Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Ni Wayan Putriana Dewi Agustina
"Prevalensi tertinggi penyakit pada lansia adalah hipertensi, yang dapat meningkatkan ketergantungan jika tidak ditangani dengan baik. Program pemerintah banyak dilaksanakan namun belum mampu menekan angka ketidakpatuhan minum obat dan kontrol rutin pada lansia. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh edukasi kesehatan terstruktur terhadap dukungan dari keluarga dan kepatuhan minum obat pada lansia. Metode penelitian menggunakan desain kuasi eksperimen dengan pretest dan posttest serta kelompok kontrol digunakan. Besar sampel 60 orang dengan metode simple random sampling dengan masing-masing 30 orang pada kelompok kontrol dan intervensi. Analisis data dukungan dari keluarga menggunakan Paired t test dan Independent t test, sedangkan variabel kepatuhan minum obat menggunakan Wilcoxon sign- rank dan Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara pemberian edukasi kesehatan terstruktur terhadap dukungan dari keluarga (p = 0,982) dan terdapat pengaruh pemberian intervensi edukasi kesehatan terstruktur terhadap kepatuhan minum obat anti hipertensi (p < 0,0001). Pengaruh edukasi kesehatan terstruktur perlu ditingkatkan pada dukungan dari keluarga dengan melakukan perbaikan intervensi dan pengamatan jangka panjang. Dukungan dari keluarga pada perawatan lansia dengan hipertensi memerlukan waktu untuk menginternalisasi perubahan ketrampilan dan sikap keluarga dalam merawat lansia hipertensi. Intervensi pendampingan keluarga direkomendasikan untuk diintegrasikan pada pelatihan caregiver, dikombinasikan dengan intervensi bina keluarga, pengukuran tekanan darah berkala, dan pembentukan self-help group.
The highest prevalence of disease in the elderly is hypertension, which can increase dependency if not handled properly. Many government programs have been implemented but have not been able to reduce the rate of drug non-adherence and routine control in the elderly. The aim of the study was to determine the effect of structured health education on family support and medication adherence in the elderly. The research method uses a quasi-experimental design with pretest and posttest and a control group is used. The sample size is 60 people using simple random sampling method with 30 people each in the control and intervention groups. Analysis of family support data used the Paired t test and Independent t test, while the medication adherence variables used the Wilcoxon sign-rank and Mann Whitney. The results showed that there was no significant effect of providing structured health education on family support (p = 0.982) and there was an effect of providing structured health education interventions on adherence to taking antihypertensive medication (p <0.0001). The effect of structured health education needs to be increased on support from families by improving interventions and long-term observations. Support from the family in caring for elderly people with hypertension takes time to internalize changes in family skills and attitudes in caring for elderly hypertension. Family assistance interventions are recommended to be integrated into caregiver training, combined with family development interventions, periodic blood pressure measurements, and the formation of self-help groups."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Diksi Hera Berliana
"Kepatuhan dalam menjalankan protokol kesehatan merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk memutus rantai penyaluran Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik individu, penggunaan media cetak dan elektronik dengan kepatuhan melaksanakan protokol kesehatan di masa Adaptasi Kebiasaan Kebiasaan Baru (AKB). Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional menggunakan sampel pada keluarga di wilayah kota Tangerang dengan jumlah 120 orang yang diambil menggunakan purposive sampling . Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Squaremenunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan promosi dari media cetak dan elektronik terhadap kepatuhan terhadap kesehatan protokol kesehatan dengan nilai p < 0,05. Hasil analisis multivariat menggunakan regresi logistik untuk melihat variabel yang paling berhubungan dengan kepatuhan dalam menjalankan protokol kesehatan menunjukkan bahwa variabel usia, pendidikan, dan promosi kesehatan dengan media elektronik hubungan yang paling kuat terhadap kepatuhan dalam menjalankan protokol kesehatan dengan nilai p- valueuji wald (Sig) < 0,05. Peningkatan intervensi promosi menggunakan media elektronik diharapkan menjadi salah satu alternatif dalam meningkatkan perilaku kepatuhan terhadap perilaku sehat dengan memperhatikan karakteristik, jenis kelamin dan tingkat pendidikan.
Mematuhi protokol kesehatan merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu, promosi kesehatan menggunakan media cetak dan elektronik dengan kepatuhan terhadap protokol kesehatan selama Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan sampel 120 keluarga di wilayah kota Tangerang, diambil dengan menggunakan purposive sampling. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan promosi kesehatan menggunakan media cetak dan elektronik terhadap kepatuhan menjalankan protokol kesehatan dengan p value < 0,05. Hasil analisis multivariat menggunakan regresi logistik untuk melihat variabel yang paling berhubungan dengan kepatuhan protokol kesehatan menunjukkan bahwa variabel usia, pendidikan, dan promosi kesehatan dengan media elektronik memiliki hubungan paling kuat dengan kepatuhan protokol kesehatan dengan p-value uji Wald . (Sig) < 0,05. Peningkatan intervensi promosi kesehatan dengan menggunakan media elektronik diharapkan dapat menjadi alternatif dalam meningkatkan kepatuhan berperilaku sehat dengan memperhatikan karakteristik usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Eva Rista Machdalena
"Lansia seringkali mengalami imobilisasi, terutama lansia yang mengalami perawatan di rumah sakit. Konsekuensi negative dari imobilisasi yang menjalani perawatan di rumah sakit adalah penuruanan dalam melakukan aktivitas, dan memperburuk kondisi kognitifnya. penelitian dengan menggunakan desain
cross sectional dangan
purposive sampel dengan dengan melibatkan 61 responden lansia. Hasil penelitian didapatkan hubungan yang bermakna antara status mobilisasi dengan status fungsional. Status mobilisasi dan status nutrisi juga berperan besar mempengaruhi status fungsional individu lansia. Oleh karena itu, diperlukan adanya diagnosis dini terhadap status mobilisasi dan status nutrisi untuk mencegah menurunnya kemampuan status fungsional lansia sehingga kualitas hidup lansia selama dirawat di rumah sakit meningkat. Selain itu, tersusunnya program mobilisasi secara teratur dan simultan akan meningkatkan kemampuan fungsional lansia selama dirawat di rumah sakit.
The elderly are frequently immobilized, especially the elderly who experience hospitalization. The negative consequences of immobilization during hospitalization are a decrease in activity, and a decrease in cognitive condition. The study used a cross-sectional design with a purposive sample by involving 61 elderly respondents. The results showed a significant relationship between mobilization status and functional status. Mobilization status and nutritional status also have a major role in influencing the functional status of elderly individuals. Based on this, early diagnosis of mobilization status and nutritional status is needed to prevent the decline in the ability of the functional status of the elderly so that the quality of life of the elderly during hospitalization increases. In summary, the establishment of a regular and simultaneous mobilization program will improve the functional ability of the elderly during hospitalization."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Sarita Saraswati
"Pendahuluan: Lansia dengan HF seringkali memiliki penyakit penyerta, polifarmasi, gangguan kognitif dan frailty yang mempengaruhi status fisik, fungsional dan juga hasil pengobatan jangka panjang sehingga lansia dengan HF seringkali membutuhkan caregiver keluarga dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Caregiver keluarga diharapkan dapat memperhatikan pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, pengurangan faktor risiko, mempromosikan kesehatan, melakukan perawatan, rehabilitasi dan memenuhi kebutuhan lansia saat sakit. Kesiapan caregiver keluarga dapat mempengaruhi kesehatan dan juga kualitas hidup lansia dengan HF. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menggali kesiapan caregiver keluarga dalam perawatan lansia dengan HF pasca rawat di rumah sakit. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Peneliti menggali pengalaman, persepsi dan perilaku caregiver keluarga dalam perawatan lansia dengan HF. Hasil: Didapatkan 12 informan yang dilibatkan pada penelitian ini. Informan merupakan wanita dengan rentang usia 33-67 tahun. Empat tujuan khusus dalam penelitian ini terjawab dengan tujuh tema yaitu: Tema 1 menjelaskan mengenai persepsi dari caregiver dalam merawat lansia dengan HF; Tema 2 menjelaskan respon awal dari caregiver dalam merawat lansia dengan HF; Tema 3 menjelaskan perawatan lansia dengan HF; Tema 4 menjelaskan perasaan caregiver saat merawat lansia dengan HF; Tema 5 menjelaskan hambatan yang dialami caregiver dalam merawat lansia dengan HF; Tema 6 menjelaskan mengenai dukungan keluarga yang dibutuhkan oleh caregiver; Tema 7 menjelaskan mengenai dukungan sosial yang dibutuhkan oleh caregiver. Kesimpulan: Pengetahuan caregiver dan juga kemampuan caregiver dalam mengasuh lansia dengan HF sangatlah berpengaruh terhadap kualitas hidup dari lansia dan juga caregiver. Disamping itu, caregiver juga membutuhkan dukungan dari berbagai pihak yang dapat membantu lansia dalam melakukan perannya sebagai caregiver. Oleh karena itu, perawat perlu untuk mempersiapkan caregiver dengan matang dan memberikan berbagai dukungan yang dibutuhkan oleh caregiver.
Introduction: Heart Failure affects 3,739 thousand Indonesian people and is dominated by the elderly, around 14% of clients who experience heart failure experience re-hospitalization with a frequency of 2 to 7 times a year. The elderly with heart failure often have comorbidities, polypharmacy, cognitive impairment, and frailty that affect their physical, functional status, and long-term treatment outcomes. The elderly with HF often need family caregivers to meet their daily needs. Family caregivers are expected to pay attention to health maintenance, disease prevention, risk factor reduction, health promotion, care, rehabilitation, and meeting the needs of the elderly when sick. The preparedness of family caregivers can affect the health and quality of life of elderly people with heart failure. Purpose: This study aims to explore the preparedness of family caregivers in caring for the elderly with heart failure after hospitalization. Methods: This study uses a qualitative research method with a phenomenological approach to explore family caregivers' experiences, perceptions, and behaviors in caring for the elderly with heart failure. Results: 12 participants in this study were women aged between 33 and 67 years. The study addressed four specific objectives through seven themes: Theme 1 discusses the caregivers' perceptions of caring for elderly individuals with heart failure; Theme 2 outlines the initial reactions of caregivers to caring for elderly individuals with heart failure; Theme 3 details the care provided to elderly individuals with heart failure; Theme 4 explores the emotions of caregivers while looking after elderly individuals with heart failure; Theme 5 identifies the challenges faced by caregivers in caring for elderly individuals with heart failure; Theme 6 examines the family support needed by caregivers; Theme 7 explores the social support required by caregivers. Conclusion: The knowledge and skills of caregivers in managing elderly individuals with heart failure significantly influence the quality of life of both the elderly and the caregivers. Moreover, caregivers require support from various sources to effectively perform their caregiving roles. Therefore, it is essential for nurses to adequately prepare caregivers and offer them the necessary support."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ida Faridah
"Latar Belakang Kasus lansia dengan gangguan tidur yang mengunjungi pelayanan kesehatan semakin meningkat setiap tahunnya, Beberapa penyebab gangguan tidur yaitu penurunan fisiologis akibat penuaan, perubahan lingkungan, gaya hidup dan perubahan psikologis. Salah satu perubahan psikologis penyebab gangguan tidur pada lansia adalah kesepian. Salah satu cara lansia mengatasi kesepiannya adalah menggunakan Smartphone , namun dampak penggunaan Smartphone terhadap kualitas tidur dan kesepian pada lansia belum banyak diteliti. Tujuan: Penelitian ini mencari adakah hubungan penggunaan Smartphone Screen Time dan platform media sosial dengan kualitas tidur dan kesepian lansia. Metode: Penelitian Cross sectional terhadap 98 pasien yang menjalani rawat jalan di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Marzoeki Mahdi Bogor dengan kriteria inklusi lansia yang mengalami gangguan tidur, mampu berkomunikasi dengan baik dan menggunakan Smartphone (iPhone minimal versi 12 atau Android minimal versi 9). Analisis data yang dipakai adalah Regresi logistik. Hasil:Dari hasil uji data bivariat maupun multivariat. Didapatkan bahwa pemakaian smartphone screen time yang melebihi 5 jam sehari memiliki hubungan yang signifikan terhadap kualitas tidur yang buruk pada lansia. namun smartphone screen time tidak terbukti secara statistik memiliki hubungan dengan tingkat kesepian. Selain itu akses platform media sosial tidak terbukti secara statistik memiliki hubungan bermakna dengan kualitas tidur, namun memiliiki hubungan bermakna dengan tingkat kesepian pada lansia. Kesimpulan: Pemakaian Smartphone screen time yang rendah dapat meningkatkan kualitas tidur dan penggunaan platform media sosial berbasis bergambar dibandingkan saat lansia mengakses platform media sosial berbasis gambar menurunkan tingkat kesepian pada lansia. Saran: Berdasarkan hal tersebut, perawat perlu memberikan pengawasan dan edukasi pada lansia mengenai pembatasan waktu penggunaan Smartphone screen time terutama menjelang tidur malam serta panduan mengakses jenis platform media sosial berbasis gambar untuk mengatasi kesepian pada lansia.
Background. Elderly people with sleep disorders cases which visiting health services are increasing every year, but the health care services provided have not focused on the causes. Some of the causes of sleep disorders are physiological decline due to aging, environmental changes, lifestyle and psychological changes. One of the psychological changes that cause sleep disturbances in the elderly is loneliness. Complaints of loneliness in the elderly in the service have also not been optimally explored. The elderlie’s way to overcome their loneliness is to use a Smartphone , but the impact of Smartphone usage on sleep quality and loneliness levels in the elderly has not been widely studied. Objective. This study looks for the relationship between the use of Smartphone Screen Time and social media platforms with sleep quality and the level of loneliness of the elderly. Methods. The study was conducted with a cross-sectional method on 98 patients undergoing outpatient care at PKJN (National Mental Health Center) Marzoeki Mahdi Hospital Bogor with the inclusion criteria of elderly people who experience sleep disorders, able to communicate well and use Smartphone (iPhone at least version 12 or Android at least version 9). The data analysis method used was multivariate logistic regression. Results. From the results of bivariate and multivariate data tests. It was found that the use of smartphone screen time that was more than 5 hours a day had a significant relationship with poor sleep quality in the elderly. but smartphone screen time was not statistically proven to have a relationship with the level of loneliness. Conclusion. Sleep quality in the elderly has a relationship with Smartphone Screen Time. Low screen time smartphone usage can improve sleep quality in the elderly compared to high screen time smartphone usage. The level of loneliness in the elderly has relationship with accessing text-based social media platforms than when the elderly access image-based social media platforms. Suggestion. Based on this, nurses need to provide supervision and education to the elderly regarding limiting the use of Smartphone screen time, especially before going to bed at night and guidance accessing types of image-based social media platforms to overcome loneliness in the elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library