Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adinda Aulia Syifa
Abstrak :
Di Indonesia 23-83% anak usia 2-4 tahun mengalami temper tantrum. Penanganan yang tidak tepat dapat mengakibatkan perilaku negatif pada anak di tahap usia selanjutnya.  Dalam pengasuhan anak, tidak terlepas dari peran ayah sebagai orangtua. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keterlibatan ayah dalam pengasuhan menurut perspektif ibu dengan risiko kejadian temper tantrum pada anak usia toddler di Kecamatan Beji Kota Depok. Metode penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan teknik cluster random sampling dan total responden sebanyak 112 orang. Penelitian ini mengukur kedua variabel melalui kuesioner. Hasil penelitian ini ditemukan adanya hubungan signifikan antara keterlibatan ayah dalam pengasuhan dengan risiko kejadian temper tantrum dengan nilai signifikansi p-value menggunakan uji chi square sebesar 0.001 (<0.05). Semakin terlibat ayah dalam pengasuhan anak, maka akan mengurangi risiko kejadian temper tantrum yang dialami anak. Pengasuhan ayah yang maksimal diberikan pada anak usia toddler, akan membentuk perkembangan emosional yang positif pada anak. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan faktor kualitas pernikahan dan motivasi ayah dalam mengasuh anak serta menambahkan durasi temper tantrum yang terjadi. ......In Indonesia, 23-83% of children aged 2-4 years’ experience temper tantrums. Improper handling can lead to negative behaviour in children at a later age stage.  In the care of children, it is inseparable from the role of fathers as parents. This study aims to look at the relationship between father's involvement in parenting from the mother's perspective and the risk of temper tantrums in toddler-aged children in Beji Sub-district, Depok City. This research method used a cross sectional design with cluster random sampling technique and a total of 112 respondents. This study measured both variables through questionnaires. The results of this study found a significant relationship between father's involvement in parenting and the risk of temper tantrums with a significance value of p-value using chi square test of 0.001 (<0.05). The more involved the father is in the care of the child, it will reduce the risk of temper tantrums experienced by the child. Maximum father's care given to toddler age children will shape positive emotional development in children. Future research can add factors of marriage quality and father's motivation in parenting and add the duration of temper tantrums that occur.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayi Tanjung Sari
Abstrak :
Kemampuan regulasi diri merupakan aspek penting dari perkembangan anak. Regulasi diri yang berkembang dengan baik dapat mendukung perkembangan anak secara optimal dan adaptif. Anak belajar meregulasi dirinya melalui interaksi orangtua-anak sejak usia dini. Akan tetapi, tidak semua anak memiliki kemampuan regulasi yang baik. Anak yang tidak memiliki kemampuan regulasi diri seringkali menunjukkan masalah perilaku, seperti temper tantrum, menggunakan kekerasan fisik, tidak patuh, dan sebagainya. Pendekatan Parent- Child Interaction Therapy (PCIT) merupakan salah satu intervensi yang digunakan untuk meningkatkan perilaku yang adaptif melalui interaksi antara anak dan orangtua. Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektivitas penerapan prinsip PCIT untuk meningkatkan interaksi anak dan orangtua sebagai upaya untuk mengatasi temper tantrum pada anak. Penelitian ini merupakan penelitian single-subject design. Partisipan penelitian ini melibatkan anak perempuan berusia 7 tahun 5 bulan yang telah didiagnosis intellectual disability dan memiliki kesulitan dalam meregulasi diri serta ibu dari sosial ekonomi menengah bawah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan prinsip PCIT dapat meningkatkan kualitas interaksi orangtua-anak yang terukur pada Dyadic Parent-Child Interaction Coding System?III (DPICS-III) dan menurunnya temper tantrum anak yang terukur pada skala Child Behavior Checklist, Eyberg Child Behavior Inventory (ECBI), serta Fast Track Project Child Behavior Questionnaire (FTP-CBQ). ......Self regulations is an important aspect of a child development that can optimize his/her development. Parenting plays a major role in the development of child self regulation. Early parent-child interaction served as a medium for developing and nurturing early self regulation in children. Children with self regulation problem often time may display behavior such as temper tantrum or verbal dan physical violence. One of the interventions that have been widely used to decrease this negative behavior is Parent-Child Interaction Therapy (PCIT) through improving interaction between parent-child. This study evaluates the effectiveness of PCIT to handle temper tantrum through improvement of parent-child interaction. The participant of this study is a 7 and a half years old girl from middle-low socioeconomic diagnosed with intellectual disability and difficulty in self regulation. The results of the study shows that the PCIT is effective in improving the quality of interaction between parent and and also decrease the tantrum behavior where measured on Dyadic Parent-Child Interaction Coding System-III (DPICS-III), and the decrease of temper tantrum is measured on the scale of Child Behavior Checklist, Eyberg Child Behavior Inventory (ECBI), and Fast Track Project Child Behavior Questionnaire (FTP-CBQ.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42350
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manalu, Lamtiur Gracesita
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas penerapan intervensi Stepping Stones Triple-P pada satu keluarga yang memiliki anak praremaja usia 11 tahun dengan Mild Intellectual Disability yang memiliki masalah perilaku temper tantrum. Program intervensi ini bertujuan untuk membantu orangtua melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan kepercayaan diri orangtua dalam melakukan pengasuhan yang positif untuk mengelola permasalahan perilaku anak dengan mild intellectual disability. Program intervensi dilaksanakan sebanyak 7 sesi (3 sesi di klinik dan 4 sesi praktikum di rumah). Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi, dan roleplay. Instrumen penelitian yang digunakan antara lain Child Behavior Checklist, Parenting Scale (dari Arnold,O Leary, Wolff, dan Acker, 1999), Parenting Sense of Competence (dari Gibaud-Wallston dan Wandersman, 1978), serta Catatan Pengukuran Temper Tantrum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program intervensi Stepping Stones Triple-P terbukti efektif dalam menurunkan frekuensi dan durasi perilaku temper tantrum O, menurunkan disfungsi gaya pengasuhan orangtua dan meningkatkan pandangan kompetensi orangtua dalam praktik pengasuhan
ABSTRACT
The study was conducted to determine the effectiveness of Stepping Stones Triple-P intervention on a family who has a 11 year-old child with Mild Intellectual Disability and temper tantrums. This program aims to help parent develop effective management strategies for dealing with a variety of behavioral problems of child with developmental disabilities and issues related to the development. This program implemented in 7 sessions (3 sessions at the clinic and 3 practice sessions at home). The results demonstrated significant improvement in parental reports of child behavior, parenting styles, and parents sense of competence
2016
T46707
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library