Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Klarinthia Ratri
"Temuan sebelumnya menemukan hasil yang konsisten mengenai hubungan positif antara religiusitas dan kepuasan pernikahan (Ahmadi & Hossein-abadi, 2009). Namun, perkawinan beda agama diharapkan bisa mengubah jalannya hubungan ini. Masing-masing tingkat religiusitas menghasilkan konflik, bertindak sebagai penekan untuk pernikahan. Karena itu, ini Penelitian dilakukan untuk menguji ulang hubungan antara religiusitas dan perkawinan kepuasan, dan untuk menguji peran Copic Dukungan Dyadic sebagai strategi pasangan dalam menghadapi tantangan dalam pernikahan antaragama (moderator). Kuisioner diberikan kepada 65 peserta dalam pernikahan beda agama dengan usia berkisar 26-64 tahun. Data dikumpulkan dengan menggunakan Indeks Kepuasan Pasangan, Inventarisasi Coping Dyadic, dan Kuisioner Skala Sentralitas Religiusitas. Analisis data dilakukan dengan pearson korelasi, analisis regresi, dan Annova satu arah dalam SPSSS versi 23.
Hasil tidak menunjukkan hubungan antara religiusitas dan kepuasan pernikahan (r = -0,154, p> 0,05), a hubungan positif yang signifikan antara coping diad yang mendukung dan perkawinan kepuasan (r = 0,601, p <0,05), dan tidak ada efek moderasi dari coping diad suportif religiusitas dan kepuasan pernikahan (β = 0,056; p> 0,05). Kesimpulannya, mendukung mengatasi diad terbukti mampu melemahkan, tetapi tidak memoderasi hubungan antara religiusitas dan kepuasan pernikahan pada individu dalam pernikahan beda agama.

Previous findings found consistent results regarding a positive relationship between religiosity and marital satisfaction (Ahmadi & Hossein-abadi, 2009). However, interfaith marriages are expected to change the course of this relationship. Each level of religiosity produces conflict, acts as a suppressor for marriage. Therefore, this study was conducted to reexamine the relationship between religiosity and marital satisfaction, and to examine the role of Copic Dyadic Support as a couple's strategy in facing challenges in interfaith marriages (moderators). The questionnaire was given to 65 participants in interfaith marriages with ages ranging from 26-64 years. Data were collected using the Pair Satisfaction Index, Dyadic Coping Inventory, and the Religiosity Central Scale Questionnaire. Data analysis was performed with Pearson correlation, regression analysis, and one-way Annova in SPSSS version 23.
The results did not show a relationship between religiosity and marital satisfaction (r = -0.154, p> 0.05), a significant positive relationship between coping dyads support and marriage satisfaction (r = 0.601, p <0.05), and there was no moderating effect of coping with supportive religiosity and marital satisfaction (β = 0.056; p> 0.05). In conclusion, supporting overcoming dyads can weaken, but not moderate the relationship between religiosity and marriage satisfaction for individuals in interfaith marriages.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Mayda Anggarini Artana
"ABSTRAK
Masalah yang cukup banyak terjadi pada pasangan yang menjalani hubungan jarak jauh adalah kecemburuan. Attachment mempengaruhi penilaian kognitif dan reaksi emosi individu terhadap kecemburuan. Attachment juga mempengaruhi cara individu mengekspresikan kecemburuan. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa individu dengan anxiety attachment, mengalami kecemburuan yang ekstrim. Anxiety attachment memiliki hubungan yang positif terhadap kecemburuan kognitif, kecemburuan emosi, dan kecemburuan perilaku. Selain peran tipe attachment, terdapat pula peran dyadic coping dalam mempengaruhi kecemburuan. Dukungan dari pasangan dapat menurunkan stres individu. Saat individu melakukan dyadic coping, kecemburuan individu dapat menurun. Individu dengan anxiety attachment memiliki khawatir pasangan mereka tidak akan merespon saat dibutuhkan, sehingga individu tidak melibatkan pasangan dalam melakukan coping dan masalah kecemburuan individu tidak terselesaikan. Meskipun demikian, individu dapat menerapkan dyadic coping dengan baik, bila pasangannya menunjukkan perhatian dan perilaku suportif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dyadic coping sebagai moderator pada hubungan antara anxiety attachment dengan kecemburuan kognitif, kecemburuan emosi, dan kecemburuan perilaku pada individu yang sedang menjalani hubungan pacaran jarak jauh. Anxiety attachment diukur menggunakan Experience in Close Relationship Questionnaire-Revised (Fraley, Brennan, Waller, 2000); kecemburuan kognitif, emosi, dan perilaku diukur menggunakan Multidimensional Jealousy Scale (Pfeiffer dan Wong, 1989); dan dyadic coping diukur menggunakan Dyadic Coping Inventory (Bodenmann, 2008). Sebanyak 156 orang berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara anxiety attachment dengan kecemburuan. Diketahui pula bahwa dyadic coping tidak signifikan memoderatori hubungan antara anxiety attachment dengan kecemburuan, baik kecemburuan kognitif, emosi, dan perilaku

ABSTRACT
One of the common problems for couples in long-distance relationships is jealousy. Individuals cognitive assessment and emotional reactions to jealousy are influenced by their style of attachment. Attachment style also affects the way individuals express jealousy. Previous studies suggested that individuals with anxiety attachment experience extreme jealousy, and associated with cognitive, emotional, and behavioral jealousy. Aside from attachment style, dyadic coping also has a role in influencing jealousy. Support from partner can reduce individuals stress. When individuals use dyadic coping, individuals jealousy can reduce. Individuals with anxiety attachment worry their partner will not response when they needed, so they do not involve their partner in coping and individuals jealousy are not resolved. However, individuals can use dyadic coping, if their partner show attention and supportive behavior. This study aims to examine the role of dyadic coping as a moderator in the relationship between anxiety attachment with cognitive, emotional, and behavioral jealousy in individuals undergoing long-distance relationships. Anxiety attachment was measured using the Experience in Close Relationship Questionnaire-Revised (Fraley, Brennan, and Waller, 2000); cognitive, emotional, and behavioral jealousy were measured using the Multidimensional Jealousy Scale (Pfeiffer and Wong, 1989); and dyadic coping was measured using the Dyadic Coping Inventory (Bodenmann, 2008). A total of 156 individuals participated in this study. Result showed a significant positive relationship between anxiety attachment and jealousy. Dyadic coping, however, was not found to be significant in its role of moderating the relationship between anxiety attachment and jealousy.
"
2019
T55166
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alita Dantrie
"Penelitian ini melihat hubungan antara persepsi kegunaan yang dirasakan oleh mahasiswa Universitas Indonesia dan kepuasannya setelah menggunakan SCELE-UI. Perbedaan individu memiliki peran penting untuk memprediksi tingkah laku pembelajar; karenanya trait conscientiousness yang erat kaitannya dengan pencapaian akademis digunakan sebagai moderator penelitian ini. Responden merupakan 236 mahasiswa dari Universitas Indonesia. Trait conscientiousness diukur menggunakan Big Five Inventory (John, Donahue, & Kentle, 1991) yang telah diadaptasi Ramdhani (2012). Kepuasan pengguna dan persepsi kegunaan menggunakan alat ukur Mohammadi (2015). Hasil penelitian menunjukkan, 1) terdapat hubungan antara persepsi kegunaan dan kepuasan pengguna; 2) terdapat hubungan antara conscientiousness dan persepsi kegunaan dan dengan kepuasan pengguna; 3) Tidak terdapat efek moderasi dari conscientiousness pada hubungan antara persepsi kegunaan dan kepuasan pengguna. Penelitian ini dapat menjadi dasar konsiderasi inovasi dan penyesuaian fitur SCELE-UI bagi KSDP UI.

This study examined the relationship between perceived usefulness felt by University of Indonesia students and their satisfaction after using SCELE-UI. Individual differences have an important role to predict learner's behavior; hence conscientiousness trait, which is closely related to academic achievement, is used as the moderator of this research. The respondents were 236 students from University of Indonesia. Conscientiousness was measured using the Big Five Inventory (John et al., 1991) which had been adapted by Ramdhani (2012). User satisfaction and perceived usefulness was measured using instruments developed by Mohammadi (2015). The results show that, 1) there is a relationship between perceived usefulness and user satisfaction; 2) there is a relationship between conscientiousness and perceived usefulness and with user satisfaction; 3) There was no moderating effect from conscientiousness on the relationship between perceived usefulness and user satisfaction. This research can be a basis for innovation consideration and adjustment of SCELE-UI features for KSDP UI."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghaisani Almira Hanum
"Kegiatan latihan fisik secara rutin mampu menjadi salah satu faktor protektif dalam mempertahankan kesejahteraan mental. Individu yang memiliki kesehatan mental baik adalah individu dengan self-esteem yang positif. Latihan fisik didukung penggunaan aplikasi health tracker yang menunjukkan adanya peningkatan pada masa pasca pandemi Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran penggunaan aplikasi health tracker terhadap hubungan antara frekuensi latihan fisik dengan tingkat self-esteem pada mahasiswa di Indonesia. Dengan 190 partisipan mahasiswa di Indonesia, peneliti menyebarkan kuesioner latihan fisik secara daring menggunakan alat ukur Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif signifikan pada frekuensi latihan fisik dan self-esteem. Analisis regresi dengan PROCESS Model Hayes dalam peran moderasi aplikasi health tracker pada hubungan frekuensi latihan fisik dan self-esteem tidak didukung oleh data. Adanya tingkat perilaku sedenter yang tinggi dan dominasi pada mahasiswa Universitas Indonesia menjadi penyebab hasil yang tidak signifikan.

Regular physical exercise can be a protective factor in maintaining mental well-being. Individuals who have good mental health are individuals with positive self-esteem. Physical exercise is supported by the use of a health tracker application which shows an increase in the post-Covid-19 pandemic period. This research aims to determine the role of using the health tracker application on the relationship between frequency of physical exercise and the level of self-esteem among students in Indonesia. With 190 student participants in Indonesia, researchers distributed physical exercise questionnaires online using the Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) measuring instrument. The research results showed that there was a significant positive correlation in the frequency of physical exercise and self-esteem. Regression analysis with the Hayes PROCESS Model in the moderating role of the health tracker application on the relationship between frequency of physical exercise and self-esteem is not supported by the data. There are levels The high sedentary behavior and dominance of University of Indonesia students is the cause of the insignificant results."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afiyana Eka Nurilla
"Depresi merupakan kondisi psikologis yang paling umum terjadi dan banyak memengaruhi wanita, terutama seorang ibu. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menggali dampak kondisi depresi ibu pada fungsi kognisi anak. Namun demikian, hasil penelitian mengenai dampak simtom depresi ibu dalam kaitannya dengan peran figur ayah dalam pengasuhan dan fungsi kognitif anak, khususnya Executive Function (EF), masih ditemukan inkonsistensi. Penelitian ini ditujukan untuk melihat kontribusi simtom depresi ibu dan keterlibatan ayah dalam memprediksi EF anak di usia dini. Sekitar 101 anak usia 4-6 tahun beserta kedua orang tuanya diikutsertakan dalam penelitian ini. Beberapa tes EF diberikan pada anak dan kuesioner simtom depresi ibu dan keterlibatan ayah diberikan masing-masing pada ibu dan ayah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya simtom depresi ibu yang berkontribusi secara signifikan untuk memprediksi EF anak setelah dilakukan pengontrolan pada jenis kelamin dan usia anak, status bekerja ibu, dan SES. Penelitian ini menggagas pentingnya memperhatikan kondisi psikologis ibu saat akan melakukan intervensi untuk mengoptimalkan EF anak di usia dini.

Depression is most common psychological condition and affects largely in women, particularly in mothers. Numerous studies have been conducted to specify the impact of maternal depressive symptoms on preschool children cognitive functioning. Nonetheless, the result of the studies regarding maternal depressive symptoms in relation to the role of father figure in parenting and children cognition, especially in Executive Function (EF) have found inconsistency. This study aimed to assess the contribution of maternal depressive symptoms and father involvement in predicting children EF. About 101 preschool children aged 4-6 and their parents were involved in this study. Several EF tests were delivered to children, while maternal depressive symptoms and father involvement questionnaire were given to mother and father respectively.
Result found that only maternal depressive symptoms predicted EF performance on children above and beyond the influences of child gender and age, maternal work status, and family socioeconomic level. This study points out the importance to consider maternal psychological condition while targeting intervention for promoting EF in preschool.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63121
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septiani Khaerunnisa
"Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain between subjects menggunakan dua kelompok untuk melihat pengaruh emosi kagum terhadap keterbukaan pandangan. Keterbukaan pandangan merupakan intensi prososial yang juga merupakan subkomponen dari kebijaksanaan, diukur melalui intensitas ketertarikan partisipan mengikuti diskusi dengan pandangan yang berbeda. Sebanyak 64 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia berpartisipasi dalam penelitian ini. Partisipan dibagi ke dalam dua kelompok dengan variasi emosi kagum. Variasi emosi kagum dilakukan dengan penayangan video untuk meningkatkan emosi kagum. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan dugaan bahwa emosi kagum meningkatkan keterbukaan pandangan.

This study is between subjects desain experiment to see the effect of awe towards opennes to diverse views. Opennes to diverse views is a prosocial intention which is a subcomponent of wisdom. It is measured by the willingnes of participants to join the discusion of people with different views. Total 64 psychology students in Universitas Indonesia participate in this study. Participants are divided into tow groups with variation of awe. Variation of awe is done by showing videos. The result of this study is the same as hypothesis in which awe increase the opennes to diverse view."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63303
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qonita Zahrin Desinaz
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah self-compassion merupakan prediktor resiliensi pada penyintas erupsi Gunung Kelud. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan adanya hubungan antara self-compassion dan resiliensi, namun belum ada studi yang meneliti mengenai self-compassion dan resiliensi pada konteks bencana. Self-compassion diukur dengan menggunakan Self Compassion Scale-Short Form SC-SF , sementara resiliensi diukur dengan Connor-Davidson Resilience Scale CD-RISC . Partisipan dalam penelitian ini adalah 115 warga Desa Puncu, Kec. Puncu, Kab. Kediri. Desa Puncu dipilih sebagai tempat pengambulan data karena merupakan salah satu desa yang terkena dampak terparah akibat erupsi Gunung Kelud 2014 lalu. Analisis regresi yang dilakukan menunjukkan bahwa self-compassion meningkatkan resiliensi pada penyintas erupsi Gunung Kelud.

This research was conducted to determine self compassion as a predictor for resilience among Kelud eruption survivor. Previous research have shown a link between self compassion and resilience, but there is no study yet about self compassion and resilience in disaster context. Self compassion is measured by Self Compassion Scale Short Form SC SF , while resilience is measured by Connor Davidson Resilience Scale CD RISC . Participants in this research are 115 people lived in Desa Puncu, Kec. Puncu, Kab. Kediri. Desa Puncu is chosen for data retrieval because it was one of the area that has the most severe impact from Kelud eruption. Linear regression statistical techniques showed that self compassion contribute to increase resilience among Kelud eruption survivor.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S66467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Naila
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah perceived social support merupakan prediktor ideasi bunuh diri pada siswa SMA di Gunung Kidul. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan adanya hubungan antara perceived social support dan ideasi bunuh diri, namun belum ada studi yang secara khusus meneliti kedua variabel ini pada konteks Gunung Kidul. Perceived social support diukur menggunakan Multidimensional Scale of Perceived Social Support MSPSS oleh Zimet yang sudah divalidasi oleh Trifilia. Ideasi bunuh diri diukur dengan menggunakan The Scale of Suicidal Ideation oleh Beck dkk. yang sudah divalidasi oleh Denisa. Responden dalam penelitian ini adalah 260 siswa SMA di kecamatan Wonosari dan Semanu, Gunung Kidul. Kedua kecamatan ini dipilih karena merupakan dua kecamatan dengan angka bunuh diri tertinggi di Gunung Kidul. Analisis regresi yang dilakukan menunjukkan bahwa perceived social support menurunkan ideasi bunuh diri pada siswa SMA di Gunung Kidul.

This research is conducted to determine perceived social support as a predictor of suicide ideation on high school students in Gunung Kidul. A few previous research shows links between perceived social support and suicide ideation, but there is no research about that two variables in the context of Gunung Kidul. Perceived social support is measured with Multidimensional Scale of Perceived Social Support MSPSS by Zimet and already been validated by Trifilia. Suicide ideation is measured with The Scale of Suicidal Ideation by Beck et al. and already been validated by Denisa. Respondents in this research are 260 high school students in Wonosari and Semanu, Gunung Kidul. These two districts is chosen because this is these districts have the highest suicide rate Gunung Kidul. Regression analysis shows that perceived social support contribute to decrease of suicide.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68498
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gladhys Elliona Syahutari
"ABSTRAK
Penelitian ini ingin menjawab pertanyaan apakah inisiatif pertumbuhan diri merupakan prediktor kesehatan mental, serta bagaimana media akting memperkuat hubungan inisiatif pertumbuhan diri dan kesehatan mental aktor Indonesia. Partisipan penelitian ini terdiri dari 75 orang aktor yang terdiri dari tiga kelompok media akting: aktor panggung, layar, dan yang menjalani keduanya. Penelitian menggunakan desain non-eksperimental dengan metode korelasional serta menggunakan teknik Hayes rsquo; Moderation PROCESS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inisiatif pertumbuhan diri bukan merupakan prediktor dari kesehatan mental b = 0.351 , p > 0.01 . Media akting terbukti menjadi moderator yang signifikan dalam hubungan inisiatif pertumbuhan diri dan kesehatan mental r2 = 0.260, p < 0.01.

ABSTRACT
This research aim to answers questions, whether personal growth initiative is the predictor of mental health and how acting medium moderating correlation between personal growth initiative and mental health among Indonesian actors. Participants consist of 75 actors divided into three groups screen actors, stage actors, and those who do both. The research design is non experimental with correlation method using Hayes rsquo Moderation PROCESS technique. Result shown that personal growth initiative is not the predictor for actors rsquo mental health b 0.351 , p 0.01 , The media of acting proved as the moderator of the correlation between personal growth initiative and mental health simultaneously r2 0.260, p 0.01."
2017
S67737
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayhanni Rahman
"Mengetahui pentingnya mempertahankan hubungan penuh rasa percaya antar sesama, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara motivasi kerelawanan dan kepercayaan interpersonal. Metode penelitian yang dipakai adalah korelasional dan partisipan dalam penelitian ini merupakan relawan yang berasal dari kalangan usia emerging adulthood yaitu 18 s.d. 29 tahun yang berjumlah 1334 orang dari berbagai kota di Indonesia. Kepercayaan interpersonal diukur dengan menggunakan alat ukur Propensity to Trust Scale yang dikembangkan oleh Evans dan Revelle 2008 , sementara itu motivasi kerelawanan diukur dengan Volunteer Functions Inventory yang dikembangkan oleh Clary, Snyder, Ridge, Copeland, Stukas, Haugen, dan Miene 1998.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga dari enam dimensi motivasi kerelawanan mdash;values, social, dan understanding mdash;berhubungan positif dan signifikan terhadap kepercayaan interpersonal, sedangkan dimensi protective berhubungan negatif dan signifikan terhadap kepercayaan interpersonal. Hasil analisis lebih lanjut juga menunjukkan adanya pengaruh motivasi kerelawanan pada keenam dimensi motivasi kerelawanan, terutama pada dimensi values dan understanding. Kedua dimensi tersebut berpengaruh lebih kuat terhadap kepercayaan interpersonal dibandingkan dengan keempat dimensi motivasi kerelawanan lainnya; yaitu protective, career, social, dan enhancement.

Given the importance of maintaining trustful relationship, the goal of the present research was to determine whether volunteer motivations correlate with interpersonal trust. A correlational design was employed and measures were obtained from 1334 volunteers from various cities in Indonesia. Interpersonal trust was measured using Propensity to Trust Scale by Evans and Revelle 2008 , while volunteer motivations were measured using Volunteer Functions Inventory by Clary, Snyder, Ridge, Copeland, Stukas, Haugen, and Miene 1998.
The results demonstrated that three of six designated dimensions of volunteer motivations mdash values, social, and understanding mdash were positively correlated with interpersonal trust while the other dimension namely protective was found negatively correlated with interpersonal trust. Advanced analysis also determined that six designated dimensions of volunteer motivations have influence on interpersonal trust, especially values and understanding. Both dimensions have stronger influences towards interpersonal trust compared to the other dimensions they are protective, career, social, and enhancement.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>