Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Pratiwi
"Biskuit fortifikasi dapat memberikan tambahan asupan energi dan protein, serta menambah asupan zat gizi mikro. Komponen yang terkandung dalam biskuit fortifikasi diharapkan mempunyai manfaat maksimal untuk mengatasi masalah gizi kurang. Tempe dipilih sebagai formula utama dalam penelitian ini, karena tempe memiliki banyak manfaat dan merupakan makanan yang mudah diterima oleh banyak orang.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh biskuit tempe terhadap perubahan status gizi balita di Kelurahan terpilih, Depok tahun 2010. Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimental. Penelitian dilakukan selama 4 minggu. Pemilihan sampel menggunakan non-random sampling. Sampel terdiri dari 18 balita pada kelompok perlakuan dan 15 balita pada kelompok kontrol. Kedua kelompok penelitian masing-masing diberi biskuit 50 gram/hari. Berat badan balita diamati selama 4 minggu melalui penimbangan yang dilakukan seminggu sekali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan antara berat badan balita sebelum dan setelah intervensi pada dua kelompok penelitian. Saran yang dapat diberikan adalah biskuit tempe dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan alternatif makanan tambahan PMT-P pada balita gizi kurang di Depok.

Fortification biscuit can give more additional energy, protein, and micro nutrition supply. It components are expected to solve under nutrition. Tempe is as a main formula in this study because tempe has a lot of benefits and acceptable food for everyone.
This research is aimed to see the effect of feeding tempe biscuit towards the changing of nutritional status for children in district of Depok, 2010. The researcher uses quasi experimental as the research design, and conducts the study for about four weeks. A method which to choose sample is non-random sampling. It consists of 18 children as the intervention group and 15 children as the control group. Each group was gave 50 gram/day of biscuit. The researcher was observed the children weight gain for four weeks and they are measured by the scales once a week.
The result of the research shows the significant differences of children weight before and after intervention treatment in both research group. The suggestion of the research is that tempe biscuit can be considered as one of alternative additional food PMT-P for under nutrition children in Depok."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Famitalia
"ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi biskuit tempe kurma terhadap perubahan status gizi balita umur 12 ? 59 bulan. Penelitian ini merupakan penelitian single blind dengan desain kuasi ekperimental. Pemilihan sampel dengan cara non-random sampling, dimana 13 orang balita sebagai kelompok perlakuan dan 16 orang balita lainnya sebagai kelompok kontrol. Kelompok perlakuan adalah balita yang menerima
50 gr biskuit tempe kurma, sedangkan kelompok kontrol menerima 50 gr biskuit plain selama 4 minggu. Hasil penelitian menunjukan perubahan status gizi dan berat badan kelompok perlakuan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Untuk selanjutnya, biskuit tempe kurma dapat dipertimbangkan sebagai alternatif makanan dalam PMT-P.

ABSTRAK
The objective of this study was to understand the effect of tempe-dates biscuit consumption on the nutritional status change of 12 ? 59 months children. This study was a single blind study with quasy eksperimental design. Samples were chose by non random sampling, which 13 children as intervention group and 16 children as control group. Intervention group received 50 gr of tempe-date biscuits while control group received 50 gr plain biscuits for 4 weeks. The result of this study showed that the change of nutritional status and body weight status in intervention group were higher than the control group. In the future, the tempe-date biscuits can be considered as an alternative in PMT-P."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gustanti Listyani
"Fasilitas kesehatan dasar seperti puskesmas dengan unit - unit kerja yang terdapat di puskesmas mekarmukti mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit akibat kerja (PAK). Pada tiga unit kerja yang dilakukan penelitian di temukan beberapa risiko yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja seperti tertusuk jarum saat melakukan tindakan, terjatuh, terbakar maupun kebakaran dan bahaya radiasi dikarenakan apron atau pelindung diri bagi radiographer saat melakukan tindakan kurang cukup untuk memberikan perlindungan maksimal dari bahaya radiasi.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan penilaian metode pendekatan AS/NZS 4360:2004. Untuk mengurangi risiko K3 pada Unit Kerja yang ada di Puskesmas Mekarmukti bukan hanya dengan tersedianya SOP setiap tindakan namun di perlukan pengawasan dan dukungan selain dari pihak Puskesmas juga dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi. Karena program K3 yang ada di Puskesmas hanya fokus kepada kesehatan dan perlindungan pekerja di luar tenaga kesehatan yaitu pekerja sector industry namun untuk pekerja atau petugas kesehatan belum menjadi prioritas utama sehingga di perlukan peningkatan pelatihan dalam melakukan setiap kegiatan di Puskesmas yang berisiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

Basic health facilities such as Puskesmas with the unit - unit of work contained in Puskesmas Mekarmukti have a high risk of occupational diseases ( PAK ). In three units of work done research found some risks that can lead to workplace accidents such as needle stick while doing the action , falls, fires and burns and radiation hazards due to the protective apron or radiographer currently insufficient action to provide maximum protection from radiation hazards.
This study used a cross-sectional study design with assessment approach AS / NZS 4360:2004. To reduce the risk of K3 at the work unit in Puskesmas Mekarmukti not only by the availability of SOPs any action yet in need of supervision and support as well apart from Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi. Because K3 program in Puskesmas only focus on the health and protection of workers outside the health workers which industry sector workers , but for workers or health workers will not be a top priority so in need of increased training in conducting any activity in high-risk in Puskesmas on safety and health employment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54830
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Patimah
"Laboratorium Mikrobiologi mempunyai risiko tinggi terhadap Penyakit Akibat Kerja dari paparan sampel infeksius dan penggunaan bahan kimia pada proses pewarnaan dan desinfektan, Kecelakaan Kerja sebagai akibat dari penggunaan alat-alat mudah pecah dan bervoltase tinggi, serta adanya bahaya kebakaran dan ledakan dari penggunaan bunsen dan otoclave. Oleh karena itu diperlukan manajemen risiko dalam setiap proses pekerjaannya. Kajian risiko dilakukan berdasarkan pendekatan manajemen risiko AS/NZS 4360:2004 dengan metode semikuantitatif berdasarkan W.T. Fine.
Dari hasil penelitian diketahui setelah pengendalian risiko yang dilakukan di laboratorium mikrobiologi yaitu engineering control, administrative control, dan penggunaan alat pelindung diri (APD) masih ada residual risk yang berada di tingkat risiko prioritas 1 yaitu bahaya kebakaran dan bahaya ergonomi serta tingkat risiko besar yaitu bahaya biologi dan bahaya kimia. Untuk bahaya fisik seperti tertusuk jarum, tangan terpapar api, terkena pecahan objek gelas, eye strain sudah berada ditingkat risiko prioritas 3 dan diterima, artinya hanya perlu diawasi dan diperhatikan secara kesinambungan.

Microbiology Laboratory has a high risk of Occupational Diseases from exposure to infectious samples and the use of chemicals in the process of coloring and disinfectant, work accident as a result of the use of the tools to break easily, as well as the presence of high danger of fire and explosion of the use of bunsen and autoclave. It is therefore necessary to risk management in every work process. Study of the risk-based approach to risk management is done AS/NZS 4360: 2004 by the method of semi quantitative based on W.T. Fine.
Result are known after existing risk in the laboratory of Microbiology are there engineering control, administrative control, and personal protection there is still residual risk in priority 1, fire hazard and danger of ergonomics. Level great risk namely danger biological and chemical dangers. For physical risk such as needle stick injury, arise fire, and eye strain have been risk priority level 3 and accepted that means need to be observed continuously.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54867
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Rani Ayu Rohana
"Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit tidak menular yang dalam 20 tahun terakhir ini terus menunjukkan angka kejadian yang meningkat. Prevalensi Diabetes Melitus di Puskesmas Ratu Jaya juga masih mengalami peningkatan yaitu sebanyak 1378 pada tahun 2022 menjadi 1571 kasus pada tahun 2023. Kejadian diabetes dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko yang dapat diubah seperti pola makan yang tidak sehat, kebiasaan merokok, obesitas, penggunaan alkohol, aktivitas fisik kurang dan faktor risiko yang tidak dapat diubah yaitu usia, jenis kelamin dan riwayat keluarga yang menderita diabetes. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan perilaku aktivitas fisik dengan kejadian diabetes melitus di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ratu Jaya Tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain studi (cross-sectional) dengan data sekunder dari hasil skrining faktor risiko PTM dan didapatkan sampel sebanyak 5435 responden. Analisis data yang dilakukan terdiri dari analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji chi-square (CI 95%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 190 (3,5%) responden diabetes dan 1207 (22,2%) responden yang kurang beraktivitas fisik. Terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku aktivitas fisik (p=0,011; OR=1,52 (95% CI 1,11-2,09) dengan kejadian diabetes melitus. Oleh karena itu perlu meningkatkan peran masyarakat dalam pengaplikasian perilaku hidup sehat guna mencegah dan mengendalikan perilaku aktivitas fisik dan penyakit diabetes melitus.

Diabetes mellitus is a non-communicable disease that has shown an increasing incidence rate over the past 20 years. The prevalence of Diabetes Mellitus at the Ratu Jaya Public Health Center has also increased from 1378 cases in 2022 to 1571 cases in 2023. The occurrence of diabetes is influenced by various modifiable risk factors such as unhealthy eating patterns, smoking habits, obesity, alcohol use, and physical inactivity, as well as non-modifiable risk factors such as age, gender, and family history of diabetes. The purpose of this study is to examine the relationship between physical activity behavior and the incidence of diabetes mellitus in the working area of UPTD Ratu Jaya Public Health Center in 2023. This study uses a cross-sectional design with secondary data from the results of NCD risk factor screening, and a sample of 5435 respondents was obtained. Data analysis consists of univariate and bivariate analyses using the chi-square test (CI 95%). The results of the study showed that 190 (3.5%) respondents had diabetes and 1207 (22.2%) respondents were physically inactive. There is a significant relationship between physical activity behavior (p=0.011; OR=1.52 (95% CI 1.11-2.09)) and the incidence of diabetes mellitus. Therefore, it is necessary to enhance community involvement in the application of healthy living behaviors to prevent and control physical inactivity and diabetes mellitus.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Aryadi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor yang mempengaruhi perilaku antikorupsi pemuda menggunakan persepsi tentang korupsi dan kepemimpinan transformasional melalui Madrasah Antikorupsi Pemuda Muhammdiyah. Pendidikan Madrasah antikorupsi memiliki tujuan untuk memberikan pengetahuan tentang korupsi dan keterampilan dalam upaya melawan korupsi bagi pada pemuda. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode pengumpulan data menggunakan skala model likert pada kuesioner yang telah disebar untuk mengukur persepsi tentang korupsi, kepemimpinan transformasional, dan perilaku antikorupsi pemuda. Data dalam penelitian ini didapat menggunakan kuesioner terhadap 105 siswa Madrasah Antikorupsi Pemuda Muhammadiyah di 5 Kota Tangerang, Pariaman, Medan, Sukoharjo, dan Yogyakarta . Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh signifikan antara pendidikan antikorupsi terhadap persepsi tentang korupsi sebesar 4,5 , ada pengaruh signifikan antara pendidikan antikorupsi terhadap kepemimpinan transformasional sebesar 4,1 , ada pengaruh signifikan antara persepsi tentang korupsi terhadap perilaku korupsi sebesar 5,6 , dan ada pengaruh signifikan antara kepemimpinan transformasional terhadap perilaku korupsi sebesar 14,3 .

ABSTRACT
This study aims to examine the factors that influence youth anticorruption behavior using perceptions of corruption and transformational leadership through the Madrasah Anticorruption Muhammadiyah Youth. Madrasah Anticorruption education has the purpose to provide knowledge about corruption and skills in the fight against corruption for the youth. The research was conducted using quantitative approach, with data collection method using Likert model scale on questionnaires that have been spread to measure perception about corruption, transformational leadership, and youth anticorruption behavior. The data in this study were obtained using questionnaires to 105 students of Madrasah Anticorruption Muhammadiyah Youth in 5 Cities Tangerang, Pariaman, Medan, Sukoharjo, and Yogyakarta . The result of research shows that there is significant influence between anticorruption education to perception about corruption equal to 4,5 , there is significant influence between anticorruption education to transformational leadership equal to 4,1 , there is significant influence between perception about corruption to behavior of corruption equal to 5,6 And there is a significant influence between transformational leadership on corruption behavior of 14.3 ."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Yudi Setiawan
"Skripsi ini membahas mengenai SIP Elektronik di Puskesmas Cipayung Kota Depok dan Puskesmas Tebet Jakarta Selatan. Kehadiran SIP Elektronik belum sesuai harapan karena masih mengalami beberapa kendala, seperti: pengolahan dan pengumpulan data belum terpusat ke dalam SIP, adanya aplikasi kesehatan lain yang belum terintegrasi dengan SIP membuat petugas kesehatan harus bekerja dua kali. Selain itu, gangguan jaringan internet menjadi kendala dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari gambaran dan faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan SIP Elektronik dilihat dari aspek manusia, organisasi, dan teknologi. Metode penelitian menggunakan pendekatan penelitian campuran yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam, studi dokumen, dan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan beberapa kesamaan pada kedua wilayah puskesmas yaitu keduanya belum bisa offline dan masih membutuhkan jaringan internet, belum terintegrasi dengan aplikasi kesehatan lain di puskesmas, menggunakan bahasa pemrograman PHP dan platform berupa open source, dan memiliki konten dua versi yaitu berbasis web dan android. Pemahaman pengguna SIP elektronik lebih banyak pada implementasi aplikasi dibandingkan dengan komputer beserta perlengkapannya. Adanya tugas lain yang bukan menjadi tugas utama mengakibatkan penambahan beban kerja pada petugas. Fitur pada SIP elektronik juga belum memenuhi kebutuhan, masih ditemukan Bug dan belum seluruh penyajian data secara elektronik, seperti data Register Kohort dan Asuhan Keperawatan.

This study discusses the Information System of Electronic-Based Public Health Center at the Cipayung Health Center in Depok City and Tebet Health Center in South Jakarta. The presence of Information System of Electronic-Based Public Health Center has not been as expected because it is still experiencing some obstacles, such as: data processing and collection has not been centralized into Information System of Public Health Center, other health applications that have not been integrated with Information System of Public Health Center have made health workers work twice. Moreover, internet network disruption is an obstacle in providing health services.
This study aims to learn the images and factors that become obstacles in the implementation of Information System of Electronic-Based Public Health Center in terms of human, organizational, and technological aspects. The research method uses a mixed research approach that is qualitative research and quantitative research. Data collection by observation, in-depth interviews, document studies, and questionnaires.
The results showed several similarities between Public Health Center, both of which cannot yet be offline and still need internet network, have not been integrated with other health applications in the Public Health Center, use the PHP programming language and open source platform, and have two versions of content, web-based and android. The comprehension of Information System of Electronic-Based Public Health Center on users is more in application implementation compared to computers and their equipment. Other tasks that are not the main task result in additional workload on the officer. The features of the Information System of Electronic-Based Public Health Center also do not meet the needs, still found bugs and not all the electronic data presentation, such as the Register of Cohort and Nursing Care.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arza Rufli
"Kanker merupakan penyakit kronis yang menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia. Pasien kanker umumnya memiliki kesadaran yang kurang tentang kanker dan layanan skrining, sehingga, pengambilan keputusan untuk melakukan pengobatan sering tertunda. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi pengalaman pasien kanker yang berkaitan dengan perilaku mencari bantuan kesehatan.  Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif deskriptif. Wawancara semi terstruktur dilakukan pada 10 orang dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini memunculkan lima tema antara lain: 1) Keputusan menjalani pengobatan medis; 2) Keputusan menjalani pengobatan alternatif; 3)Hambatan dalam menjalani pengobatan medis; dan 4) Manfaat yang didapat dari pengobatan medis, dan 5) Manfaat yang didapat dari pengobatan alternatif daerah. Peran dari perawat onkologi maupun tenaga kesehatan  lainnya dibutuhkan untuk memahami pilihan pengobatan masing – masing pasien serta memberikan informasi yang tepat tentang pilihan pengobatan kanker yang tepat dan dibutuhkan oleh pasien kanker.  

Cancer is a chronic disease and one of the leading causes of death worldwide. Cancer patients generally have low awareness about cancer and screening services, leading to delayed decision-making for treatment. The aim of this study is to explore the experiences of cancer patients related to help-seeking behavior. This study uses a descriptive qualitative research design. Semi-structured interviews were conducted with 10 participants. The results of this study revealed five themes: 1) Decision to undergo medical treatment; 2) Decision to undergo alternative treatment; 3) Barriers to undergoing medical treatment; and 4) Benefits gained from medical treatment, and 5) Benefits gained from local alternative medical treatment. The role of oncology nurses and other healthcare professionals is crucial in understanding each patient's treatment choices and providing accurate information about the appropriate cancer treatment options needed by cancer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Hanifati
"Pendahuluan Penyakit yang membutuhkan perawatan paliatif terbanyak adalah kanker. Caregiver pasien kanker diperkirakan menghabiskan rata-rata 32.9 jam/minggu untuk memberikan perawatan yang kompleks. Masalah psikologis merupakan masalah yang paling dominan pada beban caregiver. CBS-EOLC merupakan alat ukur untuk mengukur masalah psikologis caregiver. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui validitas lintas budaya kuesioner Caregiver’s Burden Scale in End of Life Care (CBS-EOLC) versi Indonesia pada pasien kanker. Metode penelitian adalah cross sectional study. Responden berjumlah 169 caregiver pasien kanker. Uji analisa menggunakan analisis univariat, Confirmatory Factor Analysis, Exploratory Factor Analysis dan uji validitas diskriminan. Hasil uji validitas lintas budaya kuesioner CBS-EOLC dilalui melalui 10 tahap dengan r= 0.243 – 0.865 dan α= 0.926. Nilai KMO: 0.686 dengan Bartlett’t Test of Sphericity 0.000. Penelitian ini menghasilkan 4 dimensi dan hasil uji diskriminan antara kuesioner ZBI sebesar 0.103. Kesimpulan kuesioner CBS-EOLC versi Bahasa Indonesia dapat digunakan untuk mengukur beban psikologis bagi caregiver pasien kanker.

Introduction: The disease that requires the most palliative care is cancer. Caregivers of cancer patients are estimated to spend an average of 32.9 hours per week providing complex care. Psychological problems are the most dominant issue in caregiver burden. Caregiver's Burden Scale in End-of-Life is a tool used to measure caregivers' psychological burden. The aim of this study is to determine the cross-cultural validity of the Indonesian version of the Care CBS-EOLC questionnaire among cancer patients. Method: This research employed a cross-sectional study design with a total of 169 caregivers of cancer patients. The analysis included univariate analysis, Confirmatory Factor Analysis, Exploratory Factor Analysis, and a discriminant validity test. Results: The cross-cultural validity testing of the CBS-EOLC questionnaire underwent 10 stages with correlations ranging from r = 0.243 to 0.865 and a Cronbach's alpha coefficient of 0.926. The Kaiser-Meyer-Olkin measure was 0.686 and Bartlett's Test of Sphericity was significant (p < 0.001). The study identified four dimensions and the discriminant validity test result between the CBS-EOLC and ZBI questionnaires was 0.103. Conclusion: The Indonesian version of the CBS-EOLC questionnaire is suitable for assessing the psychological burden among caregivers of cancer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chalify Ardiawan
"Tesis ini membahas mengenai modal sosial Ikatan Abang None Jakarta IANTA sebagai bentuk peran serta dalam pembangunan Ketahanan Budaya. Abang None Jakarta merupakan ajang yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi DKI dimana disana terkumpul sumber daya yang ungul di bidangnya seharusnya dapat menjadi salah satu unsur pemuda dalam mempelopori pelestarian budaya Betawi. Penelitian ini akan menjadikan IANTA sebagai objek penelitian dengan mengunakan terori modal sosial yang di kemukakan oleh Putnam sebagai alat analisis. Dalam teori tersebut modal sosial memiliki tiga unsur yaitu norms, network, dan trust menurut Putnam.Hasil penelitian menunjukan IANTA sebagai organisasi sudah memiliki modal sosial yang relatif baik. Namun masih ada beberapa unsur modal sosial yang masil lemah yaitu pada unsur norm. Dengan modal sosial yang ada, IANTA sudah mempelopori kegiatan-kegiatan guna melestarikan budaya dengan cara yang menarik di kalangan anak muda. IANTA bisa menjadi tools pemerintah untuk membangun ketahanan nasional dengan pendekatan budaya.Hal ini menunjukkan untuk dapat membentuk ketahanan budaya dalam hal meningkatkan partisipasi masyarakat khususnya dikalangan pemuda sangat dibutuhkan. Dengan tenaga dan kreativitas yang dimiliki pemuda, pelestarian budaya akan berkembang dan melahirkan generasi baru untuk melanjutkan tongkat estafet kekayaan budaya yang dimiliki bangsa ini.

This thesis discusses the social capital of the Association of Abang None Jakarta IANTA as a form of participation in the construction of Cultural Resilience. Abang None Jakarta is an event held by the city administration, where there accumulated resources that excel in the field should be able to be one of the elements of pioneering youth Betawi culture preservation.This study will make IANTA as research objects by using the theory of social capital being addressed by Putnam as an analytical tool. In the theory of social capital has three elements, namely norms, networks, and trust according to Putnam.The results showed IANTA as the organization already has a relatively good social capital. However, there are still some elements of social capital that is weaker still relies on the element norm. With the existing social capital, IANTA has pioneered activities in order to preserve the culture in an interesting way among young people. IANTA could have become the tools of government to build national resilience with a cultural approach.It showed to be able to form a cultural resistance in terms of increasing community participation especially among youth is needed. With the power and creativity of youth, preservation of culture will develop and make a new generation to continue preserve of the cultural wealth of this nation.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>