Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tabrani Rab
Bandung: Alumni, 1997
362.18 RAB a I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Darmawan Setiabudhi Dahlan
Abstrak :
Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Cianjur memberikan kontribusi yang besar dalam citra RSUD dan mempunyai fungsi sosial yang utama untuk melayani kebutuhan masyarakat kabupaten Cianjur. Sejalan dengan misi dan visi RSUD, UGD ini akan dikembangkan menjadi suatu Pusat Penanganan Rudapaksa. Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan strategik agar UGD RSUD Cianjur dapat memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan peluang yang ada, serta meminimalkan kelemahan dan mengatasi ancaman eksternal, sehingga tujuan pengembangan tersebut dapat tercapai. Untuk dapat menyusun perencanaan strategik UGD RSUD Cianjur, dilakukan penelitian analisa kualitatif dan kuantitatif, dengan bantuan peramalan yang menggunakan model Time Series Forecasting dari program QSB+. Penyusunan strategi ini melalui tahap awal masukan (input stage) yang terdiri dari analisa Iingkungan eksternal dan internal UGD RSUD Cianjur yang dilakukan dengan tehnik Consensus Decision Making ( CDM ) antara Direktur, Kepala UGD dan Kepala perawat. Kemudian dilanjutkan dengan tahap analisis ( matching stage) dengan internal - Eksternal dan TOWS Matrix. Setelah itu diteruskan dengan tahap pengambilan keputusan ( decision stage) dngan menggunakan matriks perencanaan strategi kuantitatif ( QSPM). Dari hasil penelitian, pemilihan alternatif strategi berdasarkan IE Matrix memperlihatkan posisi UGD pada kuadran 5 yang berarti growth and stabilisasi. Sedangkan pada TOWS matrix menghasilkan posisi UGD pada kuadran future. Berdasarkan kedua posisi tersebut, strategi yang dianjurkan adalah market develoment, market penetration dan product develoment. Penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi ekspansi adalah strategi yang terpilih untuk melaksanakan dan merealisasikan visi UGD RSUD Cianjur. Sedangkan saran yang diajukan agar perencaan ini dapat direalisasikan, adalah diperlukannya pemantauan agar pelaksanaan perencanaan ini dapat tercapai. ......The Emergency Unit of Cianjur District Hospital (UGD RSUD Cianjur) has been contributing a great deal of the Hospital services image and has also the social function in fulfilling the Cianjur peopIe's need. In accordance to the Hospital vision, this unit needs to developed into a Trauma Centre. ln achieving this goal, a strategic planning is necessary so that this unit can use its strength and opportunities, to minimise its weakness and overcome external threats ,in order to achieve the planned development. In order also to make a strategic plan for the UGD, a study with qualitative and quantitative analyses is done, aided by the use of the Time Series Forecasting of the QSB+ model. The compilation of strategy is set through an initial input stage which consist the external and internal environmental analyses ofthe UGD RSUD Cianjur using the Consensus Decision Making ( CDM ) among The Director, The Emergency Chief and the Nurses Chief. Then an analytical (matching) step using the lnternal-External and TOWS matrices, followed by the decision stage with the quantitative strategic planning matrix ( QSPM ). This study shows that the strategy selection based on the IE Matrix indicates that the position of the unit is in 5th quadrant denoting growth and stabilisation. As of the result from the TOWS matrix indicates the position in the future quadrant. Considering all the position, the recommended strategy is market development, market penetration and product development. Finally this study concludes the expansion strategy as the strategy choice to enact the vision and the aim. It is advised that in order to realise the strategy, a monitoring is needed.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Juana
Abstrak :
Rumah sakit merupakan organisasi yang padat modal, padat karya, padat sumber daya dan sarat akan resiko-resiko. Bagi rumah sakit yang tidak mempersiapkan diri untuk mencegah kejadian-kejadian yang berpotensi teJjadinya resiko medis akan mengalami tuntutan hukum dan mengalami kerugian-kerugian secara finasial. Pengelolaan dan antisipasi resiko medis harus ditunjang oleh pengetahuan, sikap dan hubungan sosial tenaga kesehatan mengenai kesalahan medis untuk menghlndari dampak yang mcrugikan pasien tenaga kesehatan dan rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan hubungan sosial tenaga kesehatan terhadap kesalahan medis serta mengetahui keadaan sarana dan prasarana di unit gawat darurat. Penelitian dilakukan di rumah sakit Bhakti Husada dengan 10 informan yang terdiri dari para Kepala Ruang unit gawat darurat, Ketua Tim Perawat unit gawat darurat, dokter pelaksana dan perawat pelaksana. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan metode kuantitatif yang kemudian dilakukan wawancara mendalam, telaah dokumen dan pengisian kuesioner. Analisis data dilakukan dengan membandingkan basil penelitian dengan teori-teori kepustakaan(Content analysis). Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar informan untuk pengetahuan mengenai defenisi, macam tipe dan proses serta sumber-sumber kesalahan medis medis secara umum pengetahuan tenaga kesehatan telah satu pendapat atau satu persepsi terhadap kesalahan medis. Untuk sikap informan mengenai dampak dan upaya-upaya pencegahan kesalahan medis mempunyai respon yang positip dengan mendukung program keselamatan pasien yang telah dilakukan rumah sakit Bhakti Husada. Hubungan sosial tenaga kesehatan secara umum mereka sudah terbentuk dalam hal komunikasi antar tenaga kesehatan sudah terjalin baik dan berkelanjutan dengan adanya forum diskusi sebagai upaya membentuk kebersarnaan dan satu pendapat dalam melakukan tindakan medis dan menunjukkan adanya hubungan yang timbal balik dengan saling memberi dan mengawasi dalam setiap melaksanakan tugasnya. Dari hasil penelitian ini disaraukan untuk manajemen rumah sakit lebih memperhatikan unit gawat darurat dalam memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan dalam dalam hal fasilitas dan peralatan medis, meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan dengan memberikan pelatihan-pelatihan keselamatan pasien secara periodik. Peran kepala ruang unit gawat darurat diharapkan lebih meningkatkan pengawasan pelaksanaan (Standard operating procedure) SOP sebagai upaya mengetahui hal-hal apa saja yang selama ini dilakukannya yang dapat berpotensi menimbulkan kesalahan medis. ......Hospital is an organization with full of complexity of things and high risk. For several hospitals with un-preparation them selves to avoiding some incidents which has potential high risks probably will get law problem and also will get financial losses. Managerial and anticipating of medical risks, must be completed with good attitude, good knowledge, and good social relationship of medical employees to avoiding incident or action which dangerous for patient, medical employees and also for the hospital it self. This research is aimed to understand the knowledge, attitude and social relationship of medical employees. Research done in the hospital Bhakti Husada involving 10 (ten) information sources consist from head of emergency room, team leader of nurse, doctors and nurse implementer. Research method used are both qualitative and quantitative method and later make in-depth interview, filling in questioners and document analysis. Data analysis was performed using comparing results of research to literature theory (Content analysis). It was found of the research that the knowledge of the information about definition, type of medical error and source of medical error were good general. Attitude from information about impact of medical error and prevention of medical error has positive response with supporting patient safety program which has done by the hospital Bhakti Husada. While social relationship of medical employees in general already has good communication and good team work. From this research, it is advisable for the hospital management more pay attention to emergency room to get standard from health of department about facilities and medical equipment, arrange routine schedule training about patient safety and emergency program. Head of emergency room always supervise the implementation of standard operating procedure to avoid and prevent of medical action which can be occurred as medical error.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T29174
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Emirianti
Abstrak :
Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada memiliki lokasi yang cukup strategis yaitu dipersimpangan perbatasan Jakarta, Bogor, Tangerang dan Depok dengan jumlah kunjungan pasien unit gawat darurat dan poli umum dari tahun ke tahun meningkat. Untuk mengetahui kualitas pelayanan unit gawat darurat maka perIu dilakukan survei analis mutu pelayanan kesehatan unit gawat darurat rumah sakit. Hal ini disebabkan karena masih bergabungnya unit gawat darurat dan poli umum. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei dan penelitian kuantitatif. Metode survei bertujuan untuk mengetahui faktor internal (kuantitas SDM, kompetensi SDM. kelengkapan sarana dan prasarana, keterSediaan sarana dan prasarana, kematian di UGD, rata-rata pasien UGD perhari, rata-rata pasien UGD yang dirujuk keluar perhari) yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan UGD RS Bhineka Bakti Husada. Sedangkan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor eksternal (jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan) dengan mutu pelayanan kesehatan UGD Rumah Sakit Bakti Husada. Data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari kuesioner yang telah diisi oleh pasien unit gawat darurat dan wawancara mendalam kepada informan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tangerang. Data primer berupa kuesioner berasal dari 150 pasien unit gawat darurat, dan di analisa menggunakan univariat, bivariat, dan diagram kartesius. Untuk analisis bivariat digunakan uji chi square parametrik. Dilakukan pada bulan April dan Mei 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Jumlah SDM yang tersedia di UGD R8 BBH sudah memenuhi standar, kompetensi SDM yang tersedia di UGD RS BBH sudah memiliki sertifikat UGD (ACLS, EKG dan PPGD). Ketersediaan sarana dan prasarana masih belum memadai dimana unit radiologi belum beroperasi selama 24 jam, kapasitas tempat tidur rnasih belum memenuhi standar nasional yaitu 12 tempat tidur, jumlah kunjungan pasien UGD mengalami peningkatan selama 4 tahun terakhir. Jumlah pasien UGD yang dirujuk ke tempat lain mengalami peningkatan khususnya pada bulan Desember 2007, angka kematian pasien di UGD tergolong tinggi, ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kepuasan pasien, tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin kepuasan pasien tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan kepuasan pasien. Variabel yang menurut pasien paling memberikan rasa puas dalam pelayanan yaitu dimensi kehandalan (penguasaan keterampilan dokter pada tugasnya) pasien menyatakan puas sebesar 97.3 %, kurang puas sebesar 2,7%, dirnensi ketanggapan (kernampuan dokter daIam berkomunikasi dengan pasien) yang menyatakan puas sebesar 90,0 %, kurang puas 10,0 %, dimensi kehandalan (kesediaan dokter ketika dibutuhkan) yang menyatakan puas sebesar 86,7 %, kurang puas sebesar 13,3 %, dimensi jaminan (perhatian dan keramahan dokter kepada pasien) yang menyatakan puas 84,7%, kurang puas 15,3 %, dimensi empati (kemampuan petugas UGD dalam mengatasi masalah tanpa membedakan pasien) yang menyatakan puas 78,7 %, kurang puas 21,3 %. Pada diagram kartesius yang termasuk di dalam kuadran 1 artinya variabel yang memiliki performance di bawah rata-rata tetapi tingkat kepentingannya cukup tinggi. Variabel yang masuk dalam kuadran 1 yaitu kemampuan petugas melayani pasien, kecepatan petugas dalam menangani pasien, pendaftaran dilaksanakan dengnn cepat, perhatian dan keramahan dokter kepada pasien. Disarankan kepada rumah sakit terutama manajemen untuk memperbaiki faktor-faktor yang berada pada kuadran 1. Selain itu mutu pelayanan unit gawat darurat RS Bhineka Bakti Husada perlu diperbaiki dengan cara melihat berbagai aspek, seperti ketersediaan sarana dan prasarana antara lain seperti pemisahan UGD dengan poli umum. unit radiologi agar beroperasi selama 24 jam, penambahan kapasitas tempat tidur minima! menjadi yaitu 12 tempat tidur sehingga rnemenuhi standar nasional. ......Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada is a hospital which has strategic location enough that is around Jakarta, Bogor, Tangerang and Depok which has significant of member patient of emergency department and general poly each year. In order to determine the quality of service of this hospital, survey of health service quality of emergency department needs to be applied to this hospital. It is because still united between emergency department and general poly The research divided into two group, there are survey method and quantitative research. The aim of survey method is to known internal factor (human resOurces quantity, human resources competence, completion tool and infrastructure, availability of tool and infrastructure, death at emergency department, amount average emergency department patient each day,amount average patient emergency department that referred out each day) which has influenced health service quality of emergency department of Bhineka Bakti Husada Hospital. While the aim of quantitative research is to known relationship between external factor (sex, education, job) with health service quality of emergency department of Bhineka Bakti Husada Hospital. The research used two kinds Qf data, there are primary data and secondary data. Primary data which collected from kuesioner that loaded by emergency department patient and interview deepens to informant. While secondary data is collected from Bhineka Bakti Husada Hospital in Tangerang. Primary data was collected from kuesioner that comes from 150 patients of emergency departmen4 and has been analised using univariat, bivariat and cartesius diagram. Bivariat analysis has used test chi square parametrik. This research was conducted in April - May 2008. The result shows that: human resources quantity that available at emergency department of Bhineka Bakti Husada Hospital is fulfil standard, human resources competence that available at emergency department of Bhineka Bakti Husada Hospital has certificate emergency department (ACLS, EKG and PPGD), completion tool and infrastructure stills not yet. give good service which the radiology unit does not operate during 24 clocks, bed capacity does not fulfil standard national that is 12 bed, totals of patient visit in emergency department have been enhanced during 4 the last year, totals patient of emergency department that referred to other place have been enhanced especially in december 2007, the rate of patient mortality at emergency department is stiil high. Relationship between education with patient satisfaction is significant. Relationship between sex of patient with patient satisfaction, relationship between job with patient satisfaction are no significant. Based on patient, we can conclude the variables which give satisfaction in service are: reliability dimension satisfaction (doctor know-how mastery in the task) patient declare satisfied as big as 97,3 %) less satisfied as big as 2,7%, dimension responsiveness (the ability of doctor in communicate with respondent) that declare satisfied as big as 90,0 %, less satisfied 10,0 %, reliability dimension (doctor always already when needed) that declare satisfied as big as 86,7 %, less satisfied as big as 13,3 %, guarantee dimension (attention and affability of doctor to respondent) that declare satisfied 84,7%, less satisfied 15,3 %. empathy dimension (operator emergency unit ability in overcome problem without distinguish patient) that declare satisfied 78,7 %, less satisfied 21,3 %. The cartesius diagram that belong in first quadrant mean variable with under average but have high importance level. Variables that enter in first quadrant are the ability operator in serves patient, operator speed in handle patient, enrollment is carried out swiftly, attention and affability of doctor to patient. Regarding t0 the result the Bhineka Bakti Husada Hospital management shall improve all factors tbat stay in first quadrant. Besides of that, service quality of emergency department of Bhineka Bakti Husada Hospital necessary repaired by see various aspect, like tool availability and infrastructure among others like separation between emergency department with general poly, radiology unit can operate during 24 clocks, increase bed capacity to become 12 beds so that fulfil standard nationa1.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21183
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Kurniasih Rahmawati
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai (adverse event) yang terjadi di Unit Gawat Darurat RS Bhinaka Bakti Husada bnlan Oktober-November 2009. Bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor kontribusi yang mempengaruhi kejadian tidak diharapkan tersebut yang bennanfaat bagi rumah saki! untuk mengelola manajemen risiko dengan memberikan pelayanan yang aman dan mengutamakan keselamatan pasien. Upaya maminimalkan resiko akan melindungi rumah sakit dari tuntutan yang meningkat terhadap rumah sakit akhir­ akhir ini Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desaln deskriptif analitik. Kesirnpulan penelitian memberikan gambaran factor kuntribusi langsung maupun tidak langsung yang mempengaruhi kejadian tidak diharapktm Saran untuk rumah sakit untuk meningkatkan upaya pengelolaan manajemen resiko melalui peningkatan kualitas pelayanan dan peran serta staf.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T21067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Sukma Sajati
Abstrak :
Nyeri adalah suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual, potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian saat terjadi kerusakan. Manajemen nyeri merupakan suatu komponen penting dari perawatan pasien, terutama dalam keadaan darurat dimana rasa sakit dapat menghambat kesempatan untuk mengobati dan mengelola kondisi yang menyebabkan rasa sakit. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk membentuk pedoman manajemen nyeri di Instalasi Gawat Darurat (IGD) sehingga dapat digunakan secara efektif dan cepat guna mengurangi rasa nyeri yang dirasakan, meningkatkan fungsi bagian tubuh yang sakit dan meningkatkan kualitas hidup. Dalam studi ini, Rumah Sakit Universitas Indonesia menjadi subjek evaluasi. Penelitian ini dilakukan dengan desain obeservasional menggunakan analisis deskriptif. Kesimpulan dari studi ini adalah derajat nyeri dapat dibagi secara sederhana menjadi ringan, sedang, berat. Ada beberapa cara untuk membantu mengetahui akibat nyeri menggunakan skala assessment nyeri yaitu Visual Analog Scale (VAS), Verbal Rating Scale (VRS), Numeric Rating Scale (NRS), dan Wong Baker Pain Rating Scale. Manajemen nyeri dapat dilakukan tatalaksananya sesuai dengan indikasi nyeri berdasarkan tingkat keparahannya. Manajemen nyeri yang efektif dan cepat dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan, meningkatkan fungsi bagian tubuh yang sakit dan meningkatkan kualitas hidup. Berdasarkan studi literatur, obat yang dapat digunakan sebagai terapi untuk kategori nyeri skala sedang yaitu terapi inhalasi (seperti nitrooksida, dan metoksifluran), asetaminofen/parasetamol, obat golongan antiinflamasi non steroid (NSAID) (seperti ibuprofen, naproxen, diklofenak, ketorolak, celecoxib dan metamizol), dan obat golongan opioid (seperti kodein dan tramadol). ......Pain is an unpleasant sensory and emotional experience associated with actual, potential or perceived tissue damage in the event of damage. Pain management is an important component of patient care, especially in emergencies where pain can hinder the opportunity to treat and manage the condition causing the pain. Therefore, this study aims to establish guidelines for pain management in the Emergency Room (ER) so that they can be used effectively and quickly to reduce perceived pain, improve the function of diseased body parts and improve quality of life. In this study, the University of Indonesia Hospital was the subject of evaluation. This research was conducted with an observational design using descriptive analysis. This study concludes that the degree of pain can be simply divided into mild, moderate, and severe. There are several ways to help determine the effects of pain using pain assessment scales, namely the Visual Analog Scale (VAS), Verbal Rating Scale (VRS), Numeric Rating Scale (NRS), and Wong-Baker Pain Rating Scale. Pain management can be managed according to pain indications based on the severity level. Effective and fast pain management can reduce pain, improve the function of the affected body part and improve quality of life. Based on literature studies, drugs that can be used as therapy for moderate pain are inhalation therapy (such as nitrooxide and methoxyflurane), acetaminophen/paracetamol, non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) (such as ibuprofen, naproxen, diclofenac, ketorolac, celecoxib and metamizole), and opioid class drugs (such as codeine and tramadol).
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Chairi
Abstrak :
Permasalahan dalam penelitian ini adalah terdapatnya ketidaksiapan Unit Gawat Darurat (UGD) untuk mengadakan pemberian pelayanan darurat secara optimal. Salah satunya adalah menyangkut ketersediaan obat-obatan dan bahan-bahan habis pakai. Tujuan penelitian secara umum adalah agar diperoleh informasi mengenai penerapan pengawasan melekat dalam pengendalian penyediaan obat-obatan dan bahan-bahan habis pakai di RSUD Kota Bekasi. Dan secara khusus adalah agar dapat diketahui pelaksanaan unsur-unsur pengendalian intern, baik itu menyangkut pengorganisasian, kebijakan pelaksanaan, perencanaan kebutuhan, prosedur penyediaan, pencatatan hasil kerja, pembinaan personalia, pengawasan intern dan mengetahui tindakan koreksi dari penyimpangan yang terjadi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan analisa tematik atau thematic analysis, dengan menggali data dan informasi dari berbagai informan sebagai data primer, serta dokumen yang terkait dan relevan sebagai data sekunder, sedangkan untuk menilai keabsahan data dilakukan triangulasi sumber data. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan penerapan pengawasan melekat dalam pengendalian penyediaan obat-obatan dan bahan habis pakai ternyata belum optimal, hal ini disebabkan banyaknya kendala dalam berbagai hal yang saling berkaitan. Langkah-langkah pemecahan masalah yang harus diambil adalah memperbaharui struktur dengan merubah kelas rumah sakit menjadi kelas B, hal ini sesuai dengan Kep Mendagri No, 22 tahun 1994, sehingga rumah sakit memiliki pola swadana dalam pembiayaannya atau mengikut sertakan swasta untuk mengembangkan rumah sakit, meningkatkan kemampuan penyediaan obat-obatan dan bahan habis pakai dari Apotik Kopkar, merekap isi resep sehingga dapat digunakan sebagai dasar acuan anggaran pembelian penyediaan obat-obatan dan bahan habis pakai, merekam isi resep didalam komputer sehingga sewaktu-waktu dapat dipergunakan kembali terutama dalam perencanaan anggaran, melengkapi persediaan dengan 2nenambah anggaran untuk Kopkar, perlunya prosedur pengaturan peminjaman alat-alat antar unit rumah sakit dengan UGD, pencatatan dan pelaporan sebaiknya disertakan pencatatan resep sebagai bahan usulan bagi panitia anggaran dan perlu penambahan tenaga administrasi minimal satu orang, menggunakan komputer sebagai sarana pencatatan resep, pembinaan dan pengembangan pengetahuan dan ketrampilan sebaiknya ditingkatkan lagi, demikian juga perlunya meningkatkan kegiatan tindakan koreksi untuk setiap pelanggaran dan penyelewengan yang terjadi sesuai dengan peraturan yang berlaku. ......The main problem of this research is that ER of RSUD Kota Bekasi has not fully prepared to provide best services. One indicator is medicines and other disposable material in stock. In general, this research aims to get significant information regarding monitoring implemented for medicines and disposable material stock control in RSUD Kota Bekasi. Also, this research, in particular, will obtain internal control indicators including control organizing, implementation policy, inventory planning, merchandising procedure, document record, human resource training, and internal monitoring and, at last identify its recovery process for possible problems. This research uses qualitative method with thematic analysis, and explores primary data from informants as well as secondary data from related documents. While, researcher employs triangulation method to validate data. Research indicates that implementation of intensive monitoring for medicines and disposable material stock control is not optimum because of many interrelated problems among systems. Recommended solution for above problems may be reforming hospital structure, such as changing hospital classification to become b class (Kep Mendagri No. 22 Th. 1994 ). So that, RSUD Kota Bekasi becomes self - support hospital (swadana) and more independent to acquire partnership. In addition, RSUD Kota Bekasi can improve the quality of sevices including monitories medicines and disposable material stock control from KOPKAR, recapitulates prescription for purchasing budgeting, data entry for prescription summary, increase KOPKAR budget, implements procedure for lending equipment from ER, records document together with prescription summary, recruits one additional administration staff, computerizes prescription data entry, improves training for human resources, as well as increases frequency of recovered action as it is specified in hospital procedure.
Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vilandi Putri Poedjimartojo
Abstrak :

Unit Gawat Darurat pada RS X berfungsi untuk melayani pemeriksaan selama 24 jam yang diklasifikasikan sebagai zona kuning (infeksius) dan merah (berisiko terjadi kebakaran dan ledakan). Pada unit tersebut, tenaga kesehatan terpajan oleh berbagai bahaya. Skripsi ini menilai risiko keselamatan dan kesehatan kerja di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit X Tahun 2019. Identifikasi bahaya menggunakan Job Safety Analysis (JSA) dan analisis risiko menggunakan standar semikuantitatif W.T Fine, pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan observasi langsung dan wawancara kepada tenaga kesehatan terkait. Penilaian risiko dilakukan dengan menghitung risiko residual dan risiko prediktif sehingga diketahui tingkat risiko pada setiap penilaian tersebut dengan mempertimbangkan pengendalian yang sudah ada selanjutnya diberikan rekomendasi pengendalian. Hasil telitian mendapatkan 60 tugas kerja memiliki bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi, dan psikososial dengan jumlah risiko sebanyak 175 risiko. Nilai risiko residual kategori very high, priority 1, substantial, priority 3, dan acceptable masing-masing sebanyak 1, 6, 33, 80, dan 55. Hasil juga menunjukkan perlu adanya perhatian lebih pada bahaya ergonomi karena masih didapatkan tingkat risiko very high dan priority 1.


Hospital X emergency unit functions to serve 24 hour check up that is classified as yellow zone (infectious) and red zone (probable risk of fire and explosion). In that unit, health workers are exposed to varieties of hazards. This thesis evaluates occupational safety and health risk assessment of Hospital X emergency unit in 2019. Risk identification was conducted using Job Safety Analysis (JSA) and risk analysis using W.T Fine semi-quantitative standard. The data was collected through direct observation and interview to the health workers. The assessment of risk is conducted by counting residual and predicted risks so that the risk level of every evaluation is known as referring to the already existing and recommended control and then to be given recomendation control. The results identified that 60 job duties have physical, chemical, biological, ergonomical, and psychosocial risks with 175 risks in total. Residual risk assessment includes categories of very high, priority 1, substantial, priority 3, and acceptable, each as many as 1, 6, 33, 81, and 56 respectively. The results also show the need of extra attention in the area of ergonomic risk as very high and priority 1 risks are still found in this area.

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marleny Susanthy
Abstrak :
Penyakit ginjal kronik masih menjadi masalah kesehatan utama diseluruh dunia. Kondisi tersebut terjadi dikarenakan orangtua membawa anaknya ke rumah sakit dalam keadaan sudah darurat. Krisis hipertensi, anemia, dan kejang merupakan tanda kegawatdaruratan yang apabila tidak segera ditangani dalam waktu yang cepat dan tepat dapat menyebabkan kematian. Namun kondisi unit gawat darurat menyebabkan stress dan kecemasan pada anak, yang menyebabkan ketidaknyamanan. Tujuan penelitian ini memberikan gambaran aplikasi Teori Kenyamanan Kolcaba dalam asuhan keperawatan anak dengan masalah disfungsi ginjal yang mengalami kecemasan. Aplikasi Teori Kenyamanan memperhatikan empat konteks kenyamanan yaitu kenyamanan fisik, psikospritual, sosiokultural, dan lingkungan. Intervesi keperawatan yang dilakukan berdasarkan evidence-based nursing practice adalah bermain terapeutik pop-it untuk menurunkan tingkat kecemasan anak. Desain yang digunakan quasi eksperimental, two group pretest-posttest with control group design dengan melibatkan 68 anak diambil menggunakan tehnik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bermain terapeutik pop-it terbukti efekti menurunkan kecemasan anak saat berada di UGD (p=0,001; α= 0.05). ...... Chronic kidney disease is still a major health problem worldwide. This condition occurs because parents take their children to the hospital in an emergency. Hypertensive crises, anemia, and seizures are signs of emergencies that if not treated immediately in a fast and appropriate time can cause death. But the condition of the emergency department causes stress and anxiety in children, which causes discomfort. The purpose of this study provides an overview of the application of Kolcaba Comfort Theory in nursing care of children with kidney dysfunction problems who experience anxiety. The application of Comfort Theory pays attention to four contexts of comfort, namely physical, psychospiritual, sociocultural, and environmental comfort. Nursing interventions based on evidence-based nursing practice are pop-it therapeutic play to reduce children's anxiety levels. The design used quasi-experimental, two group pretest-posttest with control group design involving 68 children taken using purposive sampling techniques. The results showed that pop-it therapeutic play was shown to be effective in reducing children's anxiety while in the ER (p = 0.001; α = 0.05)
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Agung Gede Utara Hartawan
Abstrak :
ABSTRAK
Peningkatan jumlah kunjungan pasien di UGD Rumah Sakit Bali Royal tidak diikuti dengan perubahan jumlah ketenagaan perawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui beban kerja perawat dan kebutuhan perawat di UGD Rumah Sakit Bali Royal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Pengamatan dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui waktu yang dihabiskan oleh perawat dalam melayani pasien dengan menggunakan metode Time Motion Study. Hasil penelitian menunjukkan beban kerja untuk pasien gawat darurat sebesar 63,4 menit per hari (1,1 jam per hari), pasien gawat tidak darurat 1.585,5 menit per hari (26,4 jam per hari), dan pasien darurat tidak gawat 2.187,7 menit per hari (36,5 jam per hari) dan kebutuhan tenaga perawat di UGD Rumah Sakit Bali Royal sebesar 17 orang. Diperlukan penambahan tenaga perawat pelaksana sebanyak 3 orang.
ABSTRACT
The increasing number of patients visit in the Emergency Unit of Bali Royal Hospital is not followed by a change in the number of nurses. The purpose of this study was to determine the workload of nurses and nurses needs in the Emergency Unit of Bali Royal Hospital. This research was a descriptive quantitative research. Observations were made by the researcher to determine the time spent by nurses in serving patients by using the Time Motion Study. The results shown the workload for critically emergency patients at 63.4 minutes per day (1.1 hours per day), critically non emergency patients 1,585.5 minutes per day (26.4 hours per day), and 2,187 minutes per day (36.5 hours per day) for non critical-but emergency patients and the need for nurses in the Emergency Unit of Bali Royal Hospital was 17 people. Nurses needed additional power as much as 3 people.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library