Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizka Gita Miranti
"Penelitian ini membahas tentang self-management pada orang tua tunggal wanita yang bekerja. Albrecht (1967) menyatakan bahwa orang tua tunggal wanita yang bekerja memiliki beban yang paling berat dibandingkan hanya menjadi ibu, ataupun ibu yang bekerja tetapi memiliki pasangan. Hal ini disebabkan karena banyak hal, antara lain adalah tidak adanya bantuan pasangan dalam pengambilan keputusan, tekanan ekonomi, dan hilangnya sosok ayah dalam mengurus anak.
Selain itu studi yang dilakukan oleh Burden (dalam Martin & Colbert, 1997) menyatakan bahwa orang tua tunggal wanita memiliki tingkatan stres yang paling tinggi dalam menangani berbagai tanggung jawab atas rumah tangga dan pekerjaan. Setelah mereka menjadi orang tua tunggal, para ibu yang bekerja menghadapi tantangan untuk dapat menyeimbangkan keluarga dan pekerjaan (Williams, Stacey, & Wahlstrom, 2006).
Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat bagaimana orang tua tunggal wanita yang bekerja mengontrol afeksi, kognisi dan tingkah lakunya dalam menjalani berbagai macam peran yang mereka miliki dan bagaimana mereka mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Menurut O'Keefe dan Berger (1999) self-management adalah kemampuan pada diri seseorang untuk dapat mengendalikan afeksi, tingkah laku dan kognisi yang mengarahkan seseorang kepada tujuan yang hendak dicapai agar dapat memenuhi keinginan orang itu.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan studi kasus intrinsik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-management dapat membantu orang tua tunggal wanita yang bekerja dalam menjalani berbagai macam peran yang mereka miliki dan membantu mengatasi permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu meraih keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga.

This study explains about self-management on working single mother. Albrecht (1967) stated that working single mothers are carrying double the load of other working mothers and mothers who have spouse. It is caused by many factors such as no existence of spouse to share the decision making, economic pressure, and the loss of father figure in rearing the children.
Besides that, in a study of working parents, single female parents had the highest level of stress in handling multiple responsibilities of job and home (Burden in Martin & Colbert, 1997). Not only that, after they become single mothers, they are challenged to balance family and work life (Williams, Stacey, & Wahlstrom, 2006).
The purpose of the research is to observe how working single mothers control their affect, cognition, and behavior with many roles they have and how they overcome the issues of becoming a working single mother. O'Keefe and Berger(1999) defined self-management as the ability to take charge of our affect (A), behavior (B), and cognition (C) in order to accomplish our goals.
This research uses qualitative approach with intrinsic case-study. The result of this research indicates that self-management helps working single mother to overcome the issues and to achieve what they want, regarding their role as working single mother, which is work and family balance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfan
"Penelitian ini membahas mengenai hubungan komitmen profesi dan komitmen organisasi pada guru. Model penelitian yang digunakan adalah model kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, sedangkan analisis dilakukan dengan metode statistik. Responden dalam penelitian ini adalah 67 orang guru tersertifikasi yang telah bekerja selama minimal 1 tahun di sekolah tempat dia mengajar saat ini. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara komitmen profesi dengan komitmen organisasi. Hasil analisis tambahan menyatakan bahwa tingkat pendidikan memiliki perbedaan mean yang signifikan terhadap komitmen profesi dan organisasi responden.

This study discussed the correlation of the professional and organizational commitment among teachers. The research method used was the quantitative model. The data was collected by questionnaire, while the analysis is done with statistical method. Respondent in this research are 67 certified teachers who have worked for at least one year in their current school. From the result of the analysis can be condluded that there is a positive and significant correlation between professional and organizational commitment. Additional result states that educational level has a significant mean difference toward professional and organizational commitment."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mita Harmita Mulyati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan dimensi pengasuhan orangtua pada laki-laki transeksual dan laki-laki heteroseksual dewasa muda. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Baumrind (Bems, 1997), memfokuskan pada dua dimensi pengasuhan orangtua, yaitu dimensi pengendalian (demandingness) dan dimensi penerimaan (responsiveness). Dimensi pengendalian merujuk pada segala usaha orangtua dalam mengatur anak, sedangkan dimensi penerimaan merujuk pada dukungan orangtua terhadap keunikan anak sebagai individu. Partisipan penelitian ini adalah 40 orang laki-laki transeksual dan 40 orang laki-laki heteroseksual yang berada pada tahap perkembangan dewasa muda. Partisipan penelitian berdomisili di wilayah Jakarta dan Depok. Teknik pengambilan sampel menggunakan Occidental sampling dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala pola asuh orangtua yang diadaptasi dari skala pola asuh orangtua yang disusun oleh Sri Fatmawati Mashoedi, M.Si pada tahun 2003. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan dimensi pengasuhan orangtua yang signifikan antara laki-laki transeksual dan laki-laki heteroseksual.

ABSTRACT
The purpose of this research to study the differences of parenting dimension in young adult transsexual male and heterosexual male. This research used quantitatif approach. Baumrind (Bems, 1997) focused on two parenting dimensions, which are demandingness dimension and responsiveness dimension. Demandingness dimension refers to all efforts of parents in managing children, and responsiveness dimension refers to parental support for the uniqueness of the child as an individual. Participants were 40 young adult transsexuals male and 40 heterosexuals male from Jakarta and Depok. This research used accidental sampling and the data collected by using parenting style scale which is adapted from Mashoedi parenting style scale. This research were proven that there was a significant differences in the parenting dimension between young adult transsexuals male and heterosexuals male."
2010
S3640
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Gandajana
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3548
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lenny Junyanty
"Tantangan di abad ke-21 yang dicirikan dengan perubahan yang kian kompleks dan cepat membutuhkan orang-orang dengan kemampuan berpikir yang baik, Jika berbicara tentang mengembangkan kemampuan berpikir yang baik, maka pengembangan berpikir kritis dapat menjadi salah satu kuncinya. Hal itu terutama diharapkan menjadi sasaran dari pendidikan, utamanya pendidikan tinggi. Dapat dikatakan bahwa pendidikan hendaknya menghasilkan pemikir kritis, yang tidak hanya memiliki kemampuan atau keterampilan untuk melakukan berpikir kritis namun juga berkemauan untuk memilih berpikir dengan cara yang demikian. Jadi, tidak hanya keterampilan berpikir kritis namun juga kemauan atau yang dalam hal ini disposisi dari berpikir kritis juga penting untuk dikembangkan.
Selama ini pengembangan yang ada lebih menekankan pada keterampilan daripada disposisi. Eksplorasi empiris tentang disposisi berpikir kritis dan hal-hal lain yang berkaitan dengan disposisi berpikir kritis masih terbatas sehingga tidak aneh jika hubungan antara keterampilan dan disposisi berpikir kritis ini pun belum tegak secara konseptual. Memang sudah ada beberapa asumsi mengenai keberadaan hubungan antara kedua hal tersebut, namun demikian asumsi yang ada berlawanan. Ada yang menyatakan bahwa terdapat hubungan korelasional antara keterampilan dan disposisi berpikir kritis dan ada yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara kedua hal tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji empiris akan hubungan kedua hal tersebut. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Universitas Indonesia (Ul), sehingga gambaran kasar mengenai keterampilan dan disposisi berpikir kritis mahasiswa Indonesia dapat diperoleh. Dari gambaran ini diharapkan juga dapat memberi masukan kepada pihak universitas dan fakultas mengenai keterampilan dan disposisi berpikir kritis mahasiswanya.
Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dengan sampel penelitian sebanyak 77 mahasiswa Ul yang terdiri dari 22 orang berasal dari Fakultas Ekonomi, 16 orang dari Fakultas Teknik, 5 orang dari Fakultas MlPA, 7 orang dari Fakultas llmu Budaya, 22 orang dari Fakultas Psikologi, dan 5 orang dari Fakultas Ilmu Komputer. Alat ukur keterampilan berpikir kritis dibuat dengan mengadaptasi Cornell Critical Thinking Test Level X dan alat ukur disposisi berpikir kritis yang berupa inventori kepribadian yang dikonstruksi sendiri oleh peneliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara keterampilan berpikir kritis dengan disposisi berpikir kritis. Hal itu berimplikasi pada paradigma yang digunakan untuk membina keterampilan berpikir kritis dan disposisi berpikir kritis dalam pendidikan. Karena tidak ada hubungan korelasional antar kedua hal, maka pembinaan pada salah satu hal tidak akan berkontribusi langsung pada kemajuan hal lainnya. Secara umum, keterampilan berpikir kritis dan disposisi berpikir kritis mahasiswa UI adalah di atas rata-rata rentangan skor tes yang mungkin muncul. Dalam perbandingan skor keterampilan berpikir kritis dan disposisi berpikir kritis mahasiswa tiap-tiap fakultas yang menjadi sampel penelitian, ditemukan bahwa Fakultas Ekonomi dan Fakultas Psikologi berada di atas skor rata-rata mahasiswa UI secara umum. Namun pada keterampilan berpikir kritis, skor rata-rata fakultas tertinggi diperoleh oleh Fakultas Ekonomi dan yang terendah adalah Fakultas Ilmu Budaya. Pada disposisi berpikir kritis, skor rata-rata fakultas tertinggi diperoleh oleh Fakultas Psikologi dan yang terendah adalah Fakultas Ilmu Komputer."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
S2877
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I. Darma J.
"Keterlambatan studi akibat panjangnya proses penyelesaian skripsi masih kerap ditemukan. Keterlambatan ini mungkin disebabkan rendahnya kemampuan mahasiswa dalam melakukan self-management. Self-management dapat dilakukan dengan mengikuti sebuah payung penelitian untuk mengatasi hambatan yang ditemui bila melakukan skripsi individual. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan antara mereka yang melakukan skripsi secara individual dengan mereka yang melakukan skripsi dalam sebuah payung pada aspek selfmanagement serta pencapaian mereka pada skripsi.
Dengan menggunakan alat ukur berupa kuesioner lapor diri yang mengukur self-mcmagement seorang mahasiswa dalam mengerjakan skripsi, peneliti melakukan analisa perbedaan skor pada kedua kelompok (payung penelitian dan skripsi individual) dengan menggunakan Alann-li'hitney Test pada aplikasi SPSS. Dengan metode yang sama peneliti juga melihat perbedaan pada pencapaian dalam skripsi (melalui nilai, waktu yang dibutuhkan, kepuasan terhadap skripsi, dan kecepatan menyelesaikan) pada kelompok untuk melihat apakah perbedaan dalam self-management dapat menjelaskan perbedaan prestasi dalam skripsi.
Hasil dari penelitian ini gagal menunjukkan adanya perbedaan selfmanagement serta hasil pencapaian dalam penyelesaian skripsi pada dua kelompok. Oleh karena itu keterlambatan dalam penyelesaian skripsi sulit untuk dijelaskan dalam kerangka self-management. Kendati demikian, aplikasi selfmanagement dalam kehidupan sehari-hari dapat memberikan kesempatan pada diri kita untuk mengenali dan menguasai diri lebih baik untuk mencapai tujuan yang telah kita tetapkan sebelumnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3421
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gregorius Budi Rooseno Putro
2004
S3439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha Anindita
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3440
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Syarfuan
"Pengaruh musik dalam kehidupan sehari-hari secara pribadi maupun sosial sangat besar. Dibandingkan dengan pentingnya pengaruh musik, penelitian mengenai musik dalam hubungannya dengan psikologi sosial masih jarang terdengar. Hubungan antara musik terhadap seseorang sangat kompleks. Dalam satu waktu yang bersamaan setiap individu mempunyai kapasitas maupun kemampuan untuk menyukai berbagai jenis musik yang berbeda.
Dalam memenuhi kebutuhan manusia, musik dapat memberikan kepuasaan dalam konteks pribadi dan sosial. Salah satunya adalah pemilihan jenis musik mempunyai fungsi pada saat seseorang menentukan posisi mereka dalam sebuah lingkungan dan pandangan mereka akan diri sendiri.
Selain itu pemilihan jenis musik juga dapat membantu kita untuk menggali informasi lebih dalam akan kepribadian seseorang serta mengukur identitas sosial, dengan melihatnya dari tingkat kesukaan seseorang dari pemilihan jenis lagunya, band atau artis, jenis kategori musik secara keseluruhan maupun sub-kategorinya, ataupun ciri dari musik secara keseluruhan.
Temuan-temuan yang dihasilkan oleh penelitian ini masih sangat kurang untuk melihat hubungan antara selera jenis musik dan trait kepribadian. Sedangkan dalam mengukur identitas sosial, terdapat temuan yang berbeda dari penelitianpenelitan sebelumnya. Seperti yang telah diprediksi, penelitian ini tidak akan menemukan hasil yang sama karena adanya perbedaan budaya yang sangat besar.
Hal ini dapat terjadi karena kurang banyaknya jumlah subyek penelitian untuk mendekati populasi atau adanya kemungkinan bahwa pengelompokan jenis musik dalam dimensi kurang dapat merepresentasikan setiap jenis musik yang diteliti. Selain itu masalah perbedaan budaya yang mempengaruhi hasil dari penelitian, Oleh karena itu, selain berbedanya nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat, hasil penelitian yang berbeda juga mungkin terjadi karena kurang tepatnya pemilihan kata dan pemilihan trait kepribadian yang kurang merepresentasikan cara pandang masyarakat Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3459
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Zakiah I
"ABSTRAK
Berdasarkan data hasil survei penduduk Indonesia tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik Indonesia diperoleh data bahwa laki-laki yang menjadi duda karena kematian istri berjumlah 1.490.738 orang sedangkan perempuan yang menjadi janda karena kematian suami berjumlah 6.661.874 orang. Hal ini jelas terlihat bahwa jumlah janda atau orang tua tunggal wanita lebih banyak dibandingkan duda atau orang tua tunggal laki-laki yang disebabkan karena kematian pasangannya. Oleh karena itu, subyek pada penelitian ini dikhususkan pada orang tua tunggal wanita. Adapun tugas yang paling berat sebagai orang tua tunggal adalah pengasuhan anak baik itu orang tua tunggal pria ataupun wanita. Pengasuhan anak secara tidak langsung merupakan suatu usaha mempersiapkan anak untuk menghadapi kehidupan masa mendatang. Usaha-usaha orang tua tunggal wanita dalam menghadapi segala permasalahannya termasuk proses pengasuhan anak ingin dilihat pada penelitian ini. Usaha-usaha orang tua tunggal wanita ini dilakukan untuk mencapai tujuan pada perannya. Orang tua tunggal wanita mengarahkan komponen afeksi, kognisi, dan tingkah laku dalam mencapai tujuan hidupnya yang dikenal dengan self-management. Metode pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mewawancarai 4 subyek. Penelitian ini diperoleh gambaran self-management dari keempat subyek. Gambaran self-management disusun dari proses interaksi komponen afeksi, kognisi, dan tingkah laku. Dari ketiga komponen ini, komponen afeksi merupakan pemicu terbesar dalam proses interaksi. Dengan kata lain, komponen afeksi mengambil alih kendali komponen kognisi dan tingkah laku pada proses interaksi. Proses interaksi ini dilakukan keempat subyek untuk mencapai tujuan sebagai orang tua tunggal wanita yang baik. Seperti halnya proses interaksi yang dilakukan oleh keempat subyek yaitu pengendalian terhadap perasaan tidak terbebani sebagai perannya menjadi orang tua tunggal. Mereka berpikir dengan keyakinan bahwa mereka bisa melaksanakan perannya itu. Pada akhirnya mereka membuktikan dengan melakukan tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua tunggal dengan baik dan keberhasilan dalam pengasuhan anak."
2007
S3524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>