Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Azzahra Fairuz
"[ABSTRAK
Obsessive Compulsive disorder telah dikaitkan dengan anxiety dan neuroticism. Studi ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara perilaku obsesif kompulsif dengan dua konstruk tersebut di dalam konteks interaksi media sosial melalu telepon genggam. Mengobservasi apakah orang-orang dengan level perilaku obsesif kompulsif yang tinggi akan mempunyai dampak berbeda terhadap kepribadian mereka menjadi topik yang menarik karena banyaknya orang yang menggunakan smartphone di zaman sekarang. Lebih dari itu, aspek perilaku dari obsesif kompulsif, anxiety dan neuroticism yang akan dianalisa, bukan aspek gangguan mental. Studi ini menganalisa hubungan dengan menggunakan metode korelasi Pearson?s r. Subjek dalam studi ini adalah 194 mahasiswa dan mahasiswi S1 dengan jangka umur 18 sampai dengan 47 tahun. Mereka diberi instruksi untuk mengisi kuesioner online yang item-item nya berasal dari skala perilaku obsesif kompulsif, State Trait Anxiety Inventory (STAI), dan skala neuroticism dari International Personality Item Pool (IPIP). Hubungan korelasi positif yang signifikan telah ditemukan antara perilaku obsesif kompulsif ketika menggunakan telepon genggam dengan trait anxiety serta neuroticism. Studi ini menyimpulkan bahwa tipe kepribadian tertentu dapat mempengaruhi perilaku manusia dalam mengerjakan aktifitas tertentu, di studi ini, hal itu bisa meningkatkan level obsesif kompulsif yang dapat merugikan orang.ABSTRACT Obsessive compulsive disorder has been linked to anxiety and neuroticism. This study aimed to explore such relationships in the context of social media interaction by mobile phones. Due to the widespread use of mobile phones nowadays, especially by university students, it is interesting to observe whether people with higher level of obsessive compulsiveness will affected differently by the way they use their mobile phones. Moreover, instead of analysing the disorder, the behaviour and trait aspect of obsessive compulsive, anxiety and neuroticism will be discussed. The study examines the relationship with correlational method (Pearson?s r). Self-report online questionnaires were administered to 194 undergraduate students aged 18-47 years. It was consisted of the Obsessive-Compulsive Behaviour (OCB) scale, State Trait Anxiety Inventory (STAI), International Personality Item Pool (IPIP) neuroticism subscale. The result showed significant positive correlation between obsessive compulsive behaviour in mobile phone usage and anxiety. Furthermore, it also showed that obsessive compulsive behaviour in mobile phone usage is significantly positively correlated with neuroticism. This study offers an understanding on how certain personalities can influence our behaviour in doing certain activity, in this case it may increase obsessiveness and compulsiveness which may be disadvantageous for people.;Obsessive compulsive disorder has been linked to anxiety and neuroticism. This study aimed to explore such relationships in the context of social media interaction by mobile phones. Due to the widespread use of mobile phones nowadays, especially by university students, it is interesting to observe whether people with higher level of obsessive compulsiveness will affected differently by the way they use their mobile phones. Moreover, instead of analysing the disorder, the behaviour and trait aspect of obsessive compulsive, anxiety and neuroticism will be discussed. The study examines the relationship with correlational method (Pearson?s r). Self-report online questionnaires were administered to 194 undergraduate students aged 18-47 years. It was consisted of the Obsessive-Compulsive Behaviour (OCB) scale, State Trait Anxiety Inventory (STAI), International Personality Item Pool (IPIP) neuroticism subscale. The result showed significant positive correlation between obsessive compulsive behaviour in mobile phone usage and anxiety. Furthermore, it also showed that obsessive compulsive behaviour in mobile phone usage is significantly positively correlated with neuroticism. This study offers an understanding on how certain personalities can influence our behaviour in doing certain activity, in this case it may increase obsessiveness and compulsiveness which may be disadvantageous for people., Obsessive compulsive disorder has been linked to anxiety and neuroticism. This study aimed to explore such relationships in the context of social media interaction by mobile phones. Due to the widespread use of mobile phones nowadays, especially by university students, it is interesting to observe whether people with higher level of obsessive compulsiveness will affected differently by the way they use their mobile phones. Moreover, instead of analysing the disorder, the behaviour and trait aspect of obsessive compulsive, anxiety and neuroticism will be discussed. The study examines the relationship with correlational method (Pearson’s r). Self-report online questionnaires were administered to 194 undergraduate students aged 18-47 years. It was consisted of the Obsessive-Compulsive Behaviour (OCB) scale, State Trait Anxiety Inventory (STAI), International Personality Item Pool (IPIP) neuroticism subscale. The result showed significant positive correlation between obsessive compulsive behaviour in mobile phone usage and anxiety. Furthermore, it also showed that obsessive compulsive behaviour in mobile phone usage is significantly positively correlated with neuroticism. This study offers an understanding on how certain personalities can influence our behaviour in doing certain activity, in this case it may increase obsessiveness and compulsiveness which may be disadvantageous for people.]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anisya Eka Setiawati
"Penelitian ini adalah mengenai perbedaan strategi regulasi emosi ditinjau dari trait arvciety pada dewasa muda. Dari beberapa literatur diketahui bahwa terdapat perbedaan antara individu yang memiliki trait arvciety tinggi dengan individu yang memiliki trait arvciety rendah dalam menilai dan memproses informasi yang dirasakan mengancam (Eysenck, 2000; MacLeod et al., 1997). Hal ini memungkinkan adanya perbedaan strategi dalam mengatasi stimuius tersebut dan dapat berpengaruh pada keadaan emosional yang ditimbulkannya. Cara seseorang mempengaruhi kondisi emosionalnya disebut regulasi emosi (Gross, 1999). Regulasi emosi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah regulasi emosi kognitif yaitu cara yang digunakan individu untuk mengatur pengaruh dari informasi yang dapat meningkatkan kondisi emosionalnya dengan melibatkan aspek kognisi atau pikiran yang bertujuan untuk dapat mengatur atau meregulasi keadaan emosional yang dirasakannya (Thompson dalam Gamefski et al., 2002).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan strategi regulasi emosi kognitif yang digunakan dewasa muda yang memiliki trait arvciety tinggi dengan dewasa muda yang memiliki trait arvciety rendah. Subyek dari penelitian ini adalah pria dan wanita yang berada pada tahap perkembangan dewasa muda (20-40 tahun) karena trait kepribadian yang dimiliki seseorang bersifat lebih stabil pada tahap perkembangan ini. Selain itu, emosi negatif sering terjadi pada tahap dewasa muda (Garnefski et al., 2002; Cartensen et ai.. 2000) sehingga dibutuhkan kemampuan regulasi emosi yang baik dalam menghadapi emosi negatif tersebut.
Penelitian ini menggunakan Cognitive Emotion Regulaliort Ouestiorrnaire untuk mengukur strategi regulasi emosi kognitif yang digunakan subyek dan State-Trait Anxiety Inventory untuk mengukur trait arvciety yang dimiliki subvek. Berdasarkan penghitungan kuesioner yang diisi oleh 141 subyek pria dan 170 subyek wanita diperoleh 88 subyek yang memiliki trait arvciety rendah dan 79 subyek yang memiliki trait arvciety tinggi.
Dari penghitungan dengan menggunakan metode penghitungan t-test diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam penggunaan strategi self blartre, rumination, refocus on planning, positivc reappraisal, catastrophizing, blamir.g others, dan positive refocusing. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam penggunaan strategi acceptance dan putling into perspective antara kedua kelompok. Berdasarkan perbandingan nilai mean diketahui bahwa dewasa muda yang memiliki Irail awtiety tinggi lebih sering menggunakan strategi yang kurang adaptif dibandingkan dewasa muda yang memiliki trait aivcicty rendah.
Saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian ini. sebaiknya digunakan metode pengumpulan data selain self report questiormaire untuk memperoleh gambaran lebih jelas mengenai irait aivciety dan strategi regulasi emosi yang digunakan subyek. Saran lainnya, perlu diteliti lebih lanjut mengenai pengaruh proses kognitif terhadap strategi regulasi yang digunakan seseorang dan untuk tujuan intervensi, perlu diteliti strategi regulasi emosi kognitif apa yang paling efektif dalam membantu mengatasi kecemasan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
S3482
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tristania `Ainiyah Pandia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-compassion dan kecemasan pada dewasa muda penyintas perundungan. Partisipan berjumlah 544 orang dan merupakan dewasa muda (usia 18-25 tahun) yang pernah menjadi korban perundungan pada saat SMP dan/atau SMA. Untuk memastikan bahwa partisipan benar-benar mengalami perundungan, diberikan alat ukur Multidimensional Offline and Online Peer Victimization Scale (MOOPVS) yang berfungsi sebagai seleksi atau penapis, yang mana hanya partisipan dengan tingkat perundungan sedang hingga tinggi saja yang diikutsertakan dalam penelitian. Self-compassion diukur menggunakan Self Compassion Scale-Short Form (SCS-SF), sementara kecemasan diukur menggunakan State-Trait Anxiety Inventory Skala Trait (STAI-T). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif signifikan antara self-compassion dan kecemasan pada dewasa muda penyintas perundungan. Semakin tinggi self-compassion individu, semakin rendah tingkat kecemasannya. Selain itu, ditemukan juga bahwa perempuan memiliki self-compassion yang lebih rendah dan kecemasan yang lebih tinggi daripada laki-laki.

This study was conducted to examine the correlation between self-compassion and anxiety among bullying survivors in emerging adults. Participants included 544 emerging adults (18-25 years old) who had the experience of being bullied during middle school and/or high school. To make sure all participants had bullying experience, Multidimensional Offline and Online Peer Victimization Scale (MOOPVS) was given which served as a screening tool. Only participants with moderate to high bullying experience will be included in the analysis. Self-compassion was measured with Self Compassion Scale-Short Form (SCS-SF). Meanwhile, anxiety was measured with State-Trait Anxiety Inventory Scale Trait (STAI-T). The result indicates that there is negative and significant correlation between self-compassion and anxiety among bullying survivors in emerging adults. High self-compassion in individuals is associated with low anxiety. Women have significantly less self-compassion and more anxiety than men.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narendra Bayutama Wibisono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-compassion dan kecemasan pada dewasa muda yang mengalami perceraian kedua orang tua. Total partisipan berjumlah 66 orang dan merupakan dewasa muda pada rentang usia 18-25 tahun. Self-compassion diukur menggunakan Self-Compassion Scale-Short Form (SCS-SF), sedangkan diukur menggunakan State-Trait anxiety Inventory Skala Trait (STAI-T). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara self-compassion dengan kecemasan pada dewasa muda yang mengalami perceraian kedua orang tua. Kemudian ditemukan juga kecemasan yang lebih tinggi pada partisipan yang telah menempuh pendidikan S1 atau Diploma dibandingkan dengan partisipan yang baru menempuh pendidikan SMA sederajat.

This study aims to find out the relationship between self-compassion and editors on young adults who experience divorce from both parents. The total number of participants was 66 people and young adults aged 18-25 years. Compassion is measured using the Self-Compassion Scale-Short Form (SCS-SF), while anxiety is measured using the State-Trait anxiety Inventory Trait Scale (STAI-T). The results showed that there was a significant negative relationship between self-compassion and anxiety in young adults who experienced divorce from both parents.. Then it was also found that anxiety was higher in participants who had taken an undergraduate or diploma education compared to participants who had just taken high school education and equivalent."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narendra Bayutama Wibisono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-compassion dan kecemasan pada dewasa muda yang mengalami perceraian kedua orang tua. Total partisipan berjumlah 66 orang dan merupakan dewasa muda pada rentang usia 18-25 tahun. Self-compassion diukur menggunakan Self-Compassion Scale-Short Form (SCS-SF), sedangkan diukur menggunakan State-Trait anxiety Inventory Skala Trait (STAI-T). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara self-compassion dengan kecemasan pada dewasa muda yang mengalami perceraian kedua orang tua. Kemudian ditemukan juga kecemasan yang lebih tinggi pada partisipan yang telah menempuh pendidikan S1 atau Diploma dibandingkan dengan partisipan yang baru menempuh pendidikan SMA sederajat.

This study aims to find out the relationship between self-compassion and editors on young adults
who experience divorce from both parents. The total number of participants was 66 people and young adults aged 18-25 years. Compassion is measured using the Self-Compassion Scale-Short Form (SCS-SF), while anxiety is measured using the State-Trait anxiety Inventory Trait Scale (STAI-T). The results showed that there was a significant negative relationship between selfcompassion and anxiety in young adults who experienced divorce from both parents.. Then it was also found that anxiety was higher in participants who had taken an undergraduate or diploma education compared to participants who had just taken high school education and equivalent.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asaelia Aleeza
"Prevalensi disordered eating symptoms atau gejala gangguan makan semakin meningkat dan terasosiasi dengan berbagai dampak negatif bagi kesehatan mental dan fisik termasuk berkembangnya gangguan makan. Salah satu faktor risiko gejala gangguan makan adalah trait anxietyTrait anxiety yang tinggi dapat memunculkan keinginan untuk menghindari kecemasan yang dialami. Perilaku penghindaran dari pengalaman sulit yang dilakukan terus menerus merupakan perilaku maladaptif yang dapat disebut sebagai infleksibilitas psikologis. Infleksibilitas psikologis ditemukan pada individu terlibat dalam perilaku makan maladaptif sebagai fungsi menghindari pengalaman sulit termasuk kecemasan. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi hubungan antara trait anxiety dan gejala gangguan makan dengan peran infleksibilitas psikologis sebagai mediator. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif dengan desain cross-sectional. Terdapat jumlah 150 wanita Indonesia yang berada pada rentang 18-29 tahun (M=22,9; SD=2,19). Partisipan mengisi tiga kuesioner, yakni Acceptance and Action Questionnaire-II, Tes Sikap Makan-13, dan State-Trait Anxiety Inventory-Trait untuk mengukur infleksibilitas psikologis, gejala gangguan makan, dan trait anxiety secara berurutan. Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa infleksibilitas psikologis sebagai mediator antara trait anxiety dan gejala gangguan makan signikan [b = 0,108; 95%CI: (0,02 - 0,22)]. Hasil penelitian dapat membantu para klinisi dan edukator mengembangkan inisiasi preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang menargetkan infleksibilitas psikologis di dalam individu rentan terhadap perilaku gangguan makan.

Disordered eating symptoms (ED symptoms) is increasingly prevalent in Indonesia and is commonly related with negative impacts on mental and physical health. One of its risk factor is trait anxiety. An individual with high level of trait anxiety appraise situations as more threatening, leading to more frequent experiences of anxiety. This experience of anxiety may then lead to avoidance behaviours, in which avoiding difficult internal thoughts or emotions can be referred to psychological inflexibility. Psychological inflexibility is seen in individuals who engage in ED symptoms, as a maladaptive approach to reduce anxiety. This quantitative research uses a a cross-sectional design. A total sample of 150 Indonesian emerging adult women aged 18-29 years (M=22,9;SD=2,19) participated in this study. Participants were asked to fill three questionnaires: Acceptance and Action Questionnaire-II, Eating Attitudes Test-13, and State-Trait Anxiety Inventory-Trait to measure psychological inflexibility, disordered eating symptoms, and trait anxiety respectively. Mediation analysis showed that psychological inflexibility fully mediate the relationship between trait anxiety and disordered eating symptoms [b=0.108; 95%CI:(0.02-0.22)]. This result may inform clinicians and educators to involve psychological inflexibility in efforts of developing programs, interventions, or treatments for emerging adult women with high levels of anxiety or those engaged in ED symptoms.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariza Nur Shabrina
"Trait kecemasan berpengaruh pada penurunan Health-related Quality of Life (HRQOL) dan memiliki karakteristik kognitif yaitu evaluasi negatif serta ruminasi. Pada kelompok nyeri kronis, pola kognitif ini berhubungan dengan kemunculan insomnia dan pain catastrophizing. Keduanya memiliki mekanisme kognitif beririsan dan berdampak buruk terhadap HRQOL. Penelitian ini melihat hubungan antara trait kecemasan dengan HRQOL melalui peran mediasi dari insomnia dan pain catastrophizing. Pengambilan data melalui kuesioner online menggunakan alat ukur State-Trait Anxiety Inventory dimensi Trait Anxiety (STAI-T; Spielberger, 1983), Short Form 12 Version 2 (SF-12v2; Ware et al., 1996), Insomnia Severity Index (ISI; Morin, 1993), dan Pain Catastrophizing Scale (PCS; Sullivan et al., 1995). Dari hasil analisis serial mediation yang dilakukan pada 415 partisipan (305 perempuan, M = 34,25, SD = 12,35), ditemukan bahwa insomnia dan pain catastrophizing secara berurutan memediasi parsial hubungan antara trait kecemasan dengan HRQOL. Trait kecemasan dapat secara langsung mempengaruhi HRQOL, namun hubungannya juga bisa melalui insomnia dan pain catastrophizing. Trait kecemasan tinggi memperparah gejala insomnia yang kemudian meningkatkan pain catastrophizing. Pain catastrophizing kemudian menurunkan HRQOL individu. Intervensi kognitif yang menargetkan pengelolaan pola pikir negatif akibat trait kecemasan dan insomnia dapat menjadi alternatif intervensi yang bermanfaat untuk memitigasi dampak buruk nyeri kronis terhadap kualitas hidup.

Trait anxiety plays a role in the decrease of Health-related Quality of Life (HRQOL) with cognitive characteristics of negative evaluation and rumination. Among chronic pain group, these cognitive patterns are associated with the emergence of insomnia and pain catastrophizing. Both share the same cognitive mechanism which negatively affect HRQOL. This study explored the relationship between trait anxiety and HRQOL through the mediating role of insomnia and pain catastrophizing. Data gathering was done through online questionnaires using measurements of State-Trait Anxiety Inventory dimensi Trait Anxiety (STAI-T; Spielberger, 1983), Short Form 12 Version 2 (SF-12v2; Ware et al., 1996), Insomnia Severity Index (ISI; Morin, 1993), and Pain Catastrophizing Scale (PCS; Sullivan et al., 1995). Serial mediation analysis of 415 participants (305 females, M = 34,25, SD = 12,35) showed that insomnia and pain catastrophizing in succession partially mediated the relationship between trait anxiety and HRQOL. Trait anxiety can directly influence HRQOL, or indirectly through insomnia and pain catastrophizing. High trait anxiety may aggravate insomnia symptoms which then intensify pain catastrophizing, resulting in lowering HRQOL. Cognitive interventions simultaneously target trait anxiety and insomnia would be a feasible option in mitigating negative influence of chronic pain to HRQOL."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Nur Fajar
"Rasa cemas yang dirasakan oleh seorang individu dapat memberikan dampak dampak negatif yang dapat mengganggu kehidupan seorang individu termasuk pada mahasiswa Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara kecemasan individu dan kecemasan akuntansi mahasiswa terhadap pencapaian prestasi akademiknya dan kepuasan atas prestasi akademiknya Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan adalah State Trait Anxiety Inventory STAI dan instrument yang digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan akuntansi adalah Accounting Anxiety Rating Scale AARS. Selain itu penelitian ini menggunakan variabel kontrol berupa motivasi hubungan dengan teman dan status ekonomi sosial Sampel penelitian ini merupakan mahasiswa akuntansi FEB UI angkatan 2012 dan 2013 sebanyak total 300 orang Data yang didapat dari penelitian ini diolah menggunakan metode Structural Equation Modeling SEM. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa kecemasan individu tidak mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa namun berpengaruh negatif dengan kepuasan atas prestasi akademik mahasiswa Serta kecemasan akuntansi berpengaruh positif terhadap prestasi akademik dan kepuasan atas prestasi akademik mahasiswa akuntansi FEB UI angkatan 2012 dan 2013.

Individuals with anxiety often faced with the negative impacts caused by anxiety itself while university students also struggle with anxiety too. The purpose of this research is to determine if there is a relationship between individual anxiety and accounting anxiety with academic achievements and satisfaction of academic achievements in university students. The instrument used to measure individual anxiety is the State Trait Anxiety Inventory (STAI) while the accounting anxiety is measured with the Accounting Anxiety Rating Scale AARS Control variables of motivation relationship with friends and socio economic status were used in this research. Sample of 300 students of junior and senior year were tested with the Structural Equation Modeling SEM method. The results shows that the individual anxiety does not have effects on academic achievements however it has a negative effects on satisfaction of academic achievement While the accounting anxiety has a positive effects with both academic achievements and satisfaction of academic achievements on the FEB UI accounting students."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61636
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library