Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aditya Bagaswara
Abstrak :
Kepemimpinan non formal dalam kerangka konsep shared leadership yang terbentuk di dalam tim-tim kerja menjadi konsekuensi akibat absennya sebagian besar jabatan struktur khususnya di Badan Informasi Geospasial (BIG) akibat penyederhanaan birokrasi. Proses berbagi pengetahuan diharapkan menjadi lebih cepat dan luas dengan ketiadaan sekat-sekat struktur organisasi. Kedua faktor baik shared leadership maupun berbagi pengetahuan dalam berbagai penelitian menunjukkan hubungan yang positif sebagai pendorong perilaku kerja inovatif pegawai dalam organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan shared leadership dan berbagi pengetahuan terhadap perilaku kerja inovatif pegawai di BIG. Penelitian dilakukan di BIG terhadap 98 pejabat fungsional tertentu sebagai responden dari total populasi 551 pegawai. Analisa data dilakukan dengan metode kuantitatif dengan penyebaran kuesioner. Data yang terkumpul kemudian diolah dengan alat ukur korelasi spearman rank yang dibantu perangkat lunak SPSS 26. Wawancara mendalam dilakukan untuk menggali informasi tambahan yang mendukung hasil analisa data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa shared leadership memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap perilaku kerja inovatif pegawai. Namun kekuatan korelasi yang dihasilkan tergolong cukup/sedang dengan nilai koefisien korelasinya sebesar 0,423 dengan signifikansi Sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Berbagi pengetahuan juga memiliki hubungan hubungan yang positif dan signifikan terhadap perilaku kerja inovatif pegawai. Adapun kekuatan korelasi yang dihasilkan tergolong kuat dengan nilai koefisien korelasinya sebesar 0,517 serta signifikansi Sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Shared leadership dan berbagi pengetahuan bersama-sama memiliki hubungan yang signifikan dan positif terhadap perilaku kerja inovatif pegawai. Kekuatan korelasinya sebesar 0,537 yang termasuk dalam kategori kuat dengan tingkat signifikansi Sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Beberapa pengembangan kompetensi kepemimpinan pegawai perlu menjadi agenda yang mendesak untuk mendukung kesiapan pegawai dalam kepemimpinan tim kerja. Selain itu manajemen pengetahuan perlu dibangun sistematis dibarengi infrastruktur berbagi pengetahuan yang masih perlu dimaksimalkan ......Shared leadership concept that is formed within work teams is a consequence of the absence of most structural positions, especially at Badan Informasi Geospasial (BIG) due to simplification of the bureaucracy. The process of sharing knowledge is expected to be faster and wider in the absence of organizational structure barriers. The two factors, both shared leadership and knowledge sharing, in various studies show a positive relationship toward innovative work behavior. This study aims to determine the correlation between shared leadership and knowledge sharing on the innovative work behavior at BIG. The research was conducted at BIG on 98 certain functional officials as respondents from a total population of 551 employees. Data analysis was carried out using quantitative methods by distributing questionnaires. The collected data was then processed with the Spearman rank correlation measuring instrument and using SPSS ver. 26. In-depth interviews were conducted to gather additional information to support the results of data analysis. The results of this study indicate that shared leadership has a positive and significant relationship on employee innovative work behavior. However, the correlation strength is quite/moderate with a correlation coefficient value 0.423 and significance Sig. (2-tailed) 0.000. Knowledge sharing also has a positive and significant relationship on employee innovative work behavior. The correlation strength is quite strong with a correlation coefficient value 0.517 and significance Sig. (2-tailed) 0.000. Shared leadership and shared knowledge have a significant and positive relationship on innovative work behavior. The correlation strength is 0.537 which is included in the strong category with a significance level of Sig. (2-tailed) 0.000. Some development of employee leadership competencies needs to be an urgent agenda to support employee readiness in team work leadership. In addition, knowledge management needs to be developed systematically accompanied by a knowledge sharing infrastructure that still needs to be improved
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fillah Amalia
Abstrak :
Peningkatan jumlah pelaku usaha kosmetik lokal di Indonesia semakin positif. Namun, hadirnya produk brand impor turut menjadi ancaman bagi produk kosmetik lokal dalam memenuhi kebutuhan pasar sehingga dibutuhkan strategi inovasi yang tepat. Perilaku inovatif menjadi salah satu upaya perusahaan dalam mendorong karyawan agar lebih kompetitif. Mengingat bahwa karyawan merupakan aset utama milik perusahaan yang perlu dijaga dan dikembangkan kualitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh knowledge sharing terhadap innovative behavior dengan shared leadership sebagai variabel mediasi pada karyawan perusahaan kosmetik lokal di Indonesia. Proses pengumpulan data penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu Agustus 2023 hingga Desember 2023 dengan total 155 responden yang berasal dari 14 perusahaan kosmetik lokal di Indonesia. Jenis penelitian ini adalah eksplanatif menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa knowledge sharing berpengaruh positif dan signifikan terhadap innovative behavior, dan shared leadership memediasi secara positif dan signifikan dalam hubungan antara keduanya pada karyawan perusahaan kosmetik lokal di Indonesia. ......The increase in the number of local cosmetic business actors in Indonesia is increasingly positive. However, the presence of imported brand products also poses a threat to local cosmetic products in meeting market needs, so an appropriate innovation strategy is needed. Innovative behavior is one of the company's efforts to encourage employees to be more competitive. Recognize that employees are the company's main assets whose quality needs to be maintained and developed. This research aims to analyze the influence of knowledge sharing on innovative behavior with shared leadership as a mediating variable in employees of local cosmetic companies in Indonesia. The data collection process for this research was carried out in the period August 2023 to December 2023 with a total of 155 valid respondents from 14 local cosmetic companies in Indonesia. This type of research is explanatory using a quantitative approach. The results of this research show that knowledge sharing has a positive and significant effect on innovative behavior, and shared leadership mediates positively and significantly in the relationship between the two among employees of local cosmetic companies in Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anjar Ramdhana
Abstrak :
Tesis ini bertujuan untuk mengembangkan intervensi yang dapat mengembangkan integrasi lintas fungsional pada organisasi publik. Integrasi lintas fungsional dijelaskan melalui pengaruh kualitas hubungan sesama anggota tim terhadap efektivitas tim. Integrasi lintas fungsional dijelaskan sebagai perilaku anggota kelompok dan sebagai proses kelompok. Integrasi lintas fungsional sebagai perilaku anggota kelompok melibatkan perilaku hubungan timbal balik antar anggota kelompok terkait pelaksanaan tugas. Integrasi lintas fungsional sebagai proses kelompok dijelaskan dalam bentuk kapasitas kelompok dalam mendistribusikan dan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dengan melibatkan perilaku kontributif dan kepemimpinan partisipatif anggotanya. Penelitian melibatkan tiga kelompok responden yang masing-masing berjumlah 30 orang, sehingga total responden berjumlah 90 orang N=90. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi dan analisis jalur untuk mengetahui adanya pengaruh antar variabel. Hasil analisa kelompok menunjukkan kondisi integrasi lintas fungsional berbeda-beda pada masing-masing direktorat. Pada Direktorat A, integrasi lintas fungsional tidak terbentuk sebagai perilaku anggota kelompok dan sebagai proses kelompok. Pada Direktorat B, integrasi lintas fungsional terbentuk sebagai perilaku anggota kelompok, tetapi tidak terbentuk sebagai proses kelompok. Pada Direktorat C, integrasi lintas fungsional terbentuk sebagai proses kelompok. Untuk mengembangkan integrasi lintas fungsional sebagai perilaku anggota kelompok dirancang intervensi pengembangan tim yang berorientasi pada perilaku dan proses kelompok. Untuk mengembangkan integrasi lintas fungsional sebagai proses kelompok dirancang team coaching dengan pendekatan coaching perkembangan. Rancangan intervensi dibuat sesuai dengan kebutuhan masing-masing direktorat.Kata kunci : Integrasi lintas fungsional, kualitas hubungan sesama anggota tim, kepemimpinan bersama, efektivitas tim, pengembangan tim, team coaching.
This thesis aims to develop interventions that can develop cross functional integration across public organizations. Cross functional integration is explained through the influence of team member exchange qualities on team effectiveness. Cross functional integration is described as the behavior of group members and as a group process. Cross functional integration as a behavior of group members involves the behavior of mutual relationships among group members regarding task implementation. Cross functional integration as a group process is described in terms of group capacity in distributing and utilizing its resources by engaging participatory behavior and leadership. The study involved three groups of respondents, each of which amounted to 30 people, bringing the total number of respondents to 90 people N 90 . The research method used is quantitative research by using regression analysis and path analysis to determine the influence between variables. The result of group analysis shows that cross functional integration conditions are different in each directorate. In Directorate A, cross functional integration is not formed as a behavior of group members and as a group process. In Directorate B, cross functional integration is formed as the behavior of group members, but is not formed as a group process. In Directorate C, cross functional integration is formed as a group process. To develop cross functional integration as group member behaviors designed team building interventions on group behavior. To develop cross functional integration as group process is designed team coaching with development coaching approach. The design of the intervention is made according to the needs of each directorate. Keywords Cross functional integration, team member exchange qualities, shared leadership, team building, team coaching.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51124
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Guntur Sulis Dwi Cahyo
Abstrak :
Due to an increase in market competition, companies in various industries are expected to be responsive to their dynamic environment. The service industry is no exception. This paper aims to identify the effective internal factors of a cross-functional team in technological-based service company: NSIAPay in order to keep the value among employees while facing a fast-changing business world. A case study from technological-based service company helps to characterize several factors that influenced the effectiveness of the cross-functional team through shared leadership, cohesion and internal team environment with its antecedent factors. This research used Structured Equation Modelling and only carried out in financial technology company, NSIAPay. Through this research, it shows the influence of internal team environment, cohesion and Shared Leadership towards cross-functional team effectiveness. The higher the level of internal team environment and partially mediated by Cohesion will give positive influence towards Cross-Functional team effectiveness. The relationship between internal team environment mediated by shared leadership does not have a positive influence towards cross-functional team effectiveness.
Karena meningkatnya persaingan pasar, perusahaan di berbagai industri diharapkan responsif terhadap lingkungan dinamis mereka. Industri jasa tidak terkecuali. Makalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal yang efektif dari tim lintasfungsional di perusahaan layanan berbasis teknologi: NSIAPay untuk menjaga nilai di antara karyawan saat menghadapi dunia bisnis yang cepat berubah. Sebuah studi kasus dari perusahaan jasa berbasis teknologi membantu untuk mengkarakterisasi beberapa faktor yang memengaruhi efektivitas tim lintas fungsi melalui kepemimpinan bersama, kohesi, dan lingkungan tim internal dengan faktor pendahulunya. Penelitian ini menggunakan Structured Equation Modeling dan hanya dilakukan di perusahaan teknologi keuangan, NSIAPay. Melalui penelitian ini, ini menunjukkan pengaruh lingkungan tim internal, kohesi dan Kepemimpinan Bersama terhadap efektivitas tim lintas fungsional. Semakin tinggi tingkat lingkungan tim internal dan sebagian dimediasi oleh Kohesi akan memberikan pengaruh positif terhadap efektivitas tim CrossFungsional. Hubungan antara lingkungan tim internal yang dimediasi oleh kepemimpinan bersama tidak memiliki pengaruh positif terhadap efektivitas tim lintas fungsional.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53555
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library