Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Patricia Felia Budijarto
"Suplemen kesehatan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi, memelihara, meningkatkan dan/atau memperbaiki fungsi kesehatan. Penulis melakukan analisis keamanan, efikasi, dan biaya suplemen yang digunakan oleh penderita diabetes di Apotek Kimia Farma 583 Pasadena Cikarang. Dua suplemen yang dianalisis adalah Sea-Quill Herbal Sugar Shed dan Nutrimax Diagard. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kandungan herbal dalam suplemen, seperti ekstrak biji kelabet, kayu manis, bratawali, pare, dan kunyit, serta membandingkan keefektifannya dengan obat diabetes yang tersedia di apotek. Analisis keamanan dilakukan berdasarkan tinjauan literatur terkait potensi efek samping dan interaksi obat dari komponen herbal. Hasil menunjukkan bahwa kedua suplemen aman digunakan bersama obat antidiabetes konvensional, meskipun penggunaan jangka panjang masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Dari segi efikasi, suplemen ini terbukti membantu mengontrol kadar glukosa darah, meski efeknya lebih lambat dibandingkan obat-obatan sintetik. Analisis biaya menunjukkan bahwa harga suplemen relatif lebih rendah dibandingkan dengan obat paten diabetes, tetapi lebih tinggi dibandingkan obat generik. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan suplemen di apotek juga mendekati keuntungan dari penjualan obat paten, menjadikannya alternatif yang layak bagi pasien yang menginginkan opsi pengobatan herbal. Suplemen Sea-Quill Herbal Sugar Shed dan Nutrimax Diagard dapat menjadi pilihan tambahan dalam pengelolaan diabetes, dengan catatan bahwa penggunaannya harus di bawah pengawasan apoteker atau dokter untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.

Health supplements are products intended to complement, maintain, enhance, and/or improve health functions. The author conducted an analysis of the safety, efficacy, and cost of supplements used by diabetic patients at Apotek Kimia Farma 583 Pasadena Cikarang. The two supplements analyzed were Sea-Quill Herbal Sugar Shed and Nutrimax Diagard. This study aimed to evaluate the herbal ingredients in the supplements, such as fenugreek seed extract, cinnamon, bratawali, bitter melon, and turmeric, and compare their effectiveness with diabetes medications available at the pharmacy. The safety analysis was based on a literature review concerning potential side effects and drug interactions from herbal components. The results showed that both supplements are safe to use alongside conventional antidiabetic medications, though long-term use still requires further research. In terms of efficacy, these supplements have been shown to help control blood glucose levels, although their effects are slower compared to synthetic drugs. Cost analysis indicated that the price of supplements is relatively lower compared to patented diabetes medications but higher than generic drugs. The profit from selling supplements at the pharmacy is also close to that from selling patented drugs, making them a viable alternative for patients seeking herbal treatment options. Sea-Quill Herbal Sugar Shed and Nutrimax Diagard can be considered additional options for diabetes management, provided that their use is under the supervision of a pharmacist or doctor to avoid undesirable drug interactions. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Felia Budijarto
"Kualifikasi kinerja adalah pembuktian secara tertulis bahwa peralatan dapat secara konsisten memberikan kinerja yang baik atau berfungsi sebagai mana semestinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kualifikasi kinerja dilakukan terhadap Freezer PF-20 (FCR02) di PT. Enseval Putera Megatrading Tbk., Cikarang, yang digunakan untuk pembentukan ice gel dalam proses penyimpanan produk rantai dingin. Kualifikasi dilakukan untuk memastikan freezer mampu menjaga distribusi suhu sesuai dengan standar yang dipersyaratkan, yaitu antara -15°C hingga -25°C, yang penting dalam menjaga mutu ice gel. Pengujian dilakukan selama tiga hari dengan menggunakan 12 titik pemantauan suhu menggunakan thermometer data logger Testo tipe 174-T. Hasil pengujian menunjukkan bahwa suhu freezer bervariasi antara -0,9°C hingga -35°C, dengan rata-rata -17,2°C. Distribusi suhu yang tidak merata di freezer disebabkan oleh posisi blower yang lebih banyak mengarahkan aliran udara dingin ke bagian bawah, mengakibatkan suhu di bagian atas freezer lebih tinggi. Namun, hasil kualifikasi menunjukkan bahwa freezer tetap berfungsi dengan baik untuk pembentukan ice gel, meskipun terjadi penyimpangan suhu. Semua ice gel yang diuji menunjukkan kematangan sempurna setelah proses pembekuan. Meskipun distribusi suhu dalam Freezer PF-20 tidak sepenuhnya sesuai dengan standar yang ditetapkan, freezer tetap dapat digunakan secara efektif untuk menghasilkan ice gel yang memenuhi syarat untuk penyimpanan dan pengiriman produk rantai dingin.

Performance qualification is a written verification that equipment can consistently deliver good performance or function as expected according to applicable standards. The performance qualification was conducted on Freezer PF-20 (FCR02) at PT. Enseval Putera Megatrading Tbk., Cikarang, which is used for ice gel formation in the cold chain product storage process. The qualification was performed to ensure that the freezer can maintain temperature distribution according to the required standard, ranging between -15°C and -25°C, which is crucial for preserving the quality of the ice gel. The testing was conducted over three days using 12 temperature monitoring points with Testo 174-T thermometer data loggers. The results showed that the freezer's temperature ranged from -0.9°C to -35°C, with an average of -17.2°C. The uneven temperature distribution in the freezer was caused by the blower's position, which directed more cold air towards the bottom, resulting in higher temperatures at the top of the freezer. However, the qualification results indicated that the freezer still performed well for ice gel formation, despite the temperature deviations. All tested ice gels showed perfect maturity after the freezing process. Although the temperature distribution within Freezer PF-20 did not fully meet the specified standards, the freezer can still be effectively used to produce ice gel that meets the requirements for cold chain product storage and delivery.

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Felia Budijarto
"Potensi kegagalan pada proses produksi dapat diatasi dengan mengidentifikasi dan menganalisis kesalahan akibat proses yang tidak kompeten sehingga menghambat kualitas produk. Laporan ini mengkaji penyebab hambatan dalam proses transfer produk Docetaxel dari tahap mixing ke filling di PT. Fonko International Pharmaceuticals. Hambatan pada proses transfer produk menyebabkan penurunan produktivitas, terutama terkait dengan penyumbatan filter akibat tingginya viskositas formulasi Docetaxel yang mengandung Polysorbate 80. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi akar masalah penyumbatan filter, mengevaluasi tindakan perbaikan yang dilakukan, serta dampaknya terhadap produktivitas. Tindakan perbaikan proses yang diterapkan mencakup peningkatan suhu huber pada mixing tank dari 22,5°C menjadi 23,5°C dan penggunaan jacket heater pada Polysorbate 80 dengan suhu 40°C selama 15 menit. Hasil tindakan ini menunjukkan penurunan penyumbatan filter dan peningkatan produktivitas, meskipun beberapa batch masih mengalami masalah buffer tank low. Dari pengamatan, peningkatan suhu dan penggunaan jacket heater terbukti membantu, namun belum sepenuhnya menyelesaikan masalah. Selain itu, pemasok filter, Merck, merekomendasikan penggunaan filter Aervent-50 0,2 µm dengan peningkatan luas area filter, yakni 0,18 m² untuk batch 10 liter dan 0,70 m² untuk batch 60 liter, sebagai solusi jangka panjang untuk mengurangi penyumbatan yang lebih signifikan.

The potential failures in the production process can be addressed by identifying and analyzing errors caused by incompetent processes that hinder product quality. This report examines the causes of bottlenecks in the transfer process of Docetaxel from the mixing to the filling stage at PT. Fonko International Pharmaceuticals. The bottlenecks in the product transfer process result in decreased productivity, primarily due to filter blockage caused by the high viscosity of the Docetaxel formulation containing Polysorbate 80. This study aims to identify the root cause of the filter blockage, evaluate the corrective actions taken, and assess their impact on productivity. The corrective actions implemented included increasing the huber temperature in the mixing tank from 22.5°C to 23.5°C and using a jacket heater on Polysorbate 80 at 40°C for 15 minutes. These actions showed a reduction in filter blockage and an increase in productivity, although some batches still experienced buffer tank low issues. Observations revealed that increasing the temperature and using the jacket heater helped, but did not completely resolve the problem. Additionally, the filter supplier, Merck, recommended using Aervent-50 0.2 µm filters with an increased filter surface area, specifically 0.18 m² for 10-liter batches and 0.70 m² for 60-liter batches, as a long-term solution to mitigate more significant blockages. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abrarriani Euis Kartika
"Suatu produk farmasi, baik sediaan obat maupun alat kesehatan dan BMHP lainnya, membutuhkan kondisi lingkungan yang perlu diperhatikan untuk menjaga khasiat, mutu, dan efikasi produk. Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang harus dikendalikan dengan baik seperti tertera pada panduan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) tahun 2020. Laaporan tugas khusus ini bertujuan untuk mengetahui persebaran suhu ruangan lantai 1 dan cold room, memastikan suhu penyimpanan telah sesuai dengan CDOB, serta menentukan lokasi peletakan termometer untuk pemantauan suhu rutin. Tugas khusus ini dilakukan dengan meletakkan thermo data-logger pada titik-titik yang telah ditentukan selama 3 hari, kemudian menganalisis data yang diperoleh. Berdasarkam data dan analisis yang telah dilakukan, persebaran suhu di ruangan lantai 1 memiliki rata-rata suhu sebesar 24,7 OC dan 25,3OC, sedangkan pada cold room memiliki rata-rata suhu sebesar 5,7OC. Seluruh data suhu yang diperoleh tersebut telah sesuai dengan pedoman CDOB. Berdasarkan pemetaan suhu yang telah dilakukan, lokasi peletakan termometer untuk monitoring suhu penyimpanan produk dapat ditempatkan di area terluar dan di area terdalam ruangan.

A pharmaceutical product, both drug preparations and other medical devices and BMHP, requires environmental conditions that need to be considered to maintain the efficacy, quality, and efficacy of the product. Temperature is one of the environmental factors that must be controlled properly as stated in the 2020 Good Drug Distribution (CDOB) guidelines. The purpose of this special task is to determine the distribution of room temperature on the 1st floor and cold room, ensure that the storage temperature is in accordance with CDOB, and determine the location of the thermometer for routine temperature monitoring. This special task is carried out by placing the thermo data-logger at predetermined points for 3 days, then analyzing the data obtained. Based on the data and analysis that has been carried out, the temperature distribution in the 1st floor room has an average temperature of 24.7OC and 25.3OC, while the cold room has an average temperature of 5.7OC. All temperature data obtained is in accordance with CDOB guidelines. Based on the temperature mapping that has been carried out, the location of the thermometer to monitor the temperature of product storage can be placed in the outermost area and in the innermost area of the room."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Hasna Chalid
"Stunting merupakan salah satu tantangan utama kesehatan di Indonesia, terutama pada anak-anak, dengan dampak yang signifikan terhadap perkembangan fisik dan kognitif mereka. Laporan ini mendokumentasikan kegiatan promosi kesehatan bertema "Peran Remaja dalam Mencegah Stunting" di SMA Negeri 1 Kota Bogor, bertujuan meningkatkan kesadaran dan partisipasi remaja dalam pencegahan stunting. Edukasi dilakukan melalui presentasi interaktif, membahas definisi, prevalensi, faktor risiko, dan upaya pencegahan stunting, termasuk pola makan bergizi, sanitasi, serta konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD). Hasil menunjukkan siswa lebih memahami stunting dan terlibat aktif dalam diskusi. Sebagai kesimpulan, keterlibatan remaja sebagai agen perubahan diharapkan mampu mendukung upaya preventif stunting di masyarakat, sehingga menciptakan generasi masa depan yang sehat dan produktif.

Stunting is one of the primary health challenges in Indonesia, particularly affecting children with significant implications for their physical and cognitive development. This report documents a health promotion activity themed "The Role of Adolescents in Preventing Stunting" conducted at SMA Negeri 1 Kota Bogor. The initiative aimed to raise awareness and engage adolescents in stunting prevention. The education sessions included interactive presentations, covering the definition, prevalence, risk factors, and preventive measures for stunting, such as balanced nutrition, sanitation, and iron tablet (TTD) supplementation. Results indicated improved understanding among students and active participation in discussions. In conclusion, the involvement of adolescents as agents of change is expected to support stunting prevention efforts in the community, fostering a healthy and productive future generation. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Hasna Chalid
"Industri farmasi bertanggung jawab untuk memastikan produksi obat yang aman, berkualitas, dan efektif. Salah satu tantangan utama adalah deteksi dan pengelolaan cemaran, termasuk cemaran besi, yang dapat memengaruhi keamanan dan kualitas produk farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kadar cemaran besi dalam asam amino tirosin dan lisin asetat yang digunakan dalam industri farmasi. Proses analisis melibatkan pengujian kekeruhan dan penentuan kadar besi sesuai standar farmakope. Hasil menunjukkan bahwa larutan uji tirosin dan lisin asetat tidak melebihi kekeruhan larutan pembanding. Selain itu, kadar besi pada kedua larutan memenuhi batas yang ditetapkan dalam monografi. Temuan ini menunjukkan bahwa tirosin dan lisin asetat yang diuji aman untuk digunakan dalam formulasi farmasi. Identifikasi cemaran secara rutin menjadi langkah penting untuk memastikan keamanan, efikasi, dan mutu produk farmasi.

The pharmaceutical industry is responsible for ensuring the production of safe, high-quality, and effective drugs. One of the primary challenges is the detection and management of impurities, including iron impurities, which can impact the safety and quality of pharmaceutical products. This study aims to identify the iron impurity levels in tyrosine and lysine acetate amino acids used in the pharmaceutical industry. The analysis process involved turbidity testing and iron content determination in accordance with pharmacopeial standards. The results indicated that the test solutions of tyrosine and lysine acetate did not exceed the turbidity of the reference solution. Furthermore, the iron levels in both solutions met the limits specified in the monograph. These findings demonstrate that the tested tyrosine and lysine acetate are safe for use in pharmaceutical formulations. Routine impurity identification is an essential step in ensuring the safety, efficacy, and quality of pharmaceutical products. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Hasna Chalid
"Industri farmasi bertanggung jawab untuk memastikan produksi obat yang aman, berkualitas, dan efektif. Salah satu tantangan utama adalah deteksi dan pengelolaan cemaran, termasuk cemaran besi, yang dapat memengaruhi keamanan dan kualitas produk farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kadar cemaran besi dalam asam amino tirosin dan lisin asetat yang digunakan dalam industri farmasi. Proses analisis melibatkan pengujian kekeruhan dan penentuan kadar besi sesuai standar farmakope. Hasil menunjukkan bahwa larutan uji tirosin dan lisin asetat tidak melebihi kekeruhan larutan pembanding. Selain itu, kadar besi pada kedua larutan memenuhi batas yang ditetapkan dalam monografi. Temuan ini menunjukkan bahwa tirosin dan lisin asetat yang diuji aman untuk digunakan dalam formulasi farmasi. Identifikasi cemaran secara rutin menjadi langkah penting untuk memastikan keamanan, efikasi, dan mutu produk farmasi.

The pharmaceutical industry is responsible for ensuring the production of safe, high-quality, and effective drugs. One of the primary challenges is the detection and management of impurities, including iron impurities, which can impact the safety and quality of pharmaceutical products. This study aims to identify the iron impurity levels in tyrosine and lysine acetate amino acids used in the pharmaceutical industry. The analysis process involved turbidity testing and iron content determination in accordance with pharmacopeial standards. The results indicated that the test solutions of tyrosine and lysine acetate did not exceed the turbidity of the reference solution. Furthermore, the iron levels in both solutions met the limits specified in the monograph. These findings demonstrate that the tested tyrosine and lysine acetate are safe for use in pharmaceutical formulations. Routine impurity identification is an essential step in ensuring the safety, efficacy, and quality of pharmaceutical products. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Hasna Chalid
"Industri farmasi bertanggung jawab untuk memastikan produksi obat yang aman, berkualitas, dan efektif. Salah satu tantangan utama adalah deteksi dan pengelolaan cemaran, termasuk cemaran besi, yang dapat memengaruhi keamanan dan kualitas produk farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kadar cemaran besi dalam asam amino tirosin dan lisin asetat yang digunakan dalam industri farmasi. Proses analisis melibatkan pengujian kekeruhan dan penentuan kadar besi sesuai standar farmakope. Hasil menunjukkan bahwa larutan uji tirosin dan lisin asetat tidak melebihi kekeruhan larutan pembanding. Selain itu, kadar besi pada kedua larutan memenuhi batas yang ditetapkan dalam monografi. Temuan ini menunjukkan bahwa tirosin dan lisin asetat yang diuji aman untuk digunakan dalam formulasi farmasi. Identifikasi cemaran secara rutin menjadi langkah penting untuk memastikan keamanan, efikasi, dan mutu produk farmasi.

The pharmaceutical industry is responsible for ensuring the production of safe, high-quality, and effective drugs. One of the primary challenges is the detection and management of impurities, including iron impurities, which can impact the safety and quality of pharmaceutical products. This study aims to identify the iron impurity levels in tyrosine and lysine acetate amino acids used in the pharmaceutical industry. The analysis process involved turbidity testing and iron content determination in accordance with pharmacopeial standards. The results indicated that the test solutions of tyrosine and lysine acetate did not exceed the turbidity of the reference solution. Furthermore, the iron levels in both solutions met the limits specified in the monograph. These findings demonstrate that the tested tyrosine and lysine acetate are safe for use in pharmaceutical formulations. Routine impurity identification is an essential step in ensuring the safety, efficacy, and quality of pharmaceutical products. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Hasna Chalid
"Manajemen rantai dingin merupakan aspek krusial dalam distribusi produk farmasi dan alat kesehatan yang sensitif terhadap suhu. PT. MJG, sebagai distributor bersertifikasi, telah menerapkan pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dan Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB). Studi ini berfokus pada evaluasi praktik yang mencakup pelatihan personel, infrastruktur, penanganan produk, dan pemantauan kepatuhan di semua tahap, mulai dari penerimaan, penyimpanan, transportasi, hingga pemeliharaan. Observasi menunjukkan implementasi sistem yang tervalidasi dan pemeriksaan kualitas berkelanjutan secara teliti untuk menjaga keamanan dan efektivitas produk. Meskipun kepatuhan terhadap standar regulasi sudah terlihat, temuan ini menekankan perlunya peningkatan dan inovasi berkelanjutan. Penguatan prosedur operasional dan penyesuaian dengan regulasi yang terus berkembang dapat semakin meningkatkan keandalan manajemen rantai dingin di PT. MJG.

Cold chain management is a critical aspect in the distribution of temperature-sensitive pharmaceuticals and medical devices. PT. MJG, a certified distributor, has implemented the guidelines of Good Distribution Practices for Pharmaceuticals (CDOB) and Medical Devices (CDAKB). This study focuses on evaluating their practices, covering personnel training, infrastructure, product handling, and compliance monitoring at all stages, from receipt and storage to transportation and maintenance. Observations reveal the meticulous implementation of validated systems and continuous quality checks to maintain product safety and efficacy. While adherence to regulatory standards is evident, the findings emphasize the need for ongoing improvement and innovation. Strengthening operational procedures and aligning with evolving regulations can further enhance the reliability of cold chain management at PT. MJG.   "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Vin
"Radikal bebas dapat menyebabkan stres oksidatif, yang berdampak negatif pada kesehatan. Antioksidan, terutama dari tanaman obat, memiliki kemampuan untuk menetralisir radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi antioksidan serta aktivitas protektif daun ciplukan (Physalis angulata) terhadap radikal bebas pada embrio zebrafish dan brine shrimp. Fragmen-fragmen pengenal serbuk simplisia daun dan daun ciplukan diidentifikasi secara mikroskopik. Metode ultrasound-assisted extraction (UAE) digunakan untuk mengekstraksi daun ciplukan menggunakan pelarut etanol 96%. Profil fitokimia ekstrak dianalisis melalui skrining fitokimia dan LC-MS. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa daun ciplukan mengandung senyawa golongan alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, terpenoid, dan glikosida. Selain itu, data LC-MS menunjukkan bahwa daun ciplukan mengandung physalin A, robinetin 3-rutinosid, dan pheophorbid A, yang telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan. Ekstrak tersebut kemudian digunakan untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan secara in vitro dengan metode DPPH, ABTS, dan FRAP. Ketiga uji masing-masing menghasilkan aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 126,423 ± 2,09 ppm, 46,292 ± 0,49 ppm, dan 15,977 ± 0,31 FeSO4 E g/100 g ekstrak. Selanjutnya, efek protektif dari ekstrak juga dievaluasi dengan pengujian toksisitas dan efek protektif secara in vivo pada embrio zebrafish dan brine shrimp. Hasil menunjukkan bahwa toksisitas pada embrio zebrafish praktis tidak toksik (LC50 158,947 ppm) dan pada brine shrimp cukup toksik (LC50 264,289 ppm). Efek protektif dari radikal bebas H2O2 pada keduanya berada di konsentrasi 12,5–50 ppm, dengan persentase bertahan hidup yang lebih tinggi daripada kontrol positif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% daun ciplukan memiliki aktivitas antioksidan dan efek protektif terhadap radikal bebas H2O2.

Free radicals could induce oxidative stress, negatively affecting health. Antioxidants, including from medicinal plants, can counteract these effects. This study investigates the antioxidant potential and protective properties of gooseberry (Physalis angulata) leaf extract on zebrafish embryo and brine shrimp. Identification of fragments from leaf simplicial powder and leaves are done microscopically. Ultrasound-assisted extraction (UAE) was used to extract gooseberry leaves using 96% ethanol solvent. The phytochemical profile of the extract was analyzed through phytochemical screening and LC-MS. Phytochemical screening results showed that gooseberry leaves contain alkaloids, saponins, flavonoids, tannins, terpenoids, and glycosides. LC-MS analysis identified key antioxidants such as physalin A, robinetin 3-rutinoside, and pheophorbide A. In vitro antioxidant assessments using DPPH, ABTS, and FRAP assays showed antioxidant activity with IC50 values of 126.423 ± 2.09 ppm, 46.292 ± 0.49 ppm, and 15.977 ± 0.31 FeSO4 E g/100 g extract, respectively. In vivo studies evaluated toxicity and protective effects against H2O2-induced oxidative stress, revealing nontoxic activity in zebrafish embryos and moderate toxicity in brine shrimp. The results indicated that toxicity in zebrafish embryos was practically non-toxic (LC50 value of 158,947 ppm), while in brine shrimp was moderately toxic (LC50 value of 264,289 ppm). The protective effect against H2O2-induced free radicals in both models was observed at concentrations of 12.5–50 ppm. These findings demonstrate that the extract has protective effects as evidenced by higher survival rates compared to the positive control group. In conclusion, the 96% ethanolic extract of gooseberry leaves shows promising antioxidant and protective properties against oxidative stress."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>