perawaran RSUP Persahabatan Jakarta di semua tingkat manajemen agar meningkatkan sikap caring perawat pelaksana, karena bila tidak secepatnya diintervensi akan mengancam mutu pelayanan/asuhan keperawatan dan rumah sakit. Mempertimbangkan 3 variabel signifikan diatas dan variabel beban kerja sebagai variabel utama dalam menyusun tugas perawat pelaksana. Peneliti lain, diharapkan meneliti caring lebh luas, seperti bentuk caring perawat pada berbagai kasus In-iris; pengaruh pengajaran caring di institusi pendidikan dengan sikap caring perawat di lahan; pengalaman siswa tentang bentuk pembelajann caring yang paling bermakna baginya.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T6388
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fathonah
Abstrak :
Komunikasi menjadi suatu yang sangat esensial di dalam setiap aktivitas organisasi. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi dapat diteropong dari keberhasilan komunikasi. Rumah sakit telah ditetapkan sebagai organisasi. Salah satu kegiatan pokok rumah sakit adalah rawat inap yang sering dijadikan indikator baik buruknya manajemen rumah sakit. Perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling banyak dan paling lama di ruang rawat inap, sehingga perawat dapat dikatakan sebagai penentu baik-buruknya pelayanan rumah sakit. Untuk itu di ruang rawat inap harus diciptakan iklim kerja yang kondusif, salah satu yang membentuk iklim kerja adalah iklim komunikasi. lklim komunikasi mempengaruhi cara hidup anggota organisasi dan dapat menjadi salah satu pengaruh yang penting dalam produktivitas anggota organisasi, karena iklim mempengaruhi usaha anggota organisasi. Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, berdasarkan hasil survei dari rumah sakit rata-rata kepuasan kerja adalah kurang, dimana kepuasan kerja akan berdampak terhadap perilaku pegawai antara lain: produktivitas, absensi, kecelakaan kerja, dan perputaran pegawai. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang produktivitas kerja perawat pelaksana, iklim komunikasi ruang rawat inap dan hubungan antara iklim komunikasi dan produktivitas kerja perawat pelaksana. Metode yang dipakai adalah diskripsi korelasi dan pengumpulan data dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 172 orang, waktu penelitian bulan mei, 2002. Instrumen penelitian terbagi tiga bagian yaitu: karakteristik responden, iklim komunikasi dan produktivitas kerja perawat pelaksana. Karakteristik responden berumur antara 20 - 54 tahun, paling banyak wanita, pendidikan terakhir D III Kep/Keb, masa kerja antara 6 bulan - 34 tahun. Hasil analisa univariat pada variabel iklim komunikasi menunjukkan rata-rata kepercayaan, pembuatan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, mendengar dalam komunikas ke atas, dan memperhatikan pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi masuk dalam kategori baik. Untuk variabel dependen yaitu produktivitas kerja perawat pelaksana secara komposit masuk dalam kategori baik. Hasil analisa bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara iklim komunikasi dengan produktivitas kerja perawat pelaksana, dan hasil analisa multivariat sub variabel iklim komunikasi yang paling berperan dalam peningkatan produktivitas kerja adalah memperhatikan pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi. Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pimpinan rumah sakit dan bidang keperawatan adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan iklim komunikasi, menterjemahkan visi, misi, dan tujuan rumah sakit kedalam uraian tugas, adanya program orientasi pegawai, pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan komunikasi dan manajemen serta memberikan penghargaan bagi pegawai yang produktif. Untuk penelitian selanjutnya disarankan: yang tertarik dengan iklim komunikasi, mengembangkan metode penelitian yang bersifat kualitatif dengan observasi atau wawancara langsung dan penelitian ini sebagai dasar untuk penelitian-penelitian yang berhubungan dengan produktivitas kerja perawat pelaksana.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T10959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delis Susilowati
Abstrak :
Kepala ruangan sebagai salah satu manajer keperawatan bertanggung jawab atas keberhasilan pelayanan keperawatan. Sebagai seorang manajer keperawatan, kepala ruangan harus memiliki kemampuan dalam manajerial, salah satunya kemampuan manajemen waktu. Manajemen waktu adalah menggunakan waktu yang tersedia secara optimal untuk menghasilkan aktivitas yang berguna sebesar mungkin dalam rangka meningkatkan produktivitas waktu kerja. Produktivitas waktu kerja perawat pelaksana di Perjan RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar ditunjukkan oleh fenomena perawat pelaksana yang tidak tepat waktu untuk memulai dan mengakhiri aktivitas. Hal ini yang menimbulkan minat peneliti untuk melakukan penelitian mengenai hubungan kemampuan manajemen waktu kepala ruangan dengan produktivitas waktu kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap, sebab penelitian mengenai ini belum ada khususnya di Perjan RS. Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar. Perjan RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar sebagai tempat penelitian memiliki 17 ruang rawat inap, dengan 17 kepala ruangan dan 200 perawat pelaksana yang menjadi responden dan 70 diantaranya diamati mengenai waktu kerja yang digunakan selama dinas pagi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis, pendekatan cross sectional untuk melihat hubungan kemampuan manajemen waktu kepala ruangan sebagai variabel independent dan karakteristik kepala ruangan, karakteristik perawat pelaksana serta motivasi kerja perawat pelaksana sebagai variabel confounding dengan produktivitas waktu kerja perawat pelaksana sebagai variabel dependent. Penelitian ini dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat yang hasilnya menunjukkan bahwa 1) kemampuan manajemen waktu kepala ruangan dalam kategori baik dan produktivitas waktu kerja perawat pelaksana dalam kategori rendah. 2) kemampuan manajemen waktu kepala ruangan dan karakteristik perawat pelaksana serta motivasi kerja perawat pelaksana tidak berhubungan dengan produktivitas waktu kerja. 3) karak- teristik kepala ruangan tidak berhubungan dengan kemampuan manajemen waktu kepala ruangan. Namun demikian dengan uji analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor usia perawat pelaksana dan lama kerja perawat pelaksana berhubungan dengan produktivitas waktu kerja perawat pelaksana yang mampu dijelaskan sebesar 9,4%, sedangkan 90,6%nya dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Analisis multivariat ini menghasilkan model bahwa produktivitas waktu kerja perawat pelaksana di ruang rawat map = 82,102 - 1,238 usia perawat pelaksana + 1,312 lama kerja perawat pelaksana. Penelitian ini merupakan masukan bahwa kemampuan manajemen waktu kepala ruangan masih perlu ditingkatkan melalui diklat yang berkelanjutan dengan disertai evaluasi yang terencana. Tidak berhubungannya karakteristik kepala ruangan dengan kemampuan manajemen waktunya menunjukkan bahwa Pimpinan RS harus bijaksana untuk menentukan kriteria kepala ruangan dengan memberikan kesempatan kepada staf keperawatan yang berusia muda dan belum memiliki masa kerja namun memiliki tingkat pendidikan S1 keperawatan untuk menjadi kepala ruangan. Masih rendahnya produktivitas waktu kerja perawat pelaksana menjadi tanggung jawab Pimpinan RS dan stafnya untuk meningkatkan produktivitas waktu kerja dengan melakukan pemeliharaan motivasi kerja melalui diklat untuk memelihara motivasi intrinsik dan memperhatikan kesejahteraan staff; insentif yang memadai, suasana kerja yang menyenangkan, aman dan nyaman, serta memenuhi rasa keadilan untuk memelihara motivasi ekstrinsik. Dengan demikian dapatlah diharapkan produktivitas waktu kerja perawat pelaksana dapat ditingkatkan.
The head nurse of ward as one of the nursing managers, takes the responsibility ofthe successfull nursing service. Being the nursing manager, the head nurse should has managerial skill, including time management skill. Time management is use time availability with optimal of the successful activities make useful to time work productivity for the productivity staf nurse can be improved. Time work productivity for the productivity staf nurse at the state hospital of Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar applied showing is the staf nurse phenomena with the activity wasnot timely. The researcher would like to conduct the research on correlations study of head nurse's time management skill with time work productivity for the productivity stat' nurse of ward because no research about it yet, especially at the state hospital of Dr, Wahidin Sudirohusodo Makassar. The state hospital of Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar consists of 17 in patient wards with total 17 head nurse and 200 staf nurse who were involved in this study as responden, about 70 ofthe staf nurse are observed on time work productivity at morning. This study is descriptive analysis research with a cross sectional design to examine correlation between head nurse?s time management skill as independent variable, the characteristic of head nurse and stat' nurse including the nurse motivation as confounding variable and time work productivity for the productivity stef nurse as dependent variable. Uni-varied and bi-varied analyses are conducted for this research, which is result in 1) the head nurse's management skill is in good category and the time work productivity of productivity staf nurse is in low category. 2) the head nurse's management skill, the characteristic and motivation of staf nurse has no correlation with the time work productivity of staf nurse. 3) the characteristic head nurse has no correlation with the head nurse?s time management skill. However, the multi-varied analysis test applied showing that the age factor and the working period of the staf nurse is correlated with the time work productivity of productivity staf nurse about 9,4% while the 90,6% of it caused by others. This type of analysis can delivered the model of time productivity of productivity staf nurse of ward that is 82,102 - 1,238 the age of staf nurse + 1,312 working period of staf nurse. By conducting the research, it is known that the time management skill of head nurse needs to be improved through the continuing education and training, and planned evaluation. Since there is no correlation of the characteristic of head nurse with the head nurse's time management skill, the hospital manager needs to be wise in determining the head nurse criteria by giving the opportunity to the younger and new nursing stat; who graduated in nursing science to be the head nurse. It is the responsibility of hospital manager and its stat' in order to improve the time work productivity of productivity staf nurse by maintaing working motivation through education and training. It is conducted to maintain intrinsic motivation also to consider the prosperity of stat; the appropriate incentive, the safe, comfortable and oonvinient working atmosphere in order to keep the extrinsic motivation. Hopelixlly, the time productivity of productivity staf nurse can be improved.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T10978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin
Abstrak :
Dalam merespon tantangan yang dihadapi rumah sakit pada era global, maka kepala ruang rawat inap sebagai manajer tingkat bawah dituntut kemampuannya dalam mengelola sumber daya yang ada untuk meningkatkan produktivitas. Melakukan tugas atau pekerjaan yang mengacu pada uraian tugas kepala ruang rawat inap merupakan produktivitas waktu kerja kepala ruang rawat inap, selain itu karakteristik kepala ruang rawat inap dan faktor iklim kerja serta faktor manajerial kemungkinan merupakan faktor yang menentukan produktivitas waktu kerja kepala ruang rawat inap. Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta merupakan RS rujukan nasional yang ada di Indonesia, sehingga mempunyai konsekuensi logis terhadap mutu pelayanan yang diberikan. Hasil pengkajian dan analisa terhadap aspek manajemen keperawatan yang dilakukan terdahulu, didapatkan data belum adanya penggunaan manajemen waktu dalam proses perencanaan asuhan keperawatan sehingga belum diketahui produktivitas waktu kerja kepala ruang rawat inap dan faktor apa saja yang berhubungan dengan produktivitas waktu kerja kepala ruang rawat inap tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara karakteristik biografi, faktor iklim kerja, dan faktor manajerial yang terdiri dan komunikasi dan kepemimpinan dengan produktivitas waktu kerja kepala ruang rawat inap. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel penelitian ini adalah seluruh kepala ruang rawat inap yang berjumlah 46 orang. Instrumen penelitian dikembangkan sendiri oleh peneliti yang meliputi kuesioner I tentang karakteristik kepala ruangan yang terdiri dari 6 item pertanyaan dan kuesioner IIA tentang faktor iklim kerja yang terdiri dari 18 item pemyataan dan kuesioner IIB tentang faktor manajerial yang terdiri dari komunikasi 15 item pemyataan dan kepemimpinan 15 item pernyataan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas waktu kerja kepala ruang rawat inap belum optimal, dengan rata-rata kegiatan produktif yang dilakukan oleh kepala ruang rawat inap sesuai dengan perannya adalah sebesar 64,76%, dan melaksanakan kegiatan asuhan keperawatan langsung sebesar 11,13%, sedangkan kegiatan tidak produktif 24,11%. Proporsi kegiatan produktif yang terbanyak dilakukan adalah menghadiri rapat (14,65%) dan kegiatan yang paling sedikit adalah mengatur kebersihan (2,15%). Hasil analisis bivariat dengan uji Anova dan uji beda dua mean, tidak satu pun sub variabel karakteristik biografi kepala ruangan yang berhubungan secara bermakna dengan produktivitas waktu kerja kepala ruang rawat inap. Hasil analisis bivariat dengan uji Pearson product moment, variabel iklim kerja memiliki hubungan yang bermakna dengan produktivitas waktu kerja dengan nilai r = 0,385, dan faktor manajerial yang berhubungan dengan produktivitas waktu kerja adalah komunikasi dengan nilai r 0,350. Berdasarkan hasil analisis multivariat dengan uji regresi liner ganda didapatkan bahwa iklim kerja merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan produktivitas waktu kerja kepala ruang rawat inap kemudian diikuti oleh faktor pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian ini, .direkomendasikan kepada pihak manajemen RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo untuk: l) Membuat petunjuk teknis pelaksanaan masingmasing uraian tugas kepala ruangan, 2) Perlu dikembangkan lagi penerapan metode penugasan keperawatan tint pada setiap ruang rawat inap, 3) Memberikan pelatihan manajemen keperawatan dan program magang di ruangan bagi calon kepala ruangan, memfasilitasi kepala ruangan yang sudah mengikuti pelatihan agar dapat menerapkannya, 4) Membuat perpustakaan keliling dan mengembangkan program bedah buku, 5) Perlu meningkatkan iklim kerja di ruangan dengan mempertimbangkan dan meninjau kembali perhatian dan penghargaan yang diberikan. Perlu dilakukan penelitian lanjut dengan waktu observasi yang lebih panjang, sehingga siklus uraian tugas yang dilakukan bulanan dapat tercakup dan menggunakan rancangan kuasi eksperimen dengan jumlah sampel yang lebih besar. Daftar Pustaka: 69 (1971 - 2002)
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T10665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>