Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riyo Qomar Hasan
"[ABSTRAK
Ketidakpatuhan terhadap standar pengendalian infeksi berpengaruh pada kualitas
pelayanan keperawatan. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan perawat melaksanakan standar pengendalian infeksi.
Desain penelitian menggunakan deskriptif korelasi dengan rancangan crosssectional
pada 353 perawat yang diambil melalui simple random sampling.
Analisis menggunakan uji Mann Whitney, Kruskall Wallis, dan korelasi
Spearman. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat dalam melaksanakan
standar pengendalian infeksi adalah umur (p=0.001), motivasi (p=0.001), sikap
(p=0.001), sarana prasarana (p=0.001), pedoman (p=0.001), dan supervisi
(p=0.001). Kelengkapan sarana dan prasarana, pedoman dan supervisi yang
berkesinambungan harus terpenuhi agar implementasi SPO dapat dilaksanakan
dengan baik.

ABSTRACT
Compliance toward infection control standard influences quality of nursing care.
This study aimed to identify factors influence nurses compliance in
implementation infection control standard. The design research was descriptive
correlative with cross-sectional approach. Data were collected through primary
data as much as 353 nurses. The sampling technique was simple random
sampling. Data were analyzed by Mann Whitney, Kruskall Wallis, and Spearman
Correlation. Factors influence nurses compliance in implementation infection
control standard were ages (p=0.001), motivation (p=0.001), attitudes (p=0.001),
infrastructure (p=0.001), guidance (p=0.001) and supervision (p=0.001).
Completeness of infrastructure, guidance and supervision must be fulfilled in
order infection control standard can be implemented properly, Compliance toward infection control standard influences quality of nursing care.
This study aimed to identify factors influence nurses compliance in
implementation infection control standard. The design research was descriptive
correlative with cross-sectional approach. Data were collected through primary
data as much as 353 nurses. The sampling technique was simple random
sampling. Data were analyzed by Mann Whitney, Kruskall Wallis, and Spearman
Correlation. Factors influence nurses compliance in implementation infection
control standard were ages (p=0.001), motivation (p=0.001), attitudes (p=0.001),
infrastructure (p=0.001), guidance (p=0.001) and supervision (p=0.001).
Completeness of infrastructure, guidance and supervision must be fulfilled in
order infection control standard can be implemented properly]"
2015
T44612
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purnamawati
"ABSTRAK
Kepatuhan terhadap Standar Prosedur Operasional (SPO) merupakan komponen penting dalam menajemen keselamatan pasien dan merupakan indikator kinerja rumah sakit. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat IGD dalam pelaksanaan SPO pemasangan infus yang dihubungkan dengan kejadian flebitis di IGD RS Bhayangkara TK I R Said Sukannto Jakarta. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui kepatuhan perawat pada SPO pemasangan infus dan faktor yang mempengaruhi (umur, lama kerja, jenis kelamin, Pendidikan, kepemilikan STR, SIPP, tingkat pengetahuan , motivasi , Pelatihan BTCLS, Sosilaisasi SPO, Pelatihan Terapy Intra Vena, Persepsi Imbalan dan Sumber Daya). Instrumen penelitian menggunakan kuesioner, lembar observasi dan wawancara. Analisa data menggunakan univariat, Bivariat , Multivarit dan uji T-Test untuk variabel dependen dengan kejadian flebitis). Hasil uji analisis diperoleh gambaran bahwa kepemilikan STR, SIPP, motivasi, umur, lama kerja, jenis kelamin, pendidikan, sosilaisasi SPO, pelatihan terapy intra vena, persepsi Imbalan dan sumber daya tidak berpengaruh terhadap kepatuhan perawat. Hasil penelitian menunjukan 50% perawat tidak memiliki STR, 75% perawat tidak memiliki SIPP, rata-rata kepatuhan perawat pada SPO pemasangan infus pada CI95% adalah 59,57% s/d 62,13%, faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat IGD adalah pelatihan BTCLS dan tingkat pengetahuan. Dalam penelitian ini diketahui bahwa infus yang di pasang perawat yang tidak patuh pada SPO beresiko 4,37 kali dibandingkan dengan infus yang dipasang sesuai SPO.

ABSTRACT
Complience to Standard Operasional Prosecure (SOP) is an important component in the patient safety management and is one of hospitals performance works indicators. The aim of this research is to determine the factors affecting the adherence of nurse on the implementation of SOP insertion Intra venus catheter at Bhayangkara Raden Said Sukanto Hospital Jakarta. This research is a descriptive method with a cross sectional approach to determine the nurses adherence and the influencing factors (age, length of employment, gender, education, Liseense of Nurse Care (STR, SIPP), knowledge level, motivation, BTCLS training, socialiszation SPO IV therapy, perseption obout peyment and materials). The research instruments were questionaires, observation forms, and interviews. Analysis of the data were univariate and bivariate (Chi-squere. T-test) for to know connected the dependent variable (work performance) with the phlebithis insidents Analyses of test results show there is 50% emergency nurses have not STR and 75% have not SIPP, general of obidience nurses to SPO Infus Insertion was 59,57% until 62,13%, factors affecting complience intravenus catheter insertion SOP implementation was BTCLS training and knowledge level. Intus insertion which isn't obidence to SPO more risk probably 4,37 flebitis."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T44792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahdiya Rahmah
"Obat digunakan manusia untuk memengaruhi sistem fisiologi atau kondisi patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi. Berdasarkan laporan Badan Narkotika Nasional (BNN), terjadi peningkatan pravelensi penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif (NAPZA) dari 1,80% pada tahun 2019 menjadi 1,95% di tahun 2021. Salah satu langkah yang dilakukan Pemerintah Indonesia dalam penurunan kasus penyalahgunaan NAPZA adalah peredaran obat narkotika dan psikotropika dalam bentuk obat jadi diatur secara ketat oleh perundang-undangan. Apoteker sebagai penanggung jawab PBF bertanggung jawab terhadap aktivitas pengadaan, penerimaan, penyimpanan, penyaluran obat khususnya narkotika dan psikotropika. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah implementasi Standar Prosedur Operasional (SPO) Pengadaan, Penerimaan, Penyimpanan, dan Penyaluran Narkotika dan Psikotropika di PT. Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2. Data diperoleh dengan membaca SPO, Melakukan GAP analisis antara SPO pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran Narkotika dan Psikotropika dengan CDOB, Observasi implemntasi SPO di KFTD Jakarta 2 dan Wawancara dengan personil yang terlibat dalam proses distribusi obat. Hasil penelitian didapatkan Standar Prosedur Operasional (SPO) Pengadaan, Penerimaan, Penyimpanan serta Penyaluran Nakotika dan Psikotropika di Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) Jakarta 2 telah memenuhi standar Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dan seluruh kegiatannya telah dilaksanakan sesuai dengan SPO yang berlaku.

Drugs are used by humans to affect physiological systems or pathological conditions in order to establish diagnosis, prevention, healing, recovery, health improvement and contraception. Based on a report from the National Narcotics Agency, there was an increase in the prevalence of narcotics, psychotropic drugs and addictive substances abuse from 1.80% in 2019 to 1.95% in 2021. One of the steps taken by the Government of Indonesia in reducing cases of drug abuse is that the circulation of narcotic drugs and psychotropic drugs in the form of finished medicines is strictly regulated by legislation. Pharmacists as the person in charge of Drug Distributor are responsible for the activities of procurement, receipt, storage, and distribution of drugs, especially narcotics and psychotropic drugs. This study aims to examine the implementation of Standard Operating Procedures for Procurement, Receipt, Storage, and Distribution of Narcotics and Psychotropic Drugs at PT Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta 2. Data were obtained by reading SOP, conducting GAP analysis between SOP procurement, receipt, storage, and distribution of Narcotics and Psychotropic drugs with Good Distribution Practice (GDP), observing SOP implementation at KFTD Jakarta 2 and interviewing personnel involved in the drug distribution process. The results of the study obtained that the Standard Operating Procedures (SOP) for Procurement, Receiving, Storage and Distribution of Narcotics and Psychotropic drugs at Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) Jakarta 2 have met the standards of the Good Distribution Practice (GDP) and all activities have been carried out in accordance with the applicable SPO.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Sasmiyati
"Tetanus merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Clostridium Tetani. Penyakit ini disebabkan oleh pelepasan eksotoksin dari bakteri clostridium tetani dimana bakteri ini bersifat anaerob obligat. Pelepasan eksotoksin ini dapat menghasilkan toksin tetanus yang dapat mengakibatkan kekakuan otot dan spasme. Pada spasme pada otot pernafasan pada pasien dengan tetanus bisa membuat hipersaliva karena pergerakan yang tidak terkontrol pada otot-otot wajah dan mulut dapat merangsang produksi air liur yang berlebihan. Hal ini terjadi karena spasme yang intens pada otot-otot wajah dan leher dapat meningkatkan aktivitas kelenjar ludah, menyebabkan produksi saliva yang berlebihan. Sedangkan pada spasme laring dapat mengakibatkan terjadinya obstruksi saluran napas akut hingga menyebabkan gagal napas yang akhirnya memerlukan alat bantu nafas yaitu pemasangan endotracheal tube yang kemudian akan dihubungkan dengan ventilator. Pada laporan kasusini penulis menjabarkan pasien dengan jenis kelamin laki - laki datang ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Universitas Indonesia (IGD RS UI) dengan keluhan sulit membuka mulut dan menelan. Pasien telah terdiagnosa trismus, disfagia, opistotonus ec tetanus generalisata moderate (Ablett 2, Dakar 1, Philip 14). Pada akhirnya pasien dilakukan intubasi sehingga diperlukan ventilator mekanik dan merupakan perawatan hari ke 18. Selain itu pasien juga dilakukan debridement. Setelah dilakukan tindakan tersebut, pasien di rawat di ruang Intensive Care unit (ICU). Pasien yang terpasang endotracheal tube dapat menyebabkan hipersektrsesi dan hiversaliva dan mencegah terjadinya Ventilator Assosiated Pnemonia (VAP) perlu di lakukan suction berkala yang tujuannya untuk menjaga patensi jalan nafas. Dengan suction berkala dapat meningkatkan nilai kadar saturasi oksigen.

Tetanus is a disease caused by infection with the bacteria Clostridium Tetani. This disease is caused by the release of exotoxin from the bacteria Clostridium tetani, where this bacteria is an obligate anaerobe. The release of this exotoxin can produce tetanus toxin which can cause muscle stiffness and spasms. Spasms in the respiratory muscles in patients with tetanus can cause hypersaliva because uncontrolled movements of the facial and mouth muscles can stimulate excessive saliva production. This occurs because intense spasm of the facial and neck muscles can increase the activity of the salivary glands, causing excessive saliva production. Meanwhile, laryngeal spasm can result in acute airway obstruction, causing respiratory failure which ultimately requires breathing aids, namely the installation of an endotracheal tube which will then be connected to a ventilator. In this case report, the author describes a male patient who came to the Emergency Room at the University of Indonesia Hospital (IGD RS UI) with complaints of difficulty opening his mouth and swallowing. The patient was diagnosed with trismus, dysphagia, moderate generalized opisthotonus and tetanus (Ablett 2, Dakar 1, Philip 14). In the end, the patient was intubated so a mechanical ventilator was needed and this was the 18th day of treatment. Apart from that, the patient also underwent debridement. After this action was carried out, the patient was treated in the Intensive Care Unit (ICU). Patients who have an endotracheal tube installed can cause hypersecretion and hiversaliva and to prevent the occurrence of Ventilator Associated Pnemonia (VAP) they need to carry out periodic suction with the aim of maintaining airway patency. Regular suction can increase oxygen saturation levels.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pande Adhi Prathama
"Permasalahan kompleks dalam sistem pembelajaran blended learning, seperti kesulitan dalam mempelajari materi, membutuhkan sebuah solusi yang komprehensif. Pendekatan makroergonomi dilakukan dalam penelitian ini karena makroergonomi mempelajari mengenai sistem kerja dan interaksinya dengan manusia. Salah satu pendekatan makroergonomi, yaitu Macroergonomics Analysis and Design diterapkan dalam penelitian ini. Berdasarkan analisa MEAD, didapat salah satu varians utama dalam blended learning adalah mahasiswa belum memahami secara benar materi perkuliahan.
Oleh karena itu, dibuatlah suatu standar operasional prosedur pembuatan komik edukasi sebagai media penyampaian materi perkuliahan sehingga materi perkuliahan dapat dibuat dalam bentuk komik dan mahasiswa lebih mengerti materi perkuliahan yang diberikan. Standar operasional prosedur pembuatan komik edukasi terbagi dalam 2 bagian, yaitu SOP proses pembuatan komik yang dijelaskan dengan IDEF0 dan SOP desain komik yang terdiri dari desain gambar dan halaman (tampilan) komik dan desain cerita.

Problem complexity in blended learning system, like getting difficulty in learning course material, need a comprehensive solution. Macroergonomics approach is implemented in this research since macroergonomics learns about work system and its interaction with human. One of the macroergonomics approaches, which is Macroergonomics Analysis and Design is applicated in this research. According to MEAD analysis, one of the key variance in blended learning is the students are not fully understand with course material.
Therefore, there is a need to make framework for developing education comic as course material media, so all of course materials can be transformed into comic and the students are more understand with the course material that given to them. The standar operational procedure itself is classified into 2 parts, which are SOP comic making process that described with IDEF0 model and SOP comic design that consists of pages and image view comic and story design.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sagala, Stefan Andreas Natigor
"Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk sebesar 250 juta orang. Kemajuan teknologi memudahkan segala hal, termasuk penggunaan ciptaan musik. Baik Negara, lembaga-lembaga dengan fokus hak cipta, maupun pencipta musik itu sendiri ingin agar ciptaannya dihargai dengan adil. Maka dibentuklah suatu lembaga yang dikenal dengan sebutan LMK untuk menjawab permasalahan itu. Namun seiring berjalannya waktu, kehadiran LMK sering dipertanyakan oleh masyarakat. Pendekatan LMK untuk melakukan pemungutan royalti dari pengguna ciptaan musik sering dianggap tidak memiliki dasar. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta (UUHC 2014) telah mengakomodasi pengaturan LMK. Maka setiap LMK yang melakukan fungsi pemungutan dan pendistribusian royalti di Indonesia harus tunduk terhadap setiap ketentuan yang sudah tertulis dalam undang-undang tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis apakah WAMI sudah memenuhi seluruh ketentuan sebagai LMK yang menjalankan kegiatannya di Indonesia sebagaimana diatur dalam UUHC 2014, dan melakukan suatu studi perbandingan yang komprehensif dengan ASCAP dan CISAC untuk mendapatkan bilamana ada ketentuan yang tepat untuk diberlakukan baik bagi WAMI maupun bagi UUHC 2014. Skripsi ini merupakan penelitian hukum yang memiliki bentuk yuridis normatif. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa WAMI belum sepenuhnya memenuhi seluruh ketentuan sebagai LMK berdasarkan UUHC 2014.

Indonesia is a country with a population of 250 million people. Improvement in technology make it easier every way, including the use of music creation. Either the State, institutions with a focus on copyright, as well as the creator of the music itself wants their creation to be fairly rewarded. Therefore, formed an organization known as the CMO to address the problem. But over time, the presence of the CMO is often questioned by the public. CMO approach to collecting royalties from users of music creation is often considered to have no basis. Act Number 28 of 2014 About Copyrights (Copyright Law 2014) has accommodated arrangements on CMO. So every CMO that performs the function of collecting and distributing royalties in Indonesia should be subject to any conditions that are written in the law. The purpose of this study is to analyze whether WAMI had complied with all the provisions as CMO carrying out its activities in Indonesia as stipulated in Copyright Law 2014, and conduct a study of a comprehensive comparison with ASCAP and CISAC to get whenever there are appropriate provisions to be applied for both WAMI and for Copyright Law 2014. This thesis is a study of law having normative juridical form. This study concludes that WAMI has not fully complied with all the provisions as CMO based on Copyright Law 2014.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S64950
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindy Della Prasetya
"ABSTRAK
Nama : Nindy Della PrasetyaProgram Studi : Profesi ApotekerJudul : Praktek Kerja Profesi di Apotek Hidup Baru Periode Bulan September 2016Praktek kerja profesi di Apotek Hidup Baru periode Bulan September 2016 bertujuan untuk memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam pengelolaan apotek, serta melakukan praktek pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika yang berlaku. Memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di Apotek. Memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktek kefarmasian serta mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktek kefarmasian. Selain itu, dalam praktek kerja profesi mendapatkan tugas khusus, yaitu pembuatan standar prosedur operasional pelayanan resep narkotika di Apotek Hidup Baru sesuai dengan peratuan perundangan yang berlaku.Kata Kunci : apotek, apotek hidup baru, praktek kerja profesi, standar prosedur operasional x 61 : 12 lampiranReferensi : 11 1993 ndash; 2016

ABSTRACT
ABSTRACT Name Nindy Della PrasetyaStudy Program ApothecaryTitle Internship at Apotek Hidup Baru Period September 2016The aims of internship at Apotek Hidup Baru on September 2016 are to understand about roles and responsibility pharmacist in pharmacy, according to regulations and ethics in particular pharmaceutical care and health care in general. Having insight, knowledge, skill, and practical experience for doing pharmaceutical care. Having an example about pharmaceutical care problem and learning strategies that can implemented in pharmaceutical care development. Additionally, in this internship also have a special assignment to create standard operating procedure narcotic prescription services at Apotek Hidup Baru according to regulations.Keywords pharmacy, apotek hidup baru, internship, standard operating procedure x 61 12 appendicesBibliography 11 1993 ndash 2016 "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Almadani Jayadi
"

BIM 4D dapat digunakan sebagai media komunikasi visual yang dapat mensimulasikan proses konstruksi, termasuk proyek infrastruktur, kepada seluruh stakeholder. Salah satu keuntungannya adalah dapat meningkatkan kualitas komunikasi yang dapat memberikan dampak positif terhadap tahap perencanaan waktu konstruksi, yang mana merupakan salah satu aspek penting pada proses bisnis kontraktor. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui wawancara, validasi pakar, dan observasi partisipatif untuk mengidentifikasi aktivitas utama pada fase perencanaan waktu konstruksi, peran BIM 4D dalam aktivitas tersebut, dan stakeholder yang terlibat. Sebagai hasilnya, dikembangkan suatu strategi perencanaan waktu konstruksi berbasis BIM 4D dalam bentuk prosedur operasional standar dan alur komunikasi, agar dapat digunakan sebagai referensi pedoman implementasi BIM di Indonesia.

 


4D BIM can be utilized as a visual communication media that simulates construction process, including infrastructure projects, to all stakeholders. One of its benefits is to enhance communication quality that can positively affect infrastructure construction time planning phase, which was one of the most important aspect in contractor`s business process. This research used qualitative method through interviews, expert validation, and participative observation to identify main activities in construction time planning phase, 4D BIM role in those activities, and involved stakeholders. As a result, 4D BIM based construction time planning strategy in the form of standard operating procedure and communication flow was developed to be used as guideline references for BIM implementation in Indonesia.

 

"
2019
T53220
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panca Yuliasih
"Jatuh merupakan kondisi yang tidak diharapkan. Jatuh dapat memberikan dampak yang tidak diinginkan bagi pasien maupun rumah sakit. Kepatuhan perawat menjadi penting dalam melaksanakan Standar Prosedur Operasional (SPO) pencegahan pasien jatuh. Penulisan ini bertujuan agar teridentifikasi tingkat kepatuhan perawat dalam melaksanakan pencegahan pasien jatuh di ruang rawat inap. Jumlah responden dalam penulisan ini adalah 28 perawat. Pengambilan responden dengan teknik purposive sampling. Analisis dilakukan dengan kuesioner dari penelitian sebelumnya dan disesuaikan kembali dengan SPO instansi terkait. Data dikumpulkan dalam kuesioner tersebut yang terdiri dari 27 pernyataan. Hasil penulisan menunjukkan bahwa kepatuhan perawat dalam pencegahan pasien jatuh di ruang rawat inap sebagian besar dikategorikan patuh dalam rentang 3,21–3,68. Hasil penulisan ini merekomendasikan perawat selalu dipertahankan kepatuhannya terhadap SPO pencegahan pasien jatuh dan selalu memberikan edukasi kepada pasien dan penunggu pasien sehingga dapat mengaplikasikan peranannya dalam upaya pencegahan pasien jatuh. Dalam melakukan pencegahan pasien jatuh diperlukan fungsi pengawasan dan kontroling secara ketat oleh kepala ruangan sebagai langkah awal mendisiplinkan perawat untuk melaksanakan pencegahan pasien jatuh. Selain itu juga diharapkan adanya program resosialisasi, pelatihan, dan motivasi secara berkala oleh kepala ruangan. Dengan demikian dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan.

Falling conditions are not expected. Falling can have an unwanted impact on patients and hospitals. Nurse compliance is important in implementing Standard Operating Procedures (SOP) for preventing patient falls. This writing aims to identify the level of compliance of nurses in implementing patient fall prevention in the inpatient room. The number of respondents in this writing is 28 nurses. Taking respondents with purposive sampling technique. The analysis was carried out using a questionnaire from previous studies and readjusted to the SPO of the relevant agency. Data was collected in the questionnaire which consisted of 27 statements. The results showed that the adherence of nurses in preventing patient falls in the inpatient room was mostly adherent in the range of 3.21–3.68. The results of this paper recommend that nurses always maintain adherence to the SPO for preventing patient falls and always provide education to patients and patient caretakers so that they can implement their functions in preventing patient falls. In preventing patient falls, strict supervision and control functions are needed by the head of the room as the first step in disciplining nurses to carry out patient fall prevention. In addition, it is also hoped that there will be periodic socialization, training and motivation programs by the head of the room. Thus it can increase public confidence in the health services provided"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annesya Shafira Amartya
"Kasus kematian anak yang diduga akibat gagal ginjal akut diduga akibat dari kontaminasi Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol (EG) dalam obat sirup yang konsumsi anak. BPOM telah menelusuri obat sirup yang terdaftar dan beredar di Indonesia dengan melakukan sampling dan pengujian bertahap. Hasil investigasi menyatakan terdapat beberapa produk obat yang menujukkan kadar cemaran DEG dan EG yang melebihi batas aman asupan harian, yaitu 0,5 mg/kg. Penarikan obat dilakukan pada obat dan/atau bahan obat yang tidak memenuhi standar persyaratan keamanan, khasiat, mutu, dan label. Penarikan obat berupa penarikan wajib atau mandatory recall karena penarikan diperintahkan Kepala BPOM kepada pemilik industri farmasi melalui instruksi penarikan. PBF menerima surat penarikan melalui prinsipal berupa surat resmi yang ditujukan kepada pinpinan fasilitas distribusi. Surat penarikan berisi nama item, nomor bets hingga level bets, dan batas waktu penarikan hingga pengembalian ke prinsipal. Tujuan POB Penarikan Obat adalah untuk memastikan proses penarikan obat dan/atau bahan obat dari seluruh gudang dan/atau pelanggan dilakukan dengan tepat waktu, tepat jumlah, dan proses yang benar. Sebelum membuat POB, perlu mengetahui prosedur pembuatan POB untuk menjadi acuan dan meminimalisir kesalahan. Dengan dibuatnya POB, alur penarikan akan jelas dan tidak meminimalkan kekeliruan dalam menjalankan tugasnya kepada bagian-bagian yang ditugaskan.

The case of child death which was suspected to be due to acute kidney failure was thought to be due to contamination of Diethylene Glycol (DEG) and Ethylene Glycol (EG) in the syrup medicine consumed by the child. BPOM has traced syrup drugs registered and circulating in Indonesia by carrying out sampling and testing in stages. The results of the investigation stated that there were several medicinal products whose levels of DEG and EG contamination exceeded the safe daily intake limit, namely 0.5 mg/kg. Drug recalls are carried out on drugs and/or drug ingredients that do not meet standard safety, efficacy, quality and label requirements. Drug recalls are in the form of mandatory recalls because the recalls was ordered by the Head of BPOM to the owners of the pharmaceutical industry through recall instructions. PBF receives a recall letter through the principal in the form of an official letter addressed to the distribution facility principal. The recall letter contains the name of the item, the bet number up to the bet level, and the recall time limit until it is returned to the principal. The purpose of the Drug Recall POB is to ensure that the process of withdrawing drugs and/or medicinal ingredients from all warehouses and/or customers is carried out on time, in the right quantities, and correct process. By creating a POB, the flow of recalls will be clear and will not minimize errors in posting to the assigned sections"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>