Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Fadhil Hidayah
"Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi hanya berjumlah sekitar 14,46% yang belum dapat mencapai target 20% runtuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik serta dibutuhkan pendanaan untuk pembebasan lahan persil bidang tanah sebesar Rp. 2.261.748.181.458.400 untuk pembebasan lahan persil bidang tanah pada Tipe Hak Guna Bangunan, Hak Milik, dan Hak Lain guna Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik dengan mengacu kepada sampel sebaran NJOP Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018. Besaran Penggunaan Lahan pada tahun 2019 terdapat fungsi yang dapat diasumsikan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) proporsi luasan menjadi sebesar 14,33% juga masih dibawah batasan target 20 persen untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik. Dalam menentukan prioritas Ruang Terbuka Hijau (RTH) diresmikan kriteria berdasarkan variabel Suhu Permukaan, Index Kerapatan Vegetasi, Index Kerapatan Bangunan dan Klasifikasi Ruang Terbuka Hijau (RTH). Didapatkan 101 Lokasi Prioritas Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Based on the Detailed Spatial Planning and Zoning Regulations, only around 14.46% have not been able to achieve the 20% target for Public Green Open Space and funding is needed for land acquisition for parcels of land amounting to Rp. 2,261,748,181,458,400 for land acquisition for parcels of land in the Type of Building Use Rights, Ownership Rights, and Other Rights for Public Green Open Space by referring to the sample distribution of the DKI Jakarta Province NJOP in 2018. The amount of land use in 2019 is the function that can be assumed as Green Open Space the proportion of the area to 14.33% is also still below the target limit of 20 percent for Public Green Open Space. In determining the priority of Green Open Space criteria were inaugurated based on the variables of Surface Temperature, Vegetation Density Index, Building Density Index and Green Open Space Classification. Obtained 101 Priority Locations of Green Open Space.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marbun, Dorlina Surianta
"Tesis ini merupakan studi yang memfokuskan pada konsep agama terhadap pembentukan ruang kota di Martapura Kalimantan Selatan. Hasil studi ini menunjukkan bahwa Martapura sebagai kota yang menyandang gelar Kota Serambi Mekkah tidak terlepas dari pengaruh sejarah dan keberadaan para tokoh agama yang mampu memberikan pandangan hidup kepada masyarakat kota Martapura yang dalam tesis ini disebut sebagai ?Urang Banjar?. Besarnya pengaruh Islam menjadikan Kota Martapura memiliki ciri yang dapat diidentifikasi melalui penggunaan simbol-simbol dan atribut keagamaan dalam kehidupan masyarakatnya. Perkembangan Kota Martapura sebagai kota yang Agamis tidak terlepas dari pengaruh Pemerintah dengan diterbitkannya beberapa peraturan daerah yang bertujuan untuk tetap menjaga eksistensi Martapura sebagai Kota yang Agamis. Pada akhirnya pola kehidupan etnik Banjar dan pemahaman masyarakat Martapura terhadap Islam membentuk batas teritorial dan batas sosial etnik Banjar yang mendiami Kota Martapura.

This thesis focuses on building urban space through religion concept in Martapura South Borneo. The results of this study show that Martapura as a city of Serambi Makkah is inseparable from the history and influence of the presence of religious leaders who are able to provide a view of life to the people of Martapura that in this thesis called "Urang Banjar". The magnitude of the influence of Islam makes Martapura has a characteristic that can be identified through the use of symbols and religious attributes in the lives of its people. Development of Martapura as a religious city can not be separated from the influence of the Government by issuing some local laws that aim to keep the existence of the Martapura as a religious city. At the end, the life pattern of ethnic Banjar and understanding of Islam forms territorial boundaries and social boundaries of ethnic Banjar that live in Martapura City."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Kristiyantoro
"ABSTRAK
Telah menjadi sebuah keniscayaan bahwa pertumbuhan kota dari tahun ketahun akan selalu menghadirkan drama pertentangan antara proses pemadatan permukiman dengan tuntutan akan kehidupan yang nyaman di kota. Hal tersebut bukan hanya dirasakan dalam skala umum wilayah kota secara keseluruhan saja, namun sudah menyentuh pada tataran mikro dari sebuah sistem kota yaitu skala neighborhood. Kondisi dualisme permasalahan tersebut semakin diperburuk dengan banyaknya anggapan mengenai karakter masyarakat kota yang individualistik dan kurang peduli terhadap kondisi lingkungan bermukimnya. Sehingga solusi-solusi yang dihadirkan untuk penanganannya-pun juga akan sulit dilakukan secara bersama. Namun sepertinya anggapan tersebut tidak dapat dijadikan untuk memukulratakan karakteristik masyarakat kota secara keseluruhan.Penelitian kualitatif-fenomenologi yang dilakukan pada masyarakat skala neighborhood di wilayah RW 16, Baktijaya, Kota Depok menunjukan pembelajaran unik yang berbeda. Komposisi penduduk yang heterogen yang berasal dari berbagai suku bangsa, tidak menghalangi semangat untuk membentuk struktur masyarakat yang baru dengan landasan kesadaran berkomunitas spasial dan rasa senasib sepenanggungan sebagai kaum migran di kota. Dengan landasan tersebut, masyarakat RW 16 yang pada awalnya sangat labil, bertransformasi menjadi masyarakat yang memiliki modal sosial yang kuat dan mampu merespon secara kolektif permasalahan yang ada di lingkungan bermukimnya, salah satunya adalah masalah kegersangan. Keterbatasan lahan akibat tingginya intensitas pembangunan, tidak menghalangi tekad masyarakat untuk menghilangkan kegersangan dengan aksi kolektifnya. Ruang-ruang sisa antara bangunan dan jalan, diubah secara kolektif menjadi koridor ldquo;gang hijau rdquo; yang menciptakan nuansa kesegaran. Adanya kompetisi hijau dalam berbagai tingkatan juga seolah menjadi ruang ekspresi masyarakat untuk mengaktualisasikan ide-ide kreatifnya dalam penghijauan. Dengan keunikan fenomena perwujudan setting tata perumahan padat bernuansa hijau secara kolektif tersebut, kini RW 16, Baktijaya, menjadi sebuah referensi yang sangat menarik untuk solusi mengatasi kegersangan di wilayah perkotaan.

ABSTRACT
Conflict between increasing residential density to demand for comfortable life in a growing city is inevitable. This is not only witnessed on a city scale, but can also be observed at a neighborhood scale. Conflicting issues are increasingly aggravated by perception toward urban society character which is considered individualistic and ignorance to their residential environment. Collective efforts to resolve the problems are challenging. However, such conception cannot be stigmatized as urban society character. A Qualitative Phenomenology research in a neighborhood located in RW 16, Baktijaya, Kota Depok presented a unique lessons learnt. The society rsquo s diverse origins engaged them to create a new structure emphasized by spatial awareness and collective supports as urban migrant. This transformed them to be a community with a robust social capital which can collectively respond to environmental problems such as aridity of their residential. Collective efforts generated creativity to use spaces between buildings and roads and turn them to green corridor refreshing the residential nuance. Various green competitions allowed the community to express and translate their creative idea. Collective efforts to convert aridity to green corridor in RW 16, Baktijaya can be referred as an interesting solution to resolve aridity in urban area. "
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Rifqi Ihsan
"Banyak pembangunan kota-kota baru yang dibangun oleh perusahaan swasta di Indonesia. Pembangunan kota baru ini melalui transfer teknologi dari luar negeri
yang menggunakan konsep komunitas tergerbang. Demikian pula dengan Alam Sutera sebagai permukiman komunitas tergerbang yang memiliki insfrastuktur yang lengkap dan memiliki tingkat penjualan yang tinggi. Kehadiran Komunitas tergerbang alam sutra ini berdampingan dengan keberadaan kampung di kawasan sekitarnya dikarenakan adanya proses pembebasan lahan yang dilakukan oleh
pengembang yang mengakusisi lahan kampung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implikasi kehadiran perumahan tergerbang Alam Sutera bagi
kawasan kampung di sekitarnya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui pendekatan studi kasus. Penleitian ini juga menggunakan prinsip Actor-network theory. Penelitian ini berada pada wilyah studi di Kampung Kandang Sapi dan Kampung Dongkal, Kelurahan Pakualam, Kota Tangerang Selatan yang berada di sekitar komunitas
tergerbang Alam Sutera.
Penelitian ini menemukan kehadiran komunitas tergerbang Alam Sutera yang memiliki tembok dan gerbang yang berupa pos penjagaan menggangu kehidupan warga kampung di sekitarnya. Selain itu, adanya fasilitas umum dan fasilitas sosial pada perumahan tergerbang dapat meningkatkan hubungan dengan kampung. Dengan menggunakan pendekatan Actor-network theory ditemukan
berbagai macam aktor baik manusia dan non manusia terlibat dalam relasi komunitas tergerbang dan kampung yang berada di sekitarnya. Sehingga kedepannya dalam membangun perumahan khususnya komunitas tergerbang
perlu adanya aturan untuk melihat kembali lokalitas pada kawasan perkotaan khususnya perkampungan di sekitarnya.

Many new urban development settlements built by private Companies in Indonesia. The development of this new cities is using gated community concept through technology transfer from foreign. Similarly, Alam sutera as gated community of settlement has complete infrastructure and higher selling level. The presence of this alam sutera rsquo;s gated community is adjacent to the existance Kampong in its surround because of the land acquisition process carry out by the developers who acquired by kampong land. The purpose of this research is to find the implication of alam sutera rsquo;s gated community for the Kampong in the surrounding area.
This research uses qualitative method through case study approach. The research also uses the principle of Actor-network theory. This research is located in the study area in the village of Kandang sapi and Dongkal, Pakualam District, South Tangerang City which is located around Alam sutra lsquo;s gated community.This research was found the presence of Alam Sutera rsquo;s gated community which have walls and gates, there built guard posts which disrupt the life of the local people. In addition, the existence of public and social facilities at gated may improve the interconnection with kampong in its surround. By using the Actor-network theory approach found various actors both human and non human involved in the relation to gated community and Kampong. Then in building residance for the future, particularly the gated community needed a regulation to consider the locality in urban areas, particularly Kampong. Many new urban development settlements built by private Companies in Indonesia. The development of this new cities is using gated community concept through technology transfer from foreign. Similarly, Alam sutera as gated community of settlement has complete infrastructure and higher selling level. The presence of this alam sutera rsquo s gated community is adjacent to the existance Kampong in its surround because of the land acquisition process carry out by the developers who acquired by kampong land. The purpose of this research is to find the implication of alam sutera rsquo s gated community for the Kampong in the surrounding area.This research uses qualitative method through case study approach. The research also uses the principle of Actor network theory. This research is located in the study area in beetwen kampong of Kandang sapi and Dongkal, Pakualam District, South Tangerang City which is located around Alam sutra lsquo s gated community.
This research was found the presence of Alam Sutera rsquo s gated community which have walls and gates, there built guard posts which disrupt the life of the local people. In addition, the existence of public and social facilities at gated may improve the interconnection with kampong in its surround. By using the Actor network theory approach found various actors both human and non human involved in the relation to gated community and Kampong. Then in building residance for the future, particularly the gated community needed a regulation to consider the locality in urban areas, particularly Kampong.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siahaan, Andreas Romulus P.
"Kota Baru Bandar Kemayoran merupakan bagian dari wilayah adminsitrasi DKI Jakarta. Oleh karena kebutuhan akan lahan, maka sejak dilakukan perubahan fungsi tata ruang, mulai dari bandar udara sampai pada saat ini yaitu sebagai sentra bisnis kawasan, telah ada permasalahan yang menjadikan kawasan tersebut tidak sesuai lagi dengan rencana peruntukan semula. Pergeseran ini menyebabkan perubahan pada keseimbangan lingkungan, fungsi serta sosial ekonomi. Lewat metode SWOT untuk melakukan proses identifikasi faktor internal serta eksternal yang ada sehingga didapatkan prioritas untuk melakukan pembenahan lewat strategi serta skenario yang telah dibentuk. Faktor kekuatan pada KBBK adalah sarana dan prasarana ekonomi, sosial dan budaya seperti perkantoran, sarana olahraga, ruang interaksi sosial masyarakat, gedung pertemuan, bank, permukiman, serta sarana pendidikan dan kesehatan yang memiliki skor rata-rata 7,33. Disamping itu faktor kelemahan yang tertinggi diperoleh sebesar 4,33 untuk pengelolaan sistem keuangan yang menyebabkan berkurangnya fleksibilitas dalam pengelolaan ruang. Peluang terbesar diperoleh sebesar 6,83 dengan faktor kontinuitas jaringan listrik, air, gas dan telekomunikasi dengan wilayah DKI Jakarta. Tantangan terbesar yang ada adalah kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan di wilayah DKI Jakarta sebesar 4,83. Daerah yang kumuh serta tingkat perekonomian yang tidak merata menyebabkan semakin berkurang kohesi antar masyarakat. Dari hal tersebut diatas maka diperoleh perolehan strategi terbaik yaitu pada perbaikan dan peningkatan infrastruktur yang telah terbangun dengan nilai 0,365 diikuti dengan estate manajemen sebesar 0,355. Proses ini melibatkan bentuk skenario progresif yang menitikberatkan pada perbaikan ruang-ruang tertentu yang dianggap sudah fatal (0,532).

New Town Bandar Kemayoran is a part of DKI Jakarta administration. Because of the need for land, since made changes to the spatial functions, ranging from airport until this time as a business center for the Jakarta, had problems for making the area no longer in line with the original allocation plan. This shift causes a change in the balance of environmental, economic and social functions. Through the SWOT method to make the process of identifying the internal and external factors that exist to obtain a priority to make improvement through the strategies and scenarios that have been established. Factors strength is economic infrastructure, social and cultural such as office buildings, sports facilities, social interaction spaces, conference hall, banks, housing, and education and health facilities had an average score of 7.33. Afterwards, the weakness of the highest factor of 4.33 is obtained for the management of the financial system that reduces the flexibility in the management of space. Obtained the greatest opportunities for continuity factor of 6.83 to the power grid, water, gas and telecommunications to Jakarta. The biggest challenge is that there are social, economic and environmental issues in the Jakarta area of 4.83. Slum areas and uneven levels of economic causes diminishing cohesion between communities. From the above, gained the best strategy. It is the acquisition and improvement of infrastructure improvements that have been awakened to the value of 0.365 followed by 0.355 of estate management. This process involves a progressive form of scenarios that focus on the improvement of certain spaces that are considered fatal (0.532).
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Riyadi
"Dalam RUTR 1985-2005 telah direncanakan bahwa Jakarta telah memiliki perencanaan yang mencakup seluruh wilayah DKI Jakarta. Namun dalam pelaksanaannya sering terjadi kendala di lapangan baik dari penggunaan lahan maupun infrastruktur. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor pendorong terkait dengan wilayah sekitar perbatasan Jakarta. Pada arahan RUTR kelurahan Tegal Alur termasuk ke dalam Wilayah Pengembangan Barat Laut di mana pengarahan dalam rencana Tata Ruangnya termasuk ke dalam wilayah penundaan pengembangan kota sampai dilengkapinya prasarana dengan kondisi yang baik. Akibat dari penundaan pengembangan kota tersebut adalah terjadinya perubahan penggunaan lahan dari hunian menjadi industri di wilayah tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar dinamika penggunaan lahan di kawasan Tegal Alur; untuk mengetahui arahan rencana tata ruang yang terkait dengan infrastruktur jalan maupun pola ruang; dan implikasi dari tidak terbangunnya infrastruktur, khususnya jalan di kawasan tersebut. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang meliputi pengumpulan data, dan metode analysis berupa gap analysis dan SWOT analysis.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat ketidaksesuaian antara rencana dan realita/pelaksanaan dalam memanfaatkan pola ruang. Hal ini memberikan dampak bagi lingkungan kawasan Tegal Alur berupa kemacetan, kualitas lingkungan mengalami penurunan. Pada awalnya kawasan tersebut direncanakan sebagai wilayah industri dan pergudangan sesuai dengan letak kawasan tersebut yang berdekatan dengan bandar udara dan pelabuhan. Oleh karena itu sesuai dengan Perda 6/1999 tentang RTRW Jakarta 2010 dan Perda 1/2012 tentang RTRW Jakarta 2030 maka kawasan tersebut seharusnya diarahkan menjadi kawasan industri dan pergudangan untuk menampung kegiatan yang berhubungan dengan peruntukannya.

In RUTR 1985-2005 was planned that Jakarta has had a plan that covers all areas of Jakarta. However, in practice often run into obstacles in the field of both land use and infrastructure. This is caused by several factors related to the area around the border of Jakarta. On scheme RUTR 1985-2005, documented that Tegal Alur belongs to the Northwest Development Area where the direction of the spatial plan is included in the area of urban development postponement until all infrastructure in good condition. As a result of the delay then there is a change in land use from residential to industry in the region.
The purpose of this study was to determine how much the dynamics of land use in the Tegal Alur, to determine the direction of spatial planning related to road infrastructure and space patterns, and the implications of undeveloped infrastructure especially roads in the region. The method in this study used a qualitative descriptive method which includes data collection and analysis methods such as gap analysis and SWOT analysis.
The results obtained from this study is that there is a mismatch between plans and reality/execution in utilizing spatial patterns. It impacts on the environment such as the congestion, environmental quality has decreased. At first the area was planned as industrial and warehousing areas in accordance with the location of the area adjacent to the airport and harbor. Therefore, in accordance with Regional Regulation 6/1999 on Jakarta Detailed Spatial Plan 2010 and Regional Regulation 1/2012 on the Jakarta Detailed Spatial Plan 2030 should be directed to the industrial and warehousing to accommodate activities associated with the designation.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zul Fauzi Sinapoy
"Kota merupakan suatu ruang bagi manusia untuk melangsungkan kehidupannya. Perkembangan kota dapat diartikan sebagai suatu perubahan menyeluruh, yaitu menyangkut segala perubahan sistem perkotaan secara menyeluruh. Salah satu kota di Indonesia yang sedang mengalami perkembangan adalah Kota Kendari. Perkembangan yang terjadi pada Kota Kendari cenderung sporadis, yang apabila tidak diarahkan dan dikendalikan akan menimbulkan masalah baru. Salah satu potensi Kota Kendari yang mengalami dampak negatif dari perkembangan perkotaan adalah kawasan pesisir Teluk Kendari. Teluk Kendari mengalami sedimentasi yang cukup parah dari tahun 1960-2010 sehingga mengancam keberlanjutan Teluk Kendari. Teluk Kendari merupakan potensi besar Kota Kendari dan Sulawesi Tenggara yang terancam berubah menjadi daratan tahun 2019. Oleh karena itu, penelitian ini untuk melihat pola perkembangan perkotaan, struktur ruang yang dihasilkan dari dampak perkembangan kota terhadap keberlanjutan lingkungan pesisir perkotaan.
Pendekatan dalam penelitian menggunakan metode deduktif kuantitatif rasionalistik. Ada beberapa variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, hingga menghasilkan jawaban dari pertanyaan penelitian yang ditetapkan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis statistik deskriptif dan analisis spasial. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa teknik untuk mendapatkan informasi yang cukup, yaitu kajian kepustakaan, observasi lapangan dan pengumpulan data sekunder. Penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahapan dari tahapan persiapan hingga tahap perumusan hasil penelitian. Perkembangan Kota Kendari di mulai dari lokasi awal terbentuknya Kota Kendari, yaitu Teluk Kendari.
Kawasan Teluk Kendari memiliki peranan penting dalam perkembangan Kota Kendari. Kecamatan Mandonga menjadi poros utama dalam perkembangan Kota Kendari. Seiring perkembangan waktu, struktur ruang Kota Kendari semakin baik karena pusat-pusat aktivitas dalam perkotaan didukung oleh jaringan-jaringan perkotaan meskipun beberapa jaringan masih di bawah standar pelayanan minimal. Perkembangan Kota Kendari tidak lepas dari masalah lingkungan, yaitu penurunan kualitas lingkungan Teluk Kendari. Keberlanjutan dari lingkungan Teluk Kendari cukup terancam karena tingginya sedimentasi yang terjadi pada perairan Teluk Kendari. Kenaikan nilai faktor-faktor perkembangan perkotaan berbanding lurus dengan laju sedimentasi.

A city is a space for people to establish their lives. The growth of the city can be interpreted as a complete change, which involves all the changes in the urban system as a whole. One of the cities in Indonesia which is experiencing growth is the city of Kendari. The growth of Kendari City tend sporadic that could cause a new peoblem if not directed and controlled. One of the potentials of Kendari City which experienced the negative impact of urban development is the coastal region of Kendari Bay. The Kendari Bay suffered severe sedimentation of the years 1960-2010 that threatening the sustainability of Kendari Bay. Kendari Bay is a great potential of Kendari, Southeast Sulawesi that threatened turn into the mainland in 2019. Therefore, this study aims to look the patterns of urban development and the spatial structure resulting of the impact of urban development on the urban coastal environmental sustainability.
The study approach used is deductive quantitative rationalistic method. There are several variables that will be analyzed in this study, to generate answers to research questions set. The analysis technique used in this study is descriptive statistical analysis and spatial analysis. Data collection techniques used in this study are the study of literature, field observation, and secondary data collection. The study was conducted in several stages from the preparation stage to the stage of formulation of the research results.
Kendari Bay is the initial formation of the development of Kendari City. Kendari Bay region has an important role in the development of the city of Kendari. Subdistrict Mandonga is a major hub in the development of the city of Kendari. Over the years, the spatial structure of Kendari become better because of the development of activity centers in urban supported by urban networks though some networks are still below the minimum service standards. The development of Kendari not be separated from environmental issues, namely environmental degradation of Kendari Bay. Environmental sustainability of Kendari Bay is in danger because of the high sedimentation in waters. The increasing of the urban development factors is directly proportional to the rate of sedimentation.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irsyad Sayuti
"Tesis ini mengkaji proses pemukiman informal yang fokus pada pembentukannya dan mekanisme penguasaan lahan oleh pemukim. Penelitan ini dilaksanakan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menemukan dua hal berikut. Pertama, permukiman informal di bantaran Drain Cakung berada di atas lahan milik orang lain yang pertama kali digarap sejak 1961 dan semakin intensif pasca pembangunan Drain Cakung dan Jalan Raya Cakung Cilincing. Kedua, mekanisme penguasaan lahan garapan terjadi melalui tiga cara, yaitu pendudukan yang dikompromikan oleh pemilik formal lahan, pendudukan semena-mena, dan jual beli di atas lahan garapan.

This study examines the process of informal settlements that focus on the formation process and land tenure mechanisms by settlers. This study used a qualitative approach. The study found the following two points. First, the informal settlements on the banks of Cakung Drain is located on land owned by another person since 1961 and more intensively after the construction of Cakung Drain and Cakung Cilincing Road. Second, there are three mechanism of land tenure by settlers, namely occupation compromised by the formal owner of the land, the occupation of arbitrary, and purchase of lsquo garapan rsquo land.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Revita Maharani
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana para penghuni permukiman informalmembentuk jaringan sosial dalam mengembangkan kegiatan ekonomi yang dijalankan.Menggunakan konsep informalitas perkotaan serta pemikiran terkait dengan proses pembentukanjaringan sosial, tesis ini berusaha untuk menjelaskan informalitas sebagai proses, bukan sekedarproduk dari urbanisasi dan globalisasi. Metode kualitatif dengan pendekatan Actor NetworkTheory dipilih untuk dapat menjawab bagaimana proses pembentukan jaringan sosial pada 10keluarga penghuni permukiman informal dalam membangun sektor ekonomi berbasis hunianatau Home Based Enterprises HBE sebagai sumber penghidupan. Melalui penelitian ini,diperlihatkan bahwa jaringan sosial para penghuni informal dibentuk melalui proses panjang.Dalam proses pembentukan HBE, transformasi hunian menjadi suatu kesempatan bagi parapenghuni informal untuk meningkatkan pendapatan dengan menjadikan keluarga sebagai modaproduksi utama. Tidak hanya itu, transformasi hunian memperlihatkan bagaimana proseskegiatan produksi yang dilakukan, dapat mempengaruhi fungsi peran anggota keluarga dalammenjalankan kegiatan ekonomi. Melalui penelitian ini, HBE tidak hanya membangun jaringansosial para pelaku usahanya, namun juga dapat membentuk jaringan pasar yang lebihprofessional dengan mengaitkan antara sektor ekonomi informal dengan sektor ekonomi formalkota. HBE menjadi strategi bertahan hidup bagi para penghuni informal untuk mencapailivelihood.

The rapid growth of cities quickly results in greater challenges, not only for the government butalso for urban planners. The dramatic changes in socio spatial aspects as a consequence of hyperurbanization has become the major cause of the urban informality to surface. Today, informaleconomy activities has become an important issue within the urban planning study. Despite theminimum political power from its illegality, it has been found that there is a major power andpotential of urban informality actors who succeed to created huge impact on the city planningand development processes. Home based enterprises HBE as a component of urban informalityhas become an alternative economic sector that is able to support citizens needs. There is a needto reconsider HBE activities from their positive contributions, which offset their negative effectson urban space. Using urban informality as a main concept, this research explain how HBE ininformal settlement area of Pejompongan Central Jakarta successfully created their socialnetwork through the ownership of social capital and give its effect to provide the citizen rsquo s needs.Qualitative research method with Actor Network Theory ANT as an approach shows themovement of HBE rsquo s social network has not only successfully become a new surviving strategyby informal settlement dwellers to free themselves from poverty, but also has successfully ableto form a new urban spatial configuration.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>