Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iman Ahimsa
Abstrak :
Penelitian ini mencoba untuk mengetahui pengaruh self-image congruency terhadap preferensi merek dan kepuasan konsumen pada kategori produk telepon selular (ponsel). Merek ponsel yang digunakan dalam penelitian adalah Nokia, Motorola, Samsung, Siemens, dan Sony Ericsson. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Borobudur di Jakarta dengan jumlah sampel sebanyak 173 responden. Desain studi yang digunakan yaitu metode survei dengan pendekatan potong lintang (cross sectional) dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode convenience sampling. Tujuan penelitian meliputi 1. Memahami konsep self-image congruency, dan mengetahui faktor-faktor yang mernbentuk self-image congruency. 2. Memahami konsep preferensi merek, dan mengetahui faktor-faktor yang membentuk preferensi merek. 3. Memahami konsep kepuasan konsumen, dan mengetahui faktor-faktor yang membentuk kepuasan konsumen. 4. Mengukur dan menganalisis pengaruh self-image congruency terhadap preferensi merek dan kepuasan konsumen. Indikator-indikator untuk setiap variabel yang diteliti diadopsi dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Jamal dan Goode (2001). Pada penelitian ini analisis data dengan menggunakan factor analysis, regresi liner dan independent student t test dengan bantuan software SPSS 10.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa self-image congruency mempunyai p engaruh yang positif terhadap preferensi merek dan kepuasan konsumen. Kelompok konsumen yang memiliki self-image congruency yang tinggi terhadap suatu merek bersikap lebih menyukai merek tersebut dan memperoieh kepuasan lebih tinggi dibandingkan kelompok konsumen yang memiliki self-image congruency yang rendah.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yves Christopher Rumajar, auhtor
Abstrak :
ABSTRAK
Jumlah penduduk Indonesia sebesar 210,4 juta orang dengan proporsi berdasarkan jenis kelamin laki-laki 49,9% dan perempuan 50,1% merupakan pasar yang potensial untuk berbagai macam produk yang ditujukan bagi segmen wanita. Salah satu bagian yang berkaitan dengan perawatan tubuh adalah kulit waiah Kategori produk perawatan kulit yang sejak enam tahun terakhir gencar dipasarkan adalahjenis produk pemutih kulit wajah (whitening). Kulit wanita Indonesia memiliki karakteristik berwarna kecokiatan, ditambah lagi hidup di alam tropis di mana sinar matahari mampu mendorong terbentuknya pigmen melanin, yaitu sejems sel yang membuat kulit berwarna kecokiatan. Oleh karena itu, memiliki kulit wajah yang putih diyakini merupakan kebutuhan wanita Indonesia.

Persaingan di kalangan produsen pemutih semakin meningkat, seiring dengan meningkatnya kebutuhan konsumen akan produk pemutih. Hal ini membuat produsen berlomba-lomba untuk mendiferensiasikan produknya daii produk kompetitor. Dengan meningkatnya anis informasi, menarnbah pengetahuan konsuinen berkaitan dengan khasiat dan kemampuan memutihkan maupun efek samping dan bahan kandungan pemutih yang dapat merusak kulit wajah.

Menghadapi peluang pasar, persaingan yang meningkat, serta ai-us informasi yang kontra-produktif mengenai produk pemutih, maka untuk memenangkafl persaingan, pemasar seyogianya melakukan analisis terhadap persepsi dan perilaku konsumen yang berkaitan dengan konsep diñ (self-image) wanita TujuaflflYa untuk menemukat preferensi dalam ineinbeli produk pemutib scrt* menentukan posisi yang tepat dalam bentuk konsumen

Penelitian düakukan dengan pendekatan riset eksploratOñ dan riset deskriptif. Riset eksploratori dilakukan secan kualitatif untuk mendapatkim informas? awal mengenai atribut-atribut yang berkaitan dengan konsep din dan perilaku konsumea Selanjutnya dengan riset deskniptif alcan memberikan jawaban atas pertanYaa) penelitian Metode pengumpulan data dilakukan dengan suivei self administered questionnaires yang disebarkan kepada 200 responden yang berdomisili di DKI Jakarta. Penelitian dalam tesis ini bersifat cross-sectional dalam kurun waktu 2 bulan (September s/cl Oktober 2000). Prosedur pengambilan sampel nienggunakan metode non-probability sampling dengan jenis judgement sample. Metode analisis yang dipakai adalah: descriptive statistics, independent sample t-test, factor analysis, dusts analysis dan biplot analysis.

Hasil penelitian menunjuickan baht balk wanita yang warna kulítnya cenderung putih maupun cenderung bitam memiliki persepsi yang positif terhadap dirinya, hanya saja wanita yang warna kulítnya cenderung putîh merniliki persepsi yang lebib positif dibandingkan dengan yang wama kulitnya cendenmg hitam. Penelitian menemukan faktor-faictor yang membentuk citra diii wanita, yaitu: faktor penampilan, faktor inner beauty, dan faktor feminisme.

Dalam persepsi wanita, apabila ia meniakai pexnutih wajah maka akan membuatnya kelihatan menarik, kelihatan segar, merasa percaya diri dan kelihatan cantik. Manfaat pemutih yang paling dipentingkan konsumen adalah kemampuannya melindungi kulit dan sengatan sinar matahari.

Penelitian yang berdasarkan teori self-image congruence menunjukkan bahwa semiikin tinggi kesesuaian antara persepsi terhadap pengaruh pemutih (product-user image) dengan persepsi terhadap din (self-image), maka semakin banyak konsurnen yang niemiliki persepsi positif terhadap pemutih. Keinginan membeli produk pemutih dipengaruhi oleh: persepsi terhadap pengaruh produk pemutih, kesesuaian antara product-user image dengan actual self-image, serta pengalaman sebagai pemakai.

Atribut produk pemutih yang paling dipentingkan adalah bahan kandungan. Ainbut Iainnya adalah: kecepatan lotion terserap, kemampuan memutihkan dalam 6 minggu, merek dan harga. Perilaku pemakaian dan pembelian konsumen sebagaiafl besar adalah: memakai <6 bulan dan antara 1-2 tahun, meniakai setiap han dan saat hendak beraktiVitaS, serta melakukan pembelian di swalayan besar.

Dari peta positioning terhadap 4 merek ditemukan bahwa: Hazeline dipersepsikan aman digunakan, harganya murah, beraroma segar serta inampu memutihkan dalam 6 minggu, Nivea dipersepsikan tidak memiliki lotion yang kental, Pond?s dipersepsikan sebagai merek yang paling populet, desain kemasan yang menarik, seda lotion yang berwarna putih sedangkafl Oil of Ulay dipersepsikan ukuran kemasaflflYa sesual dan lotion yang cepat terseraP ke dalam kulit.

Dari hasil penelitian ini, penulis menyarankan 3 hal kepada pemasar yaitu: melakukan positioning berdasarkan selfimage congrUeflC dan berdasalkan manfaat dan perilaku pemakaifl positioning terhadaP merek pesaing dengan menentukan atribut produk yang paling tepat; serta merumus pernyataan positioning.
2002
T6306
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhisti Fauziah
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang fenomena biduan dangdut. Image biduan dangdut menjadi sebuah hal yang negatif karena dibarengi dengan penampilan panggung biduan yang mempertontonkan goyangan. Biduan dangdut laris di kalangan pesta pernikahan hingga kampanye partai politik. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan self image yang dibangun oleh biduan dangdut sebagai suatu upaya menampilkan dirinya sebagai biduan dangdut. Sudut pandang kognitif membantu memaparkan self image yang dibangun biduan dangdut berdasarkan skema kognitif pada tataran pikiran mereka. Metode pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini memperlihatkan biduan memiliki self image yang berbeda sesuai skema kognitif berdasarkan hasil dari interpretasi pengalaman dirinya selama menjadi biduan dangdut.
This research examines the phenomenon of dangdut singer which has a negative image because of their sway at the stage. On the other hand, this phenomenon becomes a popular entertainment at the wedding party and political campaign. The aim of this research is to describe dangdut singer's ways of developing their self-image as a dangdut singer. Through a cognitive approach, self-image develops by dangdut singer's cognitive schema of themselves due to their interpretation of experience being dangdut singer. The method in this research uses a qualitative approach. The result of this research is dangdut singers have different self-image based on their cognitive schema and interpretation from their experience during becoming a dangdut
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Delima Purwanti
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5396
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Kurniawan Saputra
Abstrak :
Produk Apple Airpods telah menarik banyak kontroversi, dimana beberapa orang mengejek hal tersebut, dan ada juga yang hanya menanggapinya dengan biasa. Berbagai reaksi tersebut telah diberikan melalui berbagai bentuk, seperti dari berbagai meme yang diposting di Twitter. Makalah ini akan meneliti bagaimana penggambaran Airpods dan penggunanya yang direpresentasikan melalui beberapa meme yang tersebar di media sosial Twitter untuk menentukan bagaimana hal tersebut dapat membentuk kelompok tertentu. Korpus penelitian merupakan sepuluh meme yang diambil dari Twitter, terutama yang diposting pada akhir tahun 2018. Makalah ini menggunakan Mitologi Roland Barthes untuk menganalisis penelitian yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana AirPod direpresentasikan dalam meme, bagaimana meme AirPod merepresentasikan citra diri penggunanya, dan bagaimana representasi AirPods berkorelasi dengan kelas sosial. Penelitian ini bertujuan untuk berkontribusi pada pengetahuan dan studi representasi dalam literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk AirPods masih direpresentasikan dengan konotasi negatif dalam beberapa kasus, yang sebagai hasilnya menciptakan citra negatif bagi penggunanya dari sudut pandang orang lain. Namun, konotasi negatif menjadi kontraproduktif yang digunakan untuk membuat kelompok kelas sosial mereka sendiri yang didasarkan pada kekayaan.
The Apple Airpods product has drawn numerous controversies, where some people ridiculed it, the others just get along with it. Those various reactions have been given through many forms, such as from the various memes posted on Twitter. This paper will examine how the Airpods images and its users are represented through several memes that spread in social media twitter in order to determine how it forms a certain particular group. The corpus is ten memes taken from Twitter, especially the one posted in late 2018. This paper uses Roland Barthes`s Mythologies in order to analyze the corpus which is used to illustrate how the AirPods are represented in the memes, how the AirPods memes represented the user`s self-image, and how AirPods representation correlates with the social class. The study aims to contribute to the knowledge and studies of representation in literature. The results show that the AirPods product still being represented in negative connotations in some cases, which as a result creates a negative image to its user from other people's perspectives. However, the negative connotations become counterproductive that is used to create a high social class group of their own which based on wealth.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rishanty Masruri
Abstrak :
Sebagai pemasar saat ini, kian menyadari pentingnya peran iklan dalam membangun citra (image) baik citra merek (brand image) maupun citra diri (self-image), sehingga dibutuhkan suatu penelitian mengenai hubungan derajat kesamaan (similarity/congruence degree) antara citra merek dan citra diri melalui tipe iklan dan pengaruh derajat kesamaan tersebut terhadap sikap konsumen. Di masa Iampau, peneliti pemasaran sering kali menggunakan teori personality untuk menjelaskan perilaku konsumen, yang sering kali diaplikasikan oleh pemasar adalah bahwa setiap individu memiliki konsep diri (self-concept) secara aktual yang didasarkan pada pola pikir, bagaimana mereka memandang tentang dirinya (who they think they are) dan konsep diri secara ideal yang didasarkan pada pola pikir, mereka ingin menjadi siapa (who they think they would like to be). Penelitian ini mencoba untuk melihat sejauh mana tipe iklan (advertising type) dapat memperkuat atau memperlemah hubungan kesamaan antara citra merek (brand image) dan citra diri (self-image), dan pengaruhnya terhadap sikap (attitude) konsumen dengan hanya mengambil satu merek pada satu kategori produk yaitu handphone yang paling populer di kalangan mahasiswa Universitas Indonesia setelah melakukan penelitian pendahuluan secara tidak terstruktur dengan jumlah responden sebanyak 50 orang. Tujuan penelitian ini meliputi : 1. Untuk mengetahui hubungan antara kesamaan/kongruensi citra (antara citra merek dan citra diri) dengan sikap (attitude) berdasarkan tipe iklan (type of advertisement). 2. Untuk mengetahui sejauhmana pemikiran yang terbentuk pada saat membaca ikian (kualitas produk, pemakaian produk, dan citra diri) dapat memprediksi sikap konsumen terhadap merek dan ikian berdasarkan tipe iklan (type of advertisement). Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang ditulis oleh Timothy R. Graeff (1996). Namun untuk penelitian ini, penulis hanya memfokuskan pada penggunaan pesan fiktif sebuah iklan (advertising massage) khususnya iklan media cetak untuk mengelola hubungan kesamaan antara citra merek (brand image) dan citra diri (self-image), serta pengaruhnya terhadap sikap (attitude). Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan program SPSS versi 10.0.1, dimana untuk menguji masing-masing hipotesa dalam penelitian ini dilakukan analisis dengan menggunakan alat analisa sebagai berikut: a. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kesamaan citra (antara citra merek dan diri) dengan sikap berdasarkan tipe iklan maka digunakanlah alat analisa Korelasi. b. Untuk menguji hipotesa kedua digunakan alat analisa Regresi Berganda. Pada kasus regresi berganda, terdapat satu variabel dependen (sikap) dan lebih dari saku variabel independen (kualitas produk, pemakaian produk, dan citra). Dari hasil korelasi diperoleh bahwa korelasi negatif antara jarak skor dan sikap, mengindikasikan adanya hubungan yang positif antara kesamaan/kongruensi citra dan sikap. Begitupula sebaliknya dari hasil korelasi diperoleh bahwa korelasi positif antara jarak skor dan sikap, mengindikasikan adanya hubungan yang negatif antara kesamaan/kongruensi citra dan sikap. Dampak kesamaan/kongruensi citra (antara citra merek dan citra diri) pada sikap konsumen balk terhadap merek maupun iklan adalah signifikan hanya kepada responden yang diberikan iklan citra diri. Sedangkan dari hasil analisis regresi berganda diperoleh bahwa tipe pemikiran yang terbentuk pada saat membaca iklan citra diri merupakan prediktor yang signifikan bagi sikap konsumen terhadap merek maupun iklan. Hal ini sesuai dengan apa yang ditemukan Timothy R. Graeff yang menyatakan bahwa tipe pemikiran merupakan prediktor signifikan dari sikap. Berdasarkan analisis penulis hal ini disebabkan oleh: pertama, keterbatasan informasi yang disebabkan oleh pesan iklan fiktif yang sangat generik, kedua, mayoritas responden dimana seluruhnya mahasiswa lebih mementingkan kegunaan dan ketiga harga relatif mengingat mayoritas responden berpenghasilan sekitar Rp 500.000,-sampai Rp 1.000.000,-
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T20196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Rahmenisa
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk meneliti pengaruh self-image, norma subjektif, perceived value, perceived ease of use, dan perceived usefulness pada intensi penggunaan ebooking pengguna muda di Indonesia dengan studi kasus Booking.com. Responden adalah orang Indonesia berusia 18 - 25 tahun dan belum pernah menggunakan Booking.com. Penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling dan snowball sampling. Data diolah dengan Structural Equation Modelling (SEM). Jumlah responden valid adalah167 responden. Hasil menunjukkan perceived usefulness dan perceived value berpengaruh positif pada intensi untuk menggunakan layanan Booking.com, namun perceived ease of use tidak. Selain itu self-image dan norma subjektif melalui mediasi TAM mampu mempengaruhi intensi untuk menggunakan.
ABSTRACT
Skripsi ini bertujuan untuk meneliti pengaruh self-image, norma subjektif, perceived value, perceived ease of use, dan perceived usefulness pada intensi penggunaan ebooking pengguna muda di Indonesia dengan studi kasus Booking.com. Responden adalah orang Indonesia berusia 18 - 25 tahun dan belum pernah menggunakan Booking.com. Penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling dan snowball sampling. Data diolah dengan Structural Equation Modelling (SEM). Jumlah responden valid adalah167 responden. Hasil menunjukkan perceived usefulness dan perceived value berpengaruh positif pada intensi untuk menggunakan layanan Booking.com, namun perceived ease of use tidak. Selain itu self-image dan norma subjektif melalui mediasi TAM mampu mempengaruhi intensi untuk menggunakan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unversitas Indonesia, 2016
S62925
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regita Wijayani
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5137
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Regita Wijayani
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5272
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meiselina Irmayanti
Abstrak :
ABSTRAK
Bagi politisi, wajah sebagai image dan aset terpenting karena dapat menyembunyikan karakter asli atau sekedar menyamarkannya. Di dalam image melekat unsur kehormatan, penghormatan, status, hubungan, kesetiaan dan nilai-nilai positif. Penerapan teori negosiasi wajah Ting Toomey (1985) dan dengan perpaduan konsep ekspresi mikro Ekman (2003) menjadi pisau analisis image dalam mengungkapkan manajemen wajah aktor di berbagai panggung depan. Kemudian menjadi satu kesatuan dengan metode analisis percakapan dan paradigma interpretif dalam menggambarkan panggung belakang aktor yang tampil melalui ekspresi wajah pada tayangan Jakarta Memilih “The Final Round”.
ABSTRACT
For politicians, the face as self image and the most important asset because it can hide the original character or just mask it. In image self there are elements honor, respect, status, relationships, loyalty and positive values ​​of self. The application of theory of face negotiation, developed by Stella Ting Toomey (1985) and the microexpression concept which developed by Ekman (2003) become knife's analysis to self image in reveals management facial by politician in front stage. Then, become a unity with the conversation analytical methods and interpretive paradigms in describing back stage of the actor which present on their face in Jakarta Memilih "The Final Round".
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, 2014
T42140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>