Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faruqi, Saadia
Abstrak :
Contents : Introduction: the call for grant seeking strategies -- Part 1: Laying the groundwork -- Foster internal relationships -- Develop community image -- Design stellar programs -- Unite and do good -- Part 2: Creating the request --Organize the grants function -- Know thy funder -- Craft winning proposals -- Part 3: While the jury?s out -- Produce fabulous site visits -- Part 4: After the grant award -- Steward funds with integrity -- Make friend with funders.
Sudbury, Mass. : Jones and Bartlett , 2011
658.15 FAR b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Fitrotul Mu Arofah
Abstrak :
ABSTRAK
Permasalahan korupsi menjadi hambatan serius di tengah kondisi perekonomian yang sedang melaju pesat di negara-negara ASEAN. Oleh sebab itu sangat penting untuk mendeteksi faktor apa saja yang berpengaruh terhadap korupsi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabel yang menjadi determinan korupsi Indeks Persepsi Korupsi . Variabel ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan Produk Domestik Bruto PDB , Pendapatan Per Kapita, Globalisasi dan Keterbukaan Perdagangan, sedangkan variabel kontrol yang digunakan berasal dari dimensi politik yakni Stabilitas Politik dan Demokrasi. Penelitian ini menggunakan data panel negara ASEAN pada 2012-2015 dengan menggunakan model Pooling Least Square PLS atau Common Effect sebagai alat analisisnya. Hasil penelitian menemukan bahwa seluruh variabel memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Persepsi Korupsi, artinya Pertumbuhan Produk Domestik Bruto PDB , Pendapatan Per Kapita, Globalisasi, Keterbukaan Perdagangan, Stabilitas Politik dan Demokrasi dapat digunakan sebagai determinan korupsi.
ABSTRACT
Corruption becomes a serious obstacle in the midst of conditions are being developed rapidly in ASEAN countries. Therefore, detecting what factors are affecting corruption is very important. This study aims to analyze the variables that become determinant of corruption Corruption Perceptions Index . Economic variables used are growth rate of gross domestic product GDP , income per capita, globalization and trade openness, while the control variables used from the political dimension are political stability and democracy. This study uses data panel of ASEAN countries in 2012 2015 by using Pooling Least Square PLS model or Common Effect as its analysis tool. The results of the study found that all variables had significant influence on CPI, meaning that growth rate of gross domestic product GDP , income per capita, globalization, trade openness, political stability and democracy can be used as a determinant of corruption.
2018
T51481
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Handajani
Abstrak :
Jabatan fungsional di Puslitbang tekMIRA (Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara) dibentuk untuk mencapai tugas dan fungsi penelitian dan pengembangan teknologi mineral dan batubara. Jenis jabatan fungsional terdiri dari 9 jenis, yaitu Pranata Komputer, Peneliti, Perekayasa, Pustakawan, Teknisi Litkayasa, Arsiparis, Analis Kepegawaian, Perencana, dan Penyelidik Bumi. Jumlah pejabat fungsional adalah 282 orang. Dalam rangka memenuhi tugas dan fungsinya, pejabat fungsional memerlukan informasi yang terdapat di Perpustakaan Puslitbang tekMIRA. Namun data pengunjung selama tahun 2001 sampai dengan 2003 rata-rata kunjungan pegawai intern sejumlah 120 orang atau 6,7 %. Maka dari itu penelitian ini diselenggarakan untuk memahami sejauhmana kebutuhan dan pola perilaku pencarian informasi para pejabat fungsional, serta memahami sejauhmana peranan perpustakaan dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi para pejabat fungsional. Metode penelitian yang dilakukan adalah secara kualitatif. Metode pengumpulan data dengan wawancara menggunakan pendekatan Sense-Making. Subjek penelitian ini adalah 23 orang pejabat fungsional dari 9 jabatan fungsional, dengan latar belakang pendidikan SMU, Diploma III, Sarjana, dan Pasca Sarjana. Teknik sampling yang dilakukan adalah secara `bola salju'. Teknik pemeriksaan keabsahan data adalah pengamatan terhadap pengunjung intern perpustakaan. Hasil wawancara memperlihatkan bahwa dari 23 orang responden, semua membutuhkan informasi formal, yaitu dengan jenis informasi: jurnal elektronik, jurnal tercetak, buku teks, laporan penelitian, perangkat lunak, katalog perusahaan, leaflet perusahaan, makalah seminar, booklet perusahaan, dan standard. Sumber informasi formal lainnya adalah informasi mengenai seminar yang diadakan di luar dan dalam negeri, kegiatan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan kenaikan jenjang jabatan fungsional. Sumber informasi non-formal yang dibutuhkan adalah dari teman-teman sejawat serta asosiasi yang berkaitan dengan bidang yang dikerjakannya, baik yang berada di dalam dan luar Puslitbang tekMIRA. Sumber informasi formal yang dibutuhkan selain dari dalam perpustakaan adalah dari instansi dan perpustakaan lain. Perilaku pencarian informasi yang digunakan oleh seluruh responden merupakan rancangan pola perilaku pencarian informasi dari untuk penelitian ini dan gabungan dari perilaku yang dirancang oleh George Olsen, Yang, Kuhlthau, Ellis, dan Wilson. Tahap pencarian informasi yang digunakan seluruh responden terdiri dari: (1) menemukan gagasan; (2) menyeleksi; (3) menelusur; (4) mencocokkan gagasan; (5) memverifikasi; (6) mengumpulkan dan merangkaikan hasil penelusuran yang relevan dengan penelusurannya; (7) menyelesaikan. Dari hasil wawancara ditemukan bahwa kebutuhan informasi para pejabat fungsional berbeda-beda, sehingga berbeda pula perilaku pencarian informasi mereka satu sama lain.
Information Needs and Seeking Behavior of The Functional Official Post in The Center of Research and Development for Mineral and Coal Technology"Functional official posts in the Puslitbang tekMIRA (the Center of Research and Development for Mineral and Coal Technology) are established to achieve the task and the function of research and development for mineral and coal technology. The functional official posts consist of 9 (nine) classifications, namely, Computer Official, Researcher, Engineer, Librarian, Technician, Archivist, Human Resources Development Analyst, Planner, and Earth Investigator. The numbers of functional official posts are 282 people. In order to carry out its task and function, the functional official posts need information available in the Puslitbang tekMIRA library. The data of visitors, however, shows that only 120 people or 6,7 % in average of the intern personnel visit the library from 2001 to 2003. Therefore, this research is conducted to examine to what extent the role of the library in fulfilling the need of the functional official posts for information. Methodology used in this research is qualitative. The data collection method for interview is conducted with Sense-Making Approach The subjects of this research are 23 functional officials from 9 classifications of functional official posts with the various educational backgrounds of high schools, diplomas III, under graduates, and post graduates. Sampling techniques used in this research is snowball approach. The verification technique of the data validity applied here is the observation to the library internal visitors. The result of the interview shows that all of the 23 respondents need formal information, that is, electronic journals, printed journals, textbooks, research reports, software, company's catalogues, company leaflets, seminar papers, company booklets, and standard. The other formal information sources are that concerning seminars held either in the country or overseas, education activities and trainings that are related to the promotion of functional official posts. The informal information sources needed are from colleagues as well as from associations who relate to their fields, both inside and outside of the Puslitbang tekMlRA. The formal information sources required, besides inside of the library, are from other institutions and libraries. The patterns of information seeking behavior applied by all respondents are from this research design. The phase of information seeking used is the entire respondents from 7 phases, are: finding, selecting, browsing, confirming, verifying, collecting, and finalizing. The result of the interview shows that the functional officials post are different from one to others so that they have different information seeking behavior.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11608
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nevi Setyasih
Abstrak :
ABSTRAK
Komitmen organisasi adalah keluaran yang fungsional dalam konteks kerja. Adanya sensation seeking pada karyawan dapat menyebabkan karyawan memiliki perilaku disfungsional di tempat kerja. Sensation seeking dapat menjadi prediktor keluaran yang fungsional di organisasi bila diekspresikan melalui mastery. Tujuan dari penelitian ini untuk menguji sensation seeking dalam memprediksi komitmen organisasi bila sensation seeking diekspresikan melalui mastery. Responden dalam penelitian ini berjumlah 139 karyawan. Hasil analisis indirect effect menunjukkan bahwa adanya mastery dapat mengekspresikan kembali sensation seeking untuk memprediksi komitmen organisasi
ABSTRACT
Organizational commitment is a functional outcome in the workplace criteria. Sensation seeking is known predictor of dysfunctional outcome in the workplace. Sensation seeking is known predictor of functional outcome if re-expressed through mastery. The aim of this study is to test sensation seeking in the prediction of organizational commitment if re-expressed through mastery. 139 employees were participated in this study. Indirect effect analysis support that mastery re-expressed sensation seeking to predict organizational commitment
2016
T46488
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Pratiwi
Abstrak :
Salah satu jenis stres pada mahasiswa adalah stres akademik. Perilaku helpseeking merupakan salah satu mekanisme koping yang efektif terhadap stres. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres akademik dan perilaku help-seeking pada mahasiswa Universitas Indonesia. Sebanyak 100 orang mahasiswa dari tiga rumpun ilmu diambil sebagai sampel dengan teknik pengambilan sampel cluster random sampling. Hasil penelitian didapatkan 33% mahasiswa mengalami stress akademik berat dan 53% menunjukkan perilaku help-seeking. Hasil analisis hubungan didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara stress akademik dan perilaku help-seeking (p=0.56; α=0.05). Penelitian lanjutan yang bersifat analitik dibutuhkan untuk mengetahui hubungan sebab-akibat antara kedua variabel. ...... This study focused on the academic stress and help-seeking behavior of regular program students at Universitas Indonesia. This study purpose is to identify the relationship between academic stress and help-seeking behavior. The research method of this study is descriptive-correlative. This research gathered college students as samples (N=100). The result showed 33% of student experienced high level of academic stress and 53% students showed help-seeking behavior, but no evidence of correlation between academic stress and help-seeking behavior (p value 0.560; α 0.05). More analytical researches are recommended to study the causative relations between the two variables.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S45773
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Ichwan
Abstrak :
Pengemudi sepeda motor dewasa menengah di wilayah Jakarta seringkali melakukan pelanggaran lampu merah. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh dari sensation-seeking dan persepsi risiko terhadap perilaku melanggar lampu merah pada pengemudi dewasa menengah dengan memberikan skenario mengemudi. Sampel penelitian ini adalah 100 orang pengemudi sepeda motor berusia antara 45 hingga 65 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi risiko memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan melanggar lampu merah. Di sisi lain, sensation-seeking tidak berpengaruh secara signifikan. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan terhadap pengemudi sepeda motor dewasa menengah yang tergabung dalam klub sepeda motor. Hal ini dilakukan karena pengemudi tersebut mengemudi untuk bersenang-senang, bukan untuk tujuan aktivitas rutin sehari-hari. ......Middle adulthood motorcycle riders in Jakarta often running red lights. This running red lights behavior influenced by two factors, sensation-seeking and risk perception. This study purposes is proving the influence of sensation-seeking and risk perception toward running red light decision making on middle adulthood by giving them driving scenarios. Samples in this study are 100 motorcycle riders within age range between 45 to 65 years old. The result shows that risk perception has influence toward running red light decision making. On the other hand, sensation-seeking doesn?t. The next researches should aim middle adulthood who joined motorcycle clubs because they ride for joys and pleasures, not for daily routin activites.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Febryan Dwi Putra
Abstrak :
ABSTRAK
Studi mengenai ketenagakerjaan banyak beralih dari hanya sekedar membahas bagaimana pekerjaan bisa didapatkan menjadi isu mengenai employability. Employability mengacu pada kemampuan seseorang untuk bisa menjadikan dirinya tetap layak dipekerjakan. Artikel ini membahas mengenai peran media sosial sebagai sarana untuk meningkatkan employability. Penulis melihat bahwa seseorang dapat meningkatkan employabilitynya dengan berusaha melakukan identity work, yaitu menyesuaikan identitas sosial dirinya dengan situasi sosial untuk mempermudah interaksi. Studi dalam tulisan ini dikembangkan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik survei. Survei dilakukan terhadap responden yang berjumlah 45 orang yang merupakan alumni Sosiologi Universitas Indonesia pada tahun 2016-2018 yang sudah bekerja dan memiliki akun Linkedin. Hasilnya menunjukan bahwa jenis kelamin bisa berperan sebagai variabel kontrol dalam hubungan antara identity work dan employability. identity work memiliki pengaruh yang negatif terhadap employability pada responden wanita dan positif pada responden pria. Dalam tulisan ini menemukan bahwa latar belakang pendidikan dan jaringan sosial merupakan identitas sosial yang paling banyak digunakan oleh seseorang ketika mencari pekerjaan.
ABSTRACT
Labour studies have mostly shifted from focusing on employment to employability. Employability refers to one rsquo;s ability to keep theirself employable throughout his or her career. This article discusses the role of social media as a tool to develop one rsquo;s employability. The author sees that one can increase their employability using the concept of identity work , which is an adjustment of social identity within a certain social situation in order to help one rsquo;s interaction with other person. This article uses quantitative method with data collected through survey to respondents that consist of 45 sociology students from Universitas Indonesia that have graduated between 2016 to 2018. The results shows that identity work seems to have negative effecton employability, with sex can taking a role of control variable in the realtion between the two. In addition, it was found that educational background and social network are the most prominent identification used in job seeking.
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Handayani
Abstrak :
ABSTRAK Pitcher plants (Nepenthes spp.) included in carnivorous plants which are often visited by nectar-seeking insects, such as bees, beetles, butterflies and ants. In order to be visited by insects, pitcher plants provide a lure prize in the form of nectar produced by flowers (floral nectar) and nectar in other parts outside the flower (extrafloral nectar). In an effort to get the nectar, visitor insects can fall into the hole of the pitcher which will eventually become the food of the pitcher plants.
Bogor: Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, 2019
580 WKR 17:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini untuk mencari gambaran mengenai pola pencarian informasi mahasiswa asing pada Program BIPA (Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing) FSUI. Penelitian ini mencoba mengidentifikasi pola pencarian informasi mahasiswa asing dalam mendukung kegiatan belajar yang meliputi sumber-sumber informasi yang digunakannya, dan hambatan-hambatan yang dialami. Pengumpulan data terbagi ke dalam dua tahap. Tahap pertama berupa pengisian kuesioner dan self report selama 5 hari yang dilanjutkan dengan wawancara. Tahap kedua dilakukan untuk mengetahui situasi problematik dengan menggunakan teknik wawancara timeline. Pengumpulan data dimulai 20 September s/d 10 Nopember 2001. Penelitian ini menggunakan metode kajian pemakai. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sample. Sampel diambil sebanyak 11 prang mahasiswa BIPA. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survai. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara. Hasil penelitian memperlihatkan faktor pribadi turut menentukan pola pencarian informasi karena diri individu merupakan asal munculnya berbagai permasalahan situasional. Permasalahan situasional yang dialami mahasiswa BIPA terdiri dari permasalahan belajar dan permasalahan bukan belajar. Strategi pencarian informasi yang digunakan dipengaruhi oleh jenis situasi. Strategi yang umum digunakan dalam situasi belajar adalah penggunaan buku teks BIPA. Strategi pada permasalahan bukan belajar berupa penggunaan sumber informal seperti dengan teman, media massa, dan sistem. Hambatan yang ditemui pada umumnya disebabkan oleh faktor internal (dari dalam individu) dan eksternal (hubungan sosial). Sumber yang digunakan dipengaruhi oleh permasalahan situasional. Buku teks BIPA digunakan oleh seluruh responden sebagai sumber belajar utama. Pada situasi bukan belajar, teman digunakan sebagai sumber informasi utama. Dengan demikian poia pencarian informasi mahasiswa asing yang belajar pada program BIPA FSUI dalam penelitian ini secara umum dipengaruhi oleh faktor konteks yang bersifat situasional, institusional, dan sosial.
The purpose of this research is to examine information seeking pattern in the context of foreign student at BIPA (Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing) program at the Faculty of Letters University of Indonesia. The research is focusing on information seeking pattern based on situation factor. The data collected in two ways. First, interview and questioner technique on 10 respondents. Second, timeline interview with 6 respondent. The aim of this interview find out situational problems affecting the respondent information seeking. This research were conducted in September 20`'' until November 10'h 2001. The sampling technique was purposive. Survey was used as data collecting method that divided in questionnaire and depth interview. The data analyzed based on individual factors (constitute individual characteristic, experience in living, language) and situational factors (situational problem. strategy, barrier, and source). The data were analyzed individual factors and situational factor The results show that individual factors affect user in seeking information. The situation that respondent were facing were divided into situational problem in study situation and non study situation. In study situation, most respondent found difficulties learn Bahasa Indonesia especially grammar, listening and speaking and practicing the language. The students saw the usefulness of BIPA textbook as a primary source. They also reported that in information seeking process come from internal and external factors_ They consider textbooks of BIPA as primary source in study situation. In non-study situation, they usually ask help from significant others, used mass media and the systems. In brief information seeking pattern of foreign students at BIPA program is influenced by situational, institutional, and social context.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T131
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arsland, A.H.
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini (l), Ingin melihat kebutuhan informasi anggota DPR-RI periode 1999-2004 dalam proses penerbitan suatu undang-undang atas usul inisiatif. (2). Ingin melihat bagaimana pencarian inforrnasi anggota DPR-Rl periode 1999-2004 dalam proses penerbitan suatu undang-undang atas usul inisiatif (yang meliputi strategi pencarian informasi, sumber informasi yang digunakan, jangka waktu pencarian informasi, kendala yang ditemui selama pencarian informasi, dan manfaat informasi yang diperoleh). Jumlah informan 24 orang anggota DPR-RI. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara pada bulan Maret-April dan Agustus-September 2001 di DPR-RI. Penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian dapat disimpulkan, (1). Kebutuhan informasi yang dominan saat akan mengajukan suatu draf RUU untuk UU No. 23/2000, UU No. 27/2000, UU No. 381 2000 adalah informasi tentang jumlah penduduk, luas wilayah, pendapatan asli daerah, batas propinsi,ibu kota propinsi. Untuk RUU Nanggroe Aceh Darussalam adalah tentang keuangan, syariat agama Islam dan pemerintahan. Untuk RUU Penyiaran kebutuhan informasi yang dominan adalah kelembagaan/organisasi, anggaran dasar/anggaran rumah tangga. Pada saat akan melakukan pembicaraan tingkat pertama tidak terungkap kebutuhan informasi informan. Untuk pembicaraan tingkat kedua tidak dilakukan pembahasan (short cut) kecuali RUU Penyiaran kebutuhan informasi yang dominan adalah menyangkut kelembagaan, prosedur/mekanisme perizinan dan pelanggaran. Pada saat akan melakukan pembicaraan tingkat ketiga, kebutuhan informasi untuk UU No. 23/ 2000, UU No. 2712000,UU No.38/ 2000 yang dominan adalah tentang anggaran, kewenangan, batas propinsi dan ibu kota propinsi. Untuk RUU Nanggroe Aceh Darussalam dan RUU Penyiaran belum sampai kepada tahap pembicaraan tingkat ketiga tersebut. Sedangkan pembicaraan tingkat keempat tidak terungkap kekebutuhan informasi informan. Untuk strategi pencarian informasi pada saat akan mengajukan suatu draf RUU umunya memakai strategi melalui sekretaris dan diri sendiri. Untuk RUU Penyiaran pada saat akan melakukan pembicaraan tingkat kedua, strategi yang dipakai umumnya melalui para pakar/ahli, para ilmuwan dan para pelaku. Pada saat pembicaraan tingkat ketiga, strategi yang dipergunakan adalah melalui kolega atau teman dekat, sekretaris/staf dan diri sendiri. Untuk sumber informasi yang digunakan pada saat menyusun draf RUU umumnya memanfaatkan jenis non-bahan pustaka/dokumen yaitu aspirasi masyarakat luas dan jenis bahan pustaka/dokumen adalah laporan hasil sensus. Pada saat akan melakukan pembicaraan tingkat kedua untuk RUU Penyiaan, sumber informasi yang dimanfaatkan adalah rekomendasi hasil rapat dengar pendapat dewan. Pada saat akan melakukan pembicaraan tingkat ketiga, sumber informasi yang dimanfaatkan adalah rekomendasi hasi[ rapat fraksi. Jangka waktu pencarian informasi saat akan menyusun draf RUU adalah 20 hari atau selama masa reses. Pada saat akan melakukan pembicaraan tingkat kedua untuk RUU Penyiaran, waktu pencarian informasi adalah 15 hari. Pada saat akan melakukan pembicaraan tingkat ketiga, jangka waktu pencarian informasi adalah 5 hari. Untuk kendala yang ditemui selama pencarian informasi saat akan mengajukan suaru draf RUU adalah waktu yang tidak memadai dan tidak tersedian fasilitas teknologi informasi. Pada saat pembicaraan tingkat ketiga, kendala utama adalah jasa fasilitas teknologi informasi dan jadwal rapat yang sangat padat. Manfaat informasi saat akan menyusun draf RUU adalah untuk memecahkan masalah, termasuk akan melakukan pembicaraan tingkat kedua bagi RUU Penyiaran. Pada saat akan melakukan pembicaraan tingkat ketiga RUU, manfaat informasi adalah untuk menyampaikan gagasan atau ide. ......The objective of this research was to (1). View members of the Indonesia House of Representative's information need in tenure of 1999-2004 in law making process upon an initiative propose. (2). To view how information initiative proposal (including strategy of information searching, resources of information that is used, duration of information searching,hindrance found during information searching and the utility of the gained information). The number information was 24 people of members of the Indonesia House of Re-presentative (DPR-RI). The data collecting was carried out in Maret-April and Agustus-September 2001 at the house of representative. Data analysis was descriptive-qualitative way. The results of the research could be concluded that. (1). The dominan information need when they proposed a draft of the bill for Law No. 2312000, Law No. 2712000, Law No. 3812000 was information total population, width of region, local, originated income, boarder of province and capital of a province. For the bill of Nanggrou Aceh Darussalam, dominant information was about finacial. Islamic jurispudence and government. For bill of broadcasting,the dominant information was organizationlinstitution,basic budget/home affair budget. In the forst discisson, the information need was not disclosed. The second discussion did not conduct short cut excluding. Bill of broadcasting and the dominant in-formation need was related with institution, procedure/mechanism of breach and permission. When they were going to discussion the third meeting, the dominant information need on Law No.2312000, Law No.2712000 and Law No.3812000 were budged, authority, boarder of a province and capital of a province. In case of bill Nanggrou Aceh Darussalam and bill of Broadcasting, the discuss did not reached into the third step and in the fourth discussion, the informan information need did not disclosed. In case of information searching when they would propose a draft of a bill, commonly the used strategy through their secretary and looked for it by them selves. Particularly for bill of Broadcasting, when the were going to discussion the second step, the commonly used strategy was expert, scientist and practitioners. In the third step, the used strategy was college or close friend, secretarylstaf and looked for by them selves. The commonly utilized information resources when they write draft of bill was document/non-library that was public aspiration and library/document that was sensus report. Whem they discussed the second step of the bill of Broadcasating, the used information resources was recommendation of a hearing of the house. When they were going to discuss the third step, the utilized infor- mation resources was recommendation's of the fraction's meeting.Duration of information searching when they were going to write draft of bill was 20 days (during recess). When they were going to discuss the second step of the bill of Broadcasting, the duration of information searching was 15 days. When they were going to discuss the third step,the duration of information searching was 15 days. The found hindrance during information searchng as well as when they were going to propose a draft of a bill was in sufficient time and an absence of information technology facility. When they were going to dis- cuss the third step, the major hindrance was the stiff schedule of meeting.(6). The utility of information while composing draft of bill was to solve a problem, including when they were going to disccuss the second step of Broadcasting Bil. When they were going to discuss the third step of the Bill,the information utility was to present ide or concep.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>