Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rika Prasetia
Abstrak :
Tingginya tingkat persaingan antar operator penyedia layanan telekomunikasi seluler menuntut setiap operator untuk dapat melancarkan strategi CRM yang efisien dan efektif. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan memahami perilaku dan profil dari pelanggan. Pemahaman ini yang akan memperlakukan setiap pelanggan secara khusus sesuai dengan karakteristiknya, sehingga berdampak pada efisiensi dan efektifitas dari strategi yang dilancarkan. Pengklasifikasian pelanggan merupakan cara efektif dalam upaya pengenalan dan pemahaman pelanggan. Penelitian ini akan mengklasiflkasikan pelanggan kartu SIM GSM di daerah Jabodetabek dengan menggunakan metode Algoritma CHAID [Chi Square Automatic Intercation Detection} (Kass, 1980). Hasil dari Algoritma CHAID berupa pohon keputusan, di mana didalamnya terdapat proses penggabungan kategori dan pemecahan variabel yang didasarkan pada uji Chi Square pada tingkat signifikan 5%. Sumber dari data penelitisan ini adalah kuesioner yang disebar ke 676 responden. Hasil klasifikasi menunjukkan bahwa tingkat penghasilan memiliki hubungan positif dengan tingkat penggunaan pulsa. Ditinjau dari persepsi pelanggan, variabel tingkat kepuasan akan kemudahan memperoleh produk, kualitas SLI, dan kualitas call waiting, belum optimal terhadap pelanggan yang potensial. Penelitian ini juga menampilkan karakteristik dari pelanggan potensial yang tidak puas dengan ketiga variabel tersebut, dan juga sasaran pelanggan yang potensial untuk meningkatkan penggunaan fasilitas. ......The competition within cellular telecommunication operators insists them to implement the most efficient and effective CRM strategies. This can be done only by knowing the customer's profiles and behaviors. Understanding the customers will treat each customer differently according to their characteristics, which will result in efficiency and effectiveness in the strategies implemented. Customer classification is the most effective way in knowing and understanding the customers. This research will classify the customers of GSM SIM Card in the Jabodetabek area by using the CHAID (Chi Square Automatic Intercation Detection) Algorithm Method (Kass, 1980). The result of this method is a decision tree which consists the process of category merging and variable splitting based on the Chi Square test at the significance level of 5%. The data's source of this study is by spreading the questionnaire out over 676 respondents. The result of classification illustrates that income level is the most significant variable associated positively with pulse consumption level. Based on customer perceptions, satisfaction level of easiness in gaining the product, International Direct Calling quality, and call waiting quality are the three variables which unsatisfy the potential customers. The study illustrate the unsatisfied potential customer characteristics and the potential goal of customers to rise the facility usage.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50047
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irfan
Abstrak :
ABSTRAK
Sektor Telekomunikasi Selular merupakan sektor yang sangat menarik untuk diamati. Pertumbuhan yang luar blasa terjadi dalam sektor ini, baik dari sisi volume pengguna maupun teknologi yang berkembang. Perkembangan yang demikian cepat membuat pemain dalam indusiri ini harus bisa menyesuaikan diri dengan keadaan. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana memprediksi perkembangan ini terjadi ke depan, apakah akan selalu mengikuti suatu kecenderungan atau hanya sesaat? Dan apa yang harus menjadi pedoman suatu perusahaan telekomunikasi selular ke depan?

Scenario Planning merupakan suatu metode dalam manajemen yang mencoba menterjemahkan kondisi-kondisi dan fakta-fakta yang akan memberi pengaruh keadaan di masa depan. Metode ini banyak digunakan oleh perusahaan?perusahaan besar sebagai alat manajemen yang membantu perusahaan dalam membuat keputusan strategis di masa depan.

Penelitian ini melakukan ha! yang sama, PT XYZ Indonesia yang menjadi obyek dalam penelitian dikondisikan sebagai perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi yang ingin mengetahui gambaran sektor telekomunikasi selular ke depan.

Tahapan-tahapan metode Scenario Planning dilakukan dalam penelitian ini. mulai dari membuat kerangka pertanyaan, pencarian fakta, hingga menjadi suatu gambaran skenario telekomunikasi di masa depan.

Hasil dari penelitian ini adalah sebuah Scenario Planning teknologi telekomunikasi selular di masa depan. Penelitian ini mengidentifikasi 3 skenario yang menjelaskan teknologi selular, yakni skenario Wireless in the Sky, Mesh & Unstructured, dan Wireless is Pathless.

Wireless in the Sky merupakan gambaran kondisi ideal terhadap perkembangan teknologi selular di masa depan. Skenario ini merupakan gambaran kondisi teknologi selular masa depan yang dapat memenuhi segala kebutuhan informasi multimedia bergerak dengan harga yang terjangkau. Skenario Mesh & Unstructured merupakan gambaran yang tidak jauh berbeda dengan dengan sekarang. Secara teknologi sebagian besar keinginan untuk melakukaan telekomunikasi multimedia bergerak mulai dapat dipenuhi, tetapi secara interoperability dan standar teknologi masih menjadi kendala. Sementara Wireless is Pathless merupakan gambaran berbagai teknologi berkembang masing-masing tanpa menuju suatu standar tertentu. Akibatnya banyak permasalahan yang muncul di belakang hari terutama interoperability teknologi. Efeknya teknologi masa depan teknologi telekomunikasi wireless multimedia yang dicita-citakan kemungkinan besar tidak bakal pemah terwujud.

Ketiga skenanio diatas dianggap sama dalam penelitian ini, dengan arti kata semua mempunyai kernungkinan untuk terjadi di masa depan, Dan PT XYZ Indonesia harus menyadari bahwa skenario ini adalah refleksi dari keadaan yang muncul pada saat sekarang, sehingga dari saat sekarang-pun bagian dari skenanio yang mungkin bakal terjadi tersebut telah berlangsung. Oleh karena itu dalam mengembangkan strategi perusahaan ke depan, skenario ini dapat menjadi peganga bagi PT XYZ Indonesia.
2002
T3147
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kasmad Ariansyah
Abstrak :
Reformasi struktur pasar telekomunikasi telah dilakukan sejak beberapa dekade lalu, dari struktur pasar monopoli menuju struktur pasar yang pro persaingan. Para pembuat kebijakan percaya struktur pasar persaingan akan mampu mengatasi keterbatasan investasi yang diperlukan untuk mengembangkan industri dan pemerataan akses. Namun demikian, era digital telah mengubah peta persaingan industri secara umum, tidak terkecuali pada industri telekomunikasi. Jika sebelumnya perusahaan telekomunikasi hanya bersaing dengan perusahaan telekomunikasi lainnya yang berada pada lingkup teritorial yang sama, di era digital batasan-batasan geografis tersebut telah terkikis. Di saat yang sama, perusahaan telekomunikasi juga dituntut untuk terus berinovasi dan berinvestasi agar terus mampu menghadirkan fitur-fitur layanan telekomunikasi yang lebih canggih dan kompleks. Oleh sebab itu, studi ini dilakukan untuk melihat pengaruh persaingan terhadap investasi yang sesuai dengan konteks saat ini, yaitu era digital. Hasil estimasi empiris menunjukkan intensitas persaingan memiliki pengaruh jangka pendek yang signifikan terhadap perilaku investasi perusahaan telekomunikasi seluler. Pengaruh tersebut tidak linier, tetapi membentuk kurva U terbalik yang mengindikasikan adanya intensitas persaingan yang dapat mendorong perusahaan telekomunikasi seluler untuk memaksimalkan investasinya. Hal ini juga menunjukkan adanya perbedaan perilaku investasi antara perusahaan yang beroperasi pada intensitas persaingan yang relatif rendah dan perusahaan yang beroperasi pada tingkat persaingan yang lebih tinggi di dalam merespon perubahan intensitas persaingan. Perusahaan telekomunikasi seluler pada kelompok pertama akan merespon peningkatan persaingan dengan menaikkan investasi. Sebalinya, perusahaan telekomunikasi seluler pada kelompok kedua merespon peningkatan persaingan dengan menurunkan investasinya. Hasil studi juga mengkonfirmasi adanya hubungan yang dinamis antara persaingan dan investasi pada perusahaan telekomunikasi seluler.
Policymakers have reformed telecommunications market structure since several decades ago, from a monopoly to a more competitive one. They believed that the competitive market structure would be able to overcome the limitations of investment required to develop the industry and to provide equitable access. However, the development of digital technology has changed the competition landscape considerably. At the same time, telecommunications companies are also required to keep innovating and investing to be able to meet the needs of increasingly sophisticated and complex telecommunications networks. Therefore, t his study aims to investigate the effect of competition on investment under the current context, that is the digital age. The empirical estimation shows the intensity of competition has a significant short-run impact on the investment behavior of mobile network operator (MNO) . The effect is not linear but in the form of an inverted U curve, which points out the existence of competition intensity that maximizes MNO`s investment. This finding also indicates a different behavior of MNOs operate in a lower and higher competition intensity in response to the change in the intensity. MNOs in the first group will react to the increase of competition intensity by rising their investment. Meanwhile, others will respond to the rise in competition intensity by decreasing their investment. he empirical results also show the dynamic relationship between competition and MNO`s investment.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dayu Medina
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis zm membahas perlindungan konsumen atas iklan tarif jasa telekomunikasi seluler di Indonesia. Latar belakang tesis ini adalah maraknya peran iklan tarif jasa telekomumkasi seluler di Indonesia. Langkah awalnya adalah dengan melihat peraturan perundang-undangan yang terkait dengan iklan tarif jasa telekomunikasi seluler Dari pengaturan-pengaturan tersebut» kemudian dilihat bentuk-bentuk iklan tarif jasa telekomunikasi yang diinformasikan kepada masyarakat dan bentuk-bentuk iklan yang merugikan konsumen. Atas iklan tarif jasa telekomunikasi seluler yang merugikan masyarakat dapat dimintakan pertanggungjawaban Atas iklan tarif jasa telekomunikasi seluler yang diinformasikan kepada masyarakat dilakukan pengawasan oich pemerintah, masyarakat, dan Lembaga Konsumen Swadaya Masyarakat Penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif yang bersifat kualitatif. Hasil penelitian meyarankan agar dapat dibentuk sebuah undang-undang yang mengatur secara khusus tentang periklanan, Kemudian diperlukan pihak yang bertanggung jawab alas iklan tarif jasa telekomunikasi seluler yang jelas. Selain itu juga diperlukan perbaikan Irinega terhadap lembaga yang diamanatkan untuk melindungi kosumen atas iklan tanfif jasa telekomunikasi seluler di Indonesia, yang kemudian juga dibentengi oleh seif regtdatkm yang efektif.
ABSTRACT
This theses discusses about consumer protection from advertisement telecommunication celuller tariff in Indonesia The back ground of this theses is a wars of advertisement telecommunication celuller tariff. First step to wort this theses is see all of the law about advertisement of telecommunication celuller tariff, and than see all of advertisement telecommunication celuller tariff when the advertisement telecommunication celuller tariff makes consumer looses. Because consumer get looses from advertisement telecommunication celuller tariff, consumer had to get responsibility from operator celuller. Goverenment, people, independent consumery protection bodies can control that advertisement telecommunication celuller tariff. This theses suggest to make advertisement act, and needed to clearence liability for the advertisement telecommunication celuller tariff in Indonesia So we need a good working from consumer protection bodies, and a good working from advertisement bodies (efectifity self regulation).
2008
T37122
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yeremia Nikanor Nugroho
Abstrak :
ABSTRAK
Teknologi jaringan telekomunikasi seluler merupakan cara paling umum untuk berkomunikasi, khususnya melalui akses internet. Teknologi seluler digital pertama yang memungkinkan akses terhadap internet yaitu pada generasi kedua (2G) bernama GPRS yang merupakan pengembangan dari GSM. Kebutuhan akan akses internet progresif meningkat. Kini, teknologi seluler generasi keempat (4G), LTE, telah komersial dan masif digunakan masyarakat. Evolusi tersebut melibatkan antara lain pemisahan struktur menjadi jaringan akses dan jaringan inti, pemisahakan jalur protokol untuk kontrol dan akses data, serta pengalamatan setiap elemen dalam jaringan berbasis pengalamatan IP.

Pembentukan jaringan telekomunikasi seluler dapat dilakukan menggunakan sebuah komputer. OpenBTS dan OpenAirInterface (OAI) merupakan alternatif membangun jaringan seluler GPRS dan LTE secara portabel dengan bantuan USRP B210 yang dapat mengimplementasikan sistem radio secara fleksibel. Aplikasi open source tersebut memungkinkan modifikasi atau kustomisasi pada source code untuk ekstensibilitas fungsi dalam evaluasi eksperimental. Bekerja berdasarkan standarisasi yang ada, termasuk OAI sepenuhnya berdasarkan Release 10 sehingga memungkinkan pembentukan berbagai komponen seperti UE, eNB, MME, HSS, SGW dan PGW pada peralatan komputasi standar berbasis Linux.

Penelitian berfokus pada studi untuk melakukan evaluasi kinerja komparatif terhadap perkembangan teknologi seluler untuk akses internet. Evaluasi meliputi throughput, delay, jitter, dan persentase packet loss dengan nilai masing-masing untuk GPRS yaitu 62,34 KBps, 1,03 s, 433,47 ms, dan 5,20% sedangkan untuk LTE yaitu 2,17 MBps, 54,44 ms, 12,48 ms, dan 3,12%. Penggunaan GPRS untuk layanan saat ini seperti akses video dan penelusuran tidak dimungkinkan. Hasil persentase kualitas LTE untuk browsing sebesar 69,96% dan streaming sebesar 83,80%.  LTE mengoptmasi QoS dibandingkan GPRS hingga 3492% untuk throughput, 1904% untuk delay, 3473% untuk jitter, dan 166% untuk packet loss.


ABSTRACT
Mobile telecommunications network technology is the most common way to communicate, especially through Internet access. The first digital cellular technology that allows access to the internet is in the second generation (2G) called GPRS, which is the development of GSM. The need for progressive internet access is increasing. Now, fourth generation cellular technology (4G), LTE, has been commercially and massively used by the public. The evolution involves, among others, the separation of structures into access networks and core networks, the separation of protocol paths for data control and access, and addressing each element in the network based on IP addressing.

The formation of cellular telecommunications networks can be done using a computer. OpenBTS and OpenAir Interface (OAI) are an alternative to building portable GPRS and LTE cellular networks with the help of USRP B210 to implement flexible radio systems. This open source application allows modification or customization of the source code for the extension of functions in experimental evaluations. Work based on existing standards, including OAI is fully based on Release 10, allowing the formation of various components such as the EU, eNB, MME, HSS, SGW and PGW on standard Linux-based computing equipment.

The research focuses on studies to conduct comparative performance evaluations of the development of cellular technology for internet access. Evaluation includes throughput, delay, jitter, and percentage of packet loss with their respective values for GPRS, which are 62.34 KBps, 1.03 s, 433.47 ms, and 5.20% while those for LTE are 2.17 MBps, 54 , 44 ms, 12.48 ms, and 3.12%. The use of GPRS for current services such as video access and search is not possible. The percentage results of LTE quality for browsing were 69.96% and streaming was 83.80%. LTE optimizes QoS compared to GPRS up to 3492% for throughput, 1904% for delay, 3473% for jitter, and 166% for packet loss.

2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firmansyah Juang Perkasa
Abstrak :
Industri telekomunikasi seluler terus tumbuh dan persaingannya semakin kompetitif di Indonesia.Banyaknya penyedia jasa telekomunikasi seluler ditambah dengan jumlah nomor seluler yang beredar yang telah melebihi jumlah penduduk, membuat isu loyalitas dalam industry ini menarik untuk dibahas.Data menyebutkan tingkat perpindahan operator (switching operator) di Indonesia cukup tinggi.Operator seluler memiliki tantangan berat untuk menjaga loyalitas pelanggannya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai dan kepercayaan terhadap loyalitas pada industry telekomuniksi seluler di Indonesia.Responden dalam penelitian ini adalah 168 pengguna operator seluler yang tinggal di wilayah Jabodetabek dan berusia minimal 18 tahun. Sebuah model penelitian dengan empat hipotesis diuji menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) untuk mengetahui hubungan nilai, kepercayaan dan loyalitas dengan moderasi usia berlangganan (relationship age) dan rata-rata biaya pengeluaran (usage level). Hasil penelitian menyatakan bahwa nilai berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan.Kepercayaan memediasi pengaruh nilai terhadap loyalitas.Relationship age memoderasi hubungan yang positif antara nilai dan kepercayaan, dan antara kepercayaan dan loyalitas.Usage level tidak memoderasi hubungan yang positif antara nilai dan kepercayaan, dan antara kepercayaan dan loyalitas.
Mobile telecommunications industry continues to grow and increasingly competitive competition in Indonesia. The number of providers of mobile telecommunications services with the number of circulating cell numbers that exceed the population, make the issue of loyalty in the industry are of particular interest. The data said level of switching operator in Indonesia is quite high. Mobile operators have a tough challenge to maintain customer loyalty. This study aims to see the effect of value and trust on loyalty in mobile telecommunication industry in Indonesia. Respondents in this study were 168 mobile operator users who live in the Jabodetabekvand at least was 18 years old. A research model with four hypotheses were tested using Structural Equation Modeling (SEM) to see the the relationship of value, trust, and loyalty with relationship age and usage level (monthly expenditure) as moderating variables. The study states that value has positive effect on trust. Trust mediates the positive effect of value on loyalty. Relationship age moderates the positive relationship between value and trust, and between trust on loyalty. Usage level doesn?t moderates the positive relationship between value and trust, and between trust on loyalty.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S54022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Rizka Ramadhani
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai penyebab dari Telkomsel yang menguasai pasar lebih dari 50 dan bagaimana jika keadaan tersebut ditinjau dari UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat UU Persaingan Usaha . Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain yuridis normatif, dimana hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Telkomsel tidak terbukti melanggar Pasal 17 dan 25 UU Persaingan Usaha. Penelitian ini menyarankan bahwa dalam menetapkan jumlah dan lokasi pembangunan BTS dalam konteks operator telepon seluler, Pemerintah seharusnya menggunakan kewenangannya secara maksimal dalam melakukan evaluasi agar memastikan bahwa pembangunan yang dilakukan oleh masing-masing operator tersebut telah mencakup dan merata di seluruh wilayah Indonesia atau setidak-tidaknya meng-cover tiga wilayah, yaitu high, medium, dan low area profitability; Regulator hendaknya mempertegas penerapan sanksi terhadap operator yang tidak mematuhi Rencana Dasar Teknis yang telah diajukan sebelumnya. ...... The focus of this study is about the cause of Telkomsel dominate the market more than 50 and what if the condition is reviewed by Law No. 5 Year 1999 Competition Act . This research is qualitative with juridical normative. This research explain that Telkomsel is not proven infringed the Article 17 and 25 of Competition Act. This research suggests that in determining the amount and location of the construction of base stations in terms of cellular operators, the government should use their authority to the fullest in evaluation of it, in order to ensure that the development which undertaken by each of these operators have covered and evenly distributed throughout Indonesia, or at least it has covered the high, medium, and low profitability areas regulators should strengthen the sanctions against operators who do not comply with the basic technical plan that has been proposed previously to the government.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
S66821
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hesti Nugrahani
Abstrak :
Kompetisi bisnis telekomunikasi seluler di Indonesia tampak semakin intens sebagai akibat dari ekspansi yang dilaksanakan oleh pemain lama seperti Telkomsel, Satelindo dan Excelcomindo, serta masuknya 2 pemain raksasa seperti Telkom dengan TelkomMobile dan Indosat dengan IM3 (indosat Multimedia Mobile), menyambut gayung deregulasi yang didengungkan oleh pemerintah pasca UU No. 36/1999. Karya akhir ini meneliti tentang persepsi dan perilaku pemakai Kartu GSM pra bayar di wilayah Jabotabek dengan tujuan untuk menentukan strategi positioning yang tepat bagi TelkomMobile dalam memasuki pasar Kartu GSM pra bayar di Indonesia, melalui proses positioning?. Persepsi yang diteliti meliputi awareness, persepsi terhadap tingkat kepentingan atribut dan persepsi terhaclap kinerja 3 kartu GSM pra bayar dalam setiap atribut, yaitu atribut kemampuan jelajah (roaming), kualitas jaringan, ketersediaan fitur, kemudahan memperoleh, pelayanan puma jual, harga (termasuk biaya airtime, biaya roaming/jelajah), serta rekomendasi pihak ketiga (teman, keluarga dan kerabat) dan promosi. Perilaku yang diteliti meliputi alasan pemilihan kartu pm bayar tertentu, biaya pemakaian telepon seluler per bulan, perilaku pemakaian telepon seluler, trial terhadap komunikasi data (internet), pola pemakaian internet, kern ungkinannya dalam mengakuisisi produk GSM 1800 generasi 2,5 (purchase intention) serta beberapa alasan yang menyebabkan belum pastinya konsumen membeli produk tersebut. 1-lasil penelitian kemudian dianalisis secara deskriptif, inferensial, asosiatifdan compare mean seria bi plot analysis yang dikembangkan bersama studi literature yang berkaitan dengan industri seluler di Indonesia, keyakinanlsikap dan perilaku konsumen seria strategi positioning. Dengan mengetahui persepsi dan perilaku pemakai kartu GSM pra bayar, karya akhir ini akan memberikan rekomendasi strategi positioning bagi TelkomMobile dalam memasuki pasar GSM pra bayar Indonesia, yaltu: Sebagai later entrant, strategi positioning yang tepat bagi TelkomMobile adalah imitative positioning (memposisikan dirinya pada dua atribut yang hampir sama dengan Pro XL pra bayar, yaitu ketersediaan fitur dan kualitas jaringan). TelkomMobile memiliki peluang untuk mendayagunakan distinctive advantages-nya untuk memperkuat positioning, seperti platform teknologi GSM 1800, kapabilitas network, dan saluran distribusinya yang tersebat di seluruh wilayah tanah air. TelkomMobile dapat diposisikan dengan pendekatan: atribut, yaitu ketersediaan fitur dan kualitas jaringan, dimana keduanya termasuk ke dalam dimensi teknis (analisis faktor), sehingga memudahkan manajemen untuk memfokuskan kegiatan operasionalnya, dengan ouput leverage yang tinggi, karena meningkatnya penilaian konsumen terhadap atribut ketersediaan fitur akan menaikkan pula atribut kualitas jaringan, sehingga dapat mendongkrak kinerja merek TelkomMobile secara keseluruhan dalam persepsi konsumen. manfaat, yaitu membantu untuk mencapai nilai kebersamaan (komunitas hidup), pemenuhan din/status (emosional), kenyamanan dan kemudahan dalam hidup dengan biaya ekonornis (the benefit segment). imajinasi, yaitu mengembangkan positioning TelkomMobile dengan menggunakan imajinasi seperti situasi yang jadi Iebih mudah dan nyaman untuk kehidupan social (seperti mcnghubungi keluarga dan teman). Konsekuensinya, TelkomMobile harus mampu menuangkannya ke dalam positioning statement, sebagai .single positioning claim. Pernyataan tersebut harus dapat diungkapkan dengan bahasa yang jelas, singkat dan mudah diulang-ulang, serta mengandung klaim yang unik yang berkaitan dengan aspek ketersediaan fitur dan kualitas jaringan. Untuk mempercepat penetrasi pasar, TelkomMobile harus mengoptimalkan saluran koniunikasi personal, yaitu lingkungan social dan para expert untuk mengungkapkan pengalamannya.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T5193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugirianto
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi informasi mengenai data pribadi konsumen dalam industri telekomunikasi seluler dan menganalisa perlindungan hukumnya serta memberikan penjelasan mengenai janggung jawab hukum penyelenggara telekomunikasi seluler dalam memberikan perlindungan hukum dimaksud, termasuk juga mengenai upaya penyelesain sengketa yang dapat dilakukan oleh konsumen. Hal ini perlu diuraikan karena penyelenggaraan telekomunikasi seluler sangat berkaitan erat dengan kegiatan penyaluran, pencatatan, perekaman, maupun penyimpanan data pribadi konsumen. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian hukum normatif dalam tataran dogmatika hukum, dimana hasil yang hendak dicapai adalah memberikan perskripsi mengenai apa yang sehyogyanya. Adapun jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang pengumpulan datanya dilakukan melalui studi kepustakaan. Berdasarkan hasil analisa dapat disampaikan bahwa ketentuan perlindungan data pribadi secara umum tidak menetapkan secara definitif data pribadi apa saja yang harus dilindungi, namun khusus untuk sektor telekomunikasi merujuk pada ketentuan internasional khususnya di Eropa dan Amerika diatur jenis data pribadi secara definitif yang mencakup empat klasifikasi yakni content data, traffic data, location data; dan basic subscriber. Adapun di Indonesia, peraturan perundang-undangan yang ada telah mengakui dan mengatur perlindungan data pribadi, namun masih bersifat umum dan belum spesifik mengatur sektor telekomunikasi. Setidaknya terdapat empat hal masih menjadi kekurangan saat ini, yakni i ketentuan perlindungan data pribadi secara umum tidak diatur dalam undang-undang, namum dalam peraturan menteri sehingga tidak mungkin mengatur sanksi pidana maupun pembentukan lembaga pengawasan; ii belum mengatur pembatasan dalam penyimpanan data pribadi; iii kegiatan unsolicited marketing belum diatur; dan vi belum ada pengaturan mengenai pemanfaatan traffic data, location data, dan basic subscriber. Dalam terjadi pelanggaran, khususnya terhadap data pribadi, konsumen dapat melakukan upaya penyelesaian sengketa baik secara pidana, perdata, maupun mengajukan laporan kepada Menkominfo. Namun demikian untuk melakukan upaya hukum dimaksud, mengacu pada praktik yang ada, dipersyaratkan adanya hubungan hukum antara konsumen dan penyelenggara telekomunikasi.Berkenaan hal-hal tersebut diatas, maka disarankan kepada pemerintah agar mengatur perlindungan data pribadi khusus untuk sektor telekomunikasi melalui undang-undang, disamping itu Penyelenggara telekomunikasi juga perlu menerapkan sistem perlindungan data pribadi konsumen secara internal guna menghindari potensi pelanggaran perlindungan data pribadi yang dapat merugikan konsumen maupun penyelenggara telekomunikasi.
This research aims to identify information regarding consumer 39 s personal data in cellular telecommunication industries and analyze the protection law while giving explanations about the responsibilities of cellular telecommunication provider in giving said protection law, including the effort of dispute resolution that can be done by consumer. This subject must be explained because cellular telecommunication provider is tightly connected with the distribution, recording, and even collection of consumer 39 s personal data. This research is conducted with the normative law research within the law 39 s dogmatics, where the goal is providing prescription of what is should be. The type of data used is secondary data of primary law subject and secondary law subject which was collected by literature study. According to the analyze, it can be said that the protection of personal data in general doesn 39 t describe definitively of which personal data that must be protected, but specifically for the sector of telecommunication refers to the international clause especially in Europe and America where the type of personal data is controlled definitively that encompass 4 classification which are content data, traffic data, location data, and basic subscriber. While in Indonesia, the existing laws acknowledge and regulate the protection of personal data, but still in general and not in specific of regulating the telecommunication sector. Atleast there are 4 things that are still lacking, which are i the protection of personal data in general isn 39 t regulated by the law, but by the ministry thus giving criminal sanction and establishing surveillance institution is not possible ii no control in limiting the record of personal data iii unsolicited marketing activity is not yet regulated vi no regulation of exploiting traffic data, location data, and basic subscriber. When there is a violation, specifically against personal data, consumer can attempt the settlement of dispute by civil or criminal law, or by filing a report to the ministry of communication and information. But to do those, there has to be a law connection between consumer and telecommunication provider.Regarding those said above, it is advised to the government to regulate the protection of personal data specifically for the telecommunication sector by law, while the telecommunication provider also need to implement consumer personal data protection internally to avoid potential breach of personal data protection which could harm consumer and telecommunication provider.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
T47014
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rediani Pramudita
Abstrak :
Persaingan di era digital semakin ketat, terutama di industri telekomunikasi seluler yang telah berkembang sejak tahun 1993 di Indonesia dan menjadi salah satu industri dengan pertumbuhan yang sangat stabil. Namun, 3 sampai 5 tahun terakhir, persaingan muncul tidak hanya dari penyedia layanan, jaringan, dan perangkat telekomunikasi, tetapi juga dari telekomunikasi digital. Perkembangan ini memaksa manajemen di unit bisnis perusahaan untuk menjadi lebih proaktif dan inovatif dalam mengembangkan bisnis mereka. Situasi ini mendorong sebuah riset dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengeksplorasi faktor-faktor apakah yang dapat menjaga dan meningkatkan kinerja unit bisnis pada perusahaan telekomunikasi seluler untuk dapat tetap bersaing dengan perusahaan digital dengan mengandalkan organizational culture, corporate entrepreneurship, dan customer relationship management. Dengan mendistribusikan kuesioner kepada manajer unit bisnis di beberapa perusahaan telekomunikasi seluler di Indonesia dan menggunakan metode penelitian structural equation modeling (PLS-SEM), penelitian ini menghasilkan implikasi bahwa, di tingkat unit bisnis, manajerial perlu untuk menumbuhkan dan mempertahankan innovativeness, yang merupakan dimensi dari corporate entrepreneurship, dan secara rutin melakukan proses pengumpulan dan penyimpanan customer data, yang merupakan dimensi dari CRM success implementation, sehingga secara langsung dapat menjaga dan meningkatkan organizational performance terutama pada dimensi customer perspective.

 


Competition in the digital era is getting tougher, especially in the cellular telecommunication industry which has been developing since 1993 in Indonesia and has become one of the industries with very stable growth. However, in the last 3 to 5 years, competition has arisen not only from service providers, networks and telecommunication equipment, but also from digital telecommunication. This development forced management in the companys business units to be more proactive and innovative in developing their business. This situation encourages research with the aim of identifying and exploring wheter factors that can maintain and improve the performance of business units in cellular telecommunication companies in order to remain competitive with digital companies by relying on organizational culture, corporate entrepreneurship, and customer relationship management. By distributing questionnaires to business unit managers in several cellular telecommunication companies in Indonesia and using structural equation modeling (PLS-SEM) research method, this research has implications that, at the business unit level, managerial needs to grow and maintain innovativeness, which is a dimension of corporate entrepreneurship, and routinely conducts the process of collecting and storing customer data, which is a dimension of CRM success implementation, so it can directly maintain and improve organizational performance, especially in the dimension of customer perspective.

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>