Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bella Ingranurindani
Abstrak :
Sebagai seseorang yang mengemban berbagai peran, ibu bekerja dihadapkan dengan berbagai tekanan yang dapat menimbulkan emosi-emosi negatif. Emosi-emosi yang negatif dapat berakibat buruk bagi kesejahteraan fisik maupun psikologis, jika tidak diregulasi dengan baik. Ibu bekerja yang dapat meregulasi dengan baik emosiemosi negatifnya akan lebih menikmati peran-perannya. Hardiness merupakan karakteristik kepribadian yang memampukan individu untuk tetap sejahtera secara fisik dan psikologis dalam situasi penuh tekanan, dan salah satu alasannya adalah karena individu yang hardy lebih mampu meregulasi dengan baik emosi-emosi negatif yang dialaminya, dibandingkan dengan individu yang kurang hardy. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara sembilan strategi regulasi emosi secara kognitif dengan hardiness pada ibu bekerja. Sampel dalam penelitian ini adalah 72 ibu bekerja usia dewasa muda yang bekerja di DKI Jakarta. Hasil penelitian dengan menggunakan teknik korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara hardiness dengan strategi positive reappraisal (r = .246, los = .05), dan hubungan yang signifikan dan negatif antara hardiness dengan strategi catastrophizing (r = -.252, los = .05), pada ibu bekerja. idak ditemukan korelasi yang signifikan antara hardiness dengan ketujuh strategi regulasi emosi secara kognitif lainnya (self blame, acceptance, rumination, positive refocusing, refocus on planning, putting into perspective, blaming others). ......Working mothers were faced with various stress conditions because of their multiple roles. These stressful conditions can evoke negative emotions which need to be regulated, so that it won't negatively impact their psychological and physiological well-being. Those who can effectively regulate their negative emotions will have a bigger chance to enjoy their multiple roles. Hardiness is a personality variable that makes a person to stay physiologically and psychologically healthy in stressful conditions. One of the reasons is because hardy people regulate their negative emotions more effectively than non-hardy people. The purpose of this research is to see if there?s any significant correlation between nine cognitive emotion regulation strategies with hardiness among working mothers. The sample in this study was 72 young adults working mothers in Jakarta. The Spearman correlation showed that there?s a significant and positive correlation between positive reappraisal and hardiness (r = .246, los = .05), and also a significant and negative correlation between catastrophizing and hardiness (r = -.252, los = .05), among working mothers.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Wiraswasti Ningsih
2010
S3695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwinita Ayu Maharani
2010
S3567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Safirahilda
Abstrak :
ABSTRAK
Peningkatan jumlah lansia yang tergolong cepat (United Nation, 2013) akan diikuti dengan peningkatan permasalahan pada lanjut usia salah satunya adalah penyakit demensia. Hingga saat ini, perawatan yang diberikan kepada lansia dengan demensia di Indonesia lebih banyak dilakukan di rumah oleh anggota keluarganya sendiri (caregiver) (Do-Le & Raharjo, 2002). Menjadi caregiver bagi lansia dengan demensia bukan pekerjaan yang mudah. Terdapat banyak konsekuensi negatif yang muncul ketika seorang caregiver ditinggal pergi oleh pasiennya, salah satunya adalah kemungkinan untuk mengalami complicated grief (Schulz et al, 2008). Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh complicated grief terhadap tingkat kualitas hidup dan kecenderungan depresi pada caregiver demensia. Melalui teknik simple regression dan binary logistic regression, ditemukan bahwa complicated grief memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat kualitas (F (4,81) = 12,97, R2 = 0,134, p = 0,001) dan kecenderungan depresi (X2 (1) = 6,35, R2 = 0,108, p = 0,027).
ABSTRACT
A rapid growth of elderly population (United Nations, 2013) led to an increase on dementia incident. In Indonesia, care provided for elderlies with dementia was mostly done by their own family members (caregivers) (Do-Le & Raharjo, 2002). Becoming a caregiver was not easy and had many negative consequences, including a possibility of experiencing complicated grief after the patient died (Schulz et al, 2008). This study aimed to assess the effect of complicated grief on quality of life and depression tendency among dementia caregivers. This study found that complicated grief had significant negative impact on quality of life (F (4,81) = 12,97, R2 = 0,134, p = 0,001) and risk of depression tendency (X2 (1) = 6,35, R2 = 0,108, p = 0,027).;
2016
S65636
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Rahma Fadhilah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran trait kepribadian terhadap hubungan keberfungsian keluarga dengan kesehatan mental pada Individu dari keluarga miskin. Instrumen yang digunakan untuk mengukur keberfungsian keluarga adalah Family Adaptation and Cohesion Evaluation Scale (FACES II) serta Family Communication Scale (FCS). Kesehatan mental diukur dengan instrumen Mental Health Inventory (MHI-5). Trait kepribadian diukur menggunakan instrumen Big Five Inventory-Kurzversion. Partisipan pada penelitian ini sebanyak 155 partisipan yang berusia 19 hingga 25 tahun yang berasal dari keluarga miskin. Dari hasil analisis menggunakan parallel multiple mediation dengan PROCESS Hayes, didapatkan bahwa trait Neuroticism merupakan mediator yang signifikan untuk hubungan antara keberfungsian keluarga dengan kesehatan mental pada individu dari keluarga miskin, ab = 0,08, p<0,05; c? = 0,101, p>0,05. Trait Neuroticism mempengaruhi hubungan keberfungsian keluarga dengan kesehatan mental sebesar 34,65%. Akan tetapi, trait Extraversion, Openness to experience, Conscientiousness, dan Agreeableness bukan merupakan variable mediator. ......This study aims to examine the role of personality trait in the relationship with the family functioning on the mental health of children from poor families. The instrument used to measure the family functioning is Family Adaptation and Cohesion Evaluation Scale (FACES II) and Family Communication Scale (FCS). Mental health was measured with Mental Health Inventory (MHI-5). Personality trait was measured withBig Five Inventory-Kurzversion. Participants in this study were 155 participants, aged 19 to 25 years old who came from poor families. The analysis using parallel multiple mediation by PROCESS Hayes, found that the trait Neuroticism is a significant mediator of the relationship between family functioning and mental health of children from poor families, ab = 0.08, p <0.05; c '= 0.101, p> 0.05. Trait Neuroticism affect the relationship of family functioning with mental health amounted to 34.65%. However, trait Extraversion, Openness to experience, Conscientiousness, and Agreeableness are not a mediator variable.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Widyastuti
Abstrak :
ABSTRAK
Meskipun pemerintah telah mengatur perlindungan Anak Berkonflik dengan Hukum ABH melalui Sistem Peradilan Pidana Anak SPPA , literatur sebelumnya menunjukkan pelaku kekerasan seksual rentan mengalami kekerasan saat proses peradilan pidana. Peneliti ingin mengetahui gambaran stress dan coping saat menjalani proses peradilan pidana pada remaja yang melakukan kekerasan seksual. Untuk memperoleh data mendalam, digunakan pendekatan kualitatif dengan analisis tematik. Tiga partisipan laki-laki berusia 14 dan 18 tahun menunjukkan bahwa saat menjalani proses peradilan pidana, remaja yang melakukan kekerasan seksual mengalami stress jangka pendek dan panjang, memunculkan respon emosional dan peningkatan detak jantung, yang diatasi dengan berupaya aktif menghilangkan stress, dan penerimaan pengalaman.Meskipun pemerintah telah mengatur perlindungan Anak Berkonflik dengan Hukum ABH melalui Sistem Peradilan Pidana Anak SPPA , literatur sebelumnya menunjukkan pelaku kekerasan seksual rentan mengalami kekerasan saat proses peradilan pidana. Peneliti ingin mengetahui gambaran stress dan coping saat menjalani proses peradilan pidana pada remaja yang melakukan kekerasan seksual. Untuk memperoleh data mendalam, digunakan pendekatan kualitatif dengan analisis tematik. Tiga partisipan laki-laki berusia 14 dan 18 tahun menunjukkan bahwa saat menjalani proses peradilan pidana, remaja yang melakukan kekerasan seksual mengalami stress jangka pendek dan panjang, memunculkan respon emosional dan peningkatan detak jantung, yang diatasi dengan berupaya aktif menghilangkan stress, dan penerimaan pengalaman.
ABSTRACT
Nevertheless the government has regulated the protection of Children who did criminal acts through Children Criminal Justice System, previous research found that sexual abuse perpetrators have a tendency experiencing violence while experiencing criminal justice. This study is conducted to describing stress and coping of experiencing criminal justice among adolescents who did sexual abuse. For acquiring depth data, this study used qualitative method and thematic analysis. Three male participants age 14 and 18 explained they had short term distress and long term distress with emotional and increased heart rate, which coped by active coping and acceptance coping strategies while experiencing criminal justice.
2017
S67776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Pratiwi Widowaty
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai perilaku merokok pada siswa SMP. Hal ini dilatarbelakangi meningkatnya jumlah perokok muda di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh stereotipi perokok dan konformitas terhadap perilaku merokok sebagai upaya untuk memahami faktor-faktor yang dapat menjadi prediktor perilaku merokok pada siswa SMP. Pada stereotipi perokok, peneliti menggunakan hasil penelitian terdahulu dan hasil elisitasi. Sedangkan aspek konformitas disusun berdasarkan alasan untuk melakukan dan tidak melakukan konformitas (Baron & Byrne, 2003). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain ex post facto field study. Partisipan penelitian ini adalah 120 siswa SMP di Jakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa stereotipi perokok dan konformitas memberikan sumbangan yang signifikan terhadap perilaku merokok. Sehingga dapat disimpulkan bahwa stereotipi perokok dan konformitas dapat dijadikan sebagai prediktor pada perilaku merokok siswa SMP. Hasil analisis multiple regression, R =0, 631, R2 = .398, menunjukan bahwa stereotipi perokok dan konformitas secara bersama-sama menyumbang sebesar 39,8 % terhadap perilaku merokok pada siswa SMP. Di antara stereotipi perokok dan konformitas, ditemukan bahwa stereotipi perokok memberikan sumbangan yang lebih besar terhadap perilaku merokok siswa SMP. Selain itu, melalui hasil analisis t-test ditemukan adanya perbedaan stereotipi perokok dan konformitas yang signifikan antara partisipan yang merokok dan yang tidak merokok. ......The research studies smoking behavior among middle school students. This research's aim is to examine how much smoker stereotype and conformity influence smoking behavior on middle school students. To measure smoker stereotype the research uses the previous research and elicitation. While aspects of conformity arranged by reasons to conform and not to conform (Baron & Byrne, 2003). The design of this research is ex post facto field study. Participants of this research are 120 middle school students in Jakarta. This research's results that smoker stereotype and conformity influence smoking behavior in middle school student. This meant that smoker stereotype and conformity was predictors toward smoking behavior on middle school students. The multiple regression analysis showed R =0, 631, R2 = .398. This meant that smoker stereotype and conformity were effectively contribution 39,4 %. Smoker stereotype had greater contribution than conformity. Beside that, this research also finds that there is a significant difference in smoker stereotype and conformity between smokers and non smokers.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rami Busyra Ikram
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: tugas dan tanggung jawab istri dalam merawat pasien hemodialisis dapat menimbulkan caregiver burden. Beban yang dialami tidak hanya terkait dengan tugas perawatan, tetapi juga tugas non-perawatan. Akibatnya, istri dari pasien hemodialisis rentan mengalami depresi. Tujuan penelitian: untuk menguji penerapan support group dalam mengelola caregiver burden. Metode: penelitian quasi-eksperimental, pretest-posttest nonequivalent control group design. Partisipan berjumlah delapan orang empat orang pada kelompok intervensi dan empat orang lainnya pada kelompok kontrol . Kelompok intervensi menjalani program support group yang dilaksanakan dalam lima sesi dan satu sesi follow-up. Program ini terdiri dari enam kegiatan: sharing, psikoedukasi, teknik pemecahan masalah, reframing thoughts, komunikasi asertif, dan latihan relaksasi. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Zarit Burden Interview ZBI dan General Health Questionnaire-12 GHQ-12 . Hasil: Partisipan kelompok intervensi mengalami penurunan skor ZBI maupun skor GHQ-12 setelah menjalani program support group. Dari hasil uji Mann-Whitney, diketahui nilai Z pada GHQ-12 adalah -2.178, p < .05. Artinya, terdapat perbedaan skor General Health Questionnaire-12 GHQ-12 yang signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Data kualitatif menunjukkan bahwa partisipan kelompok intervensi memperoleh manfaat dari keikutsertaan dalam support group. Sharing, kohesivitas, dan sikap altruisme dalam kelompok membuat setiap partisipan mendapatkan dukungan informasional maupun dukungan emosional. Partisipan juga mengenali cara-cara yang efektif dan berguna dalam menghadapi masalahnya. Kesimpulan: penerapan support group membantu partisipan dalam mengelola beban yang dirasakannya.
ABSTRACT
Background Wives rsquo duties and responsibilities in nursing hemodialysis patient can lead to caregiver burden. Burden they were experienced are not only related to nursing related tasks, but also to non nursing related tasks. As a result, they are prone to experience depression. Objective to examine the implementation of support group in managing caregiver burden. Methods Eight participants four in intervention group were enrolled into a quasi experimental research, pretest posttest nonequivalent control group design. The intervention group underwent a support group program, consisting of five sessions, and followed by a follow up session. This program contains of six activities, i.e. sharing, psychoeducation, problem solving techniques, reframing thoughts, assertive communication, and relaxation exercises. Zarit Burden Interview ZBI and General Health Questionnaire 12 GHQ 12 were administered to measure the outcomes. Results Participants in the intervention group showed a decrease on ZBI and GHQ 12 score after undergoing a support group program. From Mann Whitney test, they showed a significantly GHQ 12 score compared to the control group, Z 2.178, p .05. Results from qualitative inquires suggest that intervention group acquired the benefits from participation in the support group. Sharing, cohesiveness, and altruism attitudes within group allowed the participants to gain informational support as well as emotional support. Participants in the intervention group were able to recognize the effective and useful ways of dealing with the problems. Conclusion the implementation of support group helps the participants in managing their burden.
2018
T49080
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Heny Setiawati
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini berusaha melihat hubungan tingkat identifikasi sosial dan identity fusion dengan kesediaan berkorban demi kelompok pada anggota SALAM UI. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi. Pengambilan sampel menggunakan metode Occidental sampling sebanyak 119 responden. Data yang terkumpul dianalisa dengan rumus korelasi parsial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat identifikasi sosial dengan kesediaan berkorban demi kelompok dan identity fusion dengan kesediaan berkorban demi kelompok pada anggota SALAM UI. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa identifikasi sosial lebih memiliki hubungan dengan kesediaan berkorban demi kelompok dibandingkan dengan identity fusion pada anggota SALAM UI.
ABSTRACT
The focus of this study discusses the relationship between social Identification and identity fusion with willingness to sacrifice on behalf of the group. Study have conducted at SALAM UI group members. Measurement of this quantitative study has used multiple correlations. Sampling has used in the study was accidental sampling to 119 respondents. Result of the study show that statistically there are a positive and significant correlation between social Identification and identity fusion with willingness to fight on behalf of the group. The result also show that there is a more significant correlation between social Identification with willingness to sacrifice on behalf of the group than identity fusion with willingness to sacrifice on behalf of the group.
2010
S3629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Nur Amalia
2010
S3649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>