Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A. Rahman Hakim
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27276
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Damayanti Sudrajat
"Pengukuran kinerja merupakan hal yang penting bagi tiap perusahaan.
Pengukuran kineija tradisional hanya menitikberatkan bidang keuangan saja, tanpa memperhatikan bidang non keuangan yang juga penting dalam menentukan keberhasilan perusahaan. Pengukuran tradisional ini memiliki banyak kelemahan karena dengan hanya
menggunakan keuangan dan akuntansi sebagai tolok ukur, mudah terjadi manipulasi atas hasil-hasil operasi dan laba. Kelemahan ini perlu diatasi dan diharapkan dapat diatasi menerapkan pengukuran lain yang lebih lengkap, yaitu balanced scorecard.
Balanced scorecard merupakan suatu pengukuran kinerja yang menggabungkan
aspek keuangan serta non keuangan, segi intern dan ekstern perusahaan dan menghubungan pengukuran kinerja dengan misi dan strategi perusahaan. Balanced scorecard menilai perusahaan dan empat perspektif pelanggan, operasi internal, keuangan serta inovasi dan pengembangan.
Dalam tugas akhir ini, penulis mencoba menyusun suatu balanced scorecard untuk PT X, sebuah perusahan farmasi, dengan mempertimbangkan strategi-strategi
perusahaan tersebut serta membuat urutan prioritas keempat perspektif dari tiap strategi dengan bantuan Analytic Hierarchy Process (AHP).
Hasil yang didapat adalah bahwa urutan pnioritas perspektif untuk PT X adalah:
1. Perspektif Pelanggan
2, Perspektif Keuangah
Perspektif Operasi Internal
Perspektif Inovasi dan Pengembangan
Untuk keempat perspektif ini ditentukan tujuan yang hendak dicapai dan tolok ukur yang akan digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian tiap tujuan tersebut.
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karenina M. Susanti
"Terjadinya arus globalisasi, deregulasi dan perubahan teknologi yang cepat menyebabkan lingkungan dunia usaha semakin kompetitif. Dalam lingkungan yang sangat kompetitif ini, setiap perusahaan dituntut untuk terusmenerus meningkatkan kinerjanya jika is tidak ingin kehilangan daya kompetitifnya di pasar. Usaha peningkatan kinerja ini haruslah berorientasi pada kepuasan konsumen karena hanya perusahaan yang mampu memenuhi tuntutan pelanggan lebih dari pesaingnya sajalah yang akan dapat bertahan. Oleh sebab itu, usaha peningkatan kinerja ini haruslah ditujukan pada proses atau serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan karena melalui proses atau serangkaian aktivitas inilah perusahaan menyampaikan value kepada pelanggannya. Sasaran dari setiap usaha peningkatan kinerja melalui perbaikan proses adalah mengeliminasi pemborosan yang disebabkan oleh aktivitas-aktivitas yang tidak menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan meningkatkan efisiensi dari aktivitas-aktivitas yang bernilai tambah. Namun, usaha peningkatan kinerja melalui perbaikan proses ini tidak mampu didukung oleh sistem akuntansi manajemen tradisional karena adanya beberapa keterbatasan dari sistem ini. Sistem Activity-Based Costing (ABC) yang merupakan suatu sistem biaya berdasarkan aktivitas dapat menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mendukung usaha peningkatan kinerja melalui perbaikan proses. Sistem ABC ini pada mulanya ditujukan untuk product costing karena sistem ini dipandang lebih akurat dibandingkan dengan sistem tradisional yang menyebabkan distorsi dalam menghitung biaya produk. Namun ternyata, melalui informasi yang diberikannya mengenai aktivitas, sistem ABC juga dapat menunjang suatu usaha peningkatan kinerja melalui perbaikan proses dan tidak hanya sekedar memperbaiki keakuratan kalkulasi biaya produk. Sistem ABC memungkinkan perusahaan untuk melakukan analisa aktivitas yang merupakan langkah kunci dalam setiap usaha peningkatan kinerja melalui perbaikan proses. Melalui anal isa aktivitas ini lah manajemen dapat mengidentifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah yang merupakan target untuk dieliminasi dalam setiap usaha peningkatan kinerja melalui perbaikan proses."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratnayanti A. Halim
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T41118
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Irma Donna
"Selama tiga dekade sejak 1968, ketika pinjaman pertama bagi Indonesia disetujui, Bank Dunia telah memberi pinjaman sebesar US$25 milyar untuk 278 proyek guna mendukung pembangunan di semua sektor ekonomi. Sebagai respon terhadap program pemulihan ekonomi, scjak tahun 2000, Bank Dunia telah mengurangi program peminjamannya sebesar 50 persen setiap tahunnya menjadi rata-rata US$460 juta. Bcrsamaan dengan itu, Bank Dunia telah mempertajam fokusnya untuk menangani masalah-masalah utama yang berkaitan dengan tata kelola, tekanan sosial serta iklim berinvestasi yang merupakan dasar untuk keberlangsungan pemulihan ekonomi, peningkatan pertumbuhan dan pengurangan kemiskinan. Dampak dari usaha yang dilakukan Bank Dunia tersebut terlihat nyata dalam beberapa sektor seperti kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan pertanian yang mewakili 90 persen dari seluruh komitmen Bank Dunia. Bank Dunia berkomitmen untuk membantu menekan tingkat kemiskinan dan meningkatkan standar kehidupan masyarakat. Bank Dunia juga berkiprah dalam rekonstruksi pasca bencana alam, merespon pada masalah kemanusiaan yang mendesak dan rehabilitasi pasca konflik yang membutuhkan pembangunan dan ekonomi transisi.

For three decades since 1968, when first aid for Indonesia was approved, the World Bank has given US$25 billion for 278 projects to support development in all economy sectors. As a response to economic recovery program, since 2000 the World Bank has reduced 50% of its loan program per year up to an average ofUS$460 million, The World Bank has sharpened its focus in handling major issues related to governance, social pressure and invesment climate which were the foundations of economic recovery sustainability, growth increase and poverty reduction. Outcomes from the aids were reflected in several sectors such as health, education, infrastructure and agriculture which represents 90% of the World Bank's commitment The World Bank commits to help in eradicate proverty and increase living standards. TI1e World Bank also involves in reconstruction after disasters, responses to urgent humanity problems and post-conflict rehabilitation that needs development and economic transition."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T 24343
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dida Andita
"Saat ini, terjadi perubahan dimana perusahaan menciptakan nilai untuk pelanggan semula dari aktiva berwujud (tangible assets) beralih menjadi aktiva tak berwujud (inrangible assets). Kebanyakan organisasi saat ini terdiri dari kumpulan beberapa unit bisnis. Organisasi seperti ini menyadari bahwa keunggulan berkompetisi (competitive advantage) diperoleh dari aktiva tak berwujud oerupa pengetahuan, kapabilitas dan hubungan yang diciptakan oleh para pegawainya. Dengan demikian, implementasi slrategi membutuhkan keselarasan diantara unit-unit bisnis, unit-unit pendukung dan semua pegawai. Secara tradisional, pengukuran strategi menggunakan ukuran keuangan yang akan membawa organisasi ke arah yang salah. Konsep Balanced Scorecard diperkenalkan sebagai perbaikan atas sistem pengukuran yanr selama ini menggunakan ukuran keuangan (lag indicator) dengan menambah ukuran non-keuangan (lead indicator).

Recently creating values for customers has shifted from tangible assets to intangible assets. Most of organizations now operate through decentralized business units. This kind of organization recognizes that competitive advantage comes from intangible assets, such as knowledge, capabilities, and relationship created by its employees. Therefore, strategy implementation requires that all business units, supports units and employees were aligned and linked with the trategy. Traditionally strategic measurement used financial perpectives that may bring the organization to wrong direction. Balanced Scorecard approach was introduced to complete measurement system by adding non-financial measurement (lead indicator) to financial measurement (lag indicator)"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T 24355
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Djuanda Sanusi
"Pada saat ini pasar te!ah terbuka bagi semua pelaku bisnis. Baik pelaku bisnis yang menggunakan bidang bisnis pengolahan limbah sebagai tambahan bidang usaha rnaupun yang memang sebagai bisnis utama. Karena itu, persaingan akan semakin sengit dan harga menjadi faktor penentu dalam menjual jasa ini.
PT. XYZ, adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan limbah industri, yaitu pengolahan limbah baik cair mapun padat (kecuali bahan radjoaktif) yang memiliki fasilitas yang paling lengkap di Indonesia. Tetapi karena adanya perusahaan-perusahaan produsen semen dan penyedia alat pengolahan limbah cair yang mulai bergerak masuk ke dalam pasar, maka PT XYZ harus memangkas harga agar dapat bersaing pada segmen market tertentu. Oleh karena itu, PT XYZ perlu melakukan peningkatan sistem informasi harga pokoknya agar dapat bersaing.
Saat ini kita mengetahui Time-Driven Activity-Based Costing System adalah metode yang diyakini mampu melakukan perhitungan biaya yang lebih akurat dan mampu memberikan informasi biaya yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan Convensional A Activity-Based Costing System dan tradisional accounting system. Dengan penerapan Time-Driven ABC System, dapat membantu operasional perusahaan dalam menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan oleh manajemen. Misalkan dalam menentukan harga jual, memberikan masukan kepada perusahaan mengenai tingkat keuntungan yang didapat dari pelanggan (customer profitability), tingkat penggunaan kapasitas produksi, dan lain sebagainya."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T 27048
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library