Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nila Ayu Utami
"This thesis will analyze the Marabar Cave incident in the novel A Passage to India as a mere hallucination experienced by Miss Quested. Psychoanalytical approach and interpretation of dreams will be used to analyze the hidden meaning of the hallucination. This analysis will prove that the hallucination is a form of Miss Quested's wish-fulfilment and that it is she who has hidden sexual desire towards Aziz. Then, by using the Orientalism theory by Edward Said, the relation of this meaning and the prejudice that black is lusty will be studied. It will be proved that the prejudice is a construction made to justify white domination. In the end, it is concluded that this novel is an effort of subversive colonial ideology and the empowerment of black man."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13973
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Revina Rizka Sanni
"Persepsi sensori palsu atau pengalaman persepsi yang tidak ada dalam kenyataan tanpa adanya suatu rangsangan (objek) yang jelas dari luar terhadap panca indera dalam keadaan sadar biasa disebut dengan Halusinasi. Teknik distraksi mendengarkan musik pada Tn. L, berusia 24 tahun dengan ganguan persepsi sensori halusinasi pendengaran bertujuan untuk membantu mengontrol halusinasi menggunakan cara distraksi mendengarkan musik. Metode yang digunakan adalah case report dimana klien akan mendengarkan musik untuk membantu mendistraksi halusinasinya. Hasil dari intervensi distraksi mendengarkan musik menunjukkan bahwa klien mengalami penurunan skor halusinasi dari skor 10 menjadi 5. Penulisan ini merekomendasikan untuk menggunakan musik sebagai cara untuk mendistraksi dan mengontrol halusinasi dan merekomendasikan rumah sakit untuk memfasilitasi intervensi distraksi mendengarkan musik.

Kata Kunci: Halusinasi, Skizofrenia, Musik


False sensory perceptions or perceptual experiences that do not exist in reality without a clear external stimulus (object) to the five senses in a conscious state are commonly called hallucinations. Musical distraction techniques on Mr. L is 24th years old with impaired sensory perception of auditory hallucinations aims to help control hallucinations using music listening distraction. The method used is a case report where the client will listen to music to help distract his hallucinations. The results of the music listening distraction intervention showed that the client experienced a decrease in hallucinations scores from a score of 10 to 5. This writing recommends using music as a way to distract and control hallucinations and recommends hospitals to facilitate music listening distraction interventions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kanza Salsabiela
"ABSTRAK
Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang memengaruhi sebagian besar populasi di dunia. Salah satu gejala skizofrenia adalah munculnya halusinasi. Karya ilmiah akhir ini dibuat untuk mengetahui gambaran analisis efektivitas dari peningkatan interaksi sosial sebagai upaya dalam mengontrol gejala halusinasi. Intervensi keperawatan dilakukan untuk mengontrol halusinasi pasien dan meningkatkan kesejahteraan hidup dengan mendapatkan dukungan emosional dari orang lain. Implementasi utama yang telah dilakukan adalah meningkatkan kemampuan interaksi sosial pasien. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pasien tidak mengalami halusinasi kembali. Intervensi keperawatan peningkatan interaksi sosial pada masalah keperawatan gangguan sensori persepsi: halusinasi efektif dalam mengontrol halusinasi.

ABSTRACT
Schizophrenia is a mental disorder that affects a large proportion of global population. One of the symptoms of schizophrenia is hallucinations. This paper aims to describe the analysis of effectivity of increasing social interactions as a way in controlling hallucinations. Nursing interventions are implemented to control hallucinations and improve well-being with emotional support from others. The main implementation is to improving social interaction skills of the patient. The evaluation results showed that the hallucination is unable in patient. Increasing social interaction in patient with hallucinations as main nursing intervention is effective in controlling hallucinations.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Larasati
"Skripsi ini membahas tentang pelibatan anak perempuan dalam penyalahgunaan narkoba. Penelitian dilakukan dengan melihat hegemonic masculinity yang tumbuh dalam kehidupan anak perempuan sebagai landasan utama dari adanya opresi terhadap anak perempuan dalam kehidupannya. Hal ini dikaji berdasarkan teori feminis radikal dan feminis multikultural dimana status subjek penelitian sebagai anak, perempuan, dan dengan kelas sosial ekonomi rendah membuat opresi terhadap anak perempuan menjadi berlipat ganda. Adanya unsur politik seksual dan kesadaran palsu juga turut mempengaruhi bagaimana hegemonic masculinity bekerja. Tiga orang anak didik pemasyarakatan perempuan menjadi subjek penelitian ini dengan pengalaman kriminalisasi dalam pelibatan penyalahgunaan narkoba. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan studi kasus feminis untuk melihat hegemonic masculinity sebagai akar pelibatan anak perempuan dalam penyalahgunaan narkoba. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat wujud hegemonic masculinity dalam tiap ranah kehidupan anak perempuan seperti dalam ranah keluarga, pertemanan, sampai dengan relasi cinta. Lebih lanjut, konsep cinta kemudian menjadi produk dari kesadaran palsu dan juga area bagi tumbuhnya politik sesksual pada anak perempuan. Hal ini kemudian membuat anak perempuan miskin mengalami opresi yang berat sampai terseret dalam pelibatan penyalahgunaan narkoba.
This thesis try to understand girls' involvement in drug abuse. The research was done to see the growth of hegemonic masculinity in a girl's life as the main basic of opression to the girl at the course of her life. Radical and multicultural feminism was used to understand the status of the research subject as a child, a woman, and someone in low economic class that makes the opressions twofolded. The politics of sexuality and false consciousness also affecting how hegemonic masculinity works. Three 'anak didik pemasyarakatan perempuan' have been involved in this research as subjects with drug abuse criminalization involvement.qualitative methods was used with feminist case study to see hegemonic masculinity as the root cause of girls that has been involved in drug abuse. The result of this research shows that there are forms of hegemonic masculinity in each sector of the girls lives, as in family, peers, and love relations. Moreover, love concept became a product of false consciousness and an area for politics of sexuality to grow in girls. This makes poor girls being opressed until they are being involved in drug abuse."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Salah satu cara mengatasi halusinasi adalah dengan pemberian cognitive behavior therapy (CBT). Penelitian ini bertujuan
mengetahui pengaruh CBT terhadap halusinasi klien di sebuah rumah sakit di Medan. Desain penelitian quasi eksperimental
dengan jumlah sampel 56 responden. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan peningkatan pelaksanaan cara mengontrol
halusinasi yang bermakna antara kelompok yang mendapat dan tidak mendapat CBT (p< 0,05). Halusinasi menurun secara
bermakna pada kelompok yang mendapat CBT (p< 0,05). Sedangkan pada kelompok yang tidak mendapat CBT halusinasi
menurun secara tidak bermakna (p> 0,05). CBT direkomendasikan dilakukan pada klien halusinasi sebagai tindakan keperawatan
spesialis
One way of dealing with the provision of hallucination is cognitive behavior therapy (CBT). This study aimed to verify the
effect of CBT on patient hallucinations at a hospital in Medan. Quasi experimental designs with a number of samples are 56
respondents. The results showed a difference in improving the implementation of a meaningful way of controlling the
hallucinations between groups that received and did not receive CBT (p< 0,05). Hallucinations were significantly decreased
in the group receiving CBT (p< 0,05), while in the group who did not receive CBT decreased hallucinations was not significant
(p> 0,05). CBT is recommended in patients with hallucinations as a specialist nursing intervention."
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia ; Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
610 JKI 14:3 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Anggia Pramesti
"Skizofrenia merupakan salah satu gangguan jiwa yang ditandai dengan gangguan dalam berpikir, persepsi, emosi, bahasa, dan perilaku. Skizofrenia ini dapat disertai dengan gejala psikotik berupa halusinasi. Halusinasi pendengaran menjadi halusinasi yang paling umum terjadi pada pasien dengan skizofrenia. Tujuan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai penerapan terapi hortikultura dengan pendekatan self-management pada pasien dengan halusinasi pendengaran. Penerapan terapi hortikultura dengan pendekatan self-management ini memberikan dampak pada penurunan tanda dan gejala halusinasi pasien. Rekomendasi dari karya ilmiah ini adalah perawat perlu mengidentifikasi waktu yang dibutuhkan dalam terapi hortikultura dengan lama rawat pasien, sehingga intervensi yang diberikan dapat lebih efektif dalam menurunkan tanda dan gejala halusinasi pendengaran pada pasien.

Schizophrenia is a mental disorder characterized by disturbances in thinking, perception, emotion, language, and behavior. Schizophrenia can be accompanied by psychotic symptoms in the form of hallucinations. Auditory hallucinations are the most common hallucinations in patients with schizophrenia. The purpose of this scientific work is to provide an overview of the application of horticultural therapy with a self-management approach in patients with auditory hallucinations. The application of horticultural therapy with a self-management approach has an impact on reducing the patient's hallucination signs and symptoms. The recommendation from this scientific work is that nurses need to identify the time needed in horticultural therapy with the length of the patient's stay so that the interventions provided can be more effective in reducing signs and symptoms of auditory hallucinations in patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Luthfi Kaulina
"Halusinasi adalah persepsi sensori palsu yang melibatkan panca indra. Klien pada karya ilmiah ini merupakan perempuan berusia 49 tahun telah mengalami halusinasi pendengaran selama belasan tahun. Instrumen Auditory Vocal Hallucination Scale Questionanre digunakan untuk mengukur tingkat keparahan halusinasi pendengaran. Pemberian asuhan keperawatan generalis halusinasi telah dilakukan dan dikombinasikan dengan mendengarkan musik sebagai upaya mendistraksi halusinasi. Hasil menunjukkan bahwa asuhan keperawatan generalis dan penerapan mendengarkan musik sebagai distraksi halusinasi dapat menurunkan tingkat keparahan halusinasi.

Hallucinations are false sensory perceptions that involve the five senses. The client in this study was a 49-year-old woman who had experienced auditory hallucinations for a dozen years. The Aud Auditory Vocal Hallucination Scale Questionnaire was used to measure the severity of auditory hallucinations. The provision of generalist nursing care for hallucinations has been carried out and combined with listening to music as an effort to distract hallucinations. The results show that generalist nursing care and the application of listening to music as a hallucinatory distraction can reduce the severity of hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf;PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Dwi Windarwati
"Perilaku spiritual memainkan peran penting dalam strategi koping bagi keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan halusinasi. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan teori tentang perilaku spiritual keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan halusinasi. Desain penelitian yang digunakan yaitu a grounded theory study dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Partisipan adalah 10 keluarga yang berperan sebagai caregiver utama dalam merawat anggota keluarga dengan halusinasi. Wawancara mendalam digunakan dalam pengumpulan data dengan bentuk pertanyaan semi terstruktur. Hasil wawancara direkam menggunakan tape recorder, kemudian dilakukan transkrip verbatim dan dianalisis dengan menggunakan metode Speziale dan Carpenter (2003). Etika penelitian diperhatikan dengan menghormati prinsip beneficience, confidentiality, protection from discomfort, dan sukarela. Keabsahan data dijamin dengan memenuhi prinsip reliabilitas, validitas internal, validitas eksternal, dan construct validity. Penelitian menghasilkan teori perilaku spiritual keluarga yang terdiri dari tiga elemen utama yaitu input, proses dan output. Elemen input terdiri atas stimulus fokal yaitu klien dengan halusinasi; stimulus kontekstual yaitu latar belakang budaya, intensitas stresor, jumlah stresor, pencapaian tujuan perawatan dan alasan merawat; serta stimulus residual yaitu persepsi keluarga tentang penyakit dan keyakinan diri. Elemen proses terdiri atas empat perilaku spiritual, respon dan makna perilaku spiritual. Empat tahapan perilaku spiritual meliputi reframing, seeking information, seeking solution dan passive appraisal. Respon perilaku spiritual terdiri atas evaluasi diri, perubahan sikap dan persepsi manfaat obat. Makna perilaku spiritual yang teridentifikasi meliputi perubahan sikap, harapan positif, introspeksi diri, rasionalisasi, dan adanya sumber pendukung. Elemen output menghasilkan lima kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga di rumah yaitu pemanfaatan sumber pendukung, peran dalam merawat, mengenali gejala, memberi perawatan di rumah, dan penggunaan strategi dalam merawat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa teori yang dihasilkan dalam penelitian ini menyediakan pengetahuan tentang perilaku spiritual keluarga yang dapat digunakan dalam membangun a research based practice.

Spiritual behavior plays a significant role in coping strategy for a family whose member suffering from hallucination. The purpose of this study was to build a theory of families spiritual behavior when caring for hallucinated familys member. A grounded theory study using a purposive sampling method was employed to this study. Ten families whose hallucinated familys member that considered as the main care givers participated in this study. The data were gathered through an in-depth interview technique using a semi structured questionnaires. The interview was taped recorded than verbatim transcribed and analyzed using the Speziale and Carpenter methods (2003). The participant were carefully protected under the ethical principles of beneficence, confidentiality, protection from discomfort and voluntary. The data validity was confirmed with the principles of reliability, internal validity, external validity and construct validity. A theory of spiritual behavior was revealed from this study. The theory had three main elements; input, process, and output. The input element consisted of focal stimulus, namely the client and hallucination; the contextual stimulus, cultural background, stressor intensity, a quantity of stressor, nursing goals achievement, and the reason to care; residual stimulus (familys perception on the deseases and self confidence). The element process included of four stages of spiritual behaviors, and the response and the meaning of the spiritual behaviors. The four stages of spiritual behaviors were namely reframing, seeking information, seeking solution, and passive appraisal. Moreover, the spiritual behaviours comprised of self evaluation, change of attitude, and perception of medical efficacy. It was also identified that the meaning of spiritual validation, and the existence of support system. At last, the output element generated 5 familys capabilities in taking care of the hallucinated familys member such as the care at home, and using strategies in caring. It is concluded that the teory developed from this study provides knowledge of the familys spiritual behaviours that is able to be applied in a research based practice."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Nursing practices contain ethical assumptions and concepts embedded in the assumptions and principles of the theory that guide nurses'thinking and actions...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyun Yusnipah
"ABSTRAK
Penderita gangguan jiwa dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Halusinasi merupakan bentuk perilaku yang sering ditemukan pada pasien dengan gangguan jiwa. Pengetahuan keluarga sangat diperlukan dalam merawat pasien dengan halusinasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana tingkat pengetahuan keluarga dalam merawat pasien halusinasi di Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor. Penelitian ini bersifat deskriptif, menggunakan teknik purposive sampling terhadap 104 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 57,7% responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi dalam merawat pasien halusinasi, 25 % responden memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan 17,3% memiliki tingkat pengetahuan rendah. Penelitian ini mengindikasikan pentingnya pengetahuan bagi keluarga dalam merawat pasien halusinasi.

abstract
People with mental disorders tend to increase. Hallucination is a form of behavior that often found in patient with psychiatric disorders. Knowledge of the family is important to cure patient with hallucination. The purpose of this study was to determine the extent of the knowledge level of the family in caring for patient hallucination in Psychiatric Clinic of the Hospital Marzoeki Mahdi Bogor. This study is descriptive, using a purposive sampling technique on 104 respondents. The results showed that 57.7% of respondents have particularly high levels of knowledge in caring patient hallutination, 25% of respondents have a mid level of knowledge , and 17.3% have a low knowledge level. This study indicates the importance of knowledge in caring patient hallucination for the family.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43301
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>