Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yunita Sari
Abstrak :
ABSTRAK
Tuberkulosis TB paru merupakan salah satu penyakit infeksi paru menular yang hingga saat ini masih menjadi perhatian. Penyakit TB paru merupakan salah satu penyakit yang masih menimbulkan stigma di masyarakat. Stigma yang ada akan menghambat program pengendalian TB dan meningkatkan risiko penularan, sehingga dibutuhkan suatu intervensi. Intervensi keperawatan dapat dilakukan ditatanan keluarga maupun komunitas melalui asuhan keperawatan. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan di keluarga melalui peningkatan peran keluarga maupun komunitas dengan membentuk kelompok pendukung Warga Peduli TB Wali TB untuk mencegah dan meminimalkan stigma TB. Hasil intervensi didapatkan peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan keluarga maupun masyarakat terkait TB dan penurunan stigma TB di keluarga serta masyarakat. Peningkatan peran keluarga dalam memberikan dukungan bagi klien TB dan adanya kelompok pendukung berupa Wali TB merupakan salah satu intervensi yang dapat dilakukan dalam mencegah dan meminimalkan stigma TB. Kata Kunci: kelompok pendukung, keluarga, stigma, tuberkulosis, keperawatan
ABSTRACT Pulmonary tuberculosis is a contagious lung infection disease that still becomes public concern. Pulmonary tuberculosis poses stigma in the community. Stigma will inhibit TB control programs and increase the risk of transmission. Therefore, it needs interventions. Nursing interventions can be provided to family and community settings through nursing care. This study aims to portrait the implementation of nursing care in the family through increasing the role of family and community. It was done by forming a support group of TB as namely Community Care for Tuberculosis Wali TB to prevent and minimize TB stigma. The result showed that increasing the role of family and community by Wali TB able to increase knowledge, attitude, and skill of family and community related to TB and decrease of TB stigma within family and community. Increasing the role of the family in providing support for TB clients and the presence of Wali TB are nursing interventions that can be done in preventing and minimizing TB stigma. Keywords support group, family, stigma, Tuberculosis, nursing
2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hanik Rohmah Irawati
Abstrak :
ABSTRAK
Self efficacy dalam mengatasi kanker pada pasien kanker payudara dapat meningkatkan koping yang adaptif, kesejahteraan dan kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh dukungan support group terhadap perbaikan self efficacy pasien kanker payudara yang mendapat kemoterapi dalam mengatasi kanker. Desain penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan pre-post test with control group yang melibatkan 76 pasien kanker payudara yang terdiri dari kelompok intervensi (38 responden) dan kontrol (38 responden) dengan metode concecutive sampling. Pengambilan data menggunakan instrumen Cancer Behavior Inventory versi 2. Hasil uji statistik dengan chi square menunjukkan tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna tingkat self efficacy yang tinggi dalam mengatasi kanker setelah intervensi antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (RR 1,4 dengan 95% CI 0,8-2,4). Dukungan support group dengan metode yang tepat perlu diberikan pada pasien kanker sebagai bagian dari asuhan keperawatan guna meningkatkan self efficacy dalam mengatasi kanker.
ABSTRACT
Self efficacy for coping with cancer in breast cancer patients can improve the adaptive coping, welfare dan quality of life of the patients. This study examines the effect of support of the support group to improvement self efficacy breast cancer patients taking chemoteraphy for coping with cancer. The study design uses quasi experiment with pre-post test within control group, involving 76 breast cancer patients with intervention (38 respondents) and control (38 respondents) using concecutive sampling method. Retrieving data using instruments Cancer Behavior Inventory Version 2. Statistical test results with chi square showed no significance difference proportion self efficacy for coping with cancer between in intervention group and the control group (RR 1,4 with 95% CI 0,8-2,4). The support of support group with appropriate methods needs to be given to cancer patients as part of nursing care in order to increase self-efficacy for coping with cancer.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Arfiyani
Abstrak :
Salah satu penyebab meningkatnya prevalensi pecandu narkotika adalah proses rehabilitasi yang tidak selesai dan tingkat kekambuhan. Keluarga merupakan salah satu risk factor penyebabnya. Family Support Group FSG merupakan program kegiatan dukungan yang dilaksanakan oleh Balai Besar Rehabilitasi BNN untuk mengaktifkan kembali peran, pengembalian sistem dan relasi dalam keluarga melalui Family Education, Family Sharing, dan Family Therapy dengan harapan keluarga dapat memahami, menerima, dan mengakui permasalahan yang dihadapi residen dan keluarga, sehingga dapat memberikan motivasi sekaligus sebagai pencegah kekambuhan pecandu. Penelitian kualitatif dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan program FSG, kendala yang ditemukan, serta upaya mengefektifkan program ini. Temuan penelitian, pelaksanaan FSG kurang efektif. Kendala-kendala yang muncul diantaranya pemahaman dan rasionalitas program yang tidak jelas. Balai Besar juga belum memberikan dukungan instrumental dan advokasi. Ini menjadi masukan bagi perubahan kebijakan penyelenggaraan program FSG agar sesuai antara harapan BNN dengan keluarga terhadap program FSG. ......One of the causes increasing prevalence of narcotic addicts is the process of uncomplete rehabilitation and relapse rates. The family is one of the risk factors causing it. Family Support Group FSG is a support program implemented by BNN Rehabilitation Center to reactivate the role, return of family relationships and systems through Family Education, Family Sharing and Family Therapy with hoped that families can understand, accept and acknowledge the problems faced resident and family, so it can provide motivation as well as prevention of relapse addicts. Qualitative research is conducted to find out the implementation of the FSG program, the constraints found, as well as efforts to streamline the program. The research findings, the implementation of FSG less effective. Constraints that arise include the understanding and rationality of the program is not clear. Balai Besar also has not provided instrumental support and advocacy. This is an input for the change of FSG program implementation policy to fit between BNN 39 s expectations with family towards FSG program.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rami Busyra Ikram
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: tugas dan tanggung jawab istri dalam merawat pasien hemodialisis dapat menimbulkan caregiver burden. Beban yang dialami tidak hanya terkait dengan tugas perawatan, tetapi juga tugas non-perawatan. Akibatnya, istri dari pasien hemodialisis rentan mengalami depresi. Tujuan penelitian: untuk menguji penerapan support group dalam mengelola caregiver burden. Metode: penelitian quasi-eksperimental, pretest-posttest nonequivalent control group design. Partisipan berjumlah delapan orang empat orang pada kelompok intervensi dan empat orang lainnya pada kelompok kontrol . Kelompok intervensi menjalani program support group yang dilaksanakan dalam lima sesi dan satu sesi follow-up. Program ini terdiri dari enam kegiatan: sharing, psikoedukasi, teknik pemecahan masalah, reframing thoughts, komunikasi asertif, dan latihan relaksasi. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Zarit Burden Interview ZBI dan General Health Questionnaire-12 GHQ-12 . Hasil: Partisipan kelompok intervensi mengalami penurunan skor ZBI maupun skor GHQ-12 setelah menjalani program support group. Dari hasil uji Mann-Whitney, diketahui nilai Z pada GHQ-12 adalah -2.178, p < .05. Artinya, terdapat perbedaan skor General Health Questionnaire-12 GHQ-12 yang signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Data kualitatif menunjukkan bahwa partisipan kelompok intervensi memperoleh manfaat dari keikutsertaan dalam support group. Sharing, kohesivitas, dan sikap altruisme dalam kelompok membuat setiap partisipan mendapatkan dukungan informasional maupun dukungan emosional. Partisipan juga mengenali cara-cara yang efektif dan berguna dalam menghadapi masalahnya. Kesimpulan: penerapan support group membantu partisipan dalam mengelola beban yang dirasakannya.
ABSTRACT
Background Wives rsquo duties and responsibilities in nursing hemodialysis patient can lead to caregiver burden. Burden they were experienced are not only related to nursing related tasks, but also to non nursing related tasks. As a result, they are prone to experience depression. Objective to examine the implementation of support group in managing caregiver burden. Methods Eight participants four in intervention group were enrolled into a quasi experimental research, pretest posttest nonequivalent control group design. The intervention group underwent a support group program, consisting of five sessions, and followed by a follow up session. This program contains of six activities, i.e. sharing, psychoeducation, problem solving techniques, reframing thoughts, assertive communication, and relaxation exercises. Zarit Burden Interview ZBI and General Health Questionnaire 12 GHQ 12 were administered to measure the outcomes. Results Participants in the intervention group showed a decrease on ZBI and GHQ 12 score after undergoing a support group program. From Mann Whitney test, they showed a significantly GHQ 12 score compared to the control group, Z 2.178, p .05. Results from qualitative inquires suggest that intervention group acquired the benefits from participation in the support group. Sharing, cohesiveness, and altruism attitudes within group allowed the participants to gain informational support as well as emotional support. Participants in the intervention group were able to recognize the effective and useful ways of dealing with the problems. Conclusion the implementation of support group helps the participants in managing their burden.
2018
T49080
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisah Aninditya Rahmaputri
Abstrak :

Tesis ini bertujuan untuk meningkatkan dukungan sosial yang dirasakan antar siswa SMA. Penelitian menggunakan metode kuasi eksperimental dengan metode pengukuran pre-test dan post-test. Berdasarkan hasil studi baseline ditemukan bahwa dukungan sosial yang dirasakan oleh siswa dari keempat sumber tinggi, dengan dukungan sosial yang dirasakan dari teman sebaya pada posisi terendah yaitu dengan nilai rata-rata 2.96. Dari hasil studi baseline ini peneliti menetapkan program intervensi untuk meningkatkan dukungan sosial yang dirasakan antar siswa. Program intervensi dirancang dalam bentuk membentuk kelompok dukungan sosial yang kemudian akan melakukan kegiatan dalam kelompok dan kompetisi antar kelompok. Berdasarkan hasil dari intervensi diketahui bahwa program tidak memiliki pengaruh signifikan dalam meningkatkan dukungan sosial yang dirasakan oleh siswa.

 


This thesis aims to improve the social support felt by high school students. The study used the quasi-experimental method with the measurement method pre-test and post-test. Based on the results of the baseline study it was found that social support felt by students from all four sources was high, with perceived social support from peers at the lowest position with an average value of 2.96. From the results of this baseline study the researchers established an intervention program to improve the social support felt by students. Intervention programs are designed in the form of forming social support groups which will then carry out group activities and inter-group competition. Based on the results of the intervention it is known that the program does not have a significant influence in increasing the social support felt by students.

 

2019
T54086
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Ariyani
Abstrak :
ABSTRAK
Perempuan Madura yang bercerai menghadapi tekanan psikologis yang lebih berat karena adanya konsepsi budaya yang membuat mantan suami merasa masih turut andil dalam kehidupan mantan istrinya. Belum lagi penyesuaian terhadap perceraian itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab perceraian pada perempuan Madura, permasalahan yang dihadapi, dan bentuk penyesuaian yang selama ini mereka hadapi, serta membuat rancangan program support group yang tepat agar perempuan Madura bisa menghadapi kehidupan pasca-perceraian dengan lebih baik. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif terhadap 12 responden, yaitu 2 responden melalui wawancara mendalam dan 10 responden melalui FGD. Hasilnya, faktor penyebab perceraian disebabkan karena kurangnya komunikasi, suami yang tidak peduli terhadap anak, kepribadian suami yang kurang matang, ekonomi sulit, adanya pihak ketiga, dan adanya faktor magis. Masalah yang dihadapi adalah menjalani proses hukum, emosi diri, pemenuhan kebutuhan ekonomi, perebutan hak asuh, peran orang tua tunggal, menghadapi pandangan orang lain, jatuhnya harga diri, penerimaan terhadap perceraian dan status janda, kesulitan memulai hubungan baru dan masalah keterlibatan mantan suami. Upaya penyesuaian dilakukan sesuai dengan permasalahan dan belum efektif bagi sebagian responden, terutama yang belum menikah kembali. Dengan demikian permasalahan psikologis yang dihadapi para responden dalam penyesuaian pasca-perceraian, yaitu: withdrawal; tekanan psikologis dalam menghadapi keterlibatan bahkan ancaman dari mantan suami, tidak memiliki otonomi/ kebebasan yang seharusnya, perasaan sedih, kehilangan, marah, kesal, benci, sakit hati, ketidakberdayaan/ keterpurukan, bahkan putus asa; tidak percaya diri dan turunnya harga diri; kompleksitas permasalahan menjadi orang tua tunggal; pendampingan terhadap anak; pikiran dan dorongan untuk dendam, serta penerimaan akan status janda. Rancangan program support group difokuskan pada aspek permasalahan dalam penyesuaian terkait keterlibatan mantan suaminya dan peran sebagai orang tua tunggal. Terdiri dari lima sesi, yaitu: 1. Pembentukan Support Group, 2. Psikoedukasi tentang perceraian dan penyesuaian pasca-perceraian, 3. Mengenal dan Menghadapi mantan suami, 4. Menjadi orang tua tunggal, 5. Menjadi pendamping anak yang bermasalah dengan perceraian orang tua.
Abstract
Madura Woman who is divorced will face a harder psychological pressure because there is still a cultural conception that makes an ex-husband is yet to take a part in his ex-wife?s living. Excluding, the adaptation to that divorce itself. The objective of this research is to discover the cause of the divorce of Madura woman, the problem that is taken, the form of adapting that they has taken so far, and also making a program design of support group precisely so that Madura woman can live their post-divorce lives better. This research was conducted qualitatively with 12 respondents, which is that, by thoroughly deepth interview with 2 respondents, and by FGD with the rest of them. The result, the factors that is causing the divorce is the lack of communication, husband abandoning the children, the immature personality of husband, poverty, cheating, and magical factors. The problem that must be taken are; undertaking law procedures, self emotion, fulfilling the needs, retrieving the right of custody, the role of single parent, receiving people adjustment, indignity, accepting the fact of divorce and having the status of being widow, the difficulties of making a new relationship, and the problem of ex-husband interfere. The effort of adapting was conducted due to the problems and it was not effective yet to some respondents, especially those who were not re-married. Therefore, it must be designed a program that must be focused on one of aspects of problems in adapting, which is involving her ex-husband. Program of Support Group which was designed consists of 5 sections, they are; 1. The form of Support Group2. Psycho-education on divorce and Post-divorce adaptation, 3. Behaving toward ex-husband, 4. Being a single parent, and 5. A companion children with problems of his parents' divorce.
2012
T31510
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Whinda Erlyani
Abstrak :
ABSTRAK
Menghadapi dampak negatif kelahiran prematur. Perkembangan teknologi dan internet membuat online support group marak dan populer, termasuk pada ibu dengan bayi prematur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan karakteristik ibu, karakteristik bayi prematur, jenis dukungan, harapan atas jenis dukungan, dan intensitas seluruh dukungan dalam online support group. Penelitian kuantitatif menggunakan kuesioner online melibatkan 82 responden. Karakteristik ibu: rata-rata usia 30,91 tahun, sebagian besar tamatan pendidikan tinggi, sebagian besar mengurus rumah tangga, sebagian besar tidak memiliki riwayat penyakit, dan sebagian besar tidak memiliki riwayat prematuritas sebelumnya. Karakteristik bayi prematur: rata-rata berusia 23,48 bulan, sebagian besar laki-laki, sebagian besar moderate preterm, sebagian besar lahir melalui operasi caesar, rata-rata berat lahir 1595,44 gram, dan sebagian besar memiliki riwayat penyakit kuning/jaundice. Jenis dukungan meliputi emotional, informational, instrumental, dan companionship support. Setiap jenis dukungan terbagi menjadi 5 kategori jawaban selalu, sering, kadang, jarang, dan tidak pernah . Jenis dukungan yang paling banyak mendapatkan jawaban ldquo;selalu rdquo; adalah informational support dan paling banyak mendapatkan jawaban ldquo;tidak pernah rdquo; adalah instrumental support. Informational support dipilih sebagai jenis dukungan prioritas utama yang diinginkan oleh responden 46,3 . Intensitas dukungan pada seluruh dukungan yang didapatkan responden berkategori baik 53,7 . Penelitian ini merekomendasikan optimalisasi jenis dukungan dalam online support group untuk meminimalisasi dampak negatif kelahiran prematur pada ibu.
ABSTRAK
Preterm birth tend to have negative impact for the mother. Support groups might help mother in dealing with negative impact of preterm birth. Technology and internet make online support groups grow and popular, including for mothers with premature infants. The aim of this study was to identify mothers rsquo characteristics, the premature infants rsquo characteristics, type of support, expectations of type of support, and intensity of support in an online support group. Quantitative research using an online questionnaire was conducted among 82 respondents. Mothers rsquo characteristics average age of 30.91 years, mostly graduates of higher education, mostly take care of households, mostly have no history of disease, and mostly have no prior history of prematurity. Premature infants rsquo characteristics average age of 23.48 months, mostly boy, mostly in moderate preterm, mostly born by caesarean section, average birth weight 1595.44 grams, and mostly have a history of jaundice. The types of support listed are emotional, informational, instrumental, and companionship support. Each type of support are divided into 5 categories answer always, often, sometimes, rare, and never . The type of support that gets the most always answer is informational support and the most never answer is instrumental support. Informational support was chosen as the type of main priority support desired by the respondents 46.3 . The intensity of support for all the support obtained respondents categorized good 53.7 . Optimizing the type of support in online support group for mother is needed to minimize the negative impact of preterm birth.
2017
S68995
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Pricilla Adiputra
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kohesi sosial di antara penderita kanker dalam menghadapi depresi, melalui studi kasus terhadap anggota support group Goodnews Lifestyle. Studi-studi terdahulu menunjukkan bahwa kohesi sosial yang terbangun di antara individu dapat membantu dalam menghadapi depresi. Namun, studi-studi tersebut belum melihat mekanisme yang menghubungkan kohesi sosial dengan depresi. Penelitian ini mengidentifikasi dukungan sosial yang dirasakan, persepsi terhadap efikasi kolektif yang tersedia, dan spiritualitas sebagai tiga mekanisme yang memungkinkan kohesi sosial yang terbangun di antara anggota support group untuk membantu penderita kanker menghadapi depresi. Penelitian ini selanjutnya menunjukkan bahwa anggota support group sebagai similar others menyumbang dukungan emosional yang besar, terutama karena mereka mempunyai pemahaman yang mendalam tentang situasi stres yang sedang dihadapi oleh sesamanya, yang dalam konteks penelitian ini adalah penderita kanker. Hal ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa mereka pernah atau sedang berbagi ketakutan dan penderitaan yang sama, yang mengkondisikan ikatan yang kuat antar anggota. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dan wawancara mendalam dengan support group Goodnews Lifestyle untuk memperoleh data. Sementara itu, hasil kuesioner Beck Depression Inventory-II (BDI-II), yang menilai sentimen peserta selama dua minggu terakhir, digunakan untuk menentukan tingkat keparahan gejala depresi yang ditunjukkan oleh pasien kanker. ......This study aims to explain the social cohesion among cancer patients in dealing with depression through a study case on the Goodnews Lifestyle support group. Previous studies show that social cohesion built among individuals can help them deal with depression. However, those studies did not observe the mechanisms that connect social cohesion with depression. This study identifies perceived social support, perception of available collective efficacy, and spirituality as the three mechanisms enabling social cohesion to help cancer patients deal with depression. Furthermore, this study shows that support group members as “similar others” contribute significant emotional support, primarily because they have a profound understanding of the stress that their fellow cancer patients are experiencing. It can be explained by how they share the same fears and sufferings, which condition a strong bond between members. This study uses a qualitative approach and in-depth interview data collection technique with the support group of Goodnews Lifestyle’s members. While data on the severity of the cancer patient's depression symptoms is obtained from the results of the Beck Depression Inventory-II (BDI-II), a questionnaire used to evaluate the emotional state of the patient within the most recent two-week period.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benita Aryani Widyawati
Abstrak :
Skizofrenia adalah penyakit mental yang mengakibatkan adanya kerusakan dalam proses berpikir, persepsi, respons emosional, dan interaksi sosial. Halusinasi pendengaran merupakan gejala positif yang paling umum terjadi pada pasien skizofrenia. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis penerapan terapi bercakap-cakap dalam support group terhadap penurunan tanda dan gejala pada pasien dengan halusinasi pendengaran. Karya ilmiah ini disusun berdasarkan studi kasus terhadap Ny. I (52 tahun) dengan masalah keperawatan halusinasi pendengaran. Asuhan keperawatan dilakukan selama 10 hari dengan implementasi tindakan keperawtan generalis selama 4 hari dan terapi bercakap-cakap dalam support group selama 8 hari. Alat ukur yang digunakan untuk mengevaluasi kondisi pasien menggunakan instrumen “Evaluasi Tanda dan Gejala Pasien Halusinasi” yang dikembangkan oleh Departemen Keperawatan Jiwa, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia. Hasil evaluasi dari asuhan keperawatan yang diberikan menunjukkan adanya penurunan tanda dan gejala halusinasi yang signifikan dari skor 20 menjadi skor 1. Penerapan terapi bercakap-cakap dalam support group terbukti efektif digunakan sebagai intervensi dalam mengontrol halusinasi pada pasien dengan membantu pasien fokus pada hal-hal yang bersifat nyata. ...... Schizophrenia is a mental illness that causes damage to thought processes, perception, emotional responses, and social interactions. The auditory hallucinations are the most common problem that occurs as a positive symptom in patients with schizophrenia. This scientific work aims to analyze the application of conversation therapy in a support group to reduce signs and symptoms in patients with auditory hallucinations. This scientific work was prepared based on a case study of Ms. I (52 years old) with auditory hallucinations as nursing problem. Nursing care was carried out for 10 days with the implementation of generalist nursing interventions for 4 days and conversation therapy in a support group for 8 days. The measuring tool used to evaluate the patient's condition is the "Evaluation of Signs and Symptoms of Hallucination Patients" instrument developed by the Department of Mental Nursing, Faculty of Nursing, University of Indonesia. The evaluation results of the nursing care provided showed a significant reduction in signs and symptoms of hallucinations from a score of 20 to a score of 1. The application of conversation therapy in support groups has proven to be effective as an intervention in controlling hallucinations in patients by helping patients focus on real things.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Purwara Dewanti
Abstrak :
ABSTRAK
Dukungan yang diberikan kepada ibu menyusui untuk melakukan praktik menyusui sesuai dengan rekomendasi WHO telah banyak dan beragam. Namun demikian, meningkatkan praktik menyusui sesuai rekomendasi tersebut tampaknya memang bukan hal yang mudah. Salah satu bentuk dukungan yang diberikan kepada ibu baik oleh teman sebaya (peer) maupun tenaga ahli (professional) dapat berupa kelompok pendukung ibu ataupun berupa konsultasi satu-lawan-satu atau individual. Dukungan tersebut pada akhirnya akan sangat membantu apabila diberikan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik ibu menyusui sehingga dapat mencapai praktek menyusui yang sesuai dengan rekomendasi. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengeksplorasi praktik menyusui dan pengalaman ibu dalam menghadiri kelompok pendukung atau konsultasi individu. Praktek menyusui di kalangan ibu-ibu dalam bentuk kelompok dan bentuk individu sesuai dengan rekomendasi. Kedua bentuk dukungan dapat memberi manfaat bagi ibu dengan memberi edukasi utamanya jika mereka mendapat dukungan menyusui (baik kelompok atau individu) sedini mungkin yaitu selama masa kehamilan, tentang praktek pemberian ASI yang direkomendasikan dan bagaimana mempertahankannya. Dukungan dalam bentuk kelompok, dengan suasana yang tepat, ibu dapat berbagi pengalaman mengenai menyusui dan saling memberi semangat satu sama lain. Sementara dukungan dalam bentuk individu, ibu meningkatkan praktek pemberian ASI mereka dengan mengatasi masalah menyusui secara lebih fokus dibantu oleh konsultan laktasi/konselor menyusui. Praktek menyusui yang baik dapat terus dipertahankan oleh pengalaman ibu dalam bentuk dukungan kelompok atau bentuk dukungan individu yang menyediakan lingkungan yang kondusif untuk ibu belajar dan/atau untuk mengatasi masalah menyusui
ABSTRAK
Intervention to promote breastfeeding practice according to WHO recommendations given to breastfeeding mothers have been many and varied. Nevertheless, improving breastfeeding practices as recommended does not an easy thing. Type of support given to the mother either by peers and experts (professionals) can be in the form of support group and/or one-on-one or individual consultation. Such support will be helpful if given in accordance with the needs and characteristics of breastfeeding mothers to achieve appropriate breastfeeding practices with the recommendation. Qualitative approach was used to explore mothers’ breastfeeding performance and mothers’ experience attending the group and/or individual exposure. The breastfeeding practice among mothers in group exposure and individual exposure were in accordance with the recommendation. Both exposures are beneficial for mothers by educating mothers for recommended breastfeeding practice and how to maintain it especially if they were exposed to the breastfeeding support (groups or individual) as early as possible i.e. during pregnancy period. Specific in group exposure, with the proper group ambiance, mother can share experiences on breastfeeding and encouraging each other. While in individual exposure, mothers improved their breastfeeding practice by treating breastfeeding problem with more focus helped by breastfeeding counselor/lactation consultant. Good performance on breastfeeding among mothers’ can be maintained by their experiences of group or individual exposure that allow mothers learn in conducive environment and/or solved mothers’ breastfeeding problem
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>