Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rina Puspita Sari
"Ibu bekerja mempunyai peran pekerja dan ibu rumah tangga termasuk perawatan anak. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran tentang arti dan makna pengalaman ibu bekerja dalam merawat anak usia remaja. Menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan berjumlah delapan orang yang ditetapkan dengan metode purposive. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam. Analisis data menggunakan metode Collaizzi's.
Hasil penelitian mengidentifikasi enam tema yaitu motivasi ibu bekerja, manajemen waktu ibu bekerja, kecemasan ibu bekerja terhadap perkembangan anak remaja, pengetahuan ibu mengenai perubahan-perubahan pada remaja, strategi ibu bekerja dalam merawat anak usia remaja, sumber dan bentuk dukungan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk memberikan intervensi keperawatan khususnya bagi perawat kesehatan kerja.

Working mother has a role as a worker and a mother including caring for children. This study aimed to gain an overview of the meaning and significance of the experience of working mothers to take care adolescence. This study used qualitative research methods with a phenomenological approach. A purposive sample of eight participants were involved in the study. Data were collected through in depth interviews. Data analysis used the Collaizzi's method.
The results of the study identified six themes: working mothers motivation, time management working mothers, the anciety of working mothers of the development of adolescence, mother's knowledge about the changes in adolescence, working mother's strategies in caring for adolescence, and the forms and sources of support for working mothers. This result can be used by occupational health nursing to provide nursing intervention.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42401
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emilia Sekti Ariyanti
"Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengalaman konflik peran yang dialami oleh pekerja yang baru pertama kali menjadi ibu. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara mengunakan pedoman umum. Subjek penelitian adalah ibu bekerja yang baru pertama kali memiliki anak, dengan usia anak tidak lebih dari dua tahun. Konflik peran adalah suatu bentuk interrole conflict, saat tuntutan peran dalam pekerjaan dan keluarga berbenturan sehingga pemenuhan satu peran mempersulit pemenuhan peran lainnya. Untuk memastikan seseorang berfungsi baik dalam semua perannya, masalah ini harus diatasi. Dari banyaknya cara mengatasi konflik peran, penelitian akan mengamati dengan menggunakan metode yang ditawarkan Shelton(1996), yaitu memanipulasi peran untuk mengurangi tingkat konflik, dilanjutkan dengan manajemen emosi dan pikiran. Hasil penelitian menunjukkan strategi pembagian peran dan pengurangan peran dimanfaatkan untuk mengurangi tuntutan peran sehingga mengurangi konflik peran. Pemilihan strategi disesuaikan bukan hanya dengan tuntutan dan ketersediaan dukungan. Penelitian ini menunjukkan, bahwa sikap ibu terhadap tuntutan peran-perannya dan reaksi pribadi ibu terhadap penggunaan sumber daya yang mendukung juga berpengaruh penting pada keberhasilannya mengatasi konflik peran.

Aim of the study is to understand role conflict on working mother with their first child. The research use qualitative method. Data collected by means of interview. Subjects are young adult working mother, who has first child under two years old. This conflict is a form of interrole conflict in which the demands of work and family roles are incompatible in some respect so that participation of one role is more difficult because of participation in the other role. To ensure a wellfunctioning of all roles, the conflict must be solved. This study is using Shelton (1996) proposed method, by manipulating roles to reduce the level of conflict, and continued by managing thoughts and emotions. Research resulted that role sharing and role reduction strategy were used to lower conflict level. In order to choose the most suitable strategy, consideration should be taken not only on demand of each role and availability of support. Mother`s attitude on her roles` demand and her personal reaction in using available support also play an important role to enable her manage the conflict successfully."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
303.6 EMI g
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Yuhana
"Perhatian terhadap peranan wanita dalam pembangunan meningkat sejak permulaan tahun 70-an, dan memuncak pada tahun 1975 dengan diproklamirkannya Tahun Wanita Sedunia oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pada pertengahan tahun tersebut diadakan pula Konferensi Wanita Sedunia di Mexico City. Indonesia sejak dasawarsa tersebut, memperlihatkan berbagai program kegiatan, seminar, lokakarya, penelitian oleh, dari dan untuk wanita. Maksudnya ialah untuk lebih mengenal keadaan wanita dalam masyarakat yang mengalami perubahan pesat, menganalisis apa yang terjadi, serta menemukan cara menanggulangi hal-hal yang perlu diperbaiki atau dihilangkan. Munculnya perhatian ini berarti pengakuan bahwa kaum wanita merupakan sumber manusiawi, seperti tercantum dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), sama dengan kaum pria (Mely G. Tan, 1984 : v).
Menyadari pentingnya meningkatkan potensi wanita, berbagai studi telah dilakukan untuk menyoroti masalah "wanita dan kerja". Data Studi Makro dan data Studi Mikro menunjukkan dengan "nyata" peranan wanita di pedesaan dalam pekerjaan nafkah di berbagai sektor, pertanian dan non pertanian. Dari data Sensus Penduduk 1980 (Biro Pusat Statistik) nampak bahwa dari 16.9 juta pekerja wanita (dibanding dengan 34.6 juta pekerja pria), sebanyak 9.1 juta (53.8 %) tenaga kerja wanita terlibat di bidang pertanian.
Sekitar 7.8 juta (46.2 %) tenaga kerja wanita terlibat di sektor non pertanian, mencakup bidang dagang, jasa, transportasi dan industri "manufacturing". Data hasil Studi Mikro menunjukkan tenaga kerja wanita sebagian besar berada di bidang industri rumahtangga (seperti industri makanan jadi) dan bidang dagang (makanan jadi, minuman dan rokok). Bidang-bidang usaha ini kini dikenal dengan sektor informal.
Faktor sosial budaya merupakan faktor penting yang mempengaruhi peranan wanita dalam pekerjaan nafkah. Sistem kekerabatan yang berbeda (patrilineal, matrilineal atau bilineal) yang mengenal pola adat menetap (setelah kawin) yang berbeda-beda mempunyai implikasi yang berbeda-beda pula terhadap peranan wanita dalam pekerjaan nafkah.
Sistem kekerabatan patrilineal pada masyarakat Batak menunjukkan kuatnya status sosial laki-laki dalam keluarga dan kerabatnya sejak proses sosialisasi anak sebagai penerus keturunan dan pembawa nama keluarga. Kuatnya peran serta wanita dalam pekerjaan nafkah, khususnya di bidang pertanian memberikan posisi yang kuat pada wanita Batak dalam mengatur perekonomian rumahtangga, hal mana memberikan motivasi yang kuat pada pendidikan anak (Asmi Hutajulu, 1987).
Sistem kekerabatan yang sama (patrilineal) pada masyarakat Bali, dan pengaruh yang besar dari agama Hindu yang mengenal sistem kasta mengembangkan adat istiadat yang khas pula bagi wanita Bali. Dalam mengatasi tuntutan untuk bekerja keras pada wanita Bali dan tak jarang pula disertai dengan imbalan kerja nafkah yang lebih kecil dan penilaian terhadap statusnya yang rendah, ternyata kebiasaan falsafah dan religi menyatakan semua pekerjaan itu adalah "dharma" dan baik, telah membenarkan peran serta wanita Bali dalam pekerjaan nafkah yang dianggap tidak pantas pada wanita Jawa. Hal ini telah membantu jangkauan yang lebih besar terhadap peluang bekerja yang meningkat karena berkembangnya pariwisata di Bali (I Gusti A.A. Ariani, 1986).
Sistem kekerabatan bilineal pada masyarakat Minahasa ternyata menempatkan wanita pada status sosial yang senilai dengan pria, lebih-lebih jika disertai dengan sumberdaya pribadi berupa pendidikan formal yang tinggi pada wanita. Peran serta wanita dalam adat Mapalus di bidang pertanian yang mencerminkan tipe pekerjaan nafkah berburuh tani karena mendapat upah ternyata tidak menempatkan pekerjaan tersebut pada jenjang yang paling rendah seperti pada masyarakat pedesaan di Jawa (A. E. Wahongan Kosakoy, 1987).
Menurut Standing (1981), agak sukar untuk mengungkapkan adanya pola umum tingkat partisipasi wanita dalam angkatan kerja wanita karena hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Disamping faktor-faktor sosial, ekonomi, dan budaya, partisipasi wanita dalam angkatan kerja juga berhubungan erat dengan siklus kehidupan perkawinan, umur pada kehamilan pertama dan jumlah anak yang dilahirkan (G. Standing, 1985: 395)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rejeki
"Menyusui merupakan salah satu tugas perkembangan perempuan setelah melahirkan. Namun karena berbagai kondisi tidak semua perempuan dapat melewati tugas tersebut dengan baik, salah satu kondisi tersebut adalah karena ibu bekerja. Banyak permasalahan menyusui ditemukan pada ibu bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pengalaman menyusui pada ibu bekerja. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Jumlah partisipan enam Orang ibu menyusui yang berada di wilayah Kendal. Pada hasil wawancara pada partisipan didapatkan informasi tentang berbagai perasaan, persepsi, pemahaman dan pengetahuan ibu tentang menyusui, motivasi menyusui, bagaimana praktik menyusui secara eksklusif, hambatan-hambatan yang ditemukan dan dukungan yang diharapkan dari tempat di mana ibu bekerja. Dengan informasi ini dapat dijadikan acuan bagi perawat di dalam memberikan konseling menyusui bagi ibu bekerja mulai dari ante natal, dan post natal. Bagi pemerintah dapat digunakan sebagai bahan evaluasi program keberhasiian menyusui, dan bagi tempat perempuan bekerja dapat sebagai pertimbangan memberikan dukungan dan fasilitas menyusui bagi perempuan bekerja yang menyusui."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
T18683
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Ingranurindani
"Sebagai seseorang yang mengemban berbagai peran, ibu bekerja dihadapkan dengan berbagai tekanan yang dapat menimbulkan emosi-emosi negatif. Emosi-emosi yang negatif dapat berakibat buruk bagi kesejahteraan fisik maupun psikologis, jika tidak diregulasi dengan baik. Ibu bekerja yang dapat meregulasi dengan baik emosiemosi negatifnya akan lebih menikmati peran-perannya. Hardiness merupakan karakteristik kepribadian yang memampukan individu untuk tetap sejahtera secara fisik dan psikologis dalam situasi penuh tekanan, dan salah satu alasannya adalah karena individu yang hardy lebih mampu meregulasi dengan baik emosi-emosi negatif yang dialaminya, dibandingkan dengan individu yang kurang hardy.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara sembilan strategi regulasi emosi secara kognitif dengan hardiness pada ibu bekerja. Sampel dalam penelitian ini adalah 72 ibu bekerja usia dewasa muda yang bekerja di DKI Jakarta. Hasil penelitian dengan menggunakan teknik korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara hardiness dengan strategi positive reappraisal (r = .246, los = .05), dan hubungan yang signifikan dan negatif antara hardiness dengan strategi catastrophizing (r = -.252, los = .05), pada ibu bekerja. idak ditemukan korelasi yang signifikan antara hardiness dengan ketujuh strategi regulasi emosi secara kognitif lainnya (self blame, acceptance, rumination, positive refocusing, refocus on planning, putting into perspective, blaming others).

Working mothers were faced with various stress conditions because of their multiple roles. These stressful conditions can evoke negative emotions which need to be regulated, so that it won't negatively impact their psychological and physiological well-being. Those who can effectively regulate their negative emotions will have a bigger chance to enjoy their multiple roles. Hardiness is a personality variable that makes a person to stay physiologically and psychologically healthy in stressful conditions. One of the reasons is because hardy people regulate their negative emotions more effectively than non-hardy people.
The purpose of this research is to see if there?s any significant correlation between nine cognitive emotion regulation strategies with hardiness among working mothers. The sample in this study was 72 young adults working mothers in Jakarta. The Spearman correlation showed that there?s a significant and positive correlation between positive reappraisal and hardiness (r = .246, los = .05), and also a significant and negative correlation between catastrophizing and hardiness (r = -.252, los = .05), among working mothers.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatuz Zulfia
"Jumlah anak berkebutuhan khusus di dunia dan Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Ibu sebagai pengasuh utama anak berkebutuhan khusus mengalami tantangan dalam menjalankan peran pengasuhannya, terlebih pada ibu bekerja memiliki tanggung jawab lain di luar rumah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman ibu bekerja dalam merawat anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan data melalui waancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara semi terstruktur. Jumlah partisipan yang didapat hingga mencapai saturasi data adalah 11 orang yang menghasilkan 7 tema sebagai berikut: 1) merasa tidak maksimal dalam menjalankan peran, 2) melakukan manajemen diri untuk menyeimbangkan peran, 3) motivasi untuk bekerja, 4) kebutuhan untuk menjalankan peran pengasuhan, 5) memiliki sumber dukungan dalam menjalankan peran pengasuhan, 6) merasakan aspek positif dari merawat ABK, dan 7) memiliki harapan ibu untuk anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini dapat mengidentifikasi sumber dukungan, kebutuhan, manajemen diri ibu, aspek positif, dan harapan yang dimiliki ibu. Ibu yang bekerja masih dapat tetap menjalankan peran pengasuhannya pada anak berkebutuhan khusus dengan terpenuhinya sumber dukungan, kebutuhan, dan manajemen diri ibu yang positif. 

The number of children with special needs in the world and Indonesia shows an increase from year to year. Mothers as primary caregivers for children with special needs experience challenges in carrying out their caregiving role, especially in working mothers who have other responsibilities outside the home. The purpose of this study is to explore the experience of working mothers in caring for children with special needs. This study uses a qualitative descriptive method by collecting data through in-depth interviews using semi-structured interview guidelines. The number of participants obtained until reaching saturation of data is 11 people who produce 7 themes as follows: 1) feel not optimal in carrying out the role, 2) self-management to balance the role, 3) motivation to work, 4) the need to carry out the role of caregiving, 5) have a source of support in carrying out the care role, 6) feel the positive aspects of caring for ABK, and 7) have a mother's expectation for children with special needs. This research can identify the source of support, needs, self-management of mothers, positive aspects, and expectations of mothers. Working mothers can still carry out their caregiving role in children with special needs with the fulfillment of a positive source of support, needs, and self-management of mothers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Pangastuti Marhaeni
"Pada dasa warsa ini banyak fenomena sosial yang terjadi dilingkungan masyarakat kita. Salah satu diantaranya adalah dengan semakin terbukanya kesempatan mencari pekerjaan bagi wanita, yang mengakibatkan berubahnya pola berpikir dan pola hidup mereka.
Perubahan sikap wanita ini secara tidak langsung menimbulkan masalah-masalah dalam keluarga khususnya yang berkaitan dengan pendidikan anak. Disinyalir waktu yang tersedia untuk berkumpul dengan keluarga dirumah bagi wanita bekerja cenderung akan berkurang, sehingga komunikasi dengan anak dengan sendirinya akan berkurang pula.
Kondisi semacam ini akan berbeda dengan yang dialami wanita yang tidak bekerja, mereka mempunyai lebih banyak kesempatan untuk berkumpul bersama anak-anaknya. Namun demikian pada kenyataannya wanita yang tidak bekerja justru banyak mempunyai kegiatan-kegiatan diluar rumah sehingga komunikasi dengan anak berkurang pula.
Penelitian ini akan mengungkapkan apakah pola komunikasi suami istri antara keluarga ibu bekerja dan tidak bekerja berpengaruh terhadap prestasi belajar. Kemudian juga untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pole komunikasi suami istri pads keluarga ibu bekerja dan tidak bekerja.
Karena dalam penelitian ini yang diukur adalah persepsi anak maka sebagai sampel diambil anak-anak SD kiss VI di daerah Ciputat Kab.Tangerang, Jawa-Barat sebanyak 150 siswa, dengan komposisi 75 anak dari ibu bekerja dan 75 anak dari ibu tidak bekerja. Sedangkan teknik pengukurannya dilakukan dengan cara Stratified Random Sampling. Sedangkan pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
Melalui analisa statistik diketahui bahwa pola komunikasi suami istri tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. Kemudian juga tidak ada perbedaan pola komunikasi suami istri antara keluarga ibu bekerja maupun tidak bekerja."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Wicitra
"ASI merupakan makanan terpenting bagi bayi. Persentase ibu yang menyusui mengalami penurunan meskipun sudah diketahui bahwa ASI banyak manfaatnya. Penelitian sebelumnya telah meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi lama pemberian ASI pada ibu bekerja, namun hasil penelitian tersebut dirasa belum konklusif. Ibu bekerja sebagai salah satu golongan ibu yang memberikan ASI mempunyai masalah tersendiri yang mempengaruhi lama pemberian ASI. Penelitian ini bertujuan mengetahui proporsi ibu bekerja sebagai pegawai swasta yang berhubungan dengan lama pemberian ASI serta faktor-faktor yang berhubungan.
Penelitian ini menggunakan metode potong lintang dengan wawancara melalui pengisian kuesioner. Subyek yang diteliliti adalah ibu-ibu yang bekerja sebagai pegawai negeri swasta di beberapa perusahaan swasta di Jakarta dalam jangka waktu Mei 2009 hingga Juni 2009. Penelitian ini melibatkan delapan puluh delapan subyek yang memenuhi kriteria penelitian. Lalu dilakukan uji statistik Chi-Square yang menunjukan adanya hubungan antara variabel lama pemberian ASI dengan variabel dukungan suami (p=0,001). Serta dilakukan uji statistik Kolmogorov-Smirnov yang menunjukan adanya hubungan antara lama pemberian ASI dengan faktor pengetahuan ibu mengenai ASI (p=0,005).
Disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara faktor dukungan suami dan faktor pengetahuan ibu mengenai ASI dengan lama pemberian ASI pada ibu pegawai swasta di beberapa perusahaan di Jakarta.

Breastmilk is the best food for babies. Although the advatages of breastmilk are well known, the percentage of breastfeeding mother keep on declining. Prior research had assess factors that could affect breastfeeding period in working mother, but that research was not adequate. The purpose of this research is to know the association between husband support and mother's knowledge about breastfeeding with the length of breastfeeding periode.
The method used in this research is cross-sectional with interview through questionnaire. The samples taken was private employee working mother in some companies in Jakarta from May to June 2009. This research involving 88 subjects that meet the criteria. Researcher test those samples using chi square statistical test to asses the association between breastfeeding periode with husband supports (p=0,001). Researcher using Kolmogorov-Smirnov test that show there is an association between breastfeeding period with mothers knowledge (p=0,005).
Researcher concludes that there is an association between husband support and mother's knowledge about breastfeeding with the length of breastfeeding periode in civil servant mothers in some companies in jakarta.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alia Mufida
"Penelitian ini melihat hubungan antara work-family conflict (WFC) dengan psychological well-being (PWB) ibu yang bekerja. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 90 orang Ibu bekerja dari berbagai instansi swasta maupun pemerintahan. Terdapat tiga dimensi dari WFC menurut Greenhaus dan Beutell yang peneliti gunakan, yaitu, time-based conflict, strain-based conflict dan behavior-based conflict. Masing-masing dimensi memiliki dua arah yaitu work interference with family (WIF) dan family interference with work (FIW). Sedangkan variabel PWB memiliki enam dimensi yang diungkapkan oleh Carol D. Ryff yaitu, Penerimaan diri, Hubungan positif dengan orang lain, Otonomi, Penguasaan Lingkungan, Tujuan Hidup, dan Pertumbuhan diri.
Hasil penghitungan korelasi dengan metode Spearman-Brown antara WFC dan PWB didapatkan hasil sebesar .525 yang merupakan hasil yang signifikan pada l.o.s 0.01. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara WFC dengan PWB Ibu bekerja. Koefisien korelasi juga dihitung antara masing-masing dimensi dari WFC dan PWB. Terdapat nilai korelasi yang signifikan antara : dimensi Time (WIF) dengan dimensi penguasaan lingkungan, tujuan dalam hidup dan penerimaan diri; time (FIW) dengan dimensi penguasaan lingkungan, pertumbuhan diri, dan penerimaan diri; dimensi strain (WIF) dengan dimensi penguasaan lingkungan, hubungan positif dengan orang lain dan penerimaan diri; dimensi strain (FIW) dengan seluruh dimensi dari PWB; dimensi behavior (WIF & FIW) dengan seluruh dimensi dari PWB kecuali dimensi otonomi.

This study correlates work-family conflict (WFC) and psychological wellbeing (PWB) on working mother. The respondents in this study are 90 working mothers of some private companies and government companies. There are three types of WFC that are used in this study, according to Greenhaus & Beutell, they are: time-based conflict, strain-based conflict and behavior-based conflict. Every type of WFC is bidirectional. The directions are work interference with family (WIF) and family interference with work (FIW). PWB has six dimensions that are proposed by Carol D. Ryff which are Self-Acceptance, Positive Relations to Other, Autonomy, Environmental Mastery, Purpose in Life, and Personal Growth. The correlation between WFC and PWB that was calculated with Spearman-Brown formula is .525 and it is significant at the 0.01level.
This result indicates that there is a significant relationship between WFC and PWB. Correlation coefficient was also calculated between each dimensions of each variables (WFC & PWB). There are several significant correlations, which are: between time (WIF) and Environmental Mastery, Purpose in Life and self-acceptance; between time (FIW) and Environmental Mastery, Personal Growth and self-acceptance; between strain (WIF) and Environmental Mastery, Positive Relations to Other and self-acceptance; between strain (FIW) and all six dimensions of PWB; between behavior (WIF & FIW) and all dimensions of PWB except autonomy.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
303.6 MUF h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Carrenina Prilly Juaninda
"COVID-19 merupakan fenomena yang menjadi tantangan bagi ibu bekerja karena harus mengalami berbagai perubahan di berbagai aspek seperti pekerjaan dan merawat anak. Perubahan tersebut mengharuskan ibu dan anak terus beradaptasi sehingga rentan menimbulkan stres pengasuhan. Beberapa penelitian membuktikan mindful parenting mampu mengurangi stres pengasuhan pada orang tua. Maka, penelitian ini ingin melihat kontribusi mindful parenting terhadap stres pengasuhan pada partisipan khusus yaitu ibu bekerja yang memiliki anak kelas 1 sampai 3 Sekolah Dasar (SD). Partisipan (n=343, Musia = 35.88) diuji menggunakan Interpersonal Mindfulness in Parenting Scale (IM-P) dan Parental Stress Scale (PSS). Uji analisis regresi linear menunjukkan 24.5% proporsi varians stres pengasuhan dapat dijelaskan oleh mindful parenting. Korelasi negatif menunjukkan peningkatan mindful parenting membuat stres pengasuhan menurun pada ibu bekerja yang memiliki anak kelas 1 sampai 3 SD. Dengan demikian, harapannya penelitian ini mampu memberikan sumbangsih jangka panjang di bidang penelitian dan menumbuhkan kesadaran pentingan menerapkan praktik pengasuhan yang positif.

COVID-19 is a phenomenon that becomes obstacle for working mothers because they undergo several changes in couple aspects such as work and rearing children. Those changes require mother and children to continuously adapt until they get parenting stress. Some studies proved that mindful parenting could reduce parenting stress toward parents. Therefore, this research is intended to see the contribution of mindful parenting to parenting stress in working mothers who have 1 to 3 primary grade children. The participants (n=343, Mage = 35.88) are tested by using the Interpersonal Mindfulness in Parenting Scale and Parental Stress Scale. Simple linear regression show that 24.5% variance proportion of parenting stress can be described by mindful parenting. Negative correlation implies that increasing of mindful parenting make parenting stress decrease in working mothers who have 1 to 3 primary grade children. Therefore, we hope this research can provide long-term contribution in research field and to burgeon awareness of the important applying positive parenting practice."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>