Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Axel
"Pada bulan Agustus hingga Mei 2022, saya mengikuti program magang menjadi UX Reseach di PT Vidio Dot Com atau biasa dikenal dengan Vidio, perusahaan yang bergerak pada bidang OTT Streaming. UX Research di Vidio memiliki berbagai macam metode pengumpulan data salah satunya studi etnografi. Dalam satu kesempatan, saya dapat menggunakan studi etnografi pada salah satu proyek mandiri. Namun, pada proyek mandiri ini studi etnografi saya lakukan secara daring karena mengingat situasi pandemi COVID-19 yang masih berlangsung. Proyek mandiri tersebut mengusung topik kebiasaan menonton, media sosial, dan pola berlangganan dengan subjeknya adalah pengguna Instagram. Metode pengumpulan data yang digunakan pada proyek mandiri adalah observasi melalui Instagram dan wawancara mendalam melalui Google Meet. Selama melakukan hingga selesai proyek mandiri timbul pertanyaan apa istilah etnografi secara daring yang paling sesuai dari pengalaman proyek mandiri yang saya lakukan. Ternyata, istilah yang paling mendekati adalah netnografi karena topik dan pengumpulan data proyek mandiri sesuai dengan definisi netnografi, yaitu studi tentang online community dan budaya online yang dimediasi oleh komputer atau ruang online. Dengan demikian, netnografi memungkinkan untuk dilakukan sebagai metode pengumpulan data oleh UX Researcher, namun pada pengalaman saya masih ada aspek teknologi dan beban kerja yang menjadi limitasi saat melakukan netnografi.

From August to May 2022, I participated in an internship program to become a UX Researcher at PT Vidio Dot Com or commonly known as Vidio, a company engaged in OTT Streaming. UX Research in Vidio has various data collection methods, one of which is ethnographic studies. On one occasion, I was able to use an ethnographic study on one of my independent projects. However, for this independent project, I did an online ethnographic study because I remember the ongoing COVID-19 pandemic situation. The independent project carries the topic of viewing habits, social media, and subscription patterns with the subject being Instagram users. The data collection method used in the independent project is observation through Instagram and in-depth interviews through Google Meet. During the completion of the independent project, the question arose as to what online ethnographic term was the most appropriate for my independent project experience. It turns out that the closest term is netnography because the topic and data collection of independent projects fit the definition of netnography, namely the study of online communities and online culture mediated by computers or online spaces. Thus, netnography is possible to be used as a data collection method by UX Researcher, but in my experience there are still technological aspects and workloads that become limitations when doing netnography."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Junaidi Poncomukti
"Mizan selama 35 tahun berdiri telah mengalami berbagai perubahan, berawal dari suatu penerbit Islam dan sekarang Mizan telah mendefinisikan ulang identitasnya sebagai suatu perusahaan yang bergerak dalam menerbitkan konten dengan melakukan prinsip konvergensi media. Skripsi ini bertujuan untuk memberikan sebuah gambaran mengenai dimensi budaya organisasi Mizan dan kepemimpinan Haidar Bagir, karena antara budaya organisasi dengan kepemimpinan saling berhubungan satu sama lain. Penelitian skripsi ini menggunakan metode etnografi dan menggunakan teknik pengumpulan data diantaranya observasi (observation), observasi partisipatif (participant observation) dan wawancara mendalam (indepth interview). Mizan tidak hanya dihadapkan pada persoalan adaptasi eksternal, tetapi integrasi internal juga menjadi komponen penting dalam melihat dimensi budaya organisasi. Haidar Bagir sebagai founder dan sekaligus pemimpin tertinggi Mizan memiliki peran yang vital dalam membentuk dan membangun dimensi budaya organisasi Mizan. Selain itu, sosoknya tidak hanya dilihat sebagai seorang pemimpin yang bertugas dalam mentransmisikan asumsi dasar dan nilai-nilai yang dimilikinya terhadap anggota organisasi Mizan. Namun, Haidar Bagir di sisi lain juga memiliki status dan peran lain di luar organisasi Mizan yaitu sebagai seorang akademisi dan terutama sebagai pendakwah. Status dan peran lain yang dimilikinya mengantarkan pada gaya kepemimpinan karismatik yang mampu menciptakan etika spiritualitas kerja di perusahaan Mizan.

For 35 years, Mizan has undergone various changes, starting from an Islamic publisher and now Mizan has redefined its identity as a company engaged in publishing content by carrying out the principle of media convergence. This thesis aims to provide an overview of the dimensions of Mizans organizational culture and Haidar Bagirs leadership, because between organizational culture and leadership are interconnected. The research of this paper uses ethnographic methods and uses data collection techniques including observation, participatory observation and in-depth interviews. Mizan is not only faced with the problem of external adaptation, but internal integration is also an important component in looking at the dimensions of organizational culture. Haidar Bagir as the founder and leader of Mizan has a vital role in shaping and building the cultural dimension of Mizans organization. In addition, his figure is not only seen as a leader whose duty is to transmit his basic assumptions and values to members of the Mizan organization. However, Haidar Bagir on the other hand also has other statuses and roles outside the Mizan organization, namely as an academic and especially as a preacher. His status and other roles have led to a charismatic leadership style that is able to create a spirituality ethic of work in the Mizan company.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narisa Nurazizah
"Tiap masyarakat tentunya berbeda-beda dalam mengonstruksi seksualitas mereka dan hal tersebut tercermin pada norma-norma yang berlaku di masyarakat tersebut. Saya berusaha menjelaskan hubungan antara konstruksi masyarakat Mekarwaru tentang seksualitas perempuan dalam titik ini pengawasan dan pengaturan seksualitas kepada perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi, metode life-history, observasi partisipan, dan wawancara mendalam dengan melibatkan tidak hanya para perempuan sebagai subjek yang diawasi dan diatur, tapi juga orang tua, aparat desa, remaja Karang Taruna, serta masyarakat sekitar yang saya kategorikan menjadi gossipers sebagai bentuk triangulasi. Berdasarkan hasil penelitian saya, ada dua hal yang menjadi alat untuk mengontrol seksualitas perempuan Mekarwaru, yakni pertalian rasa malu (kinship of shame) dan gosip. Rasa malu nyatanya tak dapat muncul begitu saja, tetapi diaktifkan menggunakan gosip. Tulisan ini juga ingin menunjukan bahwa aliran kekuasaan tidak melulu secara top-down ataupun bottom-up, tapi juga horizontal. Hal ini tercermin dari pelaksanaan apel malam serta bekerjanya pertalian rasa malu [kinship of shame] dan gosip sebagai praktik village biopower untuk mewujudkan performative regulation.

Each community constructs their ows sexuality, which could be reflected in their social norms that they carries and applies. Through this writing, I explained the connections between the social construction in the village of Mekarwaru regarding their women’s sexuality with the surveillance and sexuality regulation for women. I use ethnographic approach, life-history methods paired with participant observation and in-depth interview to not only the women as the subject that are being watched and regulated, but also their parents, village apparatus, Remaja Karang Taruna, and the community members that I categorizes as ‘the gossiper’ as a form of triangulation. My research shows that there’s two things that plays the role as a ‘tool’ to control Mekarwaru’s women’s sexuality, that are kinship of shame and gossip. The shame aspect could not stand by itself without the active role of gossip. Through this writing, I would also like to show that power flow is not as stagnant as ‘top-down’ or ‘down-top’, but could also be horizontal, which proven through the ’apel malam’ activity, and the work of kinship of shame with gossip as a practice of village biopower to manifest the performative regulation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Amien Rahman Mahendra
"Dinamika kehidupan masyarakat Dusun Poncol telah lama berkait erat dengan Arak Jowo yang telah menjadi identitas dan komoditas. Proses konstruksi identitas Arak Jowo di Dusun Poncol yang berlangsung dalam waktu lama tidak hanya melibatkan pemasak Arak Jowo sebagai produsen tetapi juga masyarakat Dusun Poncol dan masyarakat lain di sekitar Kabupaten Ngawi. masyarakat Dusun Poncol dan masyarakat lain terjadi dalam praktik konsumsi dan jual beli Arak Jowo yang diproduksi oleh pemasak Arak Jowo di Dusun Poncol. Namun, pemasak Arak Jowo sebagai bagian masyarakat Dusun Poncol ini terpaksa harus kehilangan pekerjaannya karena terbitnya Perda nomor 10 tahun 2012 Kabupaten Ngawi dan implementasinya dengan bentuk penertiban gabungan yang berlangsung pada tahun 2018. Pasca penertiban berlangsung, pemasak Arak Jowo merasa bimbang karena keahlian utama yang mereka kuasai dilarang untuk dilakukan lagi berdasarkan peraturan hukum formal yang berlaku. Pasca penertiban, pemasak Arak Jowo mengalami dilema dalam memahami identitas sosial mereka dan cara memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga mereka. Penertiban juga meninggalkan trauma dan bagi ketakutan pemasak Arak Jowo Dusun Poncol terlebih tentang kekacauan terhadap orang luar. Kondisi liminal memaksa pemasak Arak Jowo merasakan kondisi yang serba sulit baik untuk tetap melakukan aktivitas produksi Arak Jowo maupun meninggalkan aktivitas tersebut dan memulai aktivitas baru pengganti Arak Jowo.

The dynamics of the life of the Dusun Poncol people has long been closely related to Arak Jowo which has become an identity and a commodity. The process of constructing the identity of Arak Jowo in Dusun Poncol which took a long time did not only involve the cooks of Arak Jowo as producers but also the people of Dusun Poncol and other communities around Ngawi Regency. The people of Dusun Poncol and other communities are involved in the practice of consuming and buying and selling Arak Jowo produced by Arak Jowo cooks in Dusun Poncol. However, the cooks of Arak Jowo, as part of the Dusun Poncol community, were forced to lose their jobs due to the issuance of Regional Regulation number 10 of 2012 of Ngawi Regency and its implementation in a combined form of control which took place in 2018. After the control took place, the cooks of Arak Jowo felt confused because the main expertise they mastery is prohibited from being carried out again based on the applicable formal legal regulations. After the control, the cooks of Arak Jowo experienced a dilemma in understanding their social identity and how to meet their family's economic needs. The control also left trauma and fear for the cooks of Arak Jowo Dusun Poncol especially about chaos towards outsiders. This liminal condition forced the cooks of Arak Jowo to experience difficult conditions both to continue to carry out Arak Jowo production activities and to leave these activities and start new activities to replace Arak Jowo."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Atyanto Satwiko
"ABSTRAK
Kedai kopi kini bukan hanya sebatas tempat untuk menyediakan kopi dan dimana pengunjungnya tidak hanya sekedar untuk menikmati kopi, tapi café atau kedai kopi kini telah berubah wajah dengan menjadi rumah kedua para komunitas, budayawan, dan aktivis kampus. Teknik pengamatan dan wawancara digunakan untuk mendapatkan hasil yang deskriptif untuk menjelaskan sudut pandang konsumen mengenai kegiatan yang mereka lakukan, serta pandangan yang mereka miliki mengenai konsumen-konsumen lainnya. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan teori-teori dan konsep yang relevan untuk mendapatkan pemahaman mengenai pembagian ruang dalam suatu peristiwa di ruang publik. Dengan menerapkan pengetahuan budaya yang mereka miliki, konsumen kedai kopi semesta, dalam konteks tertentu menjadikan ruang yang terdapat di kedai kopi Semesta sebagai ragam ruang bagi kehidupan mereka.

ABSTRAK
Coffee shop is now not only a place to provide coffee and where visitors not only to enjoy the coffee, but the café or coffee shop has now turned face to become the second home of the community, cultural, and campus activists. Observation and interview techniques used to obtain descriptive results to explain the viewpoint of consumers about their activities, as well as the views they have about other consumers. The data obtained were then processed using the theories and concepts that are relevant to gain an understanding of the division of space in an event in a public space. By applying their knowledge of culture, consumer at Cafe ‗Semesta?, in a particular context to make space available in the Cafe ‗Semesta? as a wide space for their lives."
2015
S59401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Fakhri Baihaqi
"ABSTRAK
Identitas pada media sosial menjadi sebuah studi pokok dalam melihat interaksi dan komunikasi pada masyarakat saat ini. Tulisan ini menjabarkan pembentukan identitas pada media sosial Ask.Fm sebagai media sosial berbasis tanya jawab melalui foto profil, penggunaan bahasa, konten jawaban, kelompok pertemanan, dan minat-minat pengguna. Identitas-identitas yang dibentuk pada media sosial Ask.Fm juga menghadirkan identitas SelebAsk sebagai sosok pengguna yang mempunyai pengaruh yang besar pada media sosial Ask.Fm. Pengaruh ini dijabarkan dalam kekuasaan dan agency yang direfleksikan dengan berbagai bentuk.

ABSTRACT
Identity on social media is becoming one of the main interests on studying communication and interaction on today?s society. The aim of this study is to explain the identity construction on Ask.Fm as a question-and-answer based social media through an analysis of profile picture, language, content of anwers, friendship circle, and interests. Identities constructed on Ask.Fm is also bring out an identity called SelebAsk (Ask.Fm Celebrity), as an user with huge influence throughout the social media. The influence is explained in terms of power relation and the concept of agency in various of ways
"
2015
S61217
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ursula Noviyanti Lagawurin
"Skripsi ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai perempuan yang berkecimpung di dunia olahraga. Kajian dilakukan terhadap tim futsal putri KBF UI yang ternyata mengalami dinamika untuk menjadi satu tim futsal putri yang memiliki prestasi. Pada awalnya terjadi diskriminasi terhadap mereka yang direspon dengan melakukan perubahan di dalam tim. Perubahan tersebut awalnya diusahakan oleh orang tertentu saja. Dalam proses perubahan, timbul kesadaran di dalam diri anggota tim futsal putri KBF UI mengenai pentingnya social bonding di dalam tim. Timbulnya social bonding ini memberikan pengaruh terhadap kemampuan bermain futsal anggota-anggotanya. Konsep-konsep seperti diskriminasi, agency, dan social bonding menjadi konsep utama untuk menjawab pertanyaan penelitian dalam skripsi ini. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan autoetnografi, wawancara mendalam terhadap delapan informan, dan juga studi kaji dan literatur.

This thesis aims to give an image of women who involve in sports. The research is based on an observation to KBF UI women futsal team which experienced some dynamics in pursuing an achievement as a team. In the beginning, there is discrimination which happened to them and they responded by doing a change. However, this changes only attempted by a particular member. In the process of changing, emerged a consciousness about the importance of social bonding as a team. The emergence of social bonding gave differences in skill to playing futsal of each member. Concepts like discrimination, agency, and social bonding becomes the main concept to answer the research question. The method used in this research is autoethnography, deep interviews to eight informers, and also literature study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S59364
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Yuliza
"Perempuan penggemar fans kisah percintaan antar lelaki tersebut di sebut fujoshi Fujoshi sendiri adalah sebutan istilah yang diambil dari bahasa Jepang sedangkan boy s love adalah sebutan untuk genre penerbitan media fiksi yang berfokus pada hubungan antar pria yang bersifat homoerotis maupun homoromantis Di Jepang ada beberapa istilah atau genre yang berkaitan dengan boy s love dalam komik manga Istilah istilah tersebut adalah june shota con shounen ai yaoi dan lain lain Dalam skripsi saya ini saya berfokus pada genre yaoi yaitu kisah percintaan antar lelaki yang berisikan materi hubungan seksual yang lebih banyak dan lebih jelas Penelitian yang digunakan adalah penelitian etnografi dengan mengunakan metode wawancara mendalam in depth interviews dan pengamatan berperanserta participant observation dengan para informan di dunia maya atau biasa dikenal dengan metode cyberetnography dimana subyek fujoshi yang di ambil tidak terbatas Melalui wawancara mendalam dan pengamatan berperanserta diharapkan bisa mengetahui apa saja fantasi dan representasi fujoshi terhadap gay terutama dalam genre yaoi.

Females who is into and is a fan of love story between men is called fujoshi. Fujoshi itself is a reference term taken from the Japanese language, while "boy's love" is the term used as the genre of a fiction story focusing on the relationships between men in a homoromantic and homoerotic nature. In Japan there are several terms or genre of comic books (manga) that are associated with "boy's love", these terms are june, shota-con, shounen-ai, yaoi and others. My thesis will be focusing on the genre, yaoi, which is a love story between men with a more obvious depiction of sexual relationship. This thesis is an ethnographic research using in-depth interviews and participative observation as the data collecting methods. These methods are used as I interact with the informants in cyberspace, commonly known by the method of 'cyberethnography', where fujoshi subjects are unlimited. Through in-depth interviews and observations this thesis is expected to be able to inform the fantasies and representation of fujoshi towards gays, especially in the genre, yaoi.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60957
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Wieldan Akbar
"ABSTRAK
Perpindahan Etnis Kenyah Badeng dari Long Beta?o, Apo Kayan (Kalimantan
Timur) menuju Long Busang (Sarawak) membuka babak baru dalam sejarah
kehidupan mereka. Tidak hanya bertemu dengan negara yang baru, mereka juga
bertemu dengan agama baru. Bertemu dan bersentuhan dengan Islam, yang
notabene agama resmi di Malaysia, membuat mereka mengalami dinamika
identitas. Kehadiran Islam dan Kristen di Kampung Long Busang memberikan
sebuah cerita tentang bagaimana identitas sebuah sukubangsa mengalami
perubahan oleh karena proyek pendisiplinan beragama. Skripsi ini
menggambarkan bagaimana modernitas berkerja pada segmentasi agama untuk
menghilangkan ambivalensi dalam identitas etnis Kenyah Badeng melalui
national schooling sebagai proses pendisiplinan beragama.

ABSTRACT
The Migration of Ethnic Kenyah Badeng from Long Beta'o, Apo Kayan (East
Kalimantan) to Long Busang (Sarawak) opened a new chapter in the history of
their life. Not only met the new state, but they also met with the new religion. Met
and got in touch with Islam, which was actually the official religion in Malaysia,
made them walked through the dynamic identity. The presence of Islam and
Christian in Kampung Long Busang gave a story of how an ethnic identity change
because of project religious discipline. This thesis illustrated how modernity
works on religious segmentation to eliminate ambivalence in Kenyah Badeng
ethnic identity through national schooling as a process of religious discipline"
2015
S60979
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ditha Kusumaningtyas
"ABSTRAK
Skripsi ini mengaji human-animal communication pada petani dengan sapinya di Desa Cisarua, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta. Human-animal communication menjadi fokus utama penelitian ini karena petani menganggap sapi mengerti bahasa manusia dan dapat menerima instruksi petani. Petani pun meyakini bahwa ada bahasa khusus antara manusia dan sapi yang hanya dipahami oleh keduanya. Keyakinan tersebut didasari oleh adanya mite mengenai sapi pada zaman kenabian seperti yang tertera dalam Al Quran. Komunikasi dalam bentuk penyampaian pesan yang terjalin antara petani dan sapi antara lain adalah melalui eok, sebuah nyanyian pemberi semangat pada sapi, dan dalam kegiatan angon sapi. Petani pun menginterpretasi berbagai sign dari sapi yang dipahami melalui antropomorfisme, yaitu melakukan penyetaraan-penyetaraan sifat dan karakter dengan manusia sebagai refleksi petani dalam memahami sapi. Penangkapan pesan dari sapi ke petani pun tidak lepas dari adanya pengalaman yang dialami oleh petani sebagai dasar pengetahuan mereka dalam menginterpretasi perilaku sapi.

ABSTRACT
This thesis examines human-animal communication between the peasants and their cows in Cisarua village, Tegalwaru district, Purwakarta Regency. Human-animal communication has been the focus on this study since I have found out that the peasants assume that cow understands human's language and therefore it is able to receive human's instructions. The peasants also believe that there are special languages between human and cow which are only understood by both. This kind of belief is being used by the peasants among them based on local myth about cow in the prophecy era as it is written in Al Quran. Eok, which is basically a song to encourage the cow, is the kind of communication in the form of messages-delivery between the peasants and their cows. Another communication forms between the peasants and their cows is also being used in cowherd activity. Besides, the peasants interpret various signs from their cows through anthropomorphism. It is a way to understand the cow by reflecting its characters to humans', considering that they are all equal. Each peasant's experiences as a basic knowledge in understanding and interpreting cows' behaviors also influence how the signs are accepted."
2015
S59645
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>