Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farid Arifiyanto
Abstrak :
ABSTRAK
PT. XYZ adalah perusahaan di bidang Information Technology. Pada tahun 2015, PT. XYZ mulai beralih dari metode waterfall ke metode agile scrum, harapannya project dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Namun proses pengembangan yang menggunakan metode scrum tersebut belum sesuai dengan harapan karena seringnya keterlambatan proses deliver program kepada pelanggan. Berdasarkan masalah tersebut, maka dibutuhkan cara untuk meningkatkan proses pengembangan perangkat lunak. Peningkatan proses pengembangan perangkat lunak diawali dengan mengukur tingkat kematangan proses pengembangan perangkat lunak, lalu menyusun saran untuk meningkatkan proses pengembangan perangkat lunak. Penelitian ini menggunakan Scrum Maturity Model untuk mengukur tingkat kematangan dan menggunakan model Lewin rsquo;s Force Field Analysis untuk menyusun saran perbaikan proses pengembangan perangkat lunak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. XYZ masih berada pada tingkat 1 dalam penerapan metode scrum untuk proses pengembangan perangkat lunak. Beberapa rekomendasi yang dihasilkan yaitu penggunaan TFS untuk memudahkan pelaksanaan praktik scrum seperti membuat product backlog dan release burndown chart, penggunaan video call dan Microsoft Azure untuk mendapatkan masukan dari stakeholder, serta melakukan outsource agar tidak mengganggu anggota tim proyek.
ABSTRACT
PT. XYZ is an Information Technology company. In 2015, PT. XYZ began to move from the waterfall method to agile scrum method, hoping the project can be completed more quickly and in accordance with customer needs. However, the development process using Scrum method has not been in accordance with expectations because of frequent delays in the delivery process to customers. Based on the problem, it takes a way to improve software development process. To Improved software development process begins with measuring the maturity level of the software development process, and then develops suggestions to improve the software development process. This study uses Scrum Maturity Model to measure the maturity level and use Lewin 39 s Force Field Analysis model to develop suggestions for software development process improvement. The results show that the PT. XYZ is still at level 1 in the application of Scrum method for software development process. Some recommendations are the use of TFS to facilitate the implementation of scrum practices such as creating product backlog and release burndown chart, using video calls and Microsoft Azure to get input from stakeholders, and outsource so as not to disturb the project team members.
2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Moch Nasrullah Rahmani
Abstrak :
ABSTRAK
Selama ini organisasi mengalami banyak masalah dalam proses pengembangan perangkat lunak. Hal ini tercermin dengan adanya fakta dari laporan performa internal dan audit dari induk organisasi. Hasil audit dapat dijadikan momentum perbaikan untuk peningkatan kapabilitas pengembangan perangkat lunak pada organisasi. Meningkatnya kapabilitas organisasi dalam hal tersebut akan membantu menyelesaikan berbagai masalah terkait. Hasil audit yang lebih baik dapat meningkatkan postur organisasi dari sudut pandang induk organisasi.

Dalam penelitian ini dilakukan penilaian terhadap kerangka kerja yang diadopsi organisasi. Dari hasil penilaian dapat diketahui rekomendasi agar organisasi mendapatkan manfaat dari kerangka kerja yang dipilih. Penelitian juga membuat pemetaan peran dalam Scrum dengan penanggung jawab kebutuhan dokumen audit yang telah ditentukan induk organisasi. Panduan yang dibuat diharapkan memudahkan organisasi dalam memenuhi standard induk organisasi, sesuai dengan kebutuhan, dan menerapkan praktek agile.
ABSTRACT
All this time the organization experienced many problems in the software development process. This is reflected by the fact of internal performance reporting and audit of the parent organization. The audit results can be used as a momentum of improvement for increasing the capability of the software development organization. Increased organizational capability in doing so will help solve related problems. Better audit results will be able to improve the posture of the organization from the perspective of the parent organization.

In this research conducted an assessment of the software development framework adopted by the organization. From the assessment results can be known recommendation for the organization to improve benefit from the chosen framework. The study also makes mapping roles in Scrum with the person in charge of the audit document predetermined by parent organization. The result exptected to facilitate the organization in meeting the standards of the parent organization, according to the needs, and applying agile practice.
2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yogaswara Shahputra Pratama
Abstrak :
Dalam menghadapi era disrupsi, PT X (Persero) melakukan transformasi digital pada seluruh proses bisnis, layanan dan produknya sehingga membutuhkan pengembangan berbagai perangkat lunak. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut PT X telah mengimplementasikan framework Scrum sejak tahun 2019. Namun menurut laporan perkembangan proyek selama semester satu tahun 2020, capaian penyelesaian Backlog dan Sprint Goals hanya sebesar 69,22% dari 100% yang ditargetkan sehingga berdampak pada berbagai keterlambatan proyek. Berdasarkan paparan dari salah satu Product Owner, masalah tersebut menyebabkan PT X mengalami kerugian dari hilangnya potensi pertumbuhan pendapatan bisnis. Pada tahap awal, melalui studi dokumen pada aplikasi JIRA dan dokumen terkait proses Scrum serta wawancara dengan salah satu Scrum Master, penelitian ini menemukan terdapat berbagai penyimpangan praktik Scrum khususnya pada Scrum Artifacts yang terindikasi menjadi akar masalah utama. Pengukuran tingkat kematangan dilakukan melalui penyebaran kuesioner elektronik yang berisi 83 pertanyaan dari Scrum Maturity Model (SMM) yang telah dimodifikasi sesuai Scrum Guide 2020, kepada 5 tim Scrum business dan business support yang diwakili oleh 4 Scrum Master. Data kuesioner dan evidence yang diperoleh kemudian diolah menggunakan Key Process Area (KPA) Rating. Pengukuran tingkat kematangan menunjukkan bahwa PT X masih berada pada kematangan tingkat 1 (Initial) dari 5 tingkat kematangan. Rekomendasi perbaikan difokuskan kepada perbaikan kualitas Scrum Artifacts yang juga merupakan salah satu sasaran khusus pada tingkat kematangan 2 yang tidak berhasil dicapai oleh PT X. Sebanyak 14 rekomendasi terbagi dalam 4 kelompok meliputi, Product Backlog, Sprint Backlog, Release Burndown Chart, dan Sprint Burndown Chart. Rekomendasi yang telah divalidasi melalui wawancara dengan Scrum Master Lead PT X diberikan dan disarankan untuk diimplementasikan secara konsisten guna meningkatkan kapabilitas implementasi Scrum di PT X agar masalah capaian Scrum dan keterlambatan proyek dapat teratasi. ......Facing the disruptive era, PT X (Persero) carries out digital transformation in all business processes, services, and products which require various software development effort. To fulfill these needs, PT X has implemented the Scrum framework since 2019. However, according to the project progress report during the first semester of 2020, the achievement of the Backlog and Sprint Goals completion was only 69.22% from 100%, and causing project delays. One of the Product Owners declare that this problem makes PT X lost its potential income from business revenue growth. In the early stages, through documents study on the JIRA application and analyze all of the documents related to the Scrum process at PT X as well as interviews with one of the Scrum Masters. This research found that there were various deviations in Scrum practice, especially in Scrum Artifacts which were indicated to be the root of the main problem. Maturity level measurement is carried out through the distribution of an electronic questionnaire containing 83 questions from the Scrum Maturity Model (SMM) which has been modified with the Scrum Guide 2020, to 5 Scrum business and business support teams represented by 4 Scrum Masters. The data obtained from the questionnaire then equipped with evidence then processed using the Key Process Area (KPA) Rating. The result of maturity level measurement shows that PT X’s maturity is at level 1 (Initial) of 5 maturity levels. Recommendations for improvement are focused on improving the quality of Scrum Artifacts which is also one of the specific targets at maturity level 2 that not yet achieved by PT X. A total of 14 recommendations are divided into 4 groups including, Product Backlog, Sprint Backlog, Release Burndown Chart, and Sprint Burndown Chart. Recommendations that have been validated by Scrum Master Lead through interviews are given and suggested to be implemented consistently in order to improve Scrum implementation capability at PT X so that the problem of Scrum achievement and project delays can be resolved.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library