Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sutarsa
"Dalam era otonomi daerah Rumah sakit umum daerah tidak lagi dipandang sebagai suatu lembaga sosial yang mengadakan sumber dana dari pemerintah daerah, tetapi dipandang sebagai lembaga sosial ekonomi yaitu lembaga sosial yang dikelola dengan prinsip ekonomi, dengan tuntutan pelayanan yang semakin berkualitas tanpa melupakan kepada masyarakat miskin.
Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang ditetapkan menjadi unit swadana daerah tahun 1995, maka dituntut untuk dapat membiayai kegiatan operasional, meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan manajemen keuangan secara profesional.
Telah dilakukan penelitian dengan mengadakan kajian mengenai kinerja Bagian Keuangan Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang pra dan eraswadana. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui kinerja bagian keuangan, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang meliputi penyusunan anggaran, perbendaharaan, sistem akuntansi dan laporan keuangan, selain itu dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bagian keuangan.
Dari hasil kajian ini ternyata kinerja Bagian Keuangan Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang tidak ada perbedaan yang mendasar antara pra dan eraswadana hal ini dilihat dari :
a. Sistem penganggaran belum berpedoman kepada metode Planning Programing and Budgeting System (PPBS), karena masih adanya kendala-kendala antara lain :
- Kurangnya pengetahuan perencanaan di instalasi,
- Kurangnya kepedulian dan rasa memilikiterhadap rumah sakit,
- Tidak adanya sistem yang baku dalam penyusunan anggaran.
b. Perbendaharaan, pada eraswadana adanya suatu perubahan dimana rumah sakit tidak harus menyetorkan pendapatannya ke kas daerah dan dapat dipergunakan secara langsung untuk membiayai kegiatan operasionalnya, akan tetapi dalam pengelolaan keuangan rumah sakit belum adanya transparansi dan masih lemahnya sistem pengawasan internal, karena tidak berjalannya SPI (Satuan Pengawas intern).
c. Sistem akuntansi masih cash basis, karena masih adanya kendala-kendala antara lain :
- Tidak adanya umpan balik dari unit kerja / instalasi tentang pemakaian obat-obatan dan lain-lain.
- Kurangnya koordinasi dengan unit kerja / instalasi.
- Belum dihitungnya aset-aset rumah sakit.
- Kurangnya komitmen di tingkat manajer.
d. Laporan keuangan belum adanya neraca keuangan, rugi laba, arus kas dan analisis rasio keuangan. Hal ini disebabkan sistem akuntansi masih cash basis. Sebagaimana sasaran yang harus dicapai rumah sakit sebagai unit swadana daerah. Tidak adanya perubahan kinerja tersebut hal ini disebabkan lemahnya faktor-faktor yang mempengaruhi/pendukung kinerja Bagian Keuangan Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang, antara lain :
a. Faktor organisasi yaitu masih rendahnya kualitas pegawai, sarana dan prasarana yang kurang, gaji/insentif yang masih rendah, metode kerja belum sepenuhnya berpedoman kepada prosedur, kurangnya pelatihan dan pengembangan pegawai serta kurangnya komitmen pimpinan di tingkat manajer.
b. Faktor penilaian kinerja pegawai yaitu masih rendahnya disiplin pegawai, kemampuan kepemimpinan dan kemampuan kerja lama.

Working Performance research on the Finance Department, Tangerang Regency Public Hospital Pre and Post Self-Supporting FundsIn the era of local autonomy, hospital is no longer considered as a socio-structural organization which provides funds from the local government but also as socio-economic organization with demand on the better quality care without neglecting poor community.
Tangerang Regency Public Hospital which is formed as the unit of self-supporting funds since 1996 is expected to finance its own operational activities, to enhance its quality and to carry out management finance professionally.
It has been studied on the subject of the performance of the Finance Department Tangerang Regency Public Hospital in term of pre and post self supporting funds system. The aim of this paper is to know more about the work performance of the department regarded the primary job description which includes budgeting, treasury, accounting system and finance report, aside from observing the factors which affect the performance of the department.
The research shows that there is no significant difference between pre and post self supporting funds system applied in the Finance Department, Tangerang Regency Public Hospital based on the following items:
a. The Planning Programming and Budgeting System (PPBS) has not been used as the guidance of budgeting system due to the following reasons:
- Lack of planning skills in the department
- Lack of caring and belonging to the hospital
- No basic system in budgeting
b. Treasury, post self supporting funds system allows a variation where the hospital does not have to turn over its income to the local cash and can be directly utilized to support its operational activities, however in managing the cash flow of the hospital there is no transparency and is found weaknesses in internal surveillance system, and this is because the ineffectiveness of the SPI (Internal Surveillance Unit).
c. Cash Basis Accounting System is still applied, due to the following constraints:
- No feed back from the pharmacy department regarding the use of the drugs, etc.
- No coordination from other departments
- No data concerning the whole assets of the hospital
- Lack of commitment in the managerial level
d. Finance Report.
There is no balance sheet, loss and profit, cash flow, and finance ratio analysis. This happens due to the fact the accounting system applied is still cash basis.
As stated in the objectives that should be realized by the self supporting funds hospital. The fact that there is no significant change of work performance with the result of factors affecting the weak performance of the Finance Department Tangerang Regency Public Hospital can be summarized as follows:
a. Organizational factor that is the insufficient number of qualified human resources, lack of infrastructure, minimum payment/ incentive, inconsistency of the method used the procedure, lack of training and employment development as well as lack of commitment in the managerial level.
b. Work Assessment factor that is low of discipline from the workers, lack of leaderships skill and team work.
In order to achieve the goal of self supporting funds system in Tangerang Regency Public Hospital suggestion has been addressed to the hospital."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T7841
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budhi Setiawan
"Latar belakang penelitian ini ialah besarnya biaya kesehatan dan berkurangnya kemampuan pemerintah untuk membiayai kegiatan rumah sakit yang juga dialami oleh RSU Tangerang. Sementara itu di RSU Tangerang didapatkan adanya kecenderungan tunggakan pasien rawat inap semakin meningkat yang disebabkan oleh beberapa kelompok penunggak.
Secara umum penelitian ini ingin melihat kecenderungan besarnya tunggakan pasien, karakteristik penunggak bayaran, perbedaan antar kelompok penunggak pembayaran serta perbedaan karakteristik penunggak dan besarnya tunggakan antar perawatan.
Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan jumlah tunggakan kµrang lebih sebesar Rp. 151.030.447 setiap tahunnya, dan dalam hal besarnya.tunggakan, kelompok Askes berbeda bermakna terhadap kelompok surat perjanjian, pasien lari dan pasien kurang mampu, serta tidak berbeda bermakna dengan kelompok surat lurah.
Dilihat dari besarnya tunggakan kelas perawatan, ternyata kelas perawatan VIP berbeda dengan kelas I, kelas II, dan kelas III. Kelas perawatan I, berbeda bermakna dengan kelas III serta kelas II berbeda dengan kelas III.
Sebagai saran dari hasil penelitian ini, maka perlu kelompok penunggak dipilah-pilah berdasarkan antara lain Charitty allowance, contractual allowance, social cost dan bad debt yang berguna untuk penelitian tentang pengaruh bad debt terhadap kinerja rumah sakit. Selanjutnya dalam perencanaan pengeluaran rumah sakit tunggakan tersebut dapat dialokasikan. Disamping itu, perlu adanya evaluasi harga paket Askes untuk disesuaikan dengan pola tarif rumah sakit.
Daftar bacaan : 27 ( 1971 - 1994 )

The background which lead to this study is the magnitude of the hospital health cost and the insufficient government budget to finance this ever increasing cost of running the hospitals is also experiencing by the R.S.U Tangerang. Further more at this R.S.U Tangerang the number of patients unable to pay the cost of hospitalization keep increasing every year.
Basically the aim of this study is to show the correlation between, debt patients, their characteristics, the different between each group of debt patients and the size of each debt patients for each medical service.
This study shows that there is an increase of the debt by Rp 151.030.447 each year and as far as the size of debt is concern, the Askes group is significantly less patients with debt than those from contractual allowance, social cost and bad debt, also the charity allowance are less likely to have payment problem.
The study also shows how the size of debt distinct from one service to the others such VIP vs First class, Second class and Third class patients. First class vs Third class as well Second class Vs Third class.
There for it is recommended; The need to classify bad debt patients based on how there were' financed, such as through charity allowance, contractual allowance, social cost and bad debt, which is useful for study to determine the affect of bad debt on the hospitals operation.
In addition, this type of bad: debt should also he incorporated into the hospitals budget. Another point not less important is to evaluated the Askes cost tariff to be aligned with the overall hospitals costs.
Biblography : 27 / 1971-1994."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soedarto Soepangat
"Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang merupakan Rumah Sakit Umum type B non pendidikan. Pengelolaan Sistem Informasi Rumah Sakit telah dilakukan. Sistem Informasi Rumah Sakit merupakan salah satu sub sistem dari Sistem Informasi Kesehatan yang harus dapat menunjang program peningkatan pelayanan rumah sakit.
Pengelolaan Sistem Informasi di RSUD Tangerang sejak 1 April 1996 telah menggunakan perangkat komputer, namun pada kenyataannya sistem tersebut di lapangan belum dapat memenuhi kebutuhan manajemen. Dari seluruh luaran sistem informasi RSUD Tangerang, ternyata 86.67% merupakan luaran bagi pemenuhan kebutuhan eksternal (instansi lain), sedangkan hanya 13.33% yang digunakan bagi kepentingan manajemen Rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian dan analisis deskriptif tentang pengelolaan Sistem Informasi Manajemen RSUD Tangerang. Disamping itu penelitian ini juga merupakan studi kualitatif terhadap Sistem Informasi Manajemen RSUD Tangerang. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari wawancara mendalam dan partisipasi observasi peneliti. Data sekunder diperoleh dari sistem pencatatan dan pelaporan RSUD Tangerang.
Dilihat dari hasil penelitian, ditemukan bahwa belum dikembangkannya struktur organisasi Sistem Informasi di RSUD Tangerang. Selain itu didapatkan bahwa jumlah tenaga pengelola sistem informasi masih kurang. Disamping itu dana pengembangan dan anggaran operasional untuk sistem informasi dianggap mencukupi bagi kebutuhan saat ini.
Terdapat dua metoda sistem informasi yang sedang berjalan saat ini yaitu secara komputerisasi dimanfaatkan untuk monitoring pendapatan rumah sakit. Sedangkan luaran informasi cara manual untuk memenuhi kebutuhan pihak eksternal.
RSUD Tangerang telah melakukan pengelolaan Sistem Informasi, namun dirasakan perlu pengembangan lebih lanjut. Dari aspek struktur organisasi, sumber daya, luaran informasi dan komitmen (dukungan) yang ada, dapat dikembangkan secara bertahap model sistem informasi yang sedang berjalan di RSUD Tangerang beserta rekomendasinya.

Tangerang Regency General Hospital is type B non-teaching hospital. The Management Information System of the Hospital has been installed. The Hospital Information System is one of sub-system of the Health Information System which should be able to support the program to increase the hospital service.
The Management Information System in the RSUD Tangerang (Tangerang Regency General Hospital) have been computerized however, in fact the system have not been able to meet the management needs. Out of the total information system output of the RSUD Tangerang 86.67 % is to met the external needs (other units), while only 13.33 % is used for the internal hospital management.
This research was intended to describe how Information System of the RSUD Tangerang was managed. Research Design was qualitative in native. Primary data were obtained by in depth interview and participative observation. The secondary data were obtained from recording and reporting of the RSUD Tangerang.
The Study found that the organization structure of the Information System had not been developed in the RSUD Tangerang. It was also found that the number of the information system manpower was inadequate. On the other hand, the development fund and operational budget for the information system was considered sufficient for the current needs.
There were two existing information system methods which currently installed, which were computerized and used to monitor the hospital revenue. The output was used to meet the external purposes.
The RSUD Tangerang have managed the Information System, however, it need further development. Recommendation were developed to further improve the system, emphasizing in organization, resources, output and commitment aspects.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library