Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heri Putra Cahyono
"Kesiapsiagaan psikologis diperlukan untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengelola respon emosional dan psikologis ketika bencana alam. Tujuan penelitian melihat pengaruh pemahaman kesiapsiagaan psikologis (psychological preparedness) terhadap tingkat ansietas yang dipersepsikan pada pelajar SMA dalam menghadapi gempa bumi. Desain penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Responden dipilih dengan metode stratified random sampling dengan jumlah 204 responden dengan kriteria inklusi siswa kelas 10, 11, 12 yang aktif bersekolah di tempat penelitian dan bersedia menjadi responden. Penelitian ini telah lolos uji etik dengan nomor surat: SK-61/UN2.F12.D1.2.1/ETIK 2020. Hasil penelitian didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pemahaman tentang kesiapsiagaan psikologis (dua dimensi yaitu 1) knowledge and management of the external situasional environmental dan 2) anticipation, awareness and management of one's psychological response) dengan tingkat ansietas dalam menghadapi gempa bumi pada siswa SMA di Banten (p value ˃ 0,05). Hasil univariat penelitian didapatkan karakteristik responden diantaranya, rata-rata usia responden adalah 16,44 tahun, dengan rentang usia antara 14-18 tahun, jenis kelamin terbanyak yaitu perempuan dengan presentase 59,3%, pernah mengalami bencana gempa bumi sebesar 98% dan tidak pernah mengikuti pelatihan kesiapsiagaan psikologis sebesar 66,7%. Pada hasil univariat juga ditemukan pemahaman responden tentang kesiapsiagaan psikologis sebesar 68,4%, untuk pemahaman tentang knowledge and management of the external situasional environmental sebesar 67,26% dan untuk pemahaman tentang anticipation, awareness and management of one's psychological response sebesar 69,53%. Hasil dari tingkat ansietas didapatkan sebanyak 44,1% mengalami tingkat ansietas normal dan 0,5% mengalami tingkat anisetas berat. Kesimpulan penelitian ini menjadi masukan kepada pemerintah dan lembaga kebencanaan untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan tentang kesiapsiagaan psikologis (psychological preparedness) kepada masyarakat Indonesia khususnya daerah rawan bencana.

Psychological preparedness is needed to improve one's ability to manage emotional and psychological responses when natural disasters. The purpose of this study is to look at the effect of understanding psychological preparedness (psychological preparedness) on the level of anxiety perceived by high school students in dealing with mental illness, the design of the study uses a cross sectional approach. Respondents were selected by the stratified random sampling method with a total of 204 respondents with the inclusion criteria of 10th, 11th, 12th grade students who actively attend the study site and become respondents. This study has passed the ethical test with a letter number: SK-61/UN2 F12D1.2.1/ETIK 2020. The results of the study found no significant relationship between understanders about psychological preparedness (two dimensions namely 1) knowledge and management of the external situational environment and 2) anticipation, awareness and management of one's psychological response) with the level of anxiety in dealing with earthquakes in Banten high school students (p value> 0.05). Univariate results showed that the characteristics of the respondents were delivered, the average age of respondents was 16.44 years, with an age range between 14-18 years, the most sex was women with a percentage of 59.3%, had experienced an earthquake disaster of 98% and had never followed psychological preparedness training is 66.7%. On the univariate results also found respondents' understanding of psychological preparedness by 68.4%, for an understanding of the external situational knowledge and management of 67.26% and for an understanding of anticipation, awareness and management of one's psychological response of 69.53% . The result of anxiety level was 44.1% experienced normal anxiety level and 0.5% experienced severe anxiety level. The conclusion of this study was an input to the government and disaster agencies to develop insight and knowledge about psychological preparedness (psychological preparedness) to the people of Indonesia specifically disaster-prone areas."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarnimatul Ummah
"ABSTRAK
Ketidakberdayaan dapat terjadi pada individu yang menderita gagal jantung akibat tanda gejala yang dirasakan, dan menjadi permasalahan psikososial yang berpengaruh pada fungsi fisik individu dengan gagal jantung. Karya ilmiah akhir ners ini memaparkan asuhan keperawatan psikososial ketidakberdayaan selama empat hari pada pasien dengan gagal jantung di Ruang Antasena RS dr H Marzoeki Mahdi Bogor. Implementasi keperawatan yang dilakukan berupa menggali perasaan, melatih berpikir positif, mengidentifikasi aspek positif diri yang masih dapat dilakukan sesuai kemampuan, dan memilih target realistis yang dapat dicapai. Karya ilmiah ini menunjukkan bahwa intervensi keperawatan ketidakberdayaan yang optimal melibatkan keluarga menunjukkan penerimaan terhadap penyakit pada pasien dan menumbuhkan rasa berdaya, sehingga klien mampu menumbuhkan harapan diri dan tujuan realistis dalam hidupnya. Oleh karena itu, hubungan timbal balik antara fungsi fisik dan psikososial pasien gagal jantung perlu menjadi perhatian yang menjadi dasar pemberian asuhan keperawatan yang holistik

ABSTRACT
Powerlessness may occur in heart failure patient due to its symptoms, and may become psychosocial problem affect the physical function. This work describes psychosocial nursing care plan of powerlessness given to heart failure patient in Antasena Room Dr H Marzoeki Mahdi Hospital Bogor for four days. The nursing implementation are include letting the patient to express her feelings, building positive thinking, identifying positive aspects of herself according to her physical ability, and choosing the realistic goals. This scientific work demonstrates that optimal nursing intervention of powerlessness involving the family show acceptance of the disease in the patient and foster a sense of empowerment, so that the client is able to foster self expectations and realistic goals in his life. Therefore, the interrelationships between physical and psychosocial aspect of the heart failure patient should be noted as the basis of holistic care nursing"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Selvin Pamalla Mangiwa
"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara dukungan sosial dan kesejahteraan psikologis pada perawat Critical Care di Rumah Sakit di Kota Bogor pada tahun 2024. Metodologi menggunakan pendekatan cross-sectional survey yang melibatkan 132 perawat yang bekerja di ruang Critical Care di Rumah Sakit di Kota Bogor yang memiliki kompetensi dan lisensi pelatihan khusus dalam memantau hemodinamik pasien kritis, pemberian therapi dan asuhan keperawatan kritis secara berkelanjutan. Responden dipilih dengan menggunakan metode total sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang telah divalidasi dan diuji peneliti sebelumnya. Penelitian ini menggunakan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MPSS) dan Perceived Organizational Support (POS) yang dimodifikasi mengikuti teori aspek dukungan sosial Sarafino untuk dukungan sosial dan Ryff Psychological Well-being scale (RPWBS) untuk kesejahteraan psikologis. Data dianalisis menggunakan IBM SPSS versi 23. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan kesejahteraan psikologis perawat critical care, dengan nilai p-value <0,05 melalui uji Chi-Square dan korelasi positif . Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat dukungan sosial maka semakin tinggi juga kesejahteraan psikologis, dan sebaliknya. Temuan ini mengungkapkan bahwa dukungan sosial memberikan pengaruh besar terhadap kesejahteraan psikologis dan kesejahteraan psikologis menjadi salah satu hal yang penting yang dapat menyumbang prevalensi masalah psikososial.

This research want to exploration correlation social support between psychological well-being of Critical Care nurses in Hospitals at Bogor City on 2024. The methodology use is cross-sectional survey approach involving 132 nurses who work in Critical Care area in Hospitals at Bogor City. Nurses in critical care area must be haved competency and special training license in monitoring hemodynamics of critical patients, providing therapy and critical nursing care on an ongoing basis. Respondents were selected using the total sampling method. Data was collected through questionnaires that have been validated and reliabilited. This research using modification instrument Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MPSS) and Perceived Organizational Support (POS) which were modified following Sarafino's social support aspect theory for social support and Ryff Psychological Well-being scale (RPWBS) for psychological well-being . Data were analyzed using IBM SPSS version 23. The results showed that there was a significant correlation between social support and the psychological well-being of critical care nurses, with p-value <0.05 using the Chi-Square test. This indicates that the higher level of higher social support can make psychological well-being and vice versa. These findings reveal that social support has a major influence on psychological well-being and psychological well-being is one of the important things that can contribute to the prevalence of psychosocial problems."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Gemma Michelia Junior
"Penggunaan internet dan media sosial saat ini telah menjadi kebutuhan primer bagi sebagian orang. Fenomena tersebut membuat remaja menjadi terlalu sering menggunakan internet dan media sosial sehingga berisiko mengalami cyberbullying. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan cyberbullying khususnya body shaming dengan tingkat depresi pada remaja. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik-korelasional dengan desain penelitian cross-sectional yang dilakukan secara online dengan melibatkan 209 remaja di SMA Muhammadiyah 04 Depok dan SMAITP Nururrahman Depok. Instrumen yang digunakan yaitu Sociocultural Attitudes towards Appearance Questionnaire (SATAQ) untuk mengukur tingkat body shaming dan Beck Depression Inventory-II (BDI-II) untuk mengukur tingkat depresi. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara cyberbullying: body shaming dengan tingkat depresi dengan nilai p value 0,001. Pemberian edukasi kesehatan terkait cyberbullying: body shaming dan bahayanya perlu dilakukan untuk menekan angka depresi pada remaja.

The use of the internet and social media must be a primary need for some people. This phenomenon makes teenagers use the internet and social media too often so they are at risk of experiencing cyberbullying. This study aims to find out the correlation of cyberbullying specifically to body shaming with depression rates in adolescents. The research method used is a correlational analytic cross-sectional research design conducted online involving 209 teenagers at Muhammadiyah Senior High School 04 Depok and Nururrahman Islamic Senior High School. The instrument used was the Sociocultural Attitude towards Appearance Questionaire (SATAQ) to measure embarrassing bodily levels and the Beck Depression Inventory-II (BDI-II) to measure depression levels. Analysis of the data used in the univariate analysis and bivariate analysis using the Chi-Square test. The results obtained showed that there was a significant correlation between cyberbullying: body shaming with depression levels with p values obtained 0.001. Provision of health education related to cyberbullying: body shaming and the dangers that need to be done to prevent depression in adolescents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Anugraheni
"ABSTRAK
Dewasa awal memiliki tugas perkembangan mandiri dengan memiliki pekerjaan dan berkomitmen dalam sebuah hubungan. Fase dewasa awal sedang dialami oleh sarjana baru. Untuk menyelesaikan tugas-tugas perkembangan tersebut dibutuhkan efikasi diri. Keberadaan efikasi diri merupakan salah satu faktor yang memengaruhi mekanisme koping. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan antara tingkat efikasi diri dengan kedua jenis mekanisme koping pada sarjana baru yang berstatus lajang. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan total sampel 107 orang. Hasil analisis dalam penelitian ini. Pertama, terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat efikasi diri dengan problem focused coping (p value=0,002), dan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat efikasi diri dengan emotional focused coping (p value=0,266). Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada tenaga kesehatan untuk melakukan promosi kesehatan terkait cara-cara meningkatkan efikasi diri dan pilihan-pilihan penggunaan mekanisme koping yang adaptif.

ABSTRACT
Young Adults have development tasks by having work and commitment in a relationship. The early adult phase is being experienced by new graduates of the bachelor degrees. To complete development tasks required self-efficacy. The existence of self-efficacy is one of the factors that influence coping mechanisms. This research was conducted on the relationship between the levels of self-efficacy with the two types of coping mechanisms in new graduates with single status. This study uses a cross-sectional design with sample of 107 people. The results of the analysis in this study here is a significant relationship between the level of self-efficacy and problem-focused coping (p-value = 0.002), and there is no significant relationship between the level of self-efficacy with emotion-focused coping (p-value = 0.266). The results of this study recommend that health workers carry out health promotion related to ways to improve self-efficacy and choices for using adaptive coping mechanisms."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Setiawan
"ABSTRAK
Letak geografi dan lingkungan mempengaruhi seseorang. Isolasi sosial merupakan salah satu gejala negatif dari skizofrenia. Asuhan keperawatan yang holistik memperhatikan bio, psiko, sosio dan budaya. Gangguan isolasi sosial jika tidak diintervensi dengan segera akan menyebabkan perubahan sensori persepsi: halusinasi dan risiko tinggi mencederai diri, orang lain bahkan lingkungan. Penulisan karya ilmiah ners ini bertujuan untuk mengetahui intervensi yang dilakukan berfokus pada tindakan generalis pasien isolasi sosial dengan pendekatan budaya Sunda. Metode yang digunakan dengan analisis kasus dalam pemberian asuhan keperawatan terhadap Ny. S (43 tahun) yang dirawat di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor, dengan diagnosis keperawatan utama isolasi sosial. Hasil pemberian tindakan keperawatan dengan pendekatan budaya Sunda selama 7 hari perawatan adalah pasien mengalami peningkatan kemampuan kognitif 33%, afektif 16,6%, dan perilaku klien dalam berinteraksi 33%. Kesimpulan pendekatan budaya dalam memberikan intervensi keperawatan dapat menurunkan tanda dan gejala isolasi sosial dan meningkatkan kemampuan sosialisasi.

ABSTRACT
The location of geography and environment affects a person. Social isolation is one of the negative symptoms of schizophrenia. Holistic nursing care concerns about bio, psycho, socio and culture. Disorders of social isolation if it is not intervened immediately will cause the change of sensory in perception: hallucinations and high risk of injuring oneself, others and even the environment. The writing of this scientific paper aims to find out which intervention was carried out focusing on the generalist therapy of patients with social isolation with a Sundanese cultural approach. The method which is used with case analysis in the provision of nursing care to Mrs. S (43 years) who was admitted to the hospital. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor is the main nursing diagnosis of social isolation. The results of giving nursing actions with a Sundanese culture approach for 7 days of care are, patients have improved 33% in cognitive abilities, 16.6% affective, and 33% interacting client behavior. The conclusion of this paper is the cultural approach in providing nursing interventions can reduce the signs and symptoms of social isolation and improve socialization skills.
"
2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fany Arighi Suhandi
"ABSTRAK
Peningkatan populasi perkotaan membuat masyarakat perkotaan dihadapi dengan berbagai ancaman. Asma bronkial merupakan penyakit tidak menular yang memiliki prevalensi tinggi pada masyarakat perkotaan. Alergen dan polusi udara di perkotaan dan masalah psikososial dapat memicu terjadinya asma. Ansietas merupakan masalah psikososial berupa perasaan tidak nyaman, khawatir, dan takut pada suatu ancaman atau situasi tertentu. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan pada klien dengan ansietas antara lain edukasi terkait masalah penyakit dan ansietas, teknik relaksasi napas dalam, teknik distraksi, teknik hipnosis lima jari, dan kegiatan spiritual. Tindakan keperawatan ansietas bertujuan untuk mengontrol perasaan ansietas klien yang dapat memicu dan memperparah serangan asma bronkial. Selama empat hari perawatan, Ny.I mengalami penurunan skala Hamilton Anxiety Rating Scale HARS , dari 14 menjadi 6. Dalam perawatan klien, perawat perlu melibatkan keluarga agar tingkat ansietas saat ini dapat dipertahankan atau bahkan menurun.

ABSTRACT
Increased of urban population makes urban communities faced with various threats. Bronchial asthma is a non communicable disease that has a high prevalence in urban communities. Allergen, pollution, and psychosocial problems can cause asthma exacerbation. Anxiety is a psychosocial problem that makes individual feels discomfort, anxiety, and fear of a particular threat or situation. Nursing care that can be performed on clients with anxiety include educational issues related to illness and anxiety, deep breathing technique, distraction technique, five finger hypnosis technique, and spiritual activity. It aims to control anxiety that can trigger and aggravate bronchial asthma attacks. During four days of nursing care, Hamilton Anxiety Rating Scale HARS of Mrs. I decreased from 14 to 6. Family involvement needs to be done in client care so this score can be maintained or decreased.
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Yuliati
"ABSTRAK
Jumlah penduduk perkotaan cenderung meningkat setiap tahunnya dan berdampak pada meningkatnya masalah kesehatan masyarakat perkotaan. Salah satu masalah kesehatan yang muncul akibat gaya hidup yang buruk di perkotaan yaitu gagal ginjal kronik. Perjalanan penyakit yang panjang, komplikasi yang sering muncul, serta terapi hemodialisa yang dilakukan secara rutin sering menimbulkan masalah psikososial seperti ketidakberdayaan. Ketidakberdayaan merupakan persepsi individu yang memandang dirinya tidak mampu melakukan sesuatu yang bermakna dan tidak mampu mengontrol situasi. Penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk memberikan analisis asuhan keperawatan ketidakberdayaan pada klien Bapak I dengan gagal ginjal kronik. Asuhan keperawatan yang diberikan meliputi latihan berpikir positif dan afirmasi positif. Evaluasi hasil implementasi menunjukkan terjadinya penurunan tanda dan gejala ketidakberdayaan pada klien skor meningkat dari 40 menjadi 48 . Perlu dilakukan kolaborasi intervensi keperawatan generalis dan spesialis agar didapatkan hasil yang lebih optimal.Kata kunci: afirmasi positif, gagal ginjal kronis, ketidakberdayaan, latihan berpikir positif

ABSTRACT
The number of urban population is increasing every year which impacts on the increasing urban health problems. One of the health problems which comes from poor urban lifestyle is chronic kidney disease. The long course of the disease, frequent complications, and routine hemodialysis therapy often lead to psychosocial problems such as powerlessness. Powerlessness is the perception of individuals who see themselves incapable of doing something meaningful and unable to control the situation. The writing of this final paper aims to provide the analysis of powerlessness nursing care to clients Bapak I with chronic kidney disease. Evaluation of the implementation showed a decrease in signs and symptoms of powerlessness on the client the score increases from 40 to 48 . It is necessary to collaborate with generalist and specialist nursing interventions in order to obtain more optimal results.Keywords chronic kidney disease, positive affirmation, positive thinking exercise, powerlessness
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Sahputra
"ABSTRAK
Individu dengan komplikasi diabetes melitus bisa berdampak pada munculnya masalah psikososial seperti ketidakberdayaan. Ketidakberdayaan yang dialami meliputi perasaan kehilangan kontrol dan hidup yang tidak bermakna sehingga kurang mampu berpikir positif secara realistis. Ketidakberdayaan yang tidak teratasi dapat memperburuk kondisi penyakit klien. Studi kasus ini bertujuan untuk memberikan gambaran analisis proses keperawatan ketidakberdayaan pada Tn. B usia 70 tahun yang mengalami diabetes melitus selama 20 tahun dengan komplikasi luka dibetikum stadium 4. Pasien mengungkapkan perasaan lemas, tidak sanggup bangun untuk melakukan aktivitas, dan mengalami penurunan kemampuan beraktivitas, dan bergantung dan meminta perhatian lebih dari anak dan cucunya. Klien terlihat kurang berinsiatif dalam mencari pengobatan penyakitnya, tampak sedih dan murung, kontak mata tidak ada, tampak lesu, tidak bersemangat, bicara intonasi lambat. Klien dirawat selama 5 hari, dengan 5 kali pertemuan, ketidakberdayaan diukur dengan powerlessness assesment tool PAT for adult. Intervensi yang dilakukan meliputi latihan pikiran positif, dan melatih afirmasi positif. Hasil didapatkan bahwa skor ketidakberdayaan klien mengalami penurunan secara signifikan dari 53 menjadi 28. Hasil studi kasus ini direkomendasikan untuk dapat diterapkan sebagai terapi perawatan dalam merawat klien Diabetes Mellitus dengan respon psikososial ketidakberdayaan.

ABSTRACT
Individuals with complications of diabetes mellitus can have an impact on the emergence of psychosocial problems such as helplessness. The powerlessness that is experienced includes a feeling of loss of control and a meaningless life that is less able to think positively realistically. Unresolved helplessness can worsen the condition of the client 39 s illness. This case study aims to provide an overview of the nursing process 39 s analysis of helplessness on Tn. B aged 70 years who had diabetes mellitus for 20 years with wound complication dibetikum stage 4. Patients express feelings of weakness, unable to wake up to perform activities, and decreased ability to move, and depend on and ask for more attention from children and grandchildren. Clients look less cooperative in seeking treatment of his illness, looking sad and moody, no eye contact, looking lethargic, lackluster, slow intonation talk. Clients treated for 5 days, with 5 meetings, helplessness measured by powerlessness assessment tool PAT for adult. Interventions include positive mind exercises, and training positive affirmations. The results show that the client 39 s helplessness score has decreased significantly from 53 to 28. The results of this case study are recommended to be applied as treatment therapy in treating Diabetes Mellitus clients with psychosocial responses of helplessness."
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>